Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH PEMBERIAN PROPOLIS MELALUI PERENDAMAN EMBRIO DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP KEBERHASILAN JANTANISASI PADA IKAN CUPANG (Betta splendens) Indreswari, Annisa Rizkia; Susilowati, Titik; Yuniarti, Tristiana
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (605.409 KB)

Abstract

Ikan cupang yang berkelamin jantan mempunyai warna yang lebih menarik dan memiliki nilai komersial lebih tinggi daripada betina. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perendaman propolis terhadap persentase kelamin jantan ikan cupang, serta dosis terbaik. Propolis berfungsi sebagai antioksidan, di dalam propolis chrysin yang diduga dapat digunakan untuk pengarahan kelamin. Chrysin merupakan salah satu bahan penghambat enzim aromatase atau lebih dikenal dengan aromatase inhibitor. Aromatase inhibitor merupakan penghambat dari reaksi enzim aromatase sehingga tidak terjadi biosintesa estrogen, akibatnya hanya akan muncul efek jantanisasi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen dan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan tersebut adalah A dosis 0 µl, perlakuan B dosis 50 µl, perlakuan C dosis 100 µl, dan perlakuan D dosis 150 µl dengan waktu perendaman yaitu 24 jam. Data yang diamati meliputi derajat penetasan telur, persentase jantan dan betina (%), kelulushidupan (SR) dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukan bahwa derajat penetasan telur ikan cupang tertinggi adalah pada perlakuan D 90.00%±4.00. Persentase kelamin jantan dan betina perlakuan A yaitu 49.12%±1.52; 50.88%±1.52, perlakuan B 67.04%±5.80; 32.96%±5.80, perlakuan C 72.53%±3.00; 27.47%±3.00 dan perlakuan D 63.20%±5.26; 36.80%±5.26. Kelulushidupan (SR) ikan cupang tertinggi adalah pada perlakuan D 90.36%±2.63. Kualitas air pada media pemeliharaan terdapat pada kisaran layak untuk budidaya Ikan Cupang (B. splendens) yaitu suhu 25-280C; pH 7,8-8,0; dan DO 2,55-3,02 mg/l. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perendaman menggunakan propolis dengan dosis yang berbeda pada perendaman embrio memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap persentase jantan dan betina sedangkan pada derajat penetasan dan kelulushidupan tidak berpengaruh nyata (P>0,05). Dosis terbaik adalah pada perlakuan C dengan dosis perendaman 100 µl selama 24 jam yang menghasilkan persentase jantan sebesar 72,53%±3.00. Male betta fish has attractive color than female betta fish. This research aimed to know the effect of propolis in embryo Immersion with different doses on masculinisation percentage of Betta Fish (Betta splendens). Propolis has a function as antioxidant and its chrysin is able to affect sex-reversal in fish. Chrysin is known as aromatase inhibitor. Aromatase inhibitor inhibits biosynthesise of estrogen, so that would make masculinization effect in fish. This research applied experimental method with Completely Randomised Design (CRD) which consists of 4 treatments and 3 replicates. Treatment A was 0 µl of propolis; Treatment B was 50 µl; Treatment C was 100 µl; and Treatment D was 150 µl with 24 hours immersion time. Measuring variables of this research were hatching rate, male and female percentage, survival rate (SR) and water quality. The results showed that hatching rate in the highest was in treatment D 90.00±4.00%. Male and female percentage value in Treatment A was 49.12±1.52% (male) and 50.88±1.52% (female); Treatment B 67.04±5.80% and 32.96 ±5.80%; Treatment C 72.53±3.00% and 27.47±3.00%; and Treatment D 63.20±5.26% and 36.80±5.26%. Survival rate (SR) in The highest was in treatment D 90.36±2.63%. Water quality range value were temperature 25-28oC; pH 7.8-8.0; and DO 2.55-3.02 mg/l. The conclusion of this research was that embryo immersion with different doses of propolis  made significant effect (P<0.05) on male and female percentage. Treatment C (100 µl of propolis) given the highest percentage number of male betta fish 72.53±3.00.
PENGGUNAAN COPEPODA, Oithona sp. SEBAGAI SUBTITUSI Artemia Sp., TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN LARVA UDANG VANAME (Litopenaeus Vannamei) Lestari, Indah; Suminto, - -; Yuniarti, Tristiana
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (511.839 KB)

Abstract

Penggunaan pakan alami Artemia impor dalam pembenihan udang yang meningkat membuat permintaan Artemia impor selalu tinggi. Perlu ada pengganti Artemia impor mengingat stok Artemia di alam terbatas dan untuk menekan biaya produksi yang semakin tinggi dan memanfaatkan sumberdaya pakan alami dari perairan Indonesia. Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pemberian pakan berupa Oithona sp., sebagai subtitusi Artemia sp., terhadap pertumbuhan dan tingkat kelulushidupan larva udang vaname (L. vannamei). Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah larva udang stadia M-3 dan padat tebar 50 ekor/L.. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 perlakuan dan 5 kali ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini: perlakuan A (100% Instar I Artemia), B (50% Oithona dan 50% Instar I Artemia). Data yang diamati meliputi perkembangan larva, pertumbuhan larva, tingkat kelulushidupan dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan alami 100% Instar I Artemia sp., dan menggunakan 50% Instar I Artemia sp. dan 50%   Oithona   sp. tidak berbeda nyata (P<0,05) terhadap pertumbuhan panjang dan bobot, tetapi berbeda nyata(P>0,05) terhadap tingkat kelulushidupan pada larva udang vaname. Nilai tingkat kelulushidupan larva pada stadia PL-10 yang tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan A sebesar 82.6±1.67%,sedangkan untuk perlakukan B lebih rendah yaitu 77,6±1.14%. Disimpulkan bahwa pemeliharaan larva udang vaname (L. vannamei) dari stadia M-3 sampai PL-10 yang diberi pakan alami, 100% Artemia Instar I, dengan yang diberi pakan alami, 50% Artemia Instar I dan 50% Oithona sp., tidak terjadi perbedaan yang nyata pada bobot rata-rata individu larva,panjang rata-rata individu larva, dan rata-rata prosentase perkembangan stadia larva, tetapi berbeda nyata terhadap tingkat kelulushidupan larva. The use of lives food Artemia import in shrimp hatcheries makes Artemia's import demand always high. There should be Artemia substitution imported, given that Artemia supplies are limited and depress higher production costs and utilize natural food sources from Indonesian waters. The purpose of this research activity is to know the difference of feeding of Oithona sp., As substitution of Artemia sp., To growth and survival rate of shrimp larvae (L. vannamei). Shrimp samples used in this study were M-3 stage with density of 50 individuals/L. The experimental method was applied in this study with Completely Randomized Design (CRD) with 2 treatments and 5 replicates. Those treatments were:  A (100% Instar I Artemia), B (50% Oithona and 50% Instar I Artemia) The observed data included the development of larvae, growth of larvae, survival rate and water quality. The results showed that the feeding of natural 100% Instar I Artemia sp., And using 50% Instar I Artemia sp. and 50% Oithona sp. was not significantly different (P <0.05) on growth in length and weight, but was significantly different (P>0.05) from the survival rate of Whitelag shrimp larvae. The highest survival rate of larvae at PL-10 stage with treatment A was 82.6 ± 1.67%, while for treatment B lower was 77.6 ± 1.14%.  Concluded that the maintenance of whitelag shrimp larvae (L. vannamei) from M-3 to PL-10 was use 100% Artemia Instar I, with use 50% Artemia Instar I and 50% Oithona sp. did not differ significantly on the average weight of the individual larvae, the average length of the individual larvae, and the mean percentage of stadia larvae, but differed significantly on the survival rate of the larvae.
PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG TESTIS SAPI DENGAN DOSIS YANG BERBEDA DALAM PAKAN YANG MENGANDUNG rGH TERHADAP RASIO JENIS KELAMIN, PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Huda, Rachmat Nurul; Susilowati, Titik; Yuniarti, Tristiana
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (551.507 KB)

Abstract

Budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus) terus dikembangkan hingga saat ini. Berbagai teknologi dalam bidang perikanan telah diterapkan, salah satunya yaitu sex reversal dalam hal ini jantanisasi. Ikan nila jantan lebih cepat pertumbuhannya dari pada ikan nila betina sehingga dapat meningkatkan hasil produksi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung testis sapi dan dosis terbaik tepung testis sapi dalam pakan yang mengandung  rGH terhadap rasio jenis kelamin, pertumbuhan dan kelulushidupan ikan nila. Bahan uji yang digunakan adalah larva ikan nila dengan stadia larva yang berumur 7 hari setelah lepas kuning telur dan memiliki bobot rata-rata 0,07 gram/ekor. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini yaitu dengan menambahkan tepung testis sapi dengan dosis pada perlakuan A (0%/kg pakan), perlakuan B (3%/kg pakan), perlakuan C (6%/kg pakan) dan, perlakuan D (9%/kg pakan). Pakan pada setiap perlakuan dalam penelitian ini telah ditambahkan rGH dengan dosis 2 mg/kg pakan. Data yang diamati meliputi rasio jenis kelamin, laju pertumbuhan spesifik (SGR), dan tingkat kelulushidupan (SR) ikan nila. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan C (6% tepung testis sapi/kg pakan) memberikan hasil terbaik dimana nilai rasio jenis kelamin jantan sebesar 74,44±5,09% dan laju pertumbuhan spesifik sebesar 9,48±0,10% bobot/hari. Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu adanya pengaruh nyata terhadap rasio jenis kelamin dan tingkat pertumbuhan spesifik, namun tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat kelulushidupan ikan nila dengan pemberian dosis tepung testis sapi terbaik adalah 6% tepung testis sapi/kg pakan. Tilapia fish (Oreochromis niloticus)cultivation still continue to be developed until nowdays. Many fisheries technology had been applied, and one of them is sex reversal which is masculinization. Male tilapia fish grows faster than the female one, so this can boost the produce of the fish. This research aims to know the effect of cow testicle flour addition and determine the best dosage on the fish feed which contains rGH towards the male-sex ratio, growth, and survival rate of tilapia fish. The material which used in this research was tilapia fish (O. niloticus) which under the larvae phase 7 days post the separated egg yolk which have average weight of 0,07 grams/each. This research used experimental methods with Completely Randomized Design of 4 treatments and 3 times of repetitions. The treatments in this research was addition of  different dosage of bull testicle which treatment A (0%/kg fish feed),treatment B (3%/kg fish feed), treatment C (6%/kg fish feed) and, treatment D (9%/kg fish feed). The fish feed in every treatment had been added with 2mg rGH/kg fish feed. Data observation  during this research were male-sex ratio, specific growth rate (SGR), and survival rate (SR) of tilapia fish. Results of the research showed that treatment C (6%/kg fish feed) gave the best result as male-sex ratio by 74,44±5,09% and specific growth rate by 9,48±0,10% weight/day. Conclusion obtained from this research was: there was different result  towards the male-sex ratio and specific growth rate, but there was no difference between the treatments towards the survival rate, the best bull testicle flour dosage was 6%/kg fish feed.
PENGARUH PENAMBAHAN KOMBINASI OMEGASQUA DAN KLOROFIL TERHADAP FEKUNDITAS, DAYA TETAS DAN KELULUSHIDUPAN LARVA IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias sp.) Azizati, Very Luftia; Sudaryono, Agung; Yuniarti, Tristiana
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.187 KB)

Abstract

Ikan lele sangkuriang (Clarias sp.) merupakan salah satu jenis ikan ekonomis yang dimanfaatkan sebagai ikan konsumsi air tawar dengan produksi cukup tinggi dan digemari masyarakat. Permasalahan yang ada dalam budidaya ikan lele adalah Induk-induk lele sulit untuk cepat matang gonad, fekunditas, daya tetas, dan kelulushidupan menjadi rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan kombinasi omegasqua dan klorofil terhadap fekunditas, daya tetas, dan kelulushidupan larva ikan lele sangkuriang, serta untuk mengetahui rasio omegasqua dan klorofil yang paling tepat menghasilkan performansi reproduksi induk ikan lele. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimental menggunakan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan lele sangkuriang yang dipelihara dengan penambahan pakan yang dicampur dengan omegasqua dan klorofil berpengaruh sangat nyata terhadap daya tetas telur (P<0,01), namun tidak berpengaruh nyata terhadap fekunditas dan kelulushidupan. Nilai fekunditas berkisar antara 51.515–59.714 butir/Kg. Nilai tertinggi dari daya tetas telur pada perlakuan B (2,5 mL omegasqua/kg pakan dan 2,5 mL klorofil/kg pakan) dengan nilai rerata 50,00±1,76%. Nilai kelulushidupan berkisar antara 66,33–73,20%. Sangkuriang Cat Fish (Clarias sp.) is one of economic fish which as mackerel consumption which is high enough producted and greatly consumed by society. The problem we often find of Cat Fish cultivation is mothers of that sort ripe slowly and its low of gonad, fecundity, crack ability, survival ability. The purpose of this research is to know influence of inceeasing omegasqua and chlorophyll to fecundity, crack ability, and survival ability of Sangkuriang Cat Fish larvae, and to know Omegasqua ratio with the usefull chlorophyll to produce better performance of Cat Fish reproduction. This research adopts experimental method with model of Comprehensive Random Plan (CRP) with 4 treatments and 3 repetations.  The result of this research shows Sangkuriang Cat Fish which is raised with Omegasqua and chlorophyll mixed influences to crack ability (P<0,01) but not influence to fecundity and survival ability. The number of fecundity is between 51.515 -–59.714 eggs number. The highest number of crack abilitycis B treatment (2,5 mL Omegasqua/kg to feed and 2,5 mL chlorophyll/kg to feed) with average number 50,00±1,76%. Number of survival ability between 66,33%–73,20%.
PENGARUH KEPADATAN BERBEDA MENGGUNAKAN rGH PADA PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Sibarani, Dian Afdelima; Susilowati, Titik; Yuniarti, Tristiana
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.583 KB)

Abstract

Kepadatan merupakan hal yang penting dalam usaha pendederan karena akan mempengaruhi oksigen terlarut dan ammonia. Pemberian rGH dengan metode oral atau melalui pakan terbukti dapat mempercepat pertumbuhan ikan dikarenakan rGH yang tercampur dalam pakan dapat lebih mudah masuk kedalam tubuh ikan. Fungsi dari rGH adalah sebagai pengatur pertumbuhan, reproduksi, system imun, tekanan osmosis pada ikan teleostei, dan  pengatur metabolism. Pemanfaatan sistem resirkulasi dapat menciptakan lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan ikan. Hal tersebut dapat menghasilkan tingkat produktivitas yang tinggi dalam wadah budidaya dengan mortalitas yang rendah dan tingkat kelulushidupan yang tinggi. Sistem resirkulasi merupakan wadah pemeliharaan ikan yang menggunakan system perputaran air yaitu air mengalir dari satu wadah ke wadah yang lain melalui filter yang berguna untuk menjaga kualias air. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kepadatan yang berbeda terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila yang menggunakan rGH dengan kepadatan berbeda pada sistem resirkulasi dan untuk mengetahui kepadatan yang dapat memberikan pertumbuhan dan kelulushidupan terbaik. Penelitian ini dilakukan di Balai Benih Ikan Siwarak, Ungaran, Kab. Semarang. Penelitian dilakukan selama 63 hari dari bulan November 2014 – Januari 2015. Wadah yang digunakan berupa akuarium ukuran (50x30x30) cm3 sebanyak 12 buah yang diisi air sebanyak 20 liter dan dialiri air dari ember yang sudah diisi dengan filter bioball. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan padat penebaran 20, 40, 60 dan 80 ekor/wadah, dimana masing-masing perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali. Jenis pakan bubuk berupa pakan komersial diberikan secara at satiation. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah padat penebaran tidak berbeda nyata terhadap kelulushidupan, namun memberikan perbedaan yang nyata terhadap pertumbuhan panjang mutlak dan perbedaan yang sangat nyata terhadap laju pertumbuhan spesifik. Kepadatan yang dapat memberikan pertumbuhan dan kelulushidupan terbaik terdapat pada padat penebaran sebanyak 20 ekor/wadah, dimana dengan nilai Pertumbuhan Panjang Mutlak adalah 9,08±0,43, nilai SGR 9,07 %/hari, nilai FCR 1,18±0,00, dan PER 3.33±0.10, nilai kelulushidupan terbaik adalah perlakuan A (padat penebaran 20 ekor/wadah) yang sama besarnya dengan perlakuan B (padat penebaran 40 ekor/wadah) yaitu sebesar 96,67 %. Density is important factor in breeding method because it will affected to dissolved oxygen and ammonia level. Giving rGH with oral method or adding into feed  has been proven to increasing the growth of Tilapia because rGH which adding into feed can enter to fish body easily. Function of rGH as growth, reproduction, immune system, osmotic pressure in teleost fishes and metabolism system controlling. Using recirculating system can creating an optimal environment for fish’s growth. If that will happen, can produce a high productivity in culture pond with low mortality and high survival rate. Reciculating system is fish culture tank that using water circulating then flowing tank to tank through a filter which function is maintaining of water quality. This research was aimed to find out the effect of different rearing density that using  rGH to growth and survival rate of Tilapia larvae in recirculating system and knows the best density for increasing growth and survival rate. This research was conducted in 63 days from November 2014 to January  2015 at Balai Benih Ikan Siwarak, Ungaran, Kab. Semarang. The fish culture tank is an aquarium size of 50x30x30cm, total amount 12, each aquarium filled water 20 liters and flowing water from bucket that filled with bioball filter. This research used Completely Randomised Design with five treatment (stock density 20, 40, 60 and 80 fish/tank) and three replication. Feed type is a powder commercial feed with using feeding method at satiation. The results is different rearing density not significantly different for survival rate, but significantly different for relative growth rate (RGR) and very significantly different for Specific Growth Rate (SGR). Stocking density that giving the best growth and survival rate is 20 fish/tank (treatment A) with RGR 9,08 ± 0,43, SGR 9,07%/day, FCR is 1,18±0,00 and PER 3,33±0,10, the best survival rate in treatment A (20 fish/tank) and treatment B (40 fish/tank) is 96,67%.
PENGARUH PEMBERIAN REKOMBINAN HORMON PERTUMBUHAN (rGH) MELALUI METODE ORAL DENGAN INTERVAL WAKTU YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN BENIH IKAN LELE var SANGKURIANG (Clarias gariepinus Burchell, 1822) Kertapati, Panji Inu; Basuki, Fajar; Yuniarti, Tristiana
Journal of Aquaculture Management and Technology Vol 3. No 2 (2014): Journal of Aquaculture Management and Technology
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.593 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh efektifitas penambahan rGH pada pakan terhadap laju pertumbuhan dan kelulushidupan ikan lele sangkuriang dan mengetahui interval waktu yang optimal pemberian rGH terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan ikan lele sangkuriang. Penelitian ini dilaksanakan di Satker PBIAT Ngrajek, Magelang, pada bulan Agustus-November 2013. Ikan uji yang digunakan pada penelitian ini adalah larva ikan lele sangkuriang yang kuning telurnya telah habis dan sudah dapat mencerna pakan buatan.  Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) 4 perlakuan dan 3 kali ulangan, yaitu pemberian rGH dengan dosis 2 mg pada pakan dengan interval waktu yang berbeda (A), kontrol (B), 3 hari (C),4 hari (D)5 hari. rGH yang digunakan berasal dari ikan kerapu kertang (ElrGH). Hasil pengamatan pertumbuhan bobot spesifik didapat nilai pada perlakuan A sebesar 5,6±0,15, B sebesar 6,95±0,04, C sebesar 6,65±0,21, D sebesar 6,51±0,09. Pada pengukuran panjang mutlak didapat hasil pada perlakuan A sebesar 4,04±0,13, B sebesar 5,81±0,11, C sebesar 5,42±0,04, dan D 5,02±0,17. Nilai konversi pakan pada perlakuan A 1,2±0,06, B 0,5±0,03, C 0,63±0,04, D 0,77±0,07. SR yang didapat selama pemeliharaan pada perlakuan A 72,67±2,31, B 89,00±2,00, C 82,00±4,58, D 75,67±3,06. Hasil dari analisis ragam pada pertumbuhan bobot spesifik, panjang mutlak, FCR, dan SR menunjukan pemberian rGH dengan interval waktu yang berbeda mempunyai hasil yang berbeda sangat nyata (P<0,01) dibandingkan dengan kontrol. Pemberian rGH dapat meningkatkan pertumbuhan bobot spesifik sebesar 24,1%, panjang mutlak 43,8%, kelulushidupan 22,47% sedangkan, pemberian rGH  dapat menurunkan nilai FCR sebesar 58,3% terhadap kontrol. The purpose of this research were measure of effect on the effectiveness adding rGH feed on growth rate and survival rate sangkuriang catfish and determine the optimal time interval rGH administration on the growth and survival of sangkuriang catfish. This research took place in Ngrajek Freshwater Fish Hatchery and Aquaculture Unit, Magelang, from August-November 2013. The fish samples used in this study was that sangkuriang catfish larvae yolk has been exhausted and it can digest artificial feed. This research applied 4 treatments and 3 replications were with 2 mg’s rGH dose add to pellet with different interval of time (A) control, (B) 3 days, (C), 4 days, and then (D) 5 days. The  rGH used from giant grouper fish (rElGH).  The value of threatment A weight specific growth rate 5,6±0,15, B 6,95±0,04, C 6,65±0,21, and D 6,51±0,09. In absolute length measurement results obtained in the treatment of A 4,04±0,13, B of 5,81±0,11, 5,42±0,4 for C, and D 5,2±0,17. Feed conversion value in treatment A 1,2±0,06, B 0,5±0,03, C 0,63±0,04, D 0,77±0,07. SR obtained during the maintenance treatment A 72,67±2,31, B 89,00±2,00, C 82,00±4,58, D 75,67±3,06. Results of analysis of variance on SGR growth, the absolute length, FCR, and SR showed rGH administration with different time intervals have different results highly significant (P <0.01) compared with controls. Giving spesific weigth rGH can increase by 24,1%, 43,8% absolute length, 22,47% survival rate. In countrary, it can reduce the FCR 58,3% of control.
PENGARUH PERBEDAAN DOSIS MADU DALAM PAKAN YANG MENGANDUNG rGH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN RASIO JENIS KELAMIN PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Nuha, Ulin; Susilowati, Titik; Yuniarti, Tristiana
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (601.911 KB)

Abstract

Kebutuhan akan benih ikan nila juga tinggi untuk memenuhi target produksi. Beberapa cara telah dilakukan untuk menghasilkan ikan monoseks jantan, seperti penggunaan hormon 17α-metiltestosteron Akan tetapi, semakin sulit dan terbatasnya ketersediaan hormon tersebut, maka diperlukan bahan lain yang lebih mudah didapat dan lebih efisien dalam pemanfaatannya. Selain itu, diperlukan alternatif metode sex reversal yang lebih efektif dan efisien secara alami untuk menghasilkan benih ikan nila yang berkualitas. Cara untuk mendapatkan ikan jantan lebih banyak dapat dilakukan dengan metode sex reversal. Monoseks jantan dapat dilakukan melalui pemberian suplemen madu lebah hutan. Rekombinan hormone pertumbuhan (rGH) berfungsi mengatur pertumbuhan tubuh, reproduksi, sistem imun dan mengatur tekanan osmosis pada ikan teleostei. Pentingnya peneltian tentang jantanisasi menggunakan madu dalam pakan yang diberi rGH dalam upaya mendapatkan benih yang unggul, pertumbuhan cepat dan menghasilkan monoseks jantan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh dosis madu terhadap pakan yang mengandung rGH terhadap pertumbuhan dan rasio jenis kelamin pada ikan nila dan dan mengetahui dosis madu terbaik dalam pakan yang mengandung rGH. Ikan uji yang digunakan adalah benih ikan nila larasati (Oreochromis niloticus) dengan bobot rata-rata 0,4 g/ekor dan panjang rata-rata 1,2 cm dengan padat tebar 80 ekor/wadah. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini: perlakuan A (dosis madu 0 ml/Kg pakan), B (dosis madu 25 ml/Kg pakan), C (dosis madu 50 ml/Kg pakan) dan D (dosis madu 75 ml/Kg pakan). Data yang diamati meliputi spesifik growth rate (SGR), food convertion ratio (FCR), total konsumsi pakan (TKP), survival rate (SR), presentase kelamin jantan dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan dosis madu dalam pakan yang mengandung rGH terhadap pertumbuhan dan rasio jenis kelamin pada ikan nila (O. niloticus) memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap SGR, FCR dan  presentase kelamin jantan. Dosis terbaik perlakuan D mampu menghasilkan SGR, FCR masing-masing sebesar 9,81%/hari dan 1,75gram presantase kelamin jantan terbaik sebesar 81,11%. The need for tilapia fish too high to meet production targets. Several ways have been made to produce a male monosex fish, such as the use of hormone 17α-methyltestosterone, however, the more difficult and limited availability of these hormones, then needed another material that is easier to get and more efficient utilization. In addition, the necessary alternative methods of monosex more effective and efficient naturally to produce high quality tilapia fish. How to get more male fish to do with sex reversal method. Male monosex can be done through the forest bee honey supplementation in the feed which refers to the process of reproduction. Recombinant growth hormone (RGH) regulates body growth, reproduction, immune system and regulate the osmotic pressure on the fish Teleostei. The importance of other research about the use of honey in the feed masculinization by rGH in effort to obtain a superior seeds, rapid growth and generate monosex males. The purpose of this research is to know the effect of a dose of honey to feed containing rGH on growth and sex ratio on tilapia and honey and determine best dosage in feed containing rGH. Test fish used is larasati tilapia fish (Oreochromis niloticus) with an average weight of 0.4 g / head and an average length of 1.2 cm with a stocking density of 80 fishes / container. This research used experimental method to completely randomized design 4 treatments and 3 repetitions. The treatment in this study: treatment A (dose of honey 0 ml / kg of feed), B (dose of honey 25 ml / kg of feed), C (dose of honey 50 ml / kg of feed) and D (at a dose of honey 75 ml / kg of feed). Data observed specific growth rate (SGR), food convertion ratio (FCR), total feed consumption (TKP), survival rate (SR), the percentage of male and water quality. The results showed that the dose differences in feed containing honey RGH on growth and sex ratio in tilapia (O. niloticus) provides highly significant effect (P <0.01) on the SGR, FCR and percentage of male sex. Best dose treatment D is able to produce SGR, FCR respectively of 9.81%/day and 1.75gram presantase best male sex by 81.11%.
PENGARUH LAMA PERENDAMAN TELUR DALAM LARUTAN TEPUNG TESTIS SAPI TERHADAP JANTANISASI IKAN RAINBOW (Melanotaenia sp.) Setiawan, Arif Bayu; Susilowati, Titik; Yuniarti, Tristiana
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (717.29 KB)

Abstract

Ikan hias pelangi (rainbow) merupakan salah satu ikan hias papua yang mempunyai bentuk dan warna yang unik yang memilki jenis yang sangat banyak ada yang sudah diberi nama dan ada yang belum, juga mempunyai nilai jual yang lumayan dan merupakan komoditas ekspor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama perendaman telur dalam tepung testis sapi dan mengetahui waktu yang terbaik terhadap jantanisasi ikan rainbow (Melanotaenia sp.). Penelitian ini dilaksanakan di APPIHIS Semarang pada bulan Oktober- Desember 2016 dengan metode penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Lama waktu perendaman yaitu perlakuan A selama 0 jam atau tanpa perendaman tepung testis sapi, perlakuan B 24 jam, perlakuan C 36 jam, perlakuan D 48 jam dan perlakuan E selama 60 jam dengan dosis yang sama yaitu sebanyak 60 ppm. Data yang diambil adalah persentase kelamin jantan, betina, kelulushidupan (SR) dan kualitas air. Analisis data menggunakan ANNOVA dan apabila terdapat pengaruh yang nyata makan dilanjutkan dengan uji Duncan. Persentase kelamin jantan dan betina didapatkan perlakuan A sebesar 28,43%±5,38; 71,57%±5,38, perlakuan B sebesar 62,67%±3,69; 37,33%±3,69, perlakuan C sebesar 59,92%±1,73; 40,08%±1,73, perlakuan D sebesar 44,27%±2,31; 55,73%±2,31 dan perlakuan E sebesar  33,06%±0,67; 66,94%±0,67. Kelulushidupan (SR) didapatkan pada perlakuan A sebesar 90,81%±2,06, perlakuan B sebesar 97,22%±0,92, perlakuan C sebesar 93,72%±1,09, perlakuan D sebesar 93,85%±1,35 dan perlakuan E sebesar 95,99%±1,68. Kesimpulan dari penelitian ini adalah lama perendaman telur yang berbeda berpengaruh terhadap jantanisasi ikan rainbow dan lama perendaman terbaik adalah pada perlakuan B dengan lama perendaman selama 24 jam menghasilkan persentase jantan sebesar 62,67%±3,69.Rainbow fish is one of the ornamental fish Papua that have unique shape and color who have very many species have already been named and there is not yet, also has a hefty selling value value and is an export commodity. This research aims to determine the effect of soaking in the testes flour cows and knowing the best time to jantanisasi rainbow fish (Melanotaenia sp.). This research was conducted in APPIHIS Semarang in October-December 2016 with the research method using a grou randomized design with 5 treatments and 3 replications. Length of time a soaking is without soaking the flour treatment A cow testicle, treatment B 24 hours, treatment C 36 hours, 48 hours of treatment D and E for 60 hours of treatment with the same dose as many as 60 ppm. Data taken is percentage of male genitals, female, survival rate (SR) and water quality. Analysis of data using ANOVA and if there is significant differences meal continue by Duncan test. The percentage of male and female A treatment obtained by 28.43% ± 5.38; 71.57% ± 5.38, treatment B by 62.67% ± 3.69; 37.33% ± 3.69, C treatment amounting to 59.92% ± 1.73; 40.08% ± 1.73, treatment D amounted to 44.27% ± 2.31; 55.73% ± 2,31 and treatment E of 33.06% ± 0.67; 66.94% ± 0.67. Survival rate (SR) be obtained at treatment A of 90.81% ± 2.06, treatment B by 97.22% ± 0.92, C treatment amounting to 93.72% ± 1.09, treatment D amounted to 93.85% ± 1,35 and treatment E of 95.99% ± 1.68. The conclusions of this study are different eggs soaking time affects the rainbow and old fish maskulinisasi best soaking is in treatment B with old soaking for 24 hours resulted in the percentage of males by 62,67%±3,69.   Rainbow fish is one of the ornamental fish Papua that have unique shape and color who have very many species have already been named and there is not yet, also has a hefty selling value value and is an export commodity. This research aims to determine the effect of soaking in the testes flour cows and knowing the best time to jantanisasi rainbow fish (Melanotaenia sp.). This research was conducted in APPIHIS Semarang in October-December 2016 with the research method using a grou randomized design with 5 treatments and 3 replications. Length of time a soaking is without soaking the flour treatment A cow testicle, treatment B 24 hours, treatment C 36 hours, 48 hours of treatment D and E for 60 hours of treatment with the same dose as many as 60 ppm. Data taken is percentage of male genitals, female, survival rate (SR) and water quality. Analysis of data using ANOVA and if there is significant differences meal continue by Duncan test. The percentage of male and female A treatment obtained by 28.43% ± 5.38; 71.57% ± 5.38, treatment B by 62.67% ± 3.69; 37.33% ± 3.69, C treatment amounting to 59.92% ± 1.73; 40.08% ± 1.73, treatment D amounted to 44.27% ± 2.31; 55.73% ± 2,31 and treatment E of 33.06% ± 0.67; 66.94% ± 0.67. Survival rate (SR) be obtained at treatment A of 90.81% ± 2.06, treatment B by 97.22% ± 0.92, C treatment amounting to 93.72% ± 1.09, treatment D amounted to 93.85% ± 1,35 and treatment E of 95.99% ± 1.68. The conclusions of this study are different eggs soaking time affects the rainbow and old fish maskulinisasi best soaking is in treatment B with old soaking for 24 hours resulted in the percentage of males by 62,67%±3,69.
PENGARUH PERENDAMAN RECOMBINANT GROWTH HORMONE (rGH) DENGAN DOSIS BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus, Linnaeus 1758) Faramida, Richa Na’imatul; Rejeki, Sri; Yuniarti, Tristiana
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (591.212 KB)

Abstract

Rajungan (Portunus pelagicus) merupakan hasil perikanan yang sangat potensial dan menjadi salah satu komoditi ekspor unggulan yang masih kurang optimal pertumbuhannya dan tingkat kelulushidupan benihnya sangat rendah. rGH berfungsi mengatur pertumbuhan tubuh, reproduksi, dan sistem imun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian rGH dengan dosis yang berbeda melalui metode perendaman terhadap laju pertumbuhan, frekuensi pergantian kulit, periode pergantian kulit, dan kelulushidupan rajungan serta mengetahui dosis perendaman rGH yang terbaik dari masing-masing perlakuan. rGH yang digunakan berasal dari ikan kerapu kertang. Hewan uji adalah crablet muda rajungan yang berumur 30-40 hari dengan bobot 2,26±0,72 gram. Padat tebar yang digunakan adalah 30 ekor/kolam yaitu terdiri dari 1 perlakuan 3 ulangan. Pakan yang diberikan adalah pakan rucah yang diberikan secara fix feeding rate 5% dari bobot tubuh. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan acak kelompok (RAK). Pemeliharaan dilakukan pada kolam semi indoor dengan menggunakan basket untuk tiap individu. Pemberian rGH dilakukan secara langsung dengan dosis 0 mg/L, 2 mg/L, 4 mg/L, dan 6 mg/L dengan 1 kali perendaman di awal pemeliharaan selama 1 jam. Pemeliharaan dilakukan selama 40 hari dan dilakukan pengukuran pertumbuhan setiap 10 hari sekali.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman hormon rGH berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap penambahan bobot dan laju pertumbuhan relatif bobot, dan tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap frekuensi molting, periode molting dan kelulushidupan. Perlakuan perendaman hormon rGH (B, C dan D) menunjukkan hasil bahwa ke tiga perlakuan tersebut tidak berbeda nyata. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perendaman hormon rGH selama 1 jam mampu meningkatkan bobot (6,83±1,02), dan RGR (6,32 ±0,88).       Blue swimming crab (Portunus pelagicus) is a potential fishery comodity and become one of the leading export that are still less than optimal growth and high mortality rate during on growing. rGH functions to regulated body growth, reproduction and immune system. The purpose of this research were to find out the effects of rGH hormon on the growth, moulting periode and frequency, and survival rate of blue swimming crab and to find out the dosege that gives the best growth and survival rate.  rGH hormone derived from giant crouper. Crablet of blue swimming crab 30 – 40 days old with average weight of 2,26±0,72 grams. Were used stocking density  was 30 individuals/tank. A Group Randomized Design was applied in this research. Maintenance of crab on a semi indoor pond with use of one basket for one individu. There were from treatments A 0 mg/L, B 2 mg/L, C 4 mg/L, and D 6 mg/L each treatment was replicated 3 times the blue swimming crab were immersed according to the treatment for 1 hours. Immersion is done directly without shocking salinity according to the prescribe dosage. Maintenance performed for 40 days and measured growth every 10 days. The result of the research showed that application of rGH significantly (P<0,05) affected relative growth rates, but no significant (P>0.05) affect on the moulting frequency, moulting period, and survival rate. Based on the result of this reaserch can be conclude and the dosage of 6 mg/L give the best result of growth (6,83±1,02) and RGR (6,32 ±0,88).              
PEMANFAATAN EKSTRAK UBI JALAR (Ipomoea batatas var Ayumurasaki) DALAM PAKAN UNTUK PERFORMA WARNA TUBUH, PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN IKAN RAINBOW (Melanotaenia praecox) Yaeni, Tri; Suminto, - -; Yuniarti, Tristiana
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (798.156 KB)

Abstract

Ikan rainbow sangat berpeluang baik dalam pasar lokal maupun ekspor. Salah satu faktor yang mempengaruhi nilai ekonomis ikan rainbow adalah warna. Warna pada tubuh ikan dihasilkan dari pakan yang mengandung karotenoid. Ubi jalar merupakan salah satu tanaman yang mengandung betakaroten. Kadungan betakaroten dari 100 gram ubi jalar adalah 9900 µg. Penelitian  ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak ubi jalar ungu terhadap peforma warna tubuh, pertumbuhan, kelulushidupan serta dosis yang terbaik. Penelitian dilaksanakan di Balai Benih Ikan Siwarak, Ungaran menggunakan metode penelitian rancangan acak lengkap 4 perlakuan dan 3 ulangan. Ikan uji yang digunakan adalah benih ikan rainbow berumur ± 2 bulan dengan bobot rata-rata 0,12±0,01 g/ekor. Dosis yang digunakan adalah perlakuan A tanpa penambahan ekstrak ubi jalar ungu, perlakuan B 100 mg/kg, perlakuan C 200 mg/kg dan perlakuan D 300 mg/kg. Analisis data menggunakan ANNOVA, apabila terdapat perbedaan yang nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan ekstrak ubi jalar ungu dalam pakan memberikan selisih nilai derajat hue sebesar 17,93±0,92 dan hasil terbaik pada penambahan ekstrak ubi jalar 200 mg/kg. Hasil pertumbuhan dan kelulushidupan terbaik pada perlakuan B sebesar 1,98%±0,44 dan 85,71%±14,29. Nilai Kualitas air selama penelitian masih berada dalam kisaran yang layak yaitu suhu 24-280C; pH 7-8; DO > 4 mg/L. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan ekstrak ubi jalar ungu kedalam pakan dengan dosis yang berbeda memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan peforma warna tubuh, efisiensi pemanfatan pakan dan tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan, kelulushidupan ikan rainbow. Rainbow fish which  have very good opportunity either in local or export markets. One of the that influence the economic value is its color. The color in its body produced by fishmeal which contains carotenoind. Sweet potatto is one of plants which has betacaroten that parts of carotenoid. The betacarotene contain from 100 grams sweet pottato is 9900 µg. This research aim to know the influnce extracted sweet potatto addition towards the body color performance , growth, survival rate, and proper the best dosage of the treatments. This research was held in Siwarak broodstock centre, Ungaran used experiment methods which  Completely Randomized Design with 4 treatments and 3 times of repetitions. The sample fish was rainbow fish aged of ±2 months which have average weight of 0,12±0,01 g/each. Dosages which used were treatment A without extracted sweet pottato, Treatment B 100 mg/kg, treatment C 200 mg/kg, treatment D 300 mg/kg. Data analysis used was ANOVA, if there was difference then continued with Duncan test. The result of this research showed that extracted sweet pottato addition in fishmeal gave hue gap value with the best was treatment 17,93±0,92 and the best treatment 200 mg/kg. The best growth rate and survival rate result given by treatment D 1,98%±0,18 and  85,71%±14,29. Water quality during the research still in the proper state, that were temperature as 24-280C; pH 7-8; DO > 4 mg/L. Conclusion gained in the research was extracted sweet pottato in the fishmeal with different dosages gave significant difference towards the color performance increasing, feed efficiency and did not gave any difference towards on growth and survival rate.
Co-Authors - Desrina, - -, Linayati - Adhika Widya Putra, Adhika Widya Adimahsyaf, Nur Fadhilah Agung Sudaryono Alfabetian Harjuno Condro Haditomo Alfabetian Herjuno Condro Haditomo Anis Marfuah Arfa, Mochammad Arifianto Heraedi Aryanti, Astarini Shabrina Atikah, Hasna Aulia Andhikawati Bagus Pratama, Muhammad Ibaneza Bambang Perwito, Bambang Benediktus Rianwara Ilham Gemilang, Benediktus Rianwara Ilham Boedi Rachman Desrina, - - Dewi Nurhayati Dian Afdelima Sibarani, Dian Afdelima Diana Chilmawati Diana Rachmawati Dicky Harwanto Dio Patria Yustysi Dyhar Rachmawati, Dyhar Erlangga, Muhammad Zufar Fajar Basuki Faramida, Richa Na’imatul Fitriyatus Shoimah Himawan, Asrul Huda, Rachmat Nurul Iman Ihsanudin Indreswari, Annisa Rizkia Janet Rizkiana Kahan Dwi Supardi Laksono Trisnantoro Larasati, Stya Latifah Apriliana Maisyaroh Lestari Lakhsmi Widowati Linayati, Linayati Luhur Moekti Prayogo Mahardhika Nur Permatasari Mohammad Bahrus Syakirin Muhamad Rifqi Nazar, Danella Austraningsih Puspa Ozan Faozi Panji Inu Kertapati Pinandoyo Pinandoyo Prasetyo, Muhammad Deny Haris Rahayu Pratiwi, Rahayu Restiana Wisnu Ariyati Ristiawan Agung Nugroho Saidunnafi, Saidunnafi Setiawan, Arif Bayu Siti Qotijah Slamet Budi Prayitno Sofi Hanif Solly Aryza Sri Hastuti Sri Rejeki Sri Rejeki Subandiyono Subandiyono Suminto Suminto Suminto, - - Suroso Suroso Syah, Ibrahim Brilian Teguh Prayoga Tita Elfitasari Titik Susilowati Tri Yusufi Mardiana Ulin Nuha, Ulin Very Luftia Azizati, Very Luftia Vivi Endar Herawati Wildah Faizati Wisnu Hadi Triwinarso Yaeni, Tri Yahya, Muhammad Zulkham Yundari, Yundari