Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH PEMBERIAN RECOMBINANT GROWTH HORMONE (rGH) MELALUI PAKAN DENGAN INTERVAL WAKTU YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SINTASAN BENIH IKAN TAWES (Puntius javanicus) Tristiana Yuniarti; Titik Susilowati; Ozan Faozi
Jurnal Riset Akuakultur Vol 17, No 1 (2022): (Maret, 2022)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Jembrana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.38 KB) | DOI: 10.15578/jra.17.1.2022.35-46

Abstract

Ikan tawes merupakan jenis ikan air tawar yang mempunyai potensi besar untuk dibudidayakan. Percepatan waktu produksi benih ikan tawes dapat dilakukan dengan merangsang pertumbuhan melalui aplikasi recombinant growth hormone (rGH) dalam pakan. Penentuan interval waktu pemberian pakan yang ditambahkan rGH sangat penting dikarenakan penggunaan interval waktu akan memengaruhi jumlah rGH yang masuk ke dalam tubuh ikan. Interval waktu yang tepat akan memberikan jumlah dosis rGH yang cukup yang dibutuhkan oleh ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interval waktu terbaik pemberian pakan yang ditambahkan rGH terhadap pertumbuhan dan sintasan benih ikan tawes (Puntius sp.). Ikan uji yang digunakan adalah benih ikan tawes ukuran 2,53 ± 0,15 cm dengan bobot 0,19 ± 0,08 g. Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan tiga ulangan yakni pemberian pakan tanpa rGH (perlakuan A), pemberian pakan rGH setiap hari (perlakuan B), pemberian pakan rGH setiap dua hari (perlakuan C), pemberian pakan rGH setiap tiap hari (perlakuan D). Masing-masing perlakuan terdiri atas tiga ulangan. Dosis hormon rGH dalam pakan adalah 2 mg/kg pakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pemberian rGH dalam pakan dengan interval waktu yang berbeda berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap total konsumsi pakan (TKP), rasio konversi pakan (FCR), pertumbuhan bobot mutlak dan panjang mutlak, efisiensi pemanfaatan pakan (EPP), dan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap specific growth rate (SGR), dan tingkat sintasan (SR). Interval waktu terbaik pemberian pakan yang ditambahkan rGH terhadap pertumbuhan dan sintasan benih ikan tawes (Puntius sp.) adalah setiap tiga hari sekali (perlakuan D) yang menghasilkan TKP (105,52 ± 4,32); FCR (1,22 ± 0,05); EPP (79,50 ± 3,88); SGR (4,90 ± 0,39); pertumbuhan bobot mutlak (1,80 ± 0,12); pertumbuhan panjang mutlak (2,68 ± 0,01).Tawes is a potential freshwater aquaculture fish species. Tawes hatchery technology is currently being improved where the production of its juveniles can be accelerated by supplementing recombinant growth hormone (rGH) in the feed. Determining the time of feeding interval of feed supplemented with rGH is pivotal to controlling the amount consumed and thus the expected effects of rGH. This study aimed to determine the effects of feeding time intervals on the growth and survival rate of tawes juvenile feed with rGH supplemented feed. Tawes juveniles with an average length of 2.53 ± 0.15 cm and weight of 0.19 ± 0.08 gram were used in this research. A commercial feed was supplemented with rGH at a dose of 2 mg/kg rGH. The experiment used a completely randomized design (CRD) with four treatments and three replications, namely feeding with feed containing no rGH (treatment A), feeding with feed containing rGH every day (treatment B), feeding with feed containing rGH every two days (treatment C), feeding with feed containing rGH every three days (treatment D). The results showed that different feeding time intervals of the feed significantly affected (P<0.05) the total feed consumption (TFC), feed conversion ratio (FCR), absolute weight and length growth, feed utilization efficiency (EPP). There was no significant effect (P>0.05) on the specific growth rate (SGR) and the survival rate (SR). The best time feeding interval was achieved by fish in treatment D (every three days feeding with rGH) indicated by better values of TFC (105.52 ± 4.32), FCR (1.22 ± 0.05), EPP (79.50 ± 3.88), SGR (4.90 ± 0.39), absolute weight gain (1.80 ± 0.12), absolute length gain (2.68 ± 0.01), and SR (93.33 ± 4.16).
MASKULINISASI IKAN CUPANG (Betta splendens) DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK PURWOCENG (Pimpinella alpina) PADA MEDIA PEMIJAHAN Siti Qotijah; Sri Hastuti; Tristiana Yuniarti; Subandiyono Subandiyono; Fajar Basuki
Pena Akuatika Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan Vol 20, No 1 (2021): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/penaakuatika.v20i1.1228

Abstract

ABSTRAK Ikan cupang (Betta splendens) merupakan salah satu jenis ikan hias yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Ikan cupang yang berkelamin jantan mempunyai warna yang lebih menarik dan memiliki nilai komersial lebih tinggi daripada betina. Keistimewaan lain dari ikan cupang jantan adalah siripnya yang indah. Upaya untuk memperoleh persentase jantan dapat dilakukan dengan cara pengarahan kelamin dengan cara melakukan perendaman ikan pada media pemijahan yang mengandung ekstrak purwoceng. Tanaman purwoceng (Pimpinella alpina) merupakan salah satu tanaman obat asli Indonesia yang memiliki senyawa aktif stigmasterol yang mampu menimbulkan efek androgenik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keberhasilan maskulinisasi ikan cupang (B. splendens) dengan penambahan ekstrak purwoceng pada media pemijahan.Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli  hingga September 2018 di CV Galaxy Aquatic Indonesia, Pedurungan, Semarang.Induk jantan yang digunakan sebanyak 20 ekor dan induk betina sebanyak 20 ekor dengan jumlah total 40 ekor. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen dan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 perlakuan dan 10 kali ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini adalah penggunaan dosis purwoceng yang berbeda melalui perendaman pada media pemijahan. Perlakuan tersebut adalah A dosis 0 mg/L, perlakuan B dosis 20 mg/L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman menggunakan ekstrak purwoceng dengan dosis yang berbeda pada perendaman induk memberikan pengaruh nyata terhadap persentase jantan, betina dan kelulushidupan tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap derajat penetasan dan pertumbuhan. Persentase kelamin jantan pada perlakuan A yaitu 34,80%, perlakuan B 84,54%. Kualitas air pada media pemeliharaan terdapat pada kisaran layak untuk budidaya ikan cupang (B. splendens) yaitu suhu 26-280C; pH 6,5-7,0; dan DO 2,3-2,8 mg/L. Kata kunci:  dosis, Ikan cupang, ikan jantan, Purwoceng ABSTRACT Betta fish (Betta splendens) is one type the ornamental fish that has high economic value. Male betta fish has more attractive colors and higher commercial value than females. Another feature of male betta fish is its beautiful fin. Efforts to obtain percentage of male fish can be done by sex reversal through submersion spawning media with Purwoceng extract. Purwoceng (Pimpinella alpina) is one of the Indonesian endemic herbs which haves active compound stigmasterol which is able to make androgenic effect.  The purpose of this study is to determine the effect of the addition of purwoceng extract on spawning media to the male genital formation on Betta fish (B. splendens). This research was conducted from July to September 2018 at CV Galaxy Aquatic Indonesia, Pedurungan, Semarang. There were 20 male brooders and 20 female brooders with a total of 40 fishes. This research was conducted by using the experimental method and Completely Randomized Design (CRD) which are consisting of 2 treatments and 10 replications. The treatment in this study was the use of different purwoceng extract doses through submesrsion on spawning media. The treatments are A dose (0 mg / L) and B dose (20 mg / L). The result showed that immerstion using different doses of purwoceng extraxt gives a significant effect on percentage of male , female ang survival rate, but not significant on hatching rate and growth. Percentage value of male sex in treatment A was34,80% and treatment B was 84.54 ± 2.20%. Water quality in the breeding media that is suitable for Betta fish cultivation are temperature 26 – 28 0C, pH 6.5-7.0, and DO 2.3-2.8 mg / L.Keywords: Immersion, Betta fish, doses, Purwoceng, Male fish
PENGARUH PEMBERIAN REKOMBINAN HORMON PERTUMBUHAN (rGH) MELALUI METODE ORAL DENGAN INTERVAL WAKTU YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN BENIH IKAN NILA LARASATI (Oreochromis niloticus) Iman Ihsanudin; Sri Rejeki; Tristiana Yuniarti
Journal of Aquaculture Management and Technology Vol 3. No 2 (2014): Journal of Aquaculture Management and Technology
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.921 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji interval waktu yang terbaik dan pengaruh pemberian rGH secara oral terhadap pertumbuhan dan tingkat kelulushidupan benih ikan nila larasati. Penelitian ini dilaksanakan di Satker PBIAT Janti, Klaten, pada bulan Agustus-November 2013. Ikan uji yang digunakan pada penelitian ini adalah larva nila larasati yang kuning telurnya telah habis dan sudah dapat mencerna pakan buatan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) 4 perlakuan dan 3 kali ulangan, yaitu pemberian rGH dengan dosis 2 mg/kg pakan dengan interval waktu yang berbeda perlakuan (A) tanpa rGH, (B) 3 hari sekali, (C) 4 hari sekali,dan (D) 5 hari sekali. rGH yang digunakan berasal dari ikan kerapu kertang (ElrGH). Parameter yang diamati dalam penelitian ini meliputi SGR, Panjang Mutlak, FCR dan SR. Hasil pengamatan SGR didapat nilai pada perlakuan A sebesar 9.728±0.084, B sebesar 10.917±0.057, C sebesar 10.618±0.055, D sebesar 10.250±0.066. Pada pengukuran panjang mutlak didapat hasil pada perlakuan A sebesar 6.77±0.12, B sebesar 9.07±0.51, C sebesar 8.57±0.52, dan D 7.37±0.27. Nilai konversi pakan pada perlakuan A 1.291±0.049, B 0.680±0.008, C 0.775±0.009, D 0.982±0.011. SR yang didapat selama pemeliharaan pada perlakuan A 77.00±1.00, B 91.33±2.00, C 86.00±1.00, D 82.67±1.15. Hasil dari analisis ragam adanya pengaruh rGH pada pertumbuhan SGR, panjang mutlak, FCR, dan SR. Hasil pertumbuhan terbaik dengan perlakuan 3 kali sehari (B) karena dapat meningkatkan SGR sebesar 12.34%/hari, panjang mutlak 33.97%, kelulushidupan 18.61%. Pada nilai FCR mampu menurunkan sebesar 89.7%. The purpose of this research was determine the optimal time interval of rGH administration and the effect of rGH feed on growth and survival rate’s Larasati tilapia fish. This research took place in central of Freshwater Fish Hatchery and Aquaculture Unit, Janti, Klaten, Central Java from August-November 2013. The sample in this study was first feeding tilapia fish larvae. A completely randomized design was applied int his research with four treatments an the treatments was replicated three times, the treatments were by giving pelles (A) without rGH 2mg/kg pellet (B) once for three days, (C) once four days then (D) once for five days. The rGH used from giant grouper fish (relGH). Observational parameters were SGR, absolute length, FCR and SR. The value of SGR observed for treatment A was 9.728±0.084, B 10.917±0.057, C 10.618±0.055, and D 10.250±0.066. In absolute length measurement results obtained in the treatment of A 6.77±0.12, B of 9.07±0.51, 8.57±0.52 C, and D 7.37±0.27. Feed conversion value for treatment A1.291±0.049, B 0.680±0.008, C 0.775±0.009, D 0.982±0.011. SR value obtained during the maintenance for treatment A 77.00±1.00, B 91.33±2.00, C 86.00±1.00, D 82.67±1.15.The resultsof variance on SGR growth, the absolute length, FCR, and SR. The best growth results with treatment 3 times a day (B) because it may increase the SGR at 12:34% /day, the absolute length of 33.97%, 18.61% survival rate. In the FCR can lower the value of 89.7%.
The Effects of Stocking Density on Growth and Survival rate of Beong (Hemibagrus nemurus) Wildah Faizati; Sri Hastuti; Ristiawan Agung Nugroho; Tristiana Yuniarti; Fajar Basuki; Dewi Nurhayati
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 5, No 2 (2021): SAT edisi September
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v5i2.3561

Abstract

Beong are one of endogenous fish in Indonesia and still rely on catches from nature. The level of growth and survival rate in culture of beong is still low, so it is necessary to do cultivation efforts for conservation of beong, so that the beong can be cultivated intensively. One effort that can be do is biological manipulation in the form of stocking density. This study aims to determine the effect of shocking density on growth and survival rate and find out the best amount too. The study was conducted in April-May 2018 at UPT BBI Sawangan, Magelang, Central Java. The method used in this study was experiment method and Completely Randomized Design (CRD) for 4 treatments, 3 replicates with stocking dencities of A (10 fish/m2), B (30 fish/m2), C (50 fish/m2)and D (70 fish/m2). The results showed that different stocking densities gave a significant effect (Sig.> 0.05) on TKP, FCR, SGR and SR. This is allegedly due to feed competition, space competition and cannibalism in Beong fish. Treatment B gave the best results at TKP, FCR, SGR and SR with a value of 1.36 ± 0.01 gr / individual, 1.15 ± 0.11, 4.58 ± 0.22% / day and 83.33 ± 3,34%.
EFEKTIVITAS PERENDAMAN INDUK IKAN RAINBOW BOESEMANI (MELANOTAENIA BOESEMANI) DALAM MEDIA PEMIJAHAN YANG MENGANDUNG EKSTRAK TEPUNG TESTIS SAPI TERHADAP JANTANISASI BENIH Fitriyatus Shoimah; Sri Hastuti; Tristiana Yuniarti
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 4, No 2 (2020): SAT edisi September
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v4i2.4565

Abstract

Ikan rainbow boesemani (Melanotaenia boesemani) merupakan salah satu ikan hias endemik asal Papua. Ikan ini banyak digemari oleh pembudidaya ikan hias, terutama untuk jenis rainbow jantan. Ikan rainbow jantan memiliki warna yang lebih menarik daripada ikan rainbow betina. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas perendaman induk ikan rainbow boesemani (M. boesemani) dalam media pemijahan yang mengandung ekstrak tepung testis sapi terhadap jantanisasi benih.  Metode eksperimen yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 perlakuan dan 10 kali ulangan. Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah induk ikan rainbow boesemani jantan dan betina yang berumur 7 bulan. Induk ikan tersebut dipijahkan dalam wadah pemijahan yang telah berisi ekstrak tepung testis sapi dengan perbandingan rasio jantan betina yaitu 1:2, kemudian larva yang menetas dipindahkan kedalam akuarium pemeliharaan dengan kepadatan 50 ekor/wadah dengan waktu pemeliharaan 60 hari. Perlakuan dalam penelitian ini adalah pemberian ekstrak tepung testis sapi pada media pemijahan induk dengan dosis A (TTS 0 mg/L) dan dosis B (TTS 80 mg/L). Hasil penelitian menunjukan bahwa derajat penetasan telur ikan rainbow pada perlakuan A yaitu 90,09±1,80% dan perlakuan B 90,21±2,35%. Pertumbuhan panjang mutlak pada perlakuan A adalah 2,52±0,23cm dan bobot mutlaknya 0,350±0,07g, sedangkan panjang mutlak pada perlakuan B yaitu 2,68±0,14cm dan bobot mutlaknya 0,395±0,03g. Prosentase kelamin jantan pada perlakuan B yaitu 79,37±2,27% dan prosentase kelamin betina 20,63±2,27%, sedangkan pada perlakuan A prosentase kelamin jantan yaitu 34,29±2,11% dan prosentase kelamin betina 65,71±2,11%. Kelulushidupan ikan rainbow pada perlakuan A yaitu 88,6±2,12% dan pada perlakuan B adalah 89,2±3,29%. Kualitas air pada media pemeliharaan layak untuk budidaya ikan rainbow (M. boesemani) yaitu suhu 25 - 290C; pH 7,3 - 8,4; dan DO 5,1 - 6,4 mg/L. Kesimpulan penelitian ini yaitu perendaman induk ikan rainbow boesemani (M. boesemani) dalam media pemijahan yang mengandung tepung testis sapi efektif dalam meningkatkan prosentase kelamin jantan sebesar 79,37±2,27%.
Effect of lemongrass oil (Cymbopogon sp.) as anesthesia material in the closed transportation process of white snapper seeds (Lates calcarifer) Tristiana Yuniarti; Alfabetian Harjuno Condro Haditomo; Janet Rizkiana
Depik Vol 11, No 2 (2022): August 2022
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.816 KB) | DOI: 10.13170/depik.11.2.24573

Abstract

White snapper, Lates calcalifer, is a sea fish who was widely cultivated because the price reaches IDR 63,000.00/ kg for market size (500 gram up). Demand of white snapper on the market tends to increase, but there are high mortality problems when transporting seeds from seed sources to the destination location where was relatively far away. Lemongrass oil had geraniol compounds, citronellol and aromatherapy odors could reduce anxiety (sedatives) and reduce the level of fish metabolism by making the fish faint. The purpose of this study was to determine the effect of lemongrass oil on survival rate, blood profile (total of erythrocytes, leukocytes, and glucose levels) post-transportation of white snapper seeds with length and weight average of 9.71 ± 0.62 cm and 11.33 ± 1.82 g, respectively. The method used was experimental and completely randomized design (CRD) with 4 treatments 3 replications (0, 10, 20, 30 µl/L). The results showed that the allocation lemongrass oil with different concentrations gave a real effect on the survival rate but did not significantly affect the blood profile after transportation. The best concentration of lemongrass oil is 10 µl/L with survival rate of 100%.Keywords:AnesthesiaWhite snapperCymbopogon sp.Transportation
Effect of lemongrass oil (Cymbopogon sp.) as anesthesia material in the closed transportation process of white snapper seeds (Lates calcarifer) Tristiana Yuniarti; Alfabetian Harjuno Condro Haditomo; Janet Rizkiana
Depik Vol 11, No 2 (2022): August 2022
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.11.2.24573

Abstract

White snapper, Lates calcalifer, is a sea fish who was widely cultivated because the price reaches IDR 63,000.00/ kg for market size (500 gram up). Demand of white snapper on the market tends to increase, but there are high mortality problems when transporting seeds from seed sources to the destination location where was relatively far away. Lemongrass oil had geraniol compounds, citronellol and aromatherapy odors could reduce anxiety (sedatives) and reduce the level of fish metabolism by making the fish faint. The purpose of this study was to determine the effect of lemongrass oil on survival rate, blood profile (total of erythrocytes, leukocytes, and glucose levels) post-transportation of white snapper seeds with length and weight average of 9.71 ± 0.62 cm and 11.33 ± 1.82 g, respectively. The method used was experimental and completely randomized design (CRD) with 4 treatments 3 replications (0, 10, 20, 30 µl/L). The results showed that the allocation lemongrass oil with different concentrations gave a real effect on the survival rate but did not significantly affect the blood profile after transportation. The best concentration of lemongrass oil is 10 µl/L with survival rate of 100%.Keywords:AnesthesiaWhite snapperCymbopogon sp.Transportation
Effect of lemongrass oil (Cymbopogon sp.) as anesthesia material in the closed transportation process of white snapper seeds (Lates calcarifer) Tristiana Yuniarti; Alfabetian Harjuno Condro Haditomo; Janet Rizkiana
Depik Vol 11, No 2 (2022): August 2022
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.11.2.24573

Abstract

White snapper, Lates calcalifer, is a sea fish who was widely cultivated because the price reaches IDR 63,000.00/ kg for market size (500 gram up). Demand of white snapper on the market tends to increase, but there are high mortality problems when transporting seeds from seed sources to the destination location where was relatively far away. Lemongrass oil had geraniol compounds, citronellol and aromatherapy odors could reduce anxiety (sedatives) and reduce the level of fish metabolism by making the fish faint. The purpose of this study was to determine the effect of lemongrass oil on survival rate, blood profile (total of erythrocytes, leukocytes, and glucose levels) post-transportation of white snapper seeds with length and weight average of 9.71 ± 0.62 cm and 11.33 ± 1.82 g, respectively. The method used was experimental and completely randomized design (CRD) with 4 treatments 3 replications (0, 10, 20, 30 µl/L). The results showed that the allocation lemongrass oil with different concentrations gave a real effect on the survival rate but did not significantly affect the blood profile after transportation. The best concentration of lemongrass oil is 10 µl/L with survival rate of 100%.Keywords:AnesthesiaWhite snapperCymbopogon sp.Transportation
Pengaruh minyak cengkeh (Eugenia aromatica) dan penggunaan es dalam transportasi sistem tertutup terhadap kelulushidupan dan kadar glukosa darah benih ikan mas (Cyprinus carpio) Erlangga, Muhammad Zufar; Hastuti, Sri; Yuniarti, Tristiana
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 8, No 1 (2024): SAT edisi Maret
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v8i1.21024

Abstract

AbstrakProduksi budidaya pada komoditas ikan mas meningkat, ini menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap ikan mas bertambah, sehingga perlu tersedianya benih yang berkualitas. Kebanyakan pembudidaya hanya fokus pada pembesaran sehingga mengandalkan pembelian benih ikan mas. Salah satu tahapan krusial dalam pembesaran ikan mas adalah transportasi pada benih. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh anestesi minyak cengkeh (Eugenia aromatica) dan penggunaan es dalam transportasi sistem tertutup terhadap kelulushidupan dan kadar glukosa darah benih ikan mas (Cyprinus carpio). Penelitian ini menggunakan metode eksperimental, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari dua perlakuan dan faktor kedua terdiri dari empat perlakuan, serta dilakukan ulangan tiga kali. Faktor pertama adalah minyak cengkeh dengan perlakuan 0 ppm dan 25 ppm, dan faktor kedua adalah es dengan perlakuan 0 kg, 1 kg, 2 kg, dan 3 kg es. Kepadatan yang digunakan adalah 20 ekor/liter dan menggunakan air 1 liter tiap perlakuan kemudian dimasukkan ke dalam styrofoam box dan diberikan es tiap perlakuan. Transportasi dilakukan selama 12 jam menggunakan mobil bak terbuka dan ditutup dengan terpal. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan terbaik adalah A2B3 dengan menggunakan minyak cengkeh 25 ppm dan es 2 kg yang memiliki nilai kelulushidupan 98.33±2.89%, kadar glukosa 85.00±17.35mg/dL, nilai kelulushidupan setelah dilakukan pemeliharaan 3 hari bernilai sama yaitu 98±2.89% yang menunjukkan bahwa tidak adanya kematian setelah dilakukan pemeliharaan selama tiga hari, lama waktu pemingsanan 56.67±5.77 menit, lama waktu pemulihan 5.33±0.42 menit.Kata kunci: ikan mas; Cyprinus carpio; transportasi; minyak cengkeh; Eugenia aromatica; es.
Efek penambahan tepung spirulina sp. dalam pakan buatan terhadap kecerahan warna dan performa pertumbuhan ikan cupang halfmoon (Betta splendens) Saidunnafi, Saidunnafi; Chilmawati, Diana; Yuniarti, Tristiana
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 8, No 2 (2024): SAT edisi September
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v8i2.23105

Abstract

Ikan cupang halfmoon (Betta splendens) memiliki nilai ekonomis tinggi di pasaran. Variasi warna dan bentuk sirip yang  beragam menjadi daya tarik ikan cupang. Warna dalam ikan disebabkan oleh adanya faktor sel kromatofor yang terdapat pada bagian dermis (kulit). Salah satu langkah untuk mendapatkan warna cerah merata dengan memberikan penambahan sumber pigmen kedalam pakan.  Salah satu sumber pigmen yaitu tepung spirulina. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh tepung spirulina terhadap warna tubuh ikan cupang halfmoon (Betta splendens). Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Karantina Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Semarang pada bulan Agustus – Oktober 2023. Penelitian menggunakan metode eksperimen, rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 kali ulangan. Perlakuan yang diterapkan adalah penambahan tepung spirulina  dalam pakan buatan dengan dosis A (0%), B (2%), C (4%), dan D (6%) dalam pakan. Ikan uji yang digunakan adalah ikan cupang jenis halfmoon dengan ukuran panjang rata-rata 5,19±0,29 cm dengan padat tebar 4 ekor/toples. Pemeliharaan ikan cupang dilakukan selama 40 hari dengan metode pemberian pakan at satiation. Pengukuran kecerahan warna menggunakan software Adobe Photoshop CS6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung spirulina dalam pakan komersial memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap tingkat kecerahan warna, bobot mutlak, panjang mutlak, TKP,dan RGR, namun tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kelulushidupan. Berdasarkan hasil tersebut didapatkan dosis terbaik penambahan tepung spirulina yaitu pada dosis 6% yang menghasilkan selisih nilai hue sebesar (16±1,03).
Co-Authors - Desrina, - -, Linayati - Adhika Widya Putra, Adhika Widya Adimahsyaf, Nur Fadhilah Agung Sudaryono Alfabetian Harjuno Condro Haditomo Alfabetian Herjuno Condro Haditomo Anis Marfuah Arfa, Mochammad Arifianto Heraedi Aryanti, Astarini Shabrina Atikah, Hasna Aulia Andhikawati Bagus Pratama, Muhammad Ibaneza Bambang Perwito, Bambang Benediktus Rianwara Ilham Gemilang, Benediktus Rianwara Ilham Boedi Rachman Desrina, - - Dewi Nurhayati Dian Afdelima Sibarani, Dian Afdelima Diana Chilmawati Diana Rachmawati Dicky Harwanto Dio Patria Yustysi Dyhar Rachmawati, Dyhar Erlangga, Muhammad Zufar Fajar Basuki Faramida, Richa Na’imatul Fitriyatus Shoimah Himawan, Asrul Huda, Rachmat Nurul Iman Ihsanudin Indreswari, Annisa Rizkia Janet Rizkiana Kahan Dwi Supardi Laksono Trisnantoro Larasati, Stya Latifah Apriliana Maisyaroh Lestari Lakhsmi Widowati Linayati, Linayati Luhur Moekti Prayogo Mahardhika Nur Permatasari Mohammad Bahrus Syakirin Muhamad Rifqi Nazar, Danella Austraningsih Puspa Ozan Faozi Panji Inu Kertapati Pinandoyo Pinandoyo Prasetyo, Muhammad Deny Haris Rahayu Pratiwi, Rahayu Restiana Wisnu Ariyati Ristiawan Agung Nugroho Saidunnafi, Saidunnafi Setiawan, Arif Bayu Siti Qotijah Slamet Budi Prayitno Sofi Hanif Solly Aryza Sri Hastuti Sri Rejeki Sri Rejeki Subandiyono Subandiyono Suminto Suminto Suminto, - - Suroso Suroso Syah, Ibrahim Brilian Teguh Prayoga Tita Elfitasari Titik Susilowati Tri Yusufi Mardiana Ulin Nuha, Ulin Very Luftia Azizati, Very Luftia Vivi Endar Herawati Wildah Faizati Wisnu Hadi Triwinarso Yaeni, Tri Yahya, Muhammad Zulkham Yundari, Yundari