Claim Missing Document
Check
Articles

Water and Reinforced Effects on Slope: Case Study on District Koto Panjang, Riau, Indonesia Nugroho, Soewignjo Agus; Yusa, Muhamad; Sujatmoko, Bambang; Ongko, Andarsin
Journal of Geoscience, Engineering, Environment, and Technology Vol. 9 No. 2 (2024): JGEET Vol 09 No 02 : June (2024)
Publisher : UIR PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/jgeet.2024.9.2.12604

Abstract

This paper discussed a study case related to slope stability and its analysis. The observation and also research object was a hill side on border area between West Sumatera-Riau, Indonesia. This border area consists of numerous slopes with heterogeneous soil characteristics. This location is also susceptible for having landslides, especially on rainy season. The schemes of this research consisted of collecting samples, laboratory tests, finite element method analysis, and slope`s reinforcement planning with anchors or geosynthetic plates. The soil samples were tested on their actual condition and liquid limit condition. This purposed to predict the failures on slope. Afterwards, some reinforcement plannings need to be done. The results of this researach have shown that on existing condition, the safety factor was 1.262. If the soil reach its liquid limit, the safety factor decreased to 0.568. After the reinforcement planning was done, the safety factor went up to 1.120 and the slope stability could be maintained.
Pemetaan Daerah Rawan Ancaman Banjir di Area Kabupaten Kampar Dengan Menggunakan GEE (Google Earth Engine): Analysis of Flood Inundation Areas In Kabupaten Kampar Using GEE (Google Earth Engine) Pratama, Deni; Sutikno, Sigit; Yusa, Muhamad
JURNAL SAINTIS Vol. 24 No. 01 (2024)
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/saintis.2024.vol24(01).15487

Abstract

[ID] Kabupaten Kampar merupakan salah satu wilayah yang sering mengalami banjir, yang diakibatkan meluapnya sungai Kampar. Sepanjang tahun 2011 – 2017 tercatat paling sedikit telah terjadi bencana banjir 1 (satu) kali dalam setahun. Untuk meminimalisir dampak kejadian banjir, maka perlu dilakukan mempelajari karakteristik curah hujan secara temporal maupun spasial. Hal ini penting sebagai informasi kepada masyarakat untuk mengantisipasi dampak curah hujan ekstrim pada waktu dan lokasi tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi spatio-temporal yang ekstrim dari curah hujan di Kabupaten Kampar yang sering menyebabkan banjir. Namun untuk mengidentifikasi ciri – ciri hujan, penelitian ini menggunakan CHIRPS (Climate Hazards InfraRed Precipitation dengan Station) data satelit karena data observasi data curah hujan di Station Klimatologi Riau tidak tersedia 2012. Hasil identifikasi menunjukan bahwa korelasi ( R ) nilai antara data observasi curah hujan dan data satelit CHIRPS adalah 0.526.  Nilai ini adalah diartikan “sedang” untuk dijadikan alternatif data kajian. GEE (Google Earth Engine) sebagai platform berbasis cloud digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik temporal diketahui curah hujan ekstrim terjadi di bulan Januari, Juni, Agustus dan November. Hasil identifikasi spasial menunjukan bahwa wilayah tersebut mempunyai rata – rata curah hujan maksimum tertinggi terdapat di wilayah Kecamatan Koto Kampar Hulu 40.01 mm/hari. Ini dapat dipastikan dengan melihat dokumentasi kejadian banjir yang sering terjadi di wilayah tersebut. [EN] Kampar Regency is one of the areas that frequently experiences flooding, which is caused by the overflowing of the Kampar River. Throughout 2011 - 2017, it was recorded that at least 1 (one) flood disaster occurred a year. To minimize the impact of flood events, it is necessary to study the characteristics of rainfall both temporally and spatially. This is important as information for the public to anticipate the impact of extreme rainfall at certain times and locations. This research aims to identify spatio-temporal extremes of rainfall in Kampar Regency which often cause flooding. However, to identify the characteristics of rainfall, this research uses CHIRPS (Climate Hazards InfraRed Precipitation with Station) satellite data because rainfall observation data at the Riau Climatology Station is not available in 2012. The identification results show that the correlation (R) value between rainfall observation data and CHIRPS satellite data is 0.526. This value is interpreted as "medium" to be used as an alternative study data. GEE (Google Earth Engine) as a cloud-based platform is used to identify the known temporal characteristics of extreme rainfall occurring in January, June, August and November. The spatial identification results show that this area has the highest average maximum rainfall in the Koto Kampar Hulu District area of ​​40.01 mm/day. This can be confirmed by looking at the documentation of flood events that often occur in the area.
Analisis Penurunan Kinerja Jalan Akibat Beban Lalu Lintas berdasarkan FWD di Ruas Jalan Nasional Agisman, Fandy; Sentosa, Leo; Yusa, Muhamad
SAINSTEK Vol. 12 No. 1 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35583/js.v12i1.230

Abstract

Jalan Nasional Simpang Kayu Ara menuju Simpang Lago merupakan ruas jalan lintas timur Sumatera penghubung antara Provinsi Riau dan Provinsi Jambi. Maka dilakukan survei untuk mengetahui sisa umur struktur perkerasan jalan berdasarkan data lendutan (FWD) dan rata-rata lalu lintas harian. Hal ini dilakukan guna mengetahui kondisi struktur perkerasan jalan, sehingga dapat diketahui jenis perawatan yang tepat untuk menjaga kondisi jalan tetap stabil dan bagus. Analisis dilakukan dengan melihat pertumbuhan beban lalu lintas kendaraan tahun 2017-2021 dan membandingkannya dengan data lendutan tahun 2017-2021 pada ruas jalan tersebut. Dengan menggunakan metode MDP tahun 2017 diperoleh pertumbuhan beban lalu lintas pada ruas jalan Simpang Kayu Ara - Bts. Pelalawan 34%, Bts. Pelalawan – Sikijang Mati 41%, Sikijang Mati – Simpang Lago 38%. Dan untuk pengurangan 1 tahun sisa umur perkerasan pada data lendutan ruas Simpang Kayu Ara -Bts. Pelalawan 6,4 Juta Esal, Bts. Pelalawan – Sikijang Mati 3,6 Juta Esal, Sikijang Mati – Simpang Lago 1,97 Juta Esal.
Evaluasi Kuat Tekan Beton Menggunakan UPV Dan Hammer Test Hanif, Ardian; Kurniawandy, Alex; Yusa, Muhamad
SAINSTEK Vol. 12 No. 1 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35583/js.v12i1.247

Abstract

Evaluasi kuat tekan beton sangat penting dalam memastikan keandalan dan keamanan struktur bangunan. Berbagai metode, seperti Hammer Test (Rebound Hammer Test) dan Ultrasonic Pulse Velocity (UPV), umumnya digunakan dalam industri konstruksi untuk menilai kekuatan beton. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kuat tekan beton bangunan di Kota Pekanbaru dengan menggunakan metode Hammer Test dan UPV. Kurangnya data spesifik tentang kekuatan beton di wilayah ini memerlukan pemahaman yang lebih dalam tentang kualitas beton dalam konstruksi dalam iklim dan kondisi lingkungan yang unik di Pekanbaru. Metode: Metodologi penelitian berfokus pada evaluasi kekuatan beton Bangunan Gedung di Kota Pekanbaru dengan metode pengujian non-destruktif, termasuk Uji humer test dari bacaan rebound dikonversi ke kuat tekan beton dan uji ultrasonic pulse velocity (UPV) dengan membaca kecepatan gelombang ultrasonik kemudian dikonversi ke kuat tekan beton kemudian membanding hasil pengujian kedua metode tersebut. Hasil: Hasil evaluasi mutu beton menggunakan metode Hammer Test menunjukkan bahwa kuat tekan beton rata-rata adalah fc’ 56 Mpa, sedangkan dengan metode Ultrasonic Pulse Velocity (UPV) adalah fc’ 32 Mpa.  Meskipun demikian, baik hasil Hammer Test maupun UPV menunjukkan bahwa kekuatan beton secara keseluruhan memenuhi atau bahkan melebihi mutu yang direncanakan, yang sebelumnya ditetapkan pada fc’ 29.05 Mpa,  Berdasarkan perbandingan deviasi antara hasil pengujian NDT dengan mutu rencana menunujkan bahwa UPV mempunyai deviasi yang lebih kecil yakni 10,37% sementara untuk hummer test mempunyai deviasi yang sangat besar hingga mencapai 103,1%. Hasil ini memberikan keyakinan yang kuat bahwa pengujian NDT dengan menggunakan alat UPV memberikan keakuaratan yang cukup tinggi dubandingkan dengan hummer test.
Analisis Pelayanan Jaringan Air Bersih PDAM Tirta Siak Pekanbaru Berdasarkan Persepsi Pelanggan Purba, Rakhmat Minanggi; Yusa, Muhamad; Sandhyavitri, Ari
SAINSTEK Vol. 12 No. 2 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35583/js.v12i2.258

Abstract

PDAM Tirta Siak menghadapi tantangan besar dalam penyediaan air bersih di Pekanbaru akibat pertumbuhan penduduk dan ekonomi, dengan upaya peningkatan layanan yang masih dihadapkan pada masalah cakupan, kualitas, kontinuitas, pengaduan, dan kinerja keuangan. Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat kepuasan pelanggan dan kinerja PDAM Tirta Siak dalam memenuhi kebutuhan air bersih di Pekanbaru. Menggunakan sampel 79 orang dengan metode simple random sampling, analisis meliputi kepuasan pelanggan dengan skala Likert dan penilaian kinerja berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999, yang mencakup aspek operasional, keuangan, dan administrasi. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas pelanggan puas dengan tekanan dan kualitas air, tetapi aspek kontinuitas, kecukupan pemakaian, penanganan pengaduan, akurasi meteran, dan sikap petugas masih perlu perbaikan. Dari tahun 2020 hingga 2022, kinerja PDAM menurun dari 50,44 menjadi 46,89, dengan sedikit peningkatan pada aspek operasional tetapi penurunan signifikan pada aspek keuangan, menekankan perlunya peningkatan efisiensi operasional dan manajemen keuangan, serta perbaikan pelaporan dan kepatuhan administrasi. Rekomendasi yang diberikan mencakup peningkatan infrastruktur tekanan air, manajemen pasokan air 24 jam, kualitas pengolahan air, dan perluasan jaringan distribusi. Selain itu, adopsi teknologi untuk penanganan pengaduan, penggunaan meter air pintar, pelatihan petugas, dan survei rutin untuk mendapatkan umpan balik pelanggan juga disarankan. Optimalisasi produksi, pengurangan kebocoran, efisiensi operasional, dan peningkatan manajemen keuangan menjadi langkah penting untuk meningkatkan kinerja PDAM Tirta Siak dan memastikan keberlanjutan penyediaan air bersih yang berkualitas bagi masyarakat Pekanbaru.
Analisis Neraca Air Lahan Gambut pada Kesatuan Hidrologis Gambut Pulau Rupat Provinsi Riau Kusairi, Muhammad; Sutikno, Sigit; Yusa, Muhamad; Hendri, Andy; Rinaldi, Rinaldi
Seminar Nasional Lahan Suboptimal Vol 12, No 1 (2024): Vol 12, No 1 (2024): Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal ke-12 “Revital
Publisher : Pusat Unggulan Riset Pengembangan Lahan Suboptimal (PUR-PLSO) Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kusairi, M., Sutikno, S., Yusa, M., Hendri, A., Rinaldi, R. (2024). Analysis of peatland water balance in the peatland hydrological unit Pulau Rupat, Riau Province. In: Herlinda S et al. (Eds.), Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal ke-12 Tahun 2024, Palembang 21 Oktober 2024. (pp. 649–658).  Palembang: Penerbit & Percetakan Universitas Sriwijaya (UNSRI).Peatlands are the largest place that can be used as water storage. Peatlands consist of 90% water and 10% organic matter, most of which is carbon. With a very large water content, water balance analysis is very appropriate to be used to determine the characteristics of PHU Pulau Rupat. Water balance analysis is a very important analysis to see the condition of the volume of water available spatially and temporally. This study aimed to analyze the condition of the water balance in PHU Pulau Rupat. The analysis is based on the condition of the water balance of each Sub PHU using the MONALAGA water balance model. Based on this method, it was found that PHU Pulau Rupat has two periods of deficit conditions each year. This condition is in accordance with the characteristics of the dry season in Riau Province. The difference between surplus and deficit was -80.46 million m3 in 2014, this condition is in accordance with the presence of 1,216 hotspots in sub PHU-2. The deficit month period that is prone to fires occurs in January to March, then in the period from June to August. Based on these conditions, it can be the basis for water management in controlling peatland fire disasters. So that the level of fire vulnerability in PHU Pulau Rupat can be reduced through collaboration between parties in dealing with deficit months.
Analisis Penurunan Penggunaan Teknologi Mortar Busa Dalam Perencanaan Flyover Sp. SKA Kota Pekanbaru Sihaloho, Dodi Seprades; Yusa, Muhamad; Satibi, Syawal
Journal of Infrastructure and Civil Engineering Vol. 3 No. 3 (2023)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35583/jice.v3i3.47

Abstract

Timbunan oprit mortar busa merupakan teknologi terkini dalam pekerjaan timbunan oprit. Teknologi ini menggunakan beton ringan yang mengandung udara sebagai bahan pengisi timbunan menggantikan teknologi konvensional yang menggunakan tanah sebagai bahan pengisi timbunan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa penurunan yang terjadi pada teknologi mortar busa dibandingkan dengan teknologi konvensional. Penelitian ini dimulai dari penentuan lapisan tanah berdasarkan Standard Penetration Test (SPT) dan data sekunder yang diperoleh dari literatur. Kemudian dilanjutkan dengan menentukan parameter tanah pada setiap lapisannya. Parameter ditentukan melalui korelasi antar parameter. Simulasi numerik pada kedua jenis timbunan oprit dilakukan dengan Metode Elemen Hingga 2D menggunakan PLAXIS. Hasil penurunan selanjutnya akan dibandingkan dan diperiksa berdasarkan kriteria penurunan yang disyaratkan oleh Kimpraswil dan South Carolina Department of Transportation (SCDOT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan yang terjadi pada timbunan oprit mortar busa memenuhi semua kriteria penurunan yang disyaratkan, sedangkan pada timbunan oprit konvensional hanya memenuhi 4 dari 5 kriteria penurunan yang disyaratkan.
Mapping peat thickness and groundwater level using a portable electromagnetic instrument in Indragiri Hilir, Riau, Indonesia Sutikno, Sigit; Yusa, Muhamad; Hendri, Andy; Kusairi, Muhammad; Muhammad, Ahmad; Qomar, Nurul
Journal of Degraded and Mining Lands Management Vol. 12 No. 3 (2025)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15243/jdmlm.2025.123.7431

Abstract

Peatlands play a crucial role in the global carbon cycle, water regulation, biodiversity conservation, research, education, and recreation. Peat thickness and groundwater level (GWL) are key parameters for optimizing these peatland functions; therefore, mapping peat thickness and GWL quickly, accurately, and cost-effectively is essential. This study applied a geophysical survey using a portable electromagnetic instrument to estimate peat thickness and GWL. The instrument, which is simple to operate and wirelessly connected to a mobile phone, enables rapid measurement and visualization of subsurface resistivity. A research site in Indragiri Hilir Regency, Riau Province, Indonesia, was picked up as an experiment site to test the instrument. Three transects with measurement path lengths of 100 m each and a distance of about 1.4 km each were designed for the experiment. To validate the resistivity data against subsurface stratigraphy, core sampling was conducted at three points along each transect. The results demonstrated that the electromagnetic method effectively identified the interface between peat soil and the underlying marine clay. Analysis revealed that the resistivity values for unsaturated peat, saturated peat, and saturated clay were 68-81 ohm m, 75-96 ohm m, and 82-115 ohm m, respectively. These findings suggest that GWL mapping and peat stratigraphy characterization can be accurately achieved using this method.
Identifikasi Faktor Penyebab Penurunan Badan Jalan (Settlement) di Km. 128 Ruas Jalan Pekanbaru-Taluk Kuantan Taufik, Muhammad; Muhardi, Muhardi; Yusa, Muhamad
Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand) Vol. 18 No. 2 (2022)
Publisher : Civil Engineering Departement, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jrs.18.2.80-90.2022

Abstract

Ruas jalan Pekanbaru Taluk Kuantan sebagian besar melewati daerah perbukitan dengan kemiringan lereng sekitar 30o – 70o. Sepanjang daerah perbukitan ini merupakan daerah rawan longsor namun sejauh ini longsor yang terjadi masih bisa segera diatasi karena volumenya tidak besar. Hanya saja ada satu titik lokasi yang selalu bermasalah yaitu di Km. 128.  Pada lokasi ini selalu terjadi penurunan badan jalan dan miring ke arah sungai meskipun telah berulangkali diperbaiki. Usaha penanggulangan terakhir yang dilakukan oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Direktora Jenderal Bina Marga Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Riau adalah membangun lantai bertiang sepanjang 85 m dan dinding penahan tanah dengan fondasi tiang pancang sepanjang 120 m pada sisi arah sungai. Pada saat pelaksanaan, curah hujan cukup tinggi sehingga terjadi longsor yang mengakibatkan tiang-tiang pancang yang telah terpasang banyak yang bergeser sehingga perlu dilakukan penambahan titik pemancangan. Untuk mengetahui penyebab terjadinya penurunan badan jalan pada Km. 128 ini perlu diketahui struktur lapisan tanah bawah permukaan. Penelitian dilakukan dengan metode geolistrik resistivitas konfigurasi Wenner – Schlumberger. Metode ini dapat memetakan struktur lapisan tanah bawah permukaan secara horizontal dan vertikal dengan baik. Hasil interpretasi geolistrik menunjukkan pada kedalaman 4,5 m terdapat lapisan lempung lunak dengan kadar air tinggi setebal + 10,5 m. Lapisan ini sangat labil apabila di atasnya bertambah bebannya. Lapisan ini diduga menjadi penyebab terjadinya penurunan badan jalan. Lapisan ini mempunyai permeabilitas yang sangat rendah sehingga air terakumulasi di dalamnya dan dapat mendorong lapisan ini ke bawah. Lapisan ini juga diduga penyebab bergesernya tiang pancang yang telah dipancang. Di bawah lapisan tanah lempung lunak ini adalah tanah lempung kelanauan dan kepasiran dengan warna abu-abu dan sangat padat.
Analysis of Flood Occurrence in Pekanbaru City Using Google Earth Engine Rahmatul Irfan; Sutikno, Sigit; Yusa, Muhamad
Rekayasa Sipil Vol. 19 No. 1 (2025): Rekayasa Sipil Vol. 19 No. 1
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.rekayasasipil.2025.019.01.4

Abstract

The phenomenon of climate change is associated with various disasters in the community. During the year 2023, the city of Pekanbaru often experienced floods that were scattered at several locations, resulting in both material and non-material losses. To reduce the impact of losses incurred and flood disaster mitigation plans, it is necessary to map floods in Pekanbaru because information related to flood events is difficult to access and is known by the community. In this research, flood mapping uses one of the practical recommendation methods from UN-SPIDER, using Google Earth Engine and SAR-1 sentinel imagery; this method was chosen because it is efficient in both time and data in flood mapping. The results of flood mapping in Pekanbaru during 2021-2023 found that the largest area occurred in 2021, covering 2714 Ha, then in 2023, covering 867 Ha, and in 2022 covering 310 Ha. The threshold value specifically for the Pekanbaru city area is 1.17, known through the threshold value calibration, namely repeated testing by comparing the results of the area obtained. Validation of the results of the distribution model on flood mapping in the city of Pekanbaru used comparative data on flood event records from BWSS III and BPBD Pekanbaru city; the results of flood distribution in Google Earth Engine have the suitability of flood distribution prediction location points with actual flood disaster record points.