Claim Missing Document
Check
Articles

ANALISIS DIAGRAM GAYA DALAM PADA FONDASI TIANG BOR UNTUK MENDAPATKAN HASIL PENULANGAN YANG OPTIMAL Kilian Rohan; Aniek Prihatiningsih
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 5, Nomor 3, Agustus 2022
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v5i3.16705

Abstract

The foundation is one of the most important parts of a structure. The distribution of bearing capacity in pile foundations is inversely related to depth. The part of the pile that is close to the acting force will carry a greater force than the part of the pile that is at a deeper depth. By paying attention to this, the reinforcement of the pile foundation can be varied according to the distribution of the pile bearing capacity. The type of pile foundation to be analyzed is a drilled pile foundation or bored pile in the form of an end bearing pile, with soil data located in Semarang. Analysis was carried out on three piles with a diameter of 600 mm, 1000 mm, and 1800 mm with a pile length of 65 m. In this study, an analysis of the internal force diagram that occurs in the pile will be carried out. The results of the analysis show that the need for pile reinforcement are getting less and less at the pile which is further away from the working load. The result of the need for pile reinforcement is also less than the reinforcement based on applicable regulations.   Abstrak Fondasi merupakan salah satu bagian terpenting dalam sebuah struktur. Salah satu jenis fondasi yang sering digunakan pada proyek pembangunan gedung dan struktur-struktur besar lainnya merupakan fondasi tiang. Distribusi daya dukung pada fondasi tiang berkebalikan dengan kedalaman. Bagian tiang yang dekat dengan gaya yang bekerja akan memikul gaya yang lebih besar dibandingkan bagian tiang yang berada pada kedalaman yang lebih dalam. Dengan mempehatikan hal tersebut, maka penulangan fondasi tiang daanapat divariasi sesuai dengan distribusi daya dukung tiang. Penelitian ini akan dibantu dengan menggunakan program untuk mendapatkan penulangan tiang. Jenis fondasi tiang yang akan dianalisis merupakan fondasi tiang bor atau bored pile berupa end bearing pile, dengan data tanah yang berlokasi di Semarang. Analisis dilakukan terhadap tiga tiang dengan diameter 600 mm, 1000 mm, dan 1800 mm dengan panjang tiang 65 m. Dalam penelitian ini, akan dilakukannya analisis diagram gaya dalam yang terjadi pada tiang sehingga dapat diketahui nya letak dan kebutuhan tulangan sepanjang tiang. Hasil analisis menunjukkan bahwa hasil kebutuhan penulangan tiang semakin sedikit dan renggang pada bagian tiang yang semakin menjauhi beban yang bekerja. Hasil kebutuhan penulangan tiang juga lebih sedikit dibandingkan penulangan berdasarkan peraturan yang berlaku.
ANALISIS DESAIN DINDING PENAHAN TANAH DENGAN WASTE MATERIAL Denniss Abiezer; Aniek Prihatiningsih
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 5, Nomor 4, November 2022
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v5i4.20272

Abstract

Slope is a plane on the ground level that connects higher ground level with lower ground level. On every slope there is always the possibility of landslides because on uneven ground, the component of gravity tends to move the soil from a high elevation to a lower elevation. One of the efforts that can be made to prevent landslide is to build a retaining wall. Retaining walls are generally made of concrete, but in some conditions, the use of common materials can be problematic, especially in terms of cost. The alternative that can be done is to use waste material. The use of waste material can reduce costs, save main material, and can reduce waste material disposal. In this calculation, the retaining wall is designed to use the gabion type using the waste material as filler material. The waste material is placed into the gabion, and the soil lateral pressure is calculated, followed by calculating the capacity of retaining wall, and calculating the potential for failure of the retaining wall. Based on the research conducted, it was found that the retaining wall with blasting stone is the most effective to be used as a substitute for the main material. Abstrak Lereng adalah suatu bidang di permukaan tanah yang menghubungkan permukaan tanah yang lebih tinggi dengan permukaan tanah yang lebih rendah. Pada setiap lereng selalu ada kemungkinan terjadi longsor karena pada tanah yang tidak rata, komponen gravitasi cenderung menggerakan tanah dari elevasi tinggi ke elevasi yang lebih rendah. Untuk mencegah terjadinya kelongsoran, salah satu upaya yang dapat diusahakan adalah dengan membangun dinding penahan tanah. Dinding penahan tanah umumnya terbuat dari beton, tetapi dalam beberapa kondisi, penggunaan material umum dapat mengalami kendala terutama dalam hal biaya. Salah satu alternatif yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan limbah konstruksi (waste material). Penggunaan limbah konstruksi ini dapat mengurangi biaya, menghemat material utama, serta dapat mengurangi pembuangan limbah konstruksi. Dalam perencanaan ini, dinding penahan tanah direncanakan menggunakan tipe bronjong dengan material pengisinya menggunakan waste material. Material dimasukan ke dalam bronjong, dan perhitungan dilakukan dengan memperhitungkan tekanan lateral tanah, dilanjutkan dengan menghitung kapasitas dinding penahan tanah, dan memperhitungkan potensi terjadinya kegagalan pada dinding penahan tanah.
ANALISIS PENURUNAN JALAN DI ATAS TANAH GAMBUT TANPA PERBAIKAN DI PEKANBARU Jonathan Wansons Khohara; Aniek Prihatiningsih
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 6, Nomor 2, Mei 2023
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v6i2.21919

Abstract

Indonesia is one of the countries that has the largest area of peat soil. Construction on peat soil may cause problems to the structure due to poor physical properties of peat soil such as having low bearing capacity, which usually soil improvement methods are used to solve this issue, however this requires additional cost during construction. There have been several cases where roads build on peat experience damages like the occurrence of settlement that results in road surface subsidence making the road uneven. This research will conduct a study in peat soil without soil improvement where the peatland will be used as a location for road construction, which the bearing capacity, settlement and time required for settlement to take place is predicted as well as the risks of not using soil improvements on peat. The analysis will be conducted in a condition where in the pavement will be placed right above the elevation of 0,0 m, and the pavement as well as vehicle will be considered as a load. The largest bearing capacity is 200,8648 kN/m2. The total settlement is 58,9 cm, whereas the time needed for primary consolidation to take place is 22,6997 years. Abstrak Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki luas lahan gambut terbesar di dunia. Pembangunan pada tanah gambut dapat menimbulkan beberapa masalah kepada konstruksi yang disebabkan oleh sifat fisik tanah gambut yang kurang bagus seperti memiliki daya dukung yang rendah, sehingga biasanya perlu dilakukan perkuatan tanah dan dibutuhkan biaya tambahan dalam konstruksi. Dalam penelitian ini akan dilakukan penelitian terhadap tanah gambut yang tidak diperbaiki atau diperkuat dimana tanah tersebut akan digunakan sebagai lokasi konstruksi jalan, yang akan dilakukan prediksi besar daya dukung, serta besar dan lama penurunan yang terjadi pada tanah tersebut serta risiko apa saja yang terdapat. Analisis pada penelitian ini dilakukan dalam kondisi dimana lapisan perkerasan jalan terletak tepat di atas elevasi 0,0 m dimana lapisan perkerasan dan kendaraan akan dianggap sebagai beban. Daya dukung terbesar yang diperoleh adalah 200,8648 kN/m2. Penurunan total yang terjadi adalah 58,9 cm, serta jumlah lama penurunan konsolidasi primer adalah 22,6997 tahun.
PEMODELAN PARAMETER VIBRATION MONITORING TEST BERDASARKAN HASIL ITERASI NILAI RASIO REDAMAN (ξ) Veronica Chandra; Aniek Prihatiningsih; Ali Iskandar
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 6, Nomor 2, Mei 2023
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v6i2.21991

Abstract

The driven pile foundation is a foundation structure that not only withstands static loads but also dynamic loads due to vibrations generated during the pile driving process. It’s not impossible that the vibrations can cause damage to both the foundation structure itself and the surrounding building structures. Therefore, in this study dynamic soil modeling was carried out based on the dynamic parameters from the finite element back analysis of the Vibration Monitoring Test (VMT) which was measured using a geophone placed at a distance of 80 m from the vibration source originating from the foundation pile driving activity. The VMT parameter that was used was acceleration ay = 0,025 m/s2. The VMT parameter is modeled using a 2D finite element application and the dynamic parameter is obtained in the form of a damping ratio of 0,22 % with a percentage difference of 0,66 %. From the dynamic parameters that have been obtained, further research can be made by modeling the structure of the dynamic soil and analyzing the damage it causes. Abstrak Fondasi tiang pancang merupakan struktur fondasi yang tidak hanya menahan beban statis melainkan juga beban dinamik akibat getaran yang ditimbulkan ketika proses pemancangan tiang. Bukan hal yang tidak mungkin getaran tersebut dapat menyebabkan kerusakkan baik pada struktur fondasi itu sendiri maupun bagi struktur bangunan yang ada di sekitarnya. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan pemodelan tanah dinamik berdasarkan parameter dinamik dari back analysis finite element Vibration Monitoring Test (VMT) yang diukur menggunakan alat geophone yang diletakkan pada titik dan jarak 80 m dari sumber getaran yang berasal dari aktivitas pemancangan tiang fondasi dengan parameter VMT yang digunakan adalah percepatan ay = 0,025 m/s2. Parameter VMT tersebut dimodelkan menggunakan aplikasi elemen hingga 2D dan diperoleh parameter dinamik berupa rasio redaman sebesar 0,22 % dengan persentase perbedaan sebesar 0,66 %. Dari parameter dinamik yang telah diperoleh, dapat dibuat penelitian lanjutan dengan memodelkan struktur pada tanah dinamik tersebut dan dianalisis dampak kerusakan yang ditimbulkannya.
ANALISIS FONDASI DALAM PADA BANGUNAN RUMAH 2 LANTAI DI ATAS LAHAN BEKAS SAWAH DI BALI Savior Leon Oentoro; Aniek Prihatiningsih
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 6, Nomor 3, Agustus 2023
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v6i3.21990

Abstract

The foundation is the element that receives the forces from the building construction above and channels them to the subsoil, where they function to support the building so that there is no failure of the structure from the bottom. Driven Piles are deep foundations that are precast or finished in the factory to certain specifications. Piles have a long and direct shape with the aim of transmitting structural loads to deeper soil. Bored piles are the foundation for channeling structural loads to great depths. Drilled piles are directly printed in the field (cast in the field) with pre-drilled holes and immediately reinforced in situ. Of these three foundations, they are analyzed and designed in such a way as to be able to support a 2-story house with soil conditions that are former paddy fields. Then, after completing the design, the results are analyzed in terms of price to find out which one is cheaper when using the foundation for a two-story house. The total cost of the pile is Rp. 271,971,237, and for the drilled pile, it is Rp. 286,267,346. Abstrak Fondasi menjadi elemen yang menerima gaya-gaya dari konstruksi bangunan di atas dan disalurkan ke tanah  bawah dan berfungsi untuk menopang bangunan agar tidak terjadi kegagalan struktur dari bagian bawah.. Tiang pancang merupakan fondasi dalam yang merupakan pracetak atau sudah jadi dari pabrik dengan spesifikasi tertentu. Tiang pancang memiliki bentuk yang panjang dan langsung dengan tujuan untuk menyalurkan beban struktur ke tanah yang lebih dalam. Tiang bor merupakan fondasi untuk menyalurkan beban struktur ke kedalaman yang dalam. Pelaksanaan tiang bor adalah langsung dicetak dilapangan (dicor dilapangan) dengan lubang yang sudah di bor dan langsung dipasang tulangan secara in-situ. Dari ketiga fondasi ini dianalisis dan didesain sedemikian rupa agar mampu bisa menopang bangunan rumah 2 lantai dengan kondisi tanah yang merupakan lahan bekas sawah. Lalu setelah selesai hasil desain tersebut di analisis dari segi harga untuk mengetahui mana yang lebih murah dalam pemakaian fondasi dirumah 2 lantai. Untuk total biaya tiang pancang adalah Rp 271.971.237 dan untuk tiang bor senilai Rp 286.267.346.
EVALUASI DESAIN PERKERASAN LENTUR DI RUAS JALAN SAKETA – DAHEPODO PROVINSI MALUKU UTARA STA 00+000 – STA 10+000 BERDASARKAN MDPJ 2017 DAN MENGGUNAKAN PROGRAM KENPAVE Habib, Muhammad Saleh; Prihatiningsih, Aniek; R.S. Angkat, Hokbyan
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 7, Nomor 3, Agustus 2024
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v7i3.30766

Abstract

Dalam penelitian Evaluasi desain perkerasan jalan pada ruas jalan Saketa-Dahepodo di Provinsi Maluku Utara dilakukan berdasarkan Manual Desain Perkerasan Jalan 2017 dan menggunakan program KENPAVE. Data yang digunakan meliputi lapisan HRS Base setebal 4 cm, Lapisan Pondasi Atas (LPA) setebal 12 cm, Lapisan Pondasi Bawah (LPB) setebal 15 cm, dan lapisan Sirtu setebal 20 cm. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi ketahanan dan performa perkerasan jalan dalam menghadapi beban lalu lintas dan kondisi lingkungan setempat. n MDPJ 2017 kemudian hasilnya diuji berdasarkan analisis mekanistik empiris menggunakan program Kenpave. Hasil analisis menggunakan MDPJ 2017 diperoleh beban lalu lintas sebesar 629.691 CESAL5 sehingga desain perkerasan yang dipilih untuk digunakan adalah 5 cm AC-WC, 40 cm fondasi atas kelas A, dan 20 cm LFS Kelas s atau lapisan penopang. Berdasarkan hasil pengujian mekanistik empiris dengan program Kenpave, desain perkerasan metode MDPJ 2017 tersebut dinyatakan aman dari pengujian kerusakan akibat fatigue cracking dan permanent deformation.
PERILAKU KUAT TEKAN BEBAS PADA TANAH GAMBUT DENGAN TAMBAHAN PORTLAND CEMENT Frederiko, Frederiko; Prihatiningsih, Aniek
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 7, Nomor 3, Agustus 2024
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v7i3.30821

Abstract

Indonesia has 33.4 million hectares of swamp land spread across Sumatra, Kalimantan, and Papua. The soil in swamp land is generally peat soil, which has low bearing capacity. One method to improve soil bearing capacity is by adding cement. Portland composite cement (PCC) is widely available in Indonesia. This study aims to determine the characteristics of peat/swamp soil and evaluate the potential improvements after adding portland composite cement (PCC). The characteristic tests include specific gravity (Gs), water content, and grain size tests. Unconfined Compression Tests were conducted to determine the unconfined compressive strength of the soil. The tests were performed on soil with cement content of 4.7%, 9.3%, and 14%, with curing times of 7 days, 14 days, and 21 days. The characteristic test results showed that peat soil has a Gs of 1.50 and a water content of 187.73%. The Unconfined Compression Test results with 5% PCC content at 7 days showed a value of 119.11 kN/m² with an increase of 87.9%. With 15% PCC content at 21 days, the value was 217.78 kN/m² with an increase of 243.6%. It was concluded that the higher the cement content and the longer the curing time, the higher the unconfined compressive strength value. Abstrak Indonesia memilki lahan rawa seluas 33,4 juta hektar yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Tanah yang terdapat pada lahan rawa umumnya adalah tanah Gambut. Tanah Gambut merupakan tanah yang memiliki daya dukung yang rendah. Salah satu metode perbaikan tanah untuk menaikan daya dukung adalah dengan menambahkan semen. Portland composite cement (PCC) merupakan semen yang banyak dijual di masyarakat Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dari tanah gambut/rawa dan mengevaluasi potensi peningkatan yang terjadi setelah ditambahkan PCC. Pengujian karakteristik mencakup uji specific gravity (Gs), water content, dan grainsize. Uji Tekan Bebas dilakukan untuk menentukan nilai kuat tekan bebas dari tanah. Pengujian dilakukan pada tanah dengan kadar semen 4,7%, 9,3%, dan 14%. Lama waktu pemeraman yaitu, 7 hari, 14 hari, 21 hari. Hasil pengujian karakteristik didapatkan tanah gambut memilki Gs sebesar 1,50, dengan water content sebanyak 187,73%. Hasil Uji Tekan bebas dengan kadar PCC 5% pada 7 hari sebesar 119,11 kN/m2 dan persentase peningkatan 87,9%. Pada kadar PCC 15% pada 21 hari sebesar 217,78 kN/m² dan persentase peningkatan 243,6%. Disimpulkan semakin tinggi kadar semen dan semakin lama waktu pemeraman maka nilai kuat tekan bebas akan meningkat.
STUDI PERBANDINGAN NILAI UNDRAINED SHEAR STRENGTH TERHADAP NILAI LIQUID LIMIT TANAH LEMPUNG Angelina, Sherlin; Prihatiningsih, Aniek
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 8, Nomor 1, Februari 2025
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v8i1.32590

Abstract

The correlation analysis between undrained shear strength (Su) and liquid limit (LL) was conducted on clay soils sampled from North Jakarta to evaluate the potential for predicting Su values based on LL parameters. Clay soils are known for their high plasticity, which is influenced by moisture content, making Su and LL critical parameters in geotechnical stability analysis. In this research, Su values were obtained using the Triaxial UU method, while LL values were determined using the Casagrande method and the fall cone test. Exponential regression analysis was used to measure the correlation between Su and LL. Results showed that the Casagrande method generated a coefficient of determination (R2) calculated at 0,9676, indicating a strong correlation for predicting Su. In comparison, the fall cone test method produced a lower coefficient of determination, which is 0,5827. These results imply that LL, especially from the Casagrande method, can be used as a preliminary estimate of Su values, allowing for time and cost efficiency by reducing the need for Triaxial UU testing. Further studies with varied samples and mineral analysis of clay soils are recommended to enhance the accuracy and reliability of these findings. Abstrak Analisis korelasi antara undrained shear strength (Su) dan liquid limit (LL) dilakukan pada sampel tanah lempung yang diambil dari Jakarta Utara untuk mengevaluasi potensi prediksi nilai Su berdasarkan parameter LL. Tanah lempung dikenal memiliki karakter plastisitas tinggi yang dipengaruhi oleh kadar air, sehingga parameter Su dan LL sangat penting dalam analisis stabilitas geoteknik. Pada penelitian ini, nilai Su diperoleh menggunakan metode Triaxial UU, sementara nilai LL diperoleh dengan metode Casagrande dan fall cone test. Analisis regresi eksponensial digunakan untuk mengukur korelasi antara Su dan LL. Hasil menunjukkan bahwa metode Casagrande menghasilkan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,9676 yang mengindikasikan korelasi kuat untuk memprediksi Su. Sebaliknya, metode fall cone test menghasilkan koefisien determinasi yang lebih rendah, yaitu 0,5827. Hasil ini menyiratkan bahwa LL, terutama dari metode Casagrande, dapat digunakan sebagai estimasi awal nilai Su, sehingga memungkinkan efisiensi waktu dan biaya tanpa melakukan pengujian Triaxial UU. Studi lanjutan dengan variasi sampel dan analisis mineral tanah lempung disarankan untuk memperkuat keakuratan hasil ini.
STUDI PENGARUH PERKUATAN TANAH MENGGUNAKAN GEOGRID PADA STABILITAS LERENG Pradipa Agung Laksono; Prihatiningsih, Aniek
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 8, Nomor 1, Februari 2025
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v8i1.33252

Abstract

Slope stability analysis is a critical aspect of geotechnical engineering to prevent catastrophic failures, especially in areas with weak soil or high loading conditions. This study investigates the effectiveness of geogrid reinforcement in enhancing slope stability. Geogrids, known for their tensile strength and soil interaction, provide lateral restraint and distribute loads effectively. Using numerical modeling, this research evaluates the factor of safety (FoS) and deformation characteristics of slopes reinforced with varying configurations of geogrids. The analysis incorporates parameters such as the number of geogrid layers, their placement depth, and tensile stiffness. Results indicate that geogrid reinforcement significantly improves the stability of slopes, with the FoS increasing by up to 35% in optimal configurations. Additionally, the study highlights the reduction in horizontal and vertical displacements, ensuring long-term performance. This research provides practical insights for designing reinforced slopes in challenging terrains, particularly for infrastructure development. The findings underscore the necessity of integrating geosynthetics into slope design to enhance safety, reduce risks, and optimize construction costs. Future studies could explore the interaction between geogrids and various soil types under dynamic loading. Abstrak Analisis stabilitas lereng merupakan aspek penting dalam rekayasa geoteknik untuk mencegah kegagalan yang berpotensi merusak, terutama di area dengan kondisi tanah lemah atau beban tinggi. Penelitian ini mengkaji efektivitas penggunaan geogrid dalam meningkatkan stabilitas lereng. Geogrid, yang dikenal karena kekuatan tariknya dan interaksinya dengan tanah, memberikan penahan lateral dan mendistribusikan beban secara efektif. Dengan menggunakan pemodelan numerik, penelitian ini mengevaluasi faktor keamanan (FoS) dan karakteristik deformasi lereng yang diperkuat dengan konfigurasi geogrid yang bervariasi. Analisis mencakup parameter seperti jumlah lapisan geogrid, kedalaman penempatan, dan kekakuan tariknya. Hasil menunjukkan bahwa penggunaan geogrid secara signifikan meningkatkan stabilitas lereng, dengan FoS meningkat hingga 35% dalam konfigurasi optimal. Selain itu, penelitian ini menyoroti pengurangan perpindahan horizontal dan vertikal, sehingga memastikan kinerja jangka panjang. Penelitian ini memberikan wawasan praktis untuk perancangan lereng yang diperkuat pada medan yang menantang, khususnya untuk pembangunan infrastruktur. Temuan ini menegaskan pentingnya integrasi geosintetik dalam desain lereng untuk meningkatkan keamanan, mengurangi risiko, dan mengoptimalkan biaya konstruksi. Penelitian selanjutnya dapat mengeksplorasi interaksi antara geogrid dan berbagai jenis tanah di bawah beban dinamis.
ANALISIS KINERJA EXPANDED POLYSTYRENE (EPS) GEOFOAM SEBAGAI MATERIAL TIMBUNAN Andrawan; Prihatiningsih, Aniek; James. W; Johan, Albert
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 8, Nomor 2, Mei 2025
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v8i2.32614

Abstract

Expanded Polystyrene (EPS) Geofoam is a geosynthetic material that has a light weight but remains strong. This advantage makes it a popular alternative choice in many countries. This research focuses on the utilization of EPS geofoam to improve slope stability, with analysis conducted using Plaxis 2D software. The case study was taken from a slope in West Java that is prone to ground movement. The data analyzed included slope subgrade characteristics, EPS geofoam, and soil backfill as a parameter for comparison of EPS geofoam effectiveness. Slope protection was performed using a retaining wall structure, and analysis was performed on the backfill material consisting of soil and EPS geofoam. The analysis showed that EPS geofoam can improve slope stability as a result of higher factor of safety values compared to the use of soil fill. In addition, the use of EPS geofoam can also reduce the need for additional reinforcement in the retaining wall structure. These findings indicate that the use of EPS geofoam as backfill material can reduce the risk of landslides and speed up the construction time for slope protection. Abstrak Expanded Polystyrene (EPS) Geofoam adalah material geosintetik yang memiliki berat ringan namun tetap kuat. Keunggulan ini menjadikannya pilihan alternatif yang populer di berbagai negara. Penelitian ini berfokus pada pemanfaatan EPS geofoam untuk meningkatkan stabilitas lereng, dengan analisis yang dilakukan menggunakan  software Plaxis 2D. Studi kasus diambil dari lereng di Jawa Barat yang rentan terhadap pergerakan tanah. Data yang dianalisis mencakup karakteristik tanah dasar lereng, EPS geofoam, dan timbunan tanah sebagai parameter perbandingan efektivitas EPS geofoam. Proteksi lereng dilakukan dengan menggunakan struktur dinding penahan tanah, dan analisis dilakukan terhadap material penimbun yang terdiri dari tanah dan EPS geofoam. Hasil analisis menunjukkan bahwa EPS geofoam dapat meningkatkan stabilitas lereng hasil dari nilai faktor keamanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan timbunan tanah. Selain itu, penggunaan EPS geofoam juga dapat mengurangi kebutuhan perkuatan tambahan pada struktur dinding penahan tanah. Temuan ini mengindikasikan bahwa penggunaan EPS geofoam sebagai material timbunan dapat mengurangi risiko longsoran dan mempercepat waktu konstruksi untuk perlindungan lereng.