Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

NISBAH KELAMIN DAN UKURAN PERTAMA KALI MATANG GONAD ALLIGATOR PIPEFISH (Syngnathoides biaculeatus (Bloch, 1785) YANG TERTANGKAP DI DAERAH PADANG LAMUN KEPULAUAN TANAKEKE, KABUPATEN TAKALAR Ardi Eko Mulyawan
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 4, No 1 (2020): JFMR VOL 4 NO 1
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.089 KB) | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2020.004.01.21

Abstract

Penelitian ini dilakukan selama enam bulan dari bulan Juni sampai November 2018 pada perairan Kepulauan Tanakeke Kabupaten Takalar. Jumlah tangkur buaya yang diperoleh pada lokasi pengambilan sampel Labbotallua sebanyak 88 ekor jantan dan 67 ekor betina pada lokasi pengambilan sampel Labbokatoang sebanyak 68 ekor jantan dan 52 ekor betina. Hasil penelitian menunjukkan Nisbah kelamin Syngnathoides biaculeatus (Bloch, 1785)  pada lokasi labbotallua dan labbokatoang di Pulau Tanakeke Sulawesi Selatan yaitu 1.31:1 dapat dikatakan seimbang. Hasil analisis terhadap ukuran pertama kali matang gonad tangkur buaya pada kedua lokasi pengambilan sampel pada individu jantan mengalami kematangan gonad pertama kali yang lebih cepat pada ukuran 19.3038 mm dan 20.8287 mm sedangkan tangkur buaya betina pada ukuran 21.3192 mm dan 21.2339 mm. 
Kondisi Kualitas Air Perairan Punagayya Dalam Menunjang Keberlanjutan Budidaya Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii) Ardi Eko Mulyawan; Hasriyani Hafid; Mesalina Tri Hidayani; Aryanti Susilowati
AGRICOLA Vol 11 No 1 (2021): AGRICOLA
Publisher : Universitas Musamus, Merauke, Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Punagaya waters are one of the seaweed cultivation locations in Jeneponto Regency. In 2005, a power plant was built at that location. This development has raised concerns, especially for seaweed farmers in the area. The sustainability of seaweed cultivation and production in Punagaya waters is primarily determined by the water quality and several other related aspects. The purpose of this study was to find information on the physical and chemical conditions of Punagaya waters used for seaweed cultivation after the construction of the power plant (PLTU) and the possibility of contamination of Plumbum (Pb) and Cadmium (Cd). Samples for physical and chemical measurements of seawater were carried out in-situ at the study site, while the chemical analysis of water in the form of nitrate, phosphate, plumbum (Pb) and cadmium (Cd) was carried out in the laboratory. The results showed that the physical and chemical conditions of the Punagaya waters used for seaweed cultivation after the PLTU construction were still within the permissible limits for seaweed cultivation. However, it needs to be aware of the high-temperature value. The value of heavy metals is still in the lower limit for cultivation for seaweed.
PEMBUATAN PERMEN BERBAHAN BAKU RUMPUT LAUT (Gracillaria verrucosa) LIMBAH DOMESTIK DI DUSUN KAMPUNG BARU, DESA KADING, KECAMATAN BAREBBO, KABUPATEN BONE, SULAWESI SELATAN Aryanti Susilowati; Ardi Eko Mulyawan
Jurnal Pemberdayaan Maritim Vol 4 No 2 (2022): Journal of Maritime Empowerment
Publisher : Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/jme.v4i2.4083

Abstract

Rumput laut jenis Gracillaria verrucosa merupakan salah satu jenis rumput laut penghasil agar yang cukup mudah dibudidayakan di Indonesia. Cara pembudidayaannya yang cukup mudah dan waktu pertumbuhan yang cukup cepat menjadikan rumput laut ini menjadi primadona terutama oleh petambak. Pada umumnya rumput laut Gracillaria verrucosa di Dusun Kampung Baru dijual dalam keadaan utuh dan kering. Dengan model penjualan seperti ini maka harga yang didapatkan agak rendah. Akan tetapi karena warnanya yang kurang menarik sehingga pemanfaatan rumput laut ini untuk diolah menjadi olahan makanan masih sangat kurang. Salah satu bentuk olahan yang cukup menjanjikan adalah permen jelly. Kegiatan dilaksanakan mulai Juni - Desember 2018 di Dusun Kampung Baru, Desa Kading, Kecamatan Barebbo, Kabupaten Bone dengan model pengarahan dan praktek langsung kepada ibu – ibu peserta. Pembuatan permen diilakukan dengan melarutkan rumput laut dan mencampurkan semua bahan – bahan tambahannya sehingga dihasilkan permen jelly. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa ada beberapa kadar yang masih melewati standar SNI namun setidaknya ini bisa menjadi bekal awal untuk para ibu – ibu kelompok tani untuk mengembangkan usaha permen jelly ini kedepannya.
Reproductive Biodynamics of Short Mackerel (Rastreliger brachyoma Bleeker, 1851) in the Northern Waters Makassar Strait, Indonesia Wayan Kantun; Ardi Eko Mulyawan; Hadijah Mahyuddin
Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada Vol 24, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jfs.72728

Abstract

Short mackerel are caught with high intensity by the fisherman and using various fishing gear.  It is feared that this activity could change the reproduction habits of short mackerel in ther habitat. This study aims to analyze the bio-dynamics reproduction of short mackerel, including sex ratio, maturity stage, length at first maturity, length at first spawning, and fecundity. The survey method obtained the sample collection from the fish landing sites. Samples were collected in 1320 samples consisting of 651 females (13.0-16.5 cm) and 669 males (13.3-17.4 cm). The results showed that the sex ratio was balanced (1.00:1.02), the stage of gonad maturity showed from immature gonad to spawning (I to V), and the highest gonad maturity index for males and females were found in July (1.609 and 1.794). The length at first maturity of males and females had occurred when they were 16.51 cm and 16.63 cm, and the length at first spawning for males and females was 17.12 cm and 17.03 cm in size. The fecundity of female mackerel ranges from 30.106 to 58.439 in the northern waters of Makassar Strait. Capturing fish is suggested with a length above the spawned fish (>17 cm), considering that the fish only spawn at least once from their life cycle. The fecundity of short mackerel is relatively high as an indicator of high reproductive potential.
PEMBUATAN PERMEN BERBAHAN BAKU RUMPUT LAUT (Gracillaria verrucosa) LIMBAH DOMESTIK DI DUSUN KAMPUNG BARU, DESA KADING, KECAMATAN BAREBBO, KABUPATEN BONE, SULAWESI SELATAN Aryanti Susilowati; Ardi Eko Mulyawan
Jurnal Pemberdayaan Maritim Vol 4 No 2 (2022): Journal of Maritime Empowerment
Publisher : Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/jme.v4i2.4083

Abstract

Rumput laut jenis Gracillaria verrucosa merupakan salah satu jenis rumput laut penghasil agar yang cukup mudah dibudidayakan di Indonesia. Cara pembudidayaannya yang cukup mudah dan waktu pertumbuhan yang cukup cepat menjadikan rumput laut ini menjadi primadona terutama oleh petambak. Pada umumnya rumput laut Gracillaria verrucosa di Dusun Kampung Baru dijual dalam keadaan utuh dan kering. Dengan model penjualan seperti ini maka harga yang didapatkan agak rendah. Akan tetapi karena warnanya yang kurang menarik sehingga pemanfaatan rumput laut ini untuk diolah menjadi olahan makanan masih sangat kurang. Salah satu bentuk olahan yang cukup menjanjikan adalah permen jelly. Kegiatan dilaksanakan mulai Juni - Desember 2018 di Dusun Kampung Baru, Desa Kading, Kecamatan Barebbo, Kabupaten Bone dengan model pengarahan dan praktek langsung kepada ibu – ibu peserta. Pembuatan permen diilakukan dengan melarutkan rumput laut dan mencampurkan semua bahan – bahan tambahannya sehingga dihasilkan permen jelly. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa ada beberapa kadar yang masih melewati standar SNI namun setidaknya ini bisa menjadi bekal awal untuk para ibu – ibu kelompok tani untuk mengembangkan usaha permen jelly ini kedepannya.
Pengaruh Penggunaan Tepung Biji Kelor (Moringa oleifera) Terhadap Kualitas Kimia Air Tambak Budidaya Mulyawan, Ardi Eko
SIGANUS: Journal of Fisheries and Marine Science Vol 2 No 1 (2020): SIGANUS: Journal of Fisheries and Marine Science
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/siganus.v2i1.727

Abstract

ABSTRACT: The present study aims to determine the effect of Moringa oleifera seed flour on the chemical paramater of water quality in fish pond. The results of this study are expected to provide information on the use of moringa seed flour on the chemical parameter of water quality of aquaculture. This research was conducted from April to May 2018. A completely randomized design was applied for experimental design. The treatments tested were moringa seed flour consisted of 4 treatments (0 mg/l control, 250 mg / l, 350 mg/l and 450 mg/l) in 2 ponds with different locations, where each treatment had 3 replicates to obtain 24 units trial. The sampling technique used random sampling. The research variables consisted of nitrate, ammonia and phosphate. One way ANOVA was performed for statistical analysis. The results showed that the lowest range of ammonia in pond water was obtained in treatment (450 mg/l) followed by treatment (350 mg/l) and treatment (250 mg/l), while the range of nitrate in pond water, where in pond 1 the lowest nitrate was obtained at treatment (450 mg/l), followed by 350 mg/l and 250 mg/l treatment. In pond 2 the lowest nitrate range was obtained in treatment (250 mg/l) followed by treatment (450 mg/l) and treatment (350 mg/l) ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung biji kelor (Moringa oleifera) terhadap kualitas kimia air tambak budidaya. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pemanfaatan tepung biji kelor terhadap kualitas kimia air tambak budidaya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2018. Peneltian ini tergolong dalam penelitian yang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang diujicobakan adalah tepung biji kelor dengan 4 perlakuan (0 mg/l kontrol, 250 mg/l, 350 mg/l dan 450 mg/l) di 2 tambak dengan lokasi yang berbeda, dimana setiap perlakuan diulang 3 kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan. Teknik sampling menggunakan random sampling. Variabel penelitian terdiri dari nitrat, amoniak dan phospat yang dianalisa dengan menggunakan one way ANOVA. Hasil peneltian menunjukkan kisaran amoniak pada air tambak terendah diperoleh pada perlakuan (450 mg/l) disusul perlakuan (350 mg/l) dan perlakuan (250 mg/l), sedangakan kisaran nitrat air tambak, dimana pada tambak 1 kisaran nitrat terendah diperoleh pada perlakuan (450 mg/l), disusul perlakuan (350 mg/l) dan perlakuan (250 mg/l). Pada tambak 2 kisaran nitrat terendah diperoleh pada perlakuan (250 mg/l) disusul perlakuan (450 mg/l) dan perlakuan (350 mg/l)
Kondisi Kualitas Air Perairan Punagayya Dalam Menunjang Keberlanjutan Budidaya Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii) Mulyawan, Ardi Eko; Hafid, Hasriyani; Hidayani, Mesalina Tri; Susilowati, Aryanti
AGRICOLA Vol 11 No 1 (2021): AGRICOLA
Publisher : Universitas Musamus, Merauke, Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35724/ag.v11i1.3594

Abstract

Punagaya waters are one of the seaweed cultivation locations in Jeneponto Regency. In 2005, a power plant was built at that location. This development has raised concerns, especially for seaweed farmers in the area. The sustainability of seaweed cultivation and production in Punagaya waters is primarily determined by the water quality and several other related aspects. The purpose of this study was to find information on the physical and chemical conditions of Punagaya waters used for seaweed cultivation after the construction of the power plant (PLTU) and the possibility of contamination of Plumbum (Pb) and Cadmium (Cd). Samples for physical and chemical measurements of seawater were carried out in-situ at the study site, while the chemical analysis of water in the form of nitrate, phosphate, plumbum (Pb) and cadmium (Cd) was carried out in the laboratory. The results showed that the physical and chemical conditions of the Punagaya waters used for seaweed cultivation after the PLTU construction were still within the permissible limits for seaweed cultivation. However, it needs to be aware of the high-temperature value. The value of heavy metals is still in the lower limit for cultivation for seaweed.
Penggunaan pupuk komersil dan organik terhadap laju pertumbuhan rumput laut Eucheuma spinosum di kebun bibit rumput laut Desa Angkue, Kabupaten Bone Minda, Nur; Mulyawan, Ardi Eko; Nursyahran, Nursyahran
Agrokompleks Vol 24 No 1 (2024): Agrokompleks Edisi Januari
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/japp.v24i1.725

Abstract

Rumput laut merupakan komoditas yang kini tengah digalakkan pemerintah guna mendongkrak cadangan devisa negara. Rumput laut juga merupakan salah satu rangkaian produk unggulan bernilai ekonomis yang dapat menggerakkan sektor ekonomi mulai dari petani, produsen, pengolah, dan diakhiri dengan pelanggan. Sehubungan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian dosis yang berbeda terhadap pertumbuhan rumput laut dan kualitas rendemen bobor yang dipelihara dengan dosis pupuk berbeda dengan lama perendaman 6 jam kemudian dipelihara di laut. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli di Desa Angkue, Kabupaten Bone. Penelitian ini tergolong penelitian eksperimen dengan metode Rancangan Acak Lengkap melalui 4 perlakuan dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan harian tertinggi terdapat pada perlakuan B (cair) dengan hasil 5.74%, dan pertumbuhan harian terendah pada perlakuan D (kombinasi) dengan hasil 3.28%. Kemudian untuk pertumbuhan mutlak tertinggi terdapat pada perlakuan B (cair) dengan hasil 107.67 gram, dan terendah pada perlakuan D (kombinasi) dengan bobot 46.33 gram. Dan bobot basah tertinggi pada perlakuan B (cair) 138.89 gram, terendah pada perlakuan D (kombinasi) 85 gram. Untuk bobot kering tertinggi pada perlakuan 39.67 gram, dana terendah pada perlakuan C (kotoran sapi) 32.33 gram.
ANALISIS KESESUAIAN PERAIRAN RUMPUT LAUT (Kappaphycus alvarezii) DI PERAIRAN DESA KAMBUNONG KABUPATEN MAMUJU TENGAH MENGGUNAKAN CITRA SENTINEL-2A Arpin Hardiana; Ardi Eko Mulyawan; Fathuddin Fathuddin; Nursyahran Nursyahran; Heriansah Heriansah
Jurnal Perikanan Unram Vol 13 No 1 (2023): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v13i1.459

Abstract

Produksi rumput laut dari Provinsi Sulawesi Barat masih lebih rendah dibandingkan Sulawesi Selatan. Untuk meningkatkan produksi, pemetaan potensi wilayah menggunakan penginderaan jauh merupakan salah satu solusi yang baik. Perairan Desa Kambunong di Kabupaten Mamuju Tengah Sulawesi Barat merupakan salah satu wilayah yang berpotensi untuk mengembangkan budidaya rumput laut khususnya di Mamuju Tengah. Penentuan lokasi perairan Budidaya rumput laut harus mempertimbangkan aspek ekologis, dan faktor pembatas budidaya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian perairan Kambunong untuk budidaya rumput laut (Kappaphycus alvarezii) di perairan Desa Kambunong. Metode penelitian yang digunakan adalah eksploratif dengan mengambil data parameter fisik dan kimia oseanografi perairan. Citra satelit yang digunakan adalah citra Sentinel-2A. Hasil penelitian menunjukkan luas perairan untuk kategori sesuai adalah 167 ha, sedangkan untuk kategori tidak sesuai adalah 578 ha.
WATER SUITABILITY FOR SEAWEED Kappaphycus alvarezii CULTURE USING SENTINEL-2A IN AENG BATU-BATU VILLAGE, TAKALAR REGENCY Elis Safitri; Ardi Eko Mulyawan; Nuraeni L. Rapi
Jurnal Perikanan Unram Vol 14 No 4 (2024): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v14i4.1253

Abstract

Certain individuals residing in Aeng Batu-Batu Village are engaged in the cultivation of seaweed (Kappaphycus alvaezii). However, the community encounters a challenge in identifying suitable areas for seaweed farming. The objective of this study is to assess the appropriateness of the waters for cultivating seaweed. The present study was carried out in June 2023. The exploration method utilized in this study seeks to ascertain the degree of suitability exhibited by the waters for seaweed cultivation. An Aeng Batu-Batu Village sampling procedure was implemented, consisting of three repetitions. A unique set of water quality parameters was acquired at each sampling point. In descending order, the values of each parameter are presented. Current velocity (23.62-11.47 cm/s), depth (5-2 meters), water clarity (3.35-2.3 meters), pH (7.91-7.73), salinity (27-23 ppt), temperature (30-28 °C), phosphate (0.0362-0.0122 mg/L), and nitrate (0.069-0.014 mg/L). The water suitability matrix indicates that 185.06 ha of the valley's water is suitable for seaweed cultivation in Aeng Batu-Batu Village, while 0.3 hectare of the valley's water is unsuitable for seaweed cultivation.