Claim Missing Document
Check
Articles

BRANDING HIPMI PEDULI JAWA TENGAH MELALUI KEGIATAN KOMUNIKASI STRATEGIS Anugrah Beta Familio; Djoko Setyabudi; Agus Naryoso; Wiwid Noor Rakhmad
Interaksi Online Vol 4, No 1: Januari 2016
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.264 KB)

Abstract

Tugas akhir berupa karya bidang ini dilatarbelakangi oleh badan organisasi baru dibawahnaungan HIPMI Jawa Tengah yaitu HIPMI Peduli Jawa Tengah, akan organisasi HIPMIPeduli Jawa Tengah merupakan organisasi baru yang belum banyak dikenal olehmasyarakat khususnya pengurus HIPMI Jawa Tengah. Melalui kegiatan Branding HIPMIPeduli Jawa tengah dapat memperkuat Brand HIPMI Peduli Jawa Tengah.Banyaknya anggota HIPMI Jawa Tengah yang tidak mengetahui organisasi HIPMI PeduliJawa Tengah membuat kurangnya pengetahuan tentang kegiatan HIPMI Peduli JawaTengah. Berdasarkan teori persuasi, karya bidang ini bertujuan untuk mengajak anggotaHIPMI Jawa Tengah untuk lebih mengenal kegiatan HIPMI Peduli Jawa Tengah. Selain itukarya bidang ini juga bertujuan untuk meningkatkan afeksi, kognisi dan juga behavioranggota dan masyarakat untuk ikut serta berdonasi di HIPMI Peduli Jawa Tengah.Pada 1 bulan pelaksanaan di Bulan Agustus, kegiatan ini berhasil meningkatkan 84%awareness serta meningkatkan perilaku berdonasi sebanyak 34% anggota HIPMI PeduliJawa Tengah. Serta terpenuhinya 50% dana kegiatan branding HIPMI Peduli Jawa Tengahmelalaui kegaiatan sponsorship dan partnership. Karya bidang ini menunjukkan bahwaBranding HIPMI Peduli Jawa Tengah berhasil dilakukan sesuai dengan goals yangditentukan.
Strategic Communication Museum Kereta Api Ambarawa sebagai Project Manager Mohammad Akbar Rizal Hamidi; M Bayu Widagdo; Djoko Setyabudi; Tandiyo Pradekso
Interaksi Online Vol 3, No 4: Oktober 2015
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.872 KB)

Abstract

Tugas akhir berupa karya bidang ini dilatarbelakangi oleh sangat potensialnyamuseum kereta api Ambarawa sebagai rancangan museum kereta apiInternasional, akan tetapi kurangnya promosi museum membuat museum jarangdikenal oleh masyarakat dan belum banyak dikunjungi. Terbukti dari riset yangtelah dilaksanakan, diperoleh angka brand knowledge informan terhadap museumKA sebesar 58% yang menunjukan bahwa orang belum tahu museum kereta apiAmbarawa, dimana letaknya dan apa saja barang yang dikoleksi disana.Sedangkan tingkat afeksi menunjukan angka 37%, hal ini menunjukan bahwaorang masih belum mau mencari tahu informasi tentang museum KA Ambarawaitu sendiri. Sedangkan hal behavior berupa tingkat kunjungan masihlah berada dirata-rata kunjungan sebesar 600 orang per hari.Tujuan dari diadakannya Strategic Communication Museum Kereta ApiAmbarawa ini adalah mempromosikan Museum Kereta Api Ambarawa gunameningkatkan pengetahuan dan sikap masyarakat untuk berkunjung ke museumKereta Ambarawa. Selain itu karya bidang ini juga bertujuan untuk meningkatkanafeksi, kognisi dan juga behavior pengunjung maupun calon pengunjung museumkereta api Ambarawa.Pada 1 bulan pelaksanaan di bulan Mei 2015, kegiatan berhasil mendapatkanpeningkatan pengunjung yang signifikan di bulan Mei dengan total kunjungan21.514 orang (dewasa) dan 9.272 orang (anak-anak). Rata-rata di bulan Meimenunjukan angka 993 orang per hari. Jika dikatergorikan berdasarkan kunjunganweekend dan weekdays, pada weekdays menunjukan angka rata-rata 623 orang danpada weekend menunjukan angka rata-rata 1.769 orang. Aspek kognisitentangpengetahuan pengunjung tentang museum Kereta Api Ambarawa tentang apa,dimana letak museum, koleksi, dan juga potensi museum kereta api Ambarawadalam pelaksanaannya meningkatkhingga presentase 73% dari angka 58%.Dalamaspek afeksi didasarkan pada minat masyarakat untuk mau berkunjung keMuseum Kereta Api Ambarawa dalam pelaksanaannya meningkat dia angka 66%dari 37%.Karya bidang ini menunjukkan bahwa “Strategic CommunicationMuseum Kereta Api ambarawa ‘Sepoorheroes’ berhasil dilakukan sesuai goalsyang ditentukan.
Memahami Pengalaman Individu yang Resisten dengan Industri Rokok dalam Mengikuti Program Djarum Bakti Pendidikan dan Program Beasiswa Bulutangkis Andrinanta Putra Pratama; Djoko Setyabudi; Nurrist Surayya Ulfa; Nuriyatul Lailiyah
Interaksi Online Vol 2, No 4: Oktober 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.611 KB)

Abstract

Program Djarum Bakti Pendidikan dan Program Beasiswa Bulutangkis merupakan contoh dari program CSR dari PT Djarum dengan antusias masyarakat yang cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya masyarakat yang ingin bergabung dengan kedua program tersebut. Kedua program tersebut bertujuan meningkatan citra PT Djarum di masyarakat, dengan melibatkan para individu yang berasal dari latar belakang yang cenderung bertentangan dengan industri rokok, dalam hal ini mahasiswa dan atlet.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman individu yang resisten dengan industri rokok dalam mengikuti Program Djarum Bakti Pendidikan dan Program Beasiswa Bulutangkis. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan fenomenologi dengan mengaitkan antara pengalaman informan dalam kedua program tersebut dengan perubahan persepsi dari informan yang cenderung menjadi positif.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para individu yang cenderung resisten dengan industri rokok mendapatkan berbagai informasi yang berkaitan dengan program tersebut sebelum mengikuti program, yang mempengaruhi persepsi awal dari informan. Beberapa informan dari penelitian ini mengungkapkan bahwa mereka mengalami konflik intrapersonal dengan memilih untuk mengikuti program tersebut. Dalam mengikuti Program Djarum Bakti Pendidikan dan Program Beasiswa Bulutangkis, para informan mendapatkan manfaat positif berupa pelatihan, serta mendapatkan kesempatan untuk mengimplementasikan soft skills yang didapat. Para informan juga mengikuti berbagai kegiatan di dalam Program Djarum Bakti Pendidikan dan Program Beasiswa Bulutangkis yang bertujuan untuk mendekatkan informan kepada PT Djarum, industrinya, serta dilibatkan dalam berbagai program. Setelah mengikuti berbagai kegiatan dalam kedua program tersebut, informan memiliki persepsi yang cenderung positif,  baik terhadap Program Djarum Bakti Pendidikan dan Program Beasiswa Bulutangkis maupun terhadap PT Djarum sebagai penyelenggara program tersebut. Walaupun terungkap adanya persepsi positif,  peserta juga mengungkapkan harapannya agar PT Djarum dapat mengurangi porsi industri rokok dan lebih mengembangkan industri di bidang lain. Key words: kegiatan CSR, pengalaman individu, persepsi
FENOMENA PERILAKU CYBERBULLYING DI DALAM JEJARING SOSIAL TWITTER Salshabila Putri Persada; Djoko Setyabudi; Turnomo Rahardjo; Nurrist Surayya Ulfa
Interaksi Online Vol 3, No 1: Januari 2015
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.725 KB)

Abstract

Maraknya penggunaan jejaring sosial twitter dikalangan masyarakat modern saat ini tengah sangat popular. Twitter membawa trend baru dalam masyarakat sebagai ajang untuk melakukan tindakan penindasan secara online atau yang lebih dikenal dengan sebutan cyberbullying. Pengguna twitter dengan mudah dapat melakukan cyberbullying kepada pengguna twitter lainnya, pengguna dapat memposting tulisan kejam atau mengunggah foto yang berhubungan dengan individu lain dengan tujuan mengintimidasi dan merusak nama baik seseorang. Tujuan cyberbullying dalam media twitter adalah untuk memenuhi kebutuhan dimana pada hakikatnya semua orang selalu berjuang dalam usaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokoknya dalam hal kesehatan, keamanan, pengaruh, kekuasaan dan kepuasaan hidupnya secara biologis, lahiriah maupun batiniah. Dorongan, alasan dasar dan pikiran dasar bagi seseorang merupakan sebuah penggerak untuk mau bertindak memenuhi kebutuhannya, hal inilah yang disebut sebagai motivasi, motif jika dihubungkan dengan konsumsi media berarti segala alasan dan pendorong dalam diri manusia yang menyebabkan seseorang menggunakan media.Penelitian ini bertujuan untuk memahami motivasi pelaku dalam melakukan cyberbullying dijejaring sosial twitter. Dalam penelitian ini, teori yang digunakan adalah motif sosiogenis, yaitu motif cinta, motif kompetensi, dan motif harga diri dan kebutuhan untuk mencari identitas. Selain itu motif afektif juga menjadi alasan pelaku melakukan cyberbullying yaitu reduksi, peneguhan dan penonjolan. Kedua motif yang ada didukung dengan Teori Uses And Gratification dan pendekatan emosi. Pengalaman individu ini diungkapkan dengan metode fenomenologi yang mengutamakan pada pengalaman individu secara sadar dalam memaknai suatu hal. Peneliti menggunakan teknik wawancara mendalam terhadap lima orang informan yang masing-masing merupakan pelaku cyberbullying di dalam jejaring sosial Twitter dan telah menggunakan jejaring sosial ini selama setahun.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam jejaring sosial twitter, perilaku cyberbullying terjadi karena motivasi yang ada pada dalam diri informan, seperti motif sosiogenis dan motif afektif. Dibalik semua motif yang ada, tersimpan perasaan emosi yang dirasakan informan dan membawanya kepada perilaku cyberbullying di twitter. Emosi yang dirasakan informan seperti emosi kesal, sakit hati dan senang menciptakan motif sosiogenis dan afektif yang mendorong informan untuk melakukan perilaku cyberbullying di twitter.Key words :Twitter, cyberbullying, motif, emosi
PROGRAM FEATURE PARIWISATA KOTA SEMARANG DENA ADI SANTOSA; Nurul Hasfi; Djoko Setyabudi
Interaksi Online Vol 2, No 2: April 2013
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.423 KB)

Abstract

ABSTRAK Peran komunikasi dalam pariwisata, yaitu dalam proses memasarkan produk wisata agardapat menarik perhatian pelanggan untuk menggunakan produk wisata. Dalam melakukankegiatan pemasaran, tentunya seorang komunikator akan menggunakan teknologi atau mediauntuk melakukan kegiatan pemasaran. Misalnya saja melalui media televisi dengan menampilkanatau menayangkan program acara, iklan, dll, yang berhubungan dengan kepariwisataan. Adapunsalah satu bentuk program dari media televisi, yaitu Program Feature. Program Feature adalahsuatu program yang membahas suatu pokok bahasan, satu tema, diungkapkan lewat berbagaipandangan yang saling melengkapi, mengurai, menyoroti secara kritis, dan disajikan denganberbagai format.Komunikasi diperlukan dalam melakukan promosi pariwisata. Dimana komunikasi harusmemiliki minimal 3 unsur agar suatu komunikasi dapat berlangsung dengan baik. 3 unsur yangharus ada dalam sebuah kegiatan komunikasi yaitu : adanya komunikator sebagai pemberiinformasi, adanya pesan yang disampaikan dan adanya komunikan sebagai penerima informasi.Selain 3 unsur tersebut, harus terdapat alat sebagai media perantara pemberi pesan darikomunikator kepada komunikan.Pada karya ini menciptakan sebuah Program Feature dengan format audio-visual padatelevisi, dengan tema mengenai Pariwisata Kota Semarang. Disuguhkan dengan kemasan ataucara penayangan yang kreatif, unik, dan menarik, pariwisata dapat menjadi sebuahentertaintment, warna pilihan pada program acara pada perusahaan media massa Televisi. Tidakseluruhnya pariwisata yang ada, melainkan beberapa obyek wisata. Wisata itu antara lainMuseum Perkembangan Islam di Jawa Tengah, Taman Wisata Air Banjir Kanal Barat, sertawisata kuliner Mie Kopyok dan Jamu Jun. Keempat tema tersebut dikerjakan melalui 3 tahap,yaitu tahap pra produksi, tahap produksi, dan tahap paska produksi. Setelah melalui 3 tahaptersebut, terciptalah sebuah karya program fature yang siap untuk di publikasikan melalui mediatelevisi. Merupakan suatu kesempatan, karena saya mendapatkan ijin tayang pada media televisilokal Cakra Semarang TV. Karya ini dapat di tampilkan pada suatu spot program acara mengenaipariwisata bernama Jateng Exotic.Setelah melalui berbagai proses kerja, karya ini bertujuan untuk memperkenalkan,memberitakan, menginformasikan tempat pariwisata di Kota Semarang. Berupa tempat wisatabersejarah, tempat rekreasi, wista kuliner seperti makanan dan minuman di kota Semarang.Disuguhkan dengan kemasan atau cara penayangan yang kreatif, unik, dan menarik. KaryaBidang ini tayang pada hari Senin, 28 Januari 2013, dan Kamis 31 Januari 2013 di CakraSemarang TV.Kata Kunci : Program Televisi, Feature, PariwisataFEATURES PROGRAM OF SEMARANG CITY TOURISMABSTRACTThe role of communication in tourism, which is in the process of marketing the tourismproducts in order to attract the attention of customers to use the product tour. In conductingmarketing activities, of course, a communicator will use the technology or media to conductmarketing activities. For example, through the medium of television with the show or broadcastprograms, advertising, etc., relating to tourism. As one form of media television program, theProgram Feature. Feature Program is a program that addresses a topic, a theme, expressedthrough a variety of complementary view, parse, highlights critical, and served with a variety offormats.Communication is needed in promoting tourism. Where the communication must have atleast 3 elements that a communication can take place properly. 3 elements that must exist in acommunication activities are: the communicator as a conduit of information, the messagedelivered and the communicant as recipient. In addition to these three elements, there must be atool as its medium of its message to the communicant communicator.In this work creates a Program Feature with audio-visual format on television, with thetheme of Tourism of Semarang. Presented with the packaging or how your creative, unique, andinteresting, tourism can become an entertaintment, color choices on the event program ontelevision media company. Not entirely of tourism, but some of the attractions. Tourism, amongothers, the Museum of Islamic Development in Central Java, Water Park of West Flood Canal, aswell as culinary tours Mie Kopyok and Jamu Jun. The four themes are carried through 3 stages:pre-production phase, the production phase, and the post-production stage. After going throughthe third phase, creating a work program fature are ready to publish in the medium of television.It is an opportunity, as I get permission aired on local television media Chakra Semarang TV.This work can be displayed at a spot on the tourism program named Jateng Exotic.After going through various processes work, this paper aims to introduce, proclaim,inform tourism spot in Semarang. Form of historical attractions, recreation, culinary wista suchas food and beverages in the city of Semarang. Presented with the packaging or how yourcreative, unique, and interesting. The field work of the day aired on Monday, January 28, 2013,and Thursday, January 31, 2013 in Semarang Cakra TV.Keywords: Television Program, Featured, TourismBAB IPENDAHULUANLatar BelakangPeran komunikasi dalam pariwisata, sebagai proses memasarkan produk wisata agardapat menarik perhatian pelanggan untuk menggunakan produk wisata. Dalam melakukankegiatan pemasaran, tentunya seorang komunikator akan menggunakan teknologi atau mediauntuk melakukan kegiatan pemasaran. Misalnya saja melalui media televisi denganmenampilkan atau menayangkan program acara, iklan, dll, yang berhubungan dengankepariwisataan.Informasi dan promosi sangat berkaitan dengan pariwisata, karena pariwisata butuh suatupromosi guna lebih mempopulerkan kelanjutan pariwisata tersebut, disamping itu masyarakatjuga butuh suatu media untuk dapat mengetahui segala bentuk perkembangan pariwisata budayayang ada, oleh karena itu dibuatlah karya program feature pariwisata sebagai salah satu mediayang dapat menjadi suatu wadah yang begitu baik dalam menampilkan segala bentuk programpariwisata budaya. Program ini nanti dapat menunjukkan sebagai acara terstruktur mengenaipariwisata budaya yang memberikan informasi mengenai tempat tujuan wisata kegiatan-kegiatanwisata dan masih banyak yang lainnya dalam program pariwisata budaya. Dengan tampailanyang apik sehingga pemirsa dapat menikmati suguhan acara tersebut dengan nyaman, karenalewat tayangan ini pemirsa ataupun masyarakat dapat lebih paham dan menghargai pariwisatadan budaya di daerah mereka.Selain itu dengan adanya program pariwisata pada televisi ini, media televisi dapatmenjadikan program tersebut sebagai ragam warna program acara pada layar kaca televisimasyarakat. Adanya acara program pariwisata yang di kemas secara apik dan menarik penonton,dapat menjadikan sumber keungan bagi para awak media telvisi swasta khususnya. Karena acarayang menarik dengan rating yang tinggi dapat di jual kepada para pengiklan.Perumusan MasalahBerbagai kendala seperti biaya dan belum adanya minat media untuk mengangkat potensiyang ada pun menghambat berlangsungnya eksistensi potensi tersebut di mata masyarakat.Belum adanya atau kurangnya suatu pemberitaan yang menginformasikan suatu tempat wisata,sejarah, budaya, membuat kurang atau ketidaktahuan masyarakat akan ketertarikan terhadappotensi tersebut. Kurang nya pemberitaan melalui media massa yang ada. Sehingga kurangdikenal atau bahkan tidak dikenal banyak oleh masyarakat. Karena kurang nya publikasimengenai pariwisata di kota Semarang sendiri, mempengaruhi eksistensi produk wisata terhadappara wisatawan.Pada media televisi khusus nya televisi lokal. Program acara sangatlah menentukankualitas dan eksistensi media dalam suatu kariernya. Sehingga adanya media televisi yangmemiliki program acara yang sekiranya kurang baik bagi dampak ataupun manfaatnya, dapatmerefisi ulang program yang ada. Atau adanya perkembangan inovasi program dengan programfeature pariwisata sebagai salah satu pilihan ragam program acara yang dapat di tampilkan.Berdasarkan hal diatas muncul pertanyaan, apakah produksi program feature pariwisatadapat menjadi salah satu ragam acara pada televisi dan dapat menjadi sebuah media promosiyang berguna bagiperkembangan pariwisata di kota Semarang?.TujuanTujuan yang akan dicapai dari pembuatan program feature pariwisata ini adalah untukmemperkenalkan, memberitakan, menginformasikan tempat pariwisata di Kota Semarang.Berupa tempat wisata bersejarah, tempat rekreasi, makanan dan minuman khas kota Semarang.Obyek Peliputan1. Museum Perkembangan Islam Jawa Tengah2. Normalisasi Banjirkanal Barat - Bendung Simongan, Cagar Budaya yang Terlupakan3. Mie Kopyok Pak Dhuwur4. Jamu Jun Khas SemarangKontribusi Karya1. Memberikan informasi dan gambaran tentang pariwisata, tempat bersejarah, hiburan,budaya, dan kuliner.2. Dalam program feature televisi ini nantinya akan mengungkapkan informasi ataupengetahuan mengenai tempat pariwisata bersejarah Museum Perkembangan IslamJawa Tengah, Cagar Budaya Bendung Simongan, Mie Kopyok Pak Dhuwur dan JamuJun yang merupakan makanan dan minuman khas dari kota Semarang. Sehingga haltersebut di harapkan dapat menjadi masukan bagi pengelola tempat-tempat berpotensiseperti tempat wisata, sejarah, dan budaya untuk tetap terus dilestarikan.3. Menjadikan referensi bagi masyarakat untuk mengetahui dan menjadi salah satu tempattujuan untuk memperoleh hiburan ataupun pengetahuan.TeoriSebuah konsep dari perencanaan komunikasi pemasaran yang memperkenalkan nilaitambah dari rencana komprehensif yang mengevaluasi peran strategis dari berbagai disiplinkomunikasi misalnya periklanan umum, respon langsung, sales promotion, dan PR.Mengombinasikan disiplin-disiplin ini untuk memberikan kejelasan, konsistensi dan dampakkomunikasi yang maksimal. Merupakan IMC (Integrated Marketing Communication). Integratedmarketing communication adalah bagian dari kegiatan marketing yang timbul dikarenakankebutuhan dari produk (Program Feature Pariwisata Kota Semarang) untuk mengkomunikasikandiri kepada target audience atau konsumennya. Suatu produk diciptakan atau diproduksi dengansuatu tujuan marketing yaitu umumnya produk laku dipasaran. Menurut Jerome Mc Carthy(1964) bahwa ada 4 elemen penentu keberhasilan produk di pasar, yaitu dikenal dengan teori 4 P(Product, Price, Place & Promotion).Dalam usaha mencapai tujuan ini salah satu usaha yangdilakukan bahwa Program Feature Pariwisata Kota Semarang tersebut harus dikenal olehkonsumennya. Kegiatan berkomunikasi ini masuk dalam salah satu elemen 4P dalam teori McCarthy yaitu bagian promotion.Format KaryaProgram feature merupakan suatu sajian laporan berupa fakta dan kejadian yang memilikinilai berita (unusual, factual, esensial) dan disiarkan melalui media secara periodik. Suatuprogram acara yang akan di tampilkan pada layar kaca masyarakat, terlebih dahulu terdapatadanya penataan segmen per-segmen di mana merupakan beberapa susunan point yang akan ditampilkan menurut urutannya.Produksi berita feature pariwisata ini memiliki segmen audience sebagai berikut:1. Berada di wilayah Kota Semarang dan sekitarnya, karena tempat pariwisata yang akan diangkat terdapat di wilayah tersebut.2. Wisatawan dan para pelaku dalam Pariwisata yang berhubungan dengan hal-halpariwisata di kota Semarang.3. Setiap pemirsa atau penonton yang memiliki pikiran terbuka, gemar dan memilikiperhatian terhadap hal-hal yang terkait dengan Pariwisata.BAB IICAKRA SEMARANG TV DAN PROGRAM JATENG EXOTICCakra Semarang TelevisiCakra Semarang TV didirikan 9 Mei 2005 dengan maksud sebagai media bagimasyarakat untuk mengekspresikan jati diri kearifan lokal masyarakat semarang khususnya danJawa Tengah pada umumnya, dengan ciri utama dari, oleh, dan untuk kekhasan budaya dan adatSemarang. Kehadiran Cakra Semarang TV diharapkan mampu untuk selalu menumbuhkansemangat masyarakat Semarang untuk mengenali secara lebih lengkap kekayaan kebudayaannya.Dengan semakin mengenal budaya warisan nenek moyang yang telah menjadi keutuhankehidupan sehari-hari, masyarakat Semarang diharapkan mampu menumbuhkan rasa semakincinta dan menghormati serta mengekspresikan dan melestarikan kebudayaannya. Rasa cinta danpenghargaan yang tinggi terhadap nilai budaya, diyakini mampu menjadi spirit bagi masyarakatdalam menjalani sosial masyarakat secara baik dan benar.CAKRA SEMARANG TV tampil dan hadir dengan visi mewujudkan masyarakat yangsejahtera dan harmonis, yakni sebuah cita-cita ideal yang dinamis terjaga identitas, ruang sertaproses budaya Jawa Tengah. Untuk menjaga kebudayaan Jawa Tengah, Cakra Semarang TVmewujudkan visi tersebut itu kedalam Misi dan langkah-langkah Strategis sebagi berikut :Cakra Semarang TV, merupakan Media Informasi, pendidikan dan hiburan yang dapat dijadikansebagai sumber inspirasi, pembangkit semangat serta pencerahan masyarakat Jawa Tengah.Menjadi media yang membangun semangat demokratisasi dan pemberdayaan politik rakyat JawaTengah. Media Informasi dalam bidang perekonomian dan perdagangan bagi para pelaku sectorekonomi Jawa Tengah. Media komunikasi dan tukar informasi antar pemerintah, tokohmasyarakat, politusi, dan rakyat Jawa Tengah. Memberi ruang bagi upaya penggalian nilai-nilaiwarisan leluhur yang masih relevan untuk menjawab tantangan globalisasi.Program Jateng ExoticSetelah beberapa tahun tidak ada acara mengenai wisata pada Cakra Semarang Tv, makapada tahun 2012 awal melalui adanya ide dan gagasan terbentuklah acara “Jateng Exotic”. Tepatnya pada bulan Juni 2012 Program Jateng Exotic itu terbentuk. Jateng Exotic, berupa programacara wisata Human Interest mengenai kuliner, budaya, entertaintment, dan pariwisata itusendiri. Diberi nama Jateng Exotic, karena obyek liputan-nya meliputi wilayah Semarang danJawa Tengah dan Exotic yang berarti eksotis. Sehingga acara ini bertujuan menampilkan Wisatadi Jawa Tengah dengan menarik dan menawan, memperlihatkan betapa eksotisnya Wisata diJawa Tengah. Jateng Exotic pada Cakra Semarang TV merupakan Program Feature televisilokal kota Semarang yang menampilkan Program liputan berbagai perjalanan atau informasimengenai Pariwisata, Budaya, Kuliner, Entertainment serta Sosial, yang ada di wilayah JawaTengah.Memiliki tema acara fokus terhadap liputan dokumenter mengenai wisata dalam lingkupSemarang-Jawa Tengah. Acara Jateng Exotic memiliki tujuan sebagai suatu program acaratelevisi lokal Semarang yang dapat menjadi hiburan, pengetahuan, dan panduan wisata bagi parapemirsanya. Yaitu dengan menginformasikan berita, menggali, mengangkat potensi budaya lokalyang ada, kearifan masyarakat (kegiatan adat, acara tahunan, dll) yang ada di Semarang-JawaTengah. Sajiannya pun berupa berita feature mencakup lokasi atau tempat bersejarah, tempatwisata, rekreasi, kuliner, edukasi, bisnis, entertainment, keunikan, dll.BAB IIIPELAKSANAANTahap Pra ProduksiPada pembuatan program feature pariwisata kota Semarang ini, produser sebagai SingleFighter (bekerja sendiri) tentunya menyiapkan diri dengan memaksimalkan kemampuanterhadap kegiatan lainnya dan produser itu sendiri. Namun dalam pelaksanaannya, tetapdibutuhkan bantuan kru tambahan yang berjumlah dua orang dari media partner (CakraSemarang Tv). Yaitu dalam tahap produksi seperti kameramen ke-2 dan kameramen saatproduser juga merangkap sebagai presenter. Selain itu produser juga yang mengupayakanperijinan tempat atau lokasi liputan, perijinan untuk wawancara, pengambilan gambar presenter,serta tempat proses paska produksi.Mendapatkan Media partner atau media relation adalah tugas dari MarketingCommunication. Setelahnya produser berkoordinasi dengan produser eksekutif. Produsereksekutif dalam karya ini adalah pihak produser program acara “Jateng Exotic” pada CakraSemarang TV, sebagai media relation atau mitra penyiaran karya bidang saya ini. Adapunnegosiasi yang dilakukan oleh Marcomm atau produser dengan produser eksekutif, dimanaproduser eksekutif memberikan saran-saran , seperti lokasi atau tema yang sesuai dengan pihakmedia, narasumber, bagaimana proses produksi sebaiknya, dan bagaimana hasil akhir karyanantinya. Mengenai proses produksi dan paska produksi, produser lah yang bertugas mengaturjalannya proses-proses tersebut. Yaitu mengaturnya dengan membuat Rundown atau Susunankegiatan yang akan dilaksanakan. Dapat berupa Rundown Acara keseluruhan, Rundown Sheetsaat proses produksi, dan Editing Script saat proses paska produksi atau editing.Beberapa langkah yang dilakukan reporter atau presenter saat pada tahap pra produksi ini,yaitu. Mengetahui ide atau tema acara yang akan di produksi, maka reporter pada pra produksimemiliki tugas mempersiapkan diri untuk proses peliputan nantinya. Persiapan yang dilakukanantara lain yaitu mencari petunjuk atau gambaran mengenai lokasi, narasumber, situasi, dan lainsebagainya yang akan menjadi obyek liputan. Proses ini bertujuan untuk mempersiapkan reporterpada waktu produksi.Mempersiapkan naskah, memberikan gambaran awal informasi apa saja yang akan dandapat diberitakan. Selain itu naskah awal sebelum nantinya melalui revisi setelah proses liputanatau produksi berlangsung, naskah ini merupakan acuan / panduan dalam menggali lebih lanjutinformasi nantinya. Karena setelah liputan atau proses eksekusi produksi berlangsung, naskahpasti ada perubahan, seperti data yang tidak sesuai atau salah, dan penambahan informasi datapenting lainnya yang belum tertulis.Tahap ProduksiPada karya ini reporter atau presenter memiliki tugas yang sama, dimana produser jugamerangkap sebagai reporter ataupun presenter. Reporter juga sebagai presenter, dalam tahapproduksi, reporter bekerjasama dengan kameramen untuk melakukan tugasnya. Yaitu sebagaipresenter, membuka - menutup acara, dan melakukan wawancara dengan narasumber. Adapunperimbangan yang dilakukan, antaralain penyampaian presenter, menyesuaikan kondisi dansituasi lapangan, dan bagaimana berinteraksi dengan narasumber.Selain menjalankan tugas-tugas produser sebagaimana mestinya, produser juga memilikitugas sebagai pengarah produksi. Pengarah produksi yaitu bertugas pada saat pengambilangambar-gambar sesuai naskah, wawancara, dan terutama pada saat pengambilan gambarpresenter.Proses pengambilan gambar (Take Gambar) pada produksi program ini merupakan tukasseorang Kameramen. Kameramen bertugas mengoperasikan kamera selama produksiberlangsung. Terdapat dua Kameramen pada proses produksi ini, yaitu saya sendiri yangmerangkap sebagai kameramen ke-2, dan dibantu oleh saudara Heru Prasetyo sebagaikameramen pertama dari media relation Cakra Semarang Tv.Pada proses produksi, karena terdapat dua Kameramen, maka ada dua kamera yangdigunakan. Kamera pertama yaitu menggunakan kamera Panasonic Full HD 1920x1080 HDCMDH1yang dipegang atau dioperasikan oleh Heru Prasetyo. Dan kamera kedua, adalah kameraprosumer Fuji Film Finepix S2980 yang dioperasikan oleh saya sendiri. Kedua kameramensaling berkoordinasi terkait gambar yang akan diambil. Adapun tugas-tugas tersendiri bagi keduakameramen, kamera pertama bertugas mengambil gambar umum obyek dan pengambilangambar presenter. Kameramen kedua, mencari gambar umum atau gambar penunjang sebagaistok gambar editing.Tahap Paska ProduksiMemasuki pada tahapan paska produksi, merupakan tahap penyelesaian akhir, dimanadilakukan penyempurnaan dari proses produksi yang telah dilakukan. Proses ending dariproduksi program feature ini, diantara nya adalah kegiatan pada tahap penyempurnaan naskah,voice over, converting video, editing video dan audio serta evaluasi. Hasil akhir produksi ininantinya harus layak dan pantas untuk di tayangkan atau disiarkan pada televisi.Pada tahap pra produksi, reporter telah menyusun naskah awal atau naskah bayangansebagai gambaran saat proses produksi. Maka setelah proses produksi, naskah tersebut dapat disempurnakan dan pada tahapan paska produksi inilah naskah di sempurnakan. Banyak data baruyang di peroleh setelah proses produksi, dan data-data yang kurang valid pun segera di gantidengan data yang benar. Sehingga naskah yang di buat berdasarkan sumber obyek peliputanyang ada, bukan dari sumber-sumber yang kurang kompeten.Merupakan produk media visual dan audio lah program feature pariwisata ini. Sehinggauntuk memperjelas visualisasi yang telah di liput, maka di perlukan audio untuk melengkapinya.Selain backsoud dan atmosfer audio asli video liputan, maka terdapat penjelasan bahasa suaraberupa kalimat penjelas. Proses inilah yang di namakan Voice Over (mengisi suara). Seseorangmembacakan naskah yang telah siap, dan hasilnya di sertakan dalam proses editing nantinyasebagai pelengkap dan penjelas gambar visual yang ada. Proses Voice Over saya meminjam dandi lakukan di kantor Cakra Semarang Tv, karena pada tempat tersebut terdapat sarana yangmemadahi untuk melaksanakan proses tersebut.Diawali dengan proses Capturing pemindahan gambar dari kamera ke hardis padakomputer. Gambar yang di ambil oleh kameramen pertama dengan kamera Panasonic Full HDmasih berformat mts, dan berupa frame per frame (sepenggal-sepenggal). Dan pada prosesediting, software yang di gunakan ada “Adobe Premiere Pro CS3”. Software tersebut tidaksuport dengan file video yang berformat MTS, sehingga perlu di lakukan Converting video.Proses editing pertama adalah menempatkan bumper program Jateng Exotic pada awalpenayangan. Setelah itu mempersiapkan voice over dengan jeda dan segmen-segmen yang ditentukan sesuai dengan naskah yang ada. Voice over siap, lalu menyiapkan gambar presenter danwawancara yang akan di pergunakan. Menempatkan opening presenter pada awal, wawancarasesuai susunan pada naskah, dan closing presenter pada akhir. Setelahnya merangkai ataumenyesuaikan gambar pendukung dengan voice over yang ada. Ditambahkan backsound musiksesuai tema, bertujuan untuk menarik kemasan program, memperindah audio, dan menguranginoise. Adapula pemberian Title Deco berupa judul segmen, nama presenter, dan namaketerangannarasumber pada wawancara. Setelah semuanya tertata dengan benar dan baik, padaakhir di beri dengan bumper penutup acara Jateng Exotic. Tidak lupa di berikan beberapa efek,seperti efek transisi video (perubahan gambar), dan efek audio (pada perubahan suara).Terdapat empat segmen atau tema pada produksi program ini. Yaitu Museumperkembangan Islam di Jawa Tengah, Taman wisata air Banjir Kanal Barat, Mie KopyokSemarang, dan Jamu Jun yang berkhasiat. Keempat tema tersebut melalui proses editing yangsama seperti proses editing yang di jelaskan di atas. Untuk lama proses pengerjaan, setiapsegmen nya antara kurang lebih 3 hingga 4 hari. Sehingga untuk 4 segmen kurang lebih 2minggu pengerjaan. Saat proses editing, ada pembicaraan dan masukan dengan produsereksekutif, tentang bagaimana sebaiknya proses editing agar sesuai dengan program Jateng Exoticdan mendapatkan hasil edit yang baik.Setelah proses editing selesai. Terdapat 4 Squence yang merupakan 4 segmen untuk dapatdi Rendering dan kemudian di Export ke hasil jadi berupa Video berformat AVI. Dan setelahnyadapat di evaluasi oleh pihak Cakra Semarang TV (produser eksekutif, Mas Rudy Setyawan) danpihak kampus (Dosen Pembimbing, Mbak Nurul Hasfi dan Mas Djoko Setyabudi). Dari hasilevaluasi tersebut di peroleh beberapa masukan untuk di revisi agar hasil jadi lebih baik.Memperoleh hasil yang maksimal dengan pendapat dari kalangan yang berkompeten, maka hasiljadi dari proses produksi program feature pariwisata ini dapat di kirim atau di berikan ke pihakCakra Semarang Tv, dan siap untuk di tayangkan.Segmen pertama mengenai Museum Perkembangan Islam di Jawa Tengah, segmen keduaTaman Wisata Air Banjir Kanal Barat, dan Segmen ketiga Mie Kopyok Semarang. ketigasegmen tersebut dapat tayang bersamaan dalam satu episode Jateng Exotic dengan dua kali jedaiklan pada Hari Kamis tanggal 31 Januari 2013 pukul 10.00 hingga 10.30 WIB. Sedangkansegmen keempat terlebih dahulu tayang bersamaan dengan di antara 2 episode dari segmenJateng Exotic yang sudah ada, di taruh pada segmen kedua dengan dua kali jeda iklan. Tayangpada hari Senin tanggal 28 Januari 2013 pukul 10.00 hingga 10.30 WIB.BAB IVPENUTUPKarya yang telah disusun ini merupakan suatu kegiatan produksi Program FeatureTelevisi, mengenai pariwisata, khususnya di Kota Semarang. Dengan konsep program feature,terdapat empat tema mengenai Wisata di Kota Semarang. Tema program feature ini antara lain,Pertama merupakan Wisata bersejarah yaitu Museum Perkembangan Islam di Jawa Tengah yangberada di Menara Al-Husna Masjid Agung Jawa Tengah Semarang. Kedua merupakan tempatrekreasi, yaitu Taman Wisata Air yang Berada di kawasan sungai Banjir Kanal Barat. Ketiga dankeempat, merupakan wisata kuliner, Mie Kopyok Semarang (Mie Kopyok Pak Dhuwur) danminuman yang berkhasiat Jamu Jun.Dari karya yang telah selesai di produksi ini, muncul beberapa kesimpulan. Antara lainsebagai berikut:1. Pengetahuan terhadap Wisata Kota SemarangKarya ini bertujuan untuk memperkenalkan, memberitakan, menginformasikan tempatpariwisata di Kota Semarang. Berupa tempat wisata bersejarah, tempat rekreasi, wisatakuliner seperti makanan dan minuman di kota Semarang.2. Pengenalan pariwisata merupakan bagian dari media televisiDisuguhkan dengan kemasan atau cara penayangan yang kreatif, unik, dan menarik,pariwisata dapat menjadi sebuah entertaintment, warna pilihan pada program acara padaperusahaan media massa Televisi.3. Program feature pariwisata pada media televisiMedia televisi merupakan salah satu media terpopuler di masyarakat. Sehingga dengan disajikannya program feature ini, warga Semarang khususnya dapat mengetahui atau lebihmengetahui empat tema pariwisata pada karya ini, yaitu mengenai MuseumPerkembangan Islam, Sungai Banjir Kanal Barat, Mie Kopyok, dan Jamu Jun Semarang.DAFTAR PUSTAKABukuBurton, Grame. (2007). “Membincangkan Televisi: Sebuah Pengantar Kepada KajianTelevisi”. Edisi Indonesia, Yogyakarta, Jalasutra, hlm.Darwanto. (2007). Televisi sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.Fisher, B. Aubrey, (1986). Teori-teori Komunikasi. Penyunting: Jalaluddin Rakhmat,Ishwara, Luwi. (2007). Catatan-catatan Jurnalisme Dasar (3th ed.). Jakarta: Penerbit BukuKompas.Karyono, A. Hari. (1997) “Kepariwisataan”. Jakarta, Grasindo, hlm.Kovach, Bill., dan Rosenstiel, Tom. (2006). Sembilan Elemen Jurnalisme. Jakarta: YayasanPantau.Kusumaningrat, Hikmat., dan Kusumaningrat, Purnama. (2005). Jurnalistik: Teori danPraktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.Kuswandi, Wawan. (1996). Komunikasi Massa : Sebuah Analisis Media Televisi. Jakarta:Rineka Cipta.McQuail, Dennis. (1996). Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Erlangga.Mulyana, Deddy. (2008). Komunikasi Massa, Kontroversi, Teori dan Aplikasi. Bandung :Widya Padjajaran.LP3ES.Mulyana, Deddy. (2008). Komunikasi Massa. Bandung : Widya Padjajaran.Ruslan, Rosady. (2008). Manajemen Public Relations & Media Komunikasi. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.Santana.K, Septiawan. (2005). Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.Subroto, Darwanto. S. (1994). Produksi Acara Televisi. Yogyakarta: Duta WacanaUniversity Press.Sutisna. (2001). Perilaku Konsumen dan Komunikasi Perusahaanan. PT. RemajaRosdakarya. Bandung.Vivian, John. (2008). Teori Komunikasi Massa (8th ed.). Jakarta: Kencana.Wibowo, Fred. (1997). Dasar-dasar Produksi Program Televisi. Jakarta: Grasindo.Penerjemah: Soejono Trimo. Bandung: Remaja Rosdakarya.InternetDiakses pada 05-09-2012http://blog.tp.ac.id/format-acara-televisihttp://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2012/02/18/177579/VJT-2013-Prioritaskan-Promosi-PariwisataDiakses pada 27-09-2012http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2009/02/06/50564/Jamu-Jun-Nikmat-dan-Berkhasiathttp://www.suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=beritacetak.detailberitacetak&id_beritacetak=185827http://id.shvoong.com/society-and-news/environment/2148966-bendung-simongan-cagarbudaya-yang/#ixzz2CJUIDPekhttp://www.indonesiakaya.com/see/read/2012/10/18/1133/20009/1/Merasakan-Jejak-Islamdi-Museum-Perkembangan-IslamDiakses pada 15-10-2012http://eprints.undip.ac.id/29120/1/SUMMARY_PENELITIAN_Kusuma_Ratna_Putri.pdfhttp://www.isi-dps.ac.id/berita/televisi-sebagai-konstruksi-realita-bagian-iihttp://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/kuliner/2011/01/10/140/Mie-Kopyok-Pak-Dhuwur-Jalan-Tanjung-SemarangDiakses pada 10-12-2012http://cchasagala.blogspot.com/2011/02/komunikasi-pariwisata-dikaitkan-dengan.htmlhttp://analisispublicrelations.wordpress.com/category/komunikasi-pariwisata/Diakses pada 05-02-2013http://wsmulyana.wordpress.com/2008/12/16/69/http://cakrasemarang.tv/
Hubungan Citra Merek, Harga, Kualitas dan Biaya Pengalihan Telkomsel Loop dengan Loyalitas Pelanggan Indosat IM3 Febri Ariyadi; Djoko Setyabudi; Hedi Pudjo Santosa; Tandiyo Pradekso
Interaksi Online Vol 3, No 2: April 2015
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (28.621 KB)

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya pelanggan operator selular yang berpindah-pindah dari operator selular yang satu ke operator selular yang laing membuat loyalitas pelanggan sulit untuk ditemukan dalam pelanggan pasar operator selular saat ini. Banyak faktor yang memperngaruhi tingkat loyalitas dari seorang pelanggan operator selular diantaranya citra merek, harga kualitas dan biaya pengalihan. Ditambah lagi dengan usaha yang dilakukan oleh kompetitor untuk merebut pelanggan seperti apa yang dilakukan oleh Telkomsel Loop yang merupakan operator selular baru pada segmentasi anak muda kepada Inodsat IM3. Hal tersebut membuat faktor yang mempengaruhi tingkat loyalitas bertambah datang dari kompetitor yang menyentuh tingkatan loyalitas tertentu diantarnya kognitif dan afektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara citra merek, harga, kualitas dan biaya pengalihan Telkomsel Loop dengan loyalitas pelanggan Indosat IM3. Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif eksplanatory. Teori yang digunakan adalah teori mengenai loyalitas pelanggan yang didukung oleh beberapa teori yang berhubungan seperti teori yang menghubungkan citra merek, harga, kualitas, dan biaya pengalihan dengan loyalitas. Subjek penelitian ini adalah pelanggan Indosat IM3 di Semarang dengan umur 15-21 tahun dan telah menggunakan produk Indosat IM3 selama minimal 6 bulan.Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan positif antara citra merek dan kualitas dengan tingkat ketidakloyalan pelanggan Indosat IM3 sementara tidak terdapat hubungan antara harga dan biaya pengalihan dengan tingkat ketidakloyalan pelanggan Indosat IM3. Hubungan citra merek dengan loyalitas menunjukan sebagian konsumen terutama anak muda, memilih suatu merek untuk memahami diri mereka sendiri dan untuk mengkomunikasikan aspek diri mereka sendiri kepada orang lain. Hubungan kualitas dengan loyalitas menunjukan kualitas yang telah dimiliki oleh Telkomsel sejak dulu membuat hal tersebut melekat dengan Telkomsel Loop yang membuat konsumen tertarik dengan kualitas yang mereka miliki. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengkaji lebih dalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas yang berasal dari faktor eksternal dan dapat meneliti lebih lanjut menyentuh tingkatan loyalitas tindakan pada pelanggan.
Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Kepuasan Pendengar Radio TRAX FM Semarang Noni Meisavitri; Tandiyo Pradekso; Djoko Setyabudi; Hedi Pudjo Santosa
Interaksi Online Vol 2, No 3: Agustus 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.953 KB)

Abstract

Dewasa ini pertumbuhan industri media massa semakin menunjukkankompetensinya yang ketat. Terlebih lagi dengan kehadiran media online atauinternet di Indonesia, hal in menjadikan media massa cetak dan elektronikberusaha menyajikan terobosan yang terbaik. Salah satunya adalah media massaeletronik berupa radio siaran yang makin berkembang menjadi sebuah radiojaringan. TRAX FM Semarang sebagai sebuah radio jaringan TRAX harus bisamengikuti perkembangan jaman dengan memberikan pelayanan yang berkualitasdi dalam sebuah program. Karena pelayanan yang berkualitas akan menimbulkansatu kepuasan dalam diri konsumen dalam hal ini pendengar. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui hubungan faktor kualitas pelayanan radio siarandengan kepuasan pendengar radio TRAX FM Semarang. Teori yang digunakanadalah SERVQUAL (service quality) yaitu reliabilitas, responsiveness, assurance,empathy dan tangible dari Parasuraman (dalam Tjiptono dan Chandra, 2005 :145), konsep kepuasan menurut Kotler (1997 : 36) dan Stauss dan Neuhaus(dalam Sumarwan (2011 : 146) dan teori diskonfirmasi menurut Sumarwan (2011: 143). Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory(penjeasan). Sedangkan teknik pengambilan samplenya adalah judgementalsampling (pengambilan contoh penilaian) salah satu bentuk dari conveniencesampling (Sumarwan, 2011 : 94) dengan total sampel sebanyak 100 responden.Alat yang digunakan untuk analisi data adalah uji statistic Kendall’s tau_b.Hasil penelitian pada pengujian hipotesis pertama menunjukkan terdapathubungan yang signifikan antara reliabilitas dalam pelayanan dengan kepuasanpendengar ditunjukkan dengan koefisien korelasi 0,521. Hipotesis keduamenunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara responsiveness dalampelayanan dengan kepuasan pendengar ditunjukkan dengan koefisien korelasi0,510. Hipotesis ketiga menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antaraassurance dalam pelayanan dengan kepuasan pendengar ditunjukkan dengankoefisien korelasi 0,613. Hipotesis keempat menunjukkan terdapat hubungan yangsignifikan antara empathy dalam pelayanan dengan kepuasan pendengarditunjukkan dengan koefisien korelasi 0,613. Hipotesis kelima menunjukkanterdapat hubungan yang signifikan antara tangible dalam pelayanan dengankepuasan pendengar ditunjukkan dengan koefisien korelasi 0,620.Kata Kunci : Radio, Kualitas Pelayanan, Kepuasan Pendengar
PRODUKSI PROGRAM NEWS FEATURE TELEVISI “IS IT YOU?” DIVISI PENULIS NASKAH Vania Ristiyana; M Bayu Widagdo; Djoko Setyabudi; I Nyoman Winata; Hedi Pudjo Santosa
Interaksi Online Vol 2, No 4: Oktober 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.647 KB)

Abstract

Program news feature merupakan salah satu program televisi yang diciptakan dan diproduksi berdasarkan realitas kehidupan sehari-hari. Dengan menghadirkan program news feature yang ringan maka suatu program bisa dengan mudah di nikmati dan dipahami oleh khalayak luas, terkhusus target audiens yang ingin dicapai. Dengan melihat keunggulan dari news feature maka dibuatlah suatu program news feature berjudul “IS IT YOU?”. “IS IT YOU?” merupakan suatu program news feature yang akan mengangkat realitas kehidupan anak muda jama sekarang, dengan kemasan yang menghibur tetapi tidak mengesampingkan unsur edukasi di dalamnya. Fenomena di sekitar anak muda sekarang ini yang nantinya akan dikritisi lewat program news feature ini.Pada program news feature “IS IT YOU?” penulis bertugas sebagai penulis naskah. Penulis naskah merupakan blueprint untuk semua tim produksi, karena naskah yang dibuat nantinya akan menjadi pedoman dalam pengambilan gambar hingga proses editing. Penulis naskah lebih banyak melakukan tugas pada saat pra produksi dengan melakukan riset naskah, riset narsumber dan juga pembuatan Standard Sequence Guide. Saat produksi berlangsung terdapat perubahan beberapa episode dan juga perubahan angel, sehingga penulis naskah harus membuat naskah yang baru, selain itu penulis naskah juga mempersiapkan list pertanyaan tambahan untuk setiap wawancara, sebagai cadangan ketika wawancara kekurangan list pertanyaan dan durasi yang dibutuhkan masih panjang. Kemudian beberapa hambatan juga dialami oleh penulis naskah kebanyakan terjadi ketika pergantian angel dan juga episode sehingga penulis naskah harus melakukan riset ulang dengan rentan waktu yang singkat. Tetapi secara keseluruhan dari testimoni yang diberikan oleh beberapa masyarakat bahwa isi dari program news feature sudah pas karena memang sekarang ini fenomena yang terjadi pada anak muda seperti itu, dan juga pertanyaan-pertanyaan yang diajukan juga sudah cukup memberikan sentilan kepada anak muda, tetapi terdapat beberapa bagian yang harus masih diperbaiki agar program news feature “IS IT YOU?” bisa lebih baik.Kata kunci : Realitas Anak Muda, Penulis Naskah, News feature, Karya Bidang
Branding Komunitas Lumpia Komik Melalui Kegiatan Public Relations ( Media Managers ) Aldila Leksana Wati; Tandiyo Pradekso; Djoko Setyabudi; M Bayu Widagdo; Agus Naryoso
Interaksi Online Vol 2, No 4: Oktober 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.007 KB)

Abstract

Pada awal tahun 2014 keadaan industri komik Indonesia mulai bangkit, hal ini bisa dibuktikan dengan banyaknya bermunculan judul komik lokal seperti Si Juki, Tuti and Friends, Nebi, Si Gundul, Nusantaranger dan judul komik lainnya. Hal ini menyebabkan tumbuhnya komunitas penggemar komik lokal, salah satunya adalah Lumpia Komik. Lumpia komik adalah sebuah komunitas pecinta komik yang didirikan pada bulan Maret 2014 oleh beberapa pecinta komik dan komikus yang ingin mendukung dan memajukan industri komik lokal, khususnya di kota Semarang. Masih dininya usia dari Lumpia Komik menyebabkan kurangnya awareness masyarakat terhadap komunitas ini.Tujuan dilakukannya kegiatan marketing communication ini adalah untuk menumbuhkan minat atau interest terhadap bacaan komik dan industri komik lokal Indonesia, dalam hal ini dengan cara ikut serentak menyerukan dukungan lewat Lumpia Komik.Audiens yang menjadi target primer adalah pelajar SMA dan Mahasiswa berusia 16-21 tahun yang menyukai komik dan berdomisili di Kota Semarang dan sekitarnya, target sekunder adalah adalah siswa dan siswi SMP dan masyarakat umum yang menyukai komik. Teori yang digunakan untuk mencapai tujuan adalah teori persuasif, konsep brand activationdan IMC (Integrated Marketing Communication). Strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan adalah dengan menggunakan IMC dan tools yang digunakan adalah dengan PR dan brand activation.Taktik kegiatan marketing communication ini menggunakan strategi IMC yaitu pendekatan persuasif secara personal, menggunakan iklan berupa video, komunikasi dua arah dengan menggunakan sosial media, program Bikin Komik Besar, workshop Bebas Kumpul Bareng, Berbagi Komik Berarti dan lomba selfie bareng komik mini. Hasil kegiatan marketing communication ini adalah peningkatan awareness terhadap lumpia komik, 20 orang bergabung dalam komunitas Lumpia Komik dan menyusun konsep communication planning Lumpia Komik. Kata kunci : Public Relations, IMC (Integrated Marketing communication), Lumpia Komik
BRANDING OF HIPMI PEDULI JAWA TENGAH THROUGH STRATEGIC COMMUNICATION ACTIVITIES AS PROGRAM MANAGER Fitri Nur Hidayat; Djoko Setyabudi; Agus Naryoso; Wiwid Noor Rakhmad
Interaksi Online Vol 4, No 1: Januari 2016
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.937 KB)

Abstract

The final task in the form of field work is based by HIPMI Peduli Jawa Tengah as a charity organization under the auspices of the Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Regional Jawa Tengah (HIPMI Jawa Tengah) that recently established. The establishment of HIPMI Peduli Jawa Tengah aims to cultivate the spirit of social awareness and participation of entrepreneurs and societies in order to improve the social welfare of the Indonesian people on the social issues that happening nowadays. As a charities organization under the auspices of HIPMI Jawa Tengah, awareness of HIPMI Peduli Jawa Tengah is not widely known even by members of the HIPMI Jawa Tengah.The lack of awareness by HIPMI Peduli Jawa Tengah makes the participation of entrepreneurs and societies are less in any social activities undertaken by HIPMI Peduli Jawa Tengah. This leads to the small number of donors who participated through HIPMI Peduli Jawa Tengah that has not give maximum support at each social activities undertaken. Based on the concept of branding and persuasion theory, field work aims to increase awareness HIPMI Peduli Jawa Tengah and encourage the target audience to join and participate in any social activities undertaken by HIPMI Peduli Jawa Tengah.The implementation was held in August to September 2015 that makes it a total of 5 weeks, through a series of activities with the theme of education 1000 Book 1000 Goodness For Coastal Children, managed to get an increase in awareness activities HIPMI Peduli Jawa Tengah significantly from 25.84% to 84% and the increase of donation participation from 11.2% to 34%. The amount of participation in each of a series of activities in 1000 Book 1000 Goodness also achieve the target that managed to get donations 3540 books, 103 visitors in the pre event Sunday Morning Share Reading and more than 1500 visitors in the event of peak Charity Food Festival HIPMI Peduli Jawa Tengah. This field work indicates that the "Branding HIPMI Peduli Jawa Tengah Through Strategic Communication Activity" was carried out according to goals specified by division manager program.
Co-Authors Adi Nugroho Aditya Gilang Gifari Aditya Iman Hamidi Adityo Cahyo Aji Agraha Dwita Sulistyajati Agus Naryoso Naryoso Agus Naryoso S.Sos, M.Si, Agus Naryoso Ahmad Fauzi Ahmad Fikar Harakan Aisyah Monicaningsih Aldila Leksana Wati Alif Ibrahim Andrinanta Putra Pratama Angga Dwipa Annisa Aulia Mahari Annisa Kusumawardhani Anugrah Beta Familio Arlita Dwi Utami Astrid Henariani Prakoso Atika Nabila Aulia Nur Bareta Hendy Pamungkas Bisma Alief Budi Adityo Candra Sateria Chintya Dyah Meidyasari DENA ADI SANTOSA Deni Arifiin Destima Nursylva Anggraningrum Dhiyah Puspita Sari Dhyah Shanti Nur Kartika Eka Ardianto EKA NOVITASARI Farisa Dian Utami Febri Ariyadi Febriana Handayani Fitri Nur Hidayat Frida Asih Pratiwi Hapsari Dwiningtyas Hedi Pudjo Santosa Hendrikus Setya Pradhana Henny Novita Rumono Hilda Maisyarah I Nyoman Winata Indah Pratiwi Indra Septia BW Intan Ayuningrum Jaya Pramono Adi Jody Suryamar Yudha Lucia Eka Pravitasari M Bayu Widagdo M Yulianto Maulana Ocky Adhicondro Mohammad Akbar Rizal Hamidi Muhamy Akbar Iedani Nofita Fatmawati Noni Meisavitri Nurist Surayya Ulfa Nurist Surraya ulfa Nurist Surrayya Nuriyatul Lailiyah Nurrist Suraya Ulfa Nurrist Surayya Ulfa Oki Adi Saputra Pipin F.P. Lestari Prabowo Nurwidagdyo Prescilla Roesalya Rangga Akbar Pradipta Rifni Lestari Rizka Arsianti Rizqi Ganis Ashari S. Rouli Manalu Salshabila Putri Persada Selo Pangestu Imawan Septian Aldo Pradita Setyo Adhi Nugroho Shabara Wicaksono Sigit Haryadi Sri Widowati Sri Widowati Herieningsih Tandiyo Pradekso Taufik Indra Ramadhan Taufik Reza Ardianto Triyono Lukmantoro Turnomo Rahardjo Vania Ristiyana Vidya Ayunita Wiwid Noor Rakhmad Yanuar Luqman Yoga Yuniadi Yunita Indriyaswari Zainul Asngadah Fatmawati