Claim Missing Document
Check
Articles

Hubungan Partisipasi Pendengar dalam Event Off-Air dan Partisipasi Interaksi Pendengar melalui Social Media Online dengan Frekuensi Mendengarkan Radio 105,2 SSFM Annisa Kusumawardhani; Tandiyo Pradekso; Djoko Setyabudi; Nurrist Surayya Ulfa
Interaksi Online Vol 2, No 3: Agustus 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Based on AC Nielsen data, the scale cume obtained by the Radio 105.2 SSFM decreased by 2,000 listeners in October to December of 2012. It shows that the activity of a vigorous campaign conducted by the Radio 105.2 SSFM through event off-air and online social media, inversely proportional to the AC Nielsen research data results, which demonstrate the scale cume of the SSFM 105.2 radio decreased. Thus, this study aimed to finding out the correlation among audience’s participation in off-air event (X1), audience’s participation in interaction through online social media (X2), and audience's frequency of listening on the Radio 105,2 SSFM (Y).Theoretical framework are used as a basic premise in this study is the theory of classical conditioning by Ivan Pavlov and Expectancy Value Theory, and social information processing theory by Walter. Classical conditioning theory and Expectancy Value Theory helps to explain that the association established between off-air event with the radio 105.2 SSFM, can motivate audience to act towards the radio 105.2 SSFM. While the social information processing theory helps to explain that the activity of the interaction between the audience with the radio 105.2 SSFM in cyberspace, is pioneering the future of relationship commitment, namely to increase the loyalty of listeners to the radio 105.2 SSFM. The method used on this research is quantitative-survey, involving 100 respondents and non-randomly selected using accidental sampling technique. The hypothesis testing tool used is a statistical test of correlation coefficient kendall's tau-b, with the help of SPSS ver. 16 for Windows.The results of this study are : (1) there is no correlation between participation in audience’s participation in off-air event and audience's frequency of listening on the Radio 105,2 SSFM, and (2) there is a significant correlation between audience’s participation in interaction through online social media and audience's frequency of listening on the Radio 105,2 SSFM. Thus the recommendations given to the radio 105.2 SSFM which can increases the frequency of the listening on the radio 105,2 SSFM by the audience are : (1) the need to review of the use of off-air events as a tool of brand activation by the radio 105.2 SSFM, and (2) the need of a massive effort to use social media online as a tool of brand activation by the radio 105.2 SSFM.Keyword : Off-Air Event, Online Social Media, Frequency of Listening the Radio
HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON ACARA KOMEDI YKS DAN INTERAKSI DALAM PEER GROUP DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA ANAK Lucia Eka Pravitasari; Tandiyo Pradekso; Turnomo Rahardjo; Djoko Setyabudi
Interaksi Online Vol 2, No 2: April 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.282 KB)

Abstract

Kemudahan dalam mengakses televisi ini tidak diimbangi dengan muatan acara yang sesuai dengan usia anak. Beberapa acara TV seringkali meyajikan acara yang melenceng dari konten seharusnya, misalnya saja acara komedi yang mengandung kekerasan di dalamnya. Tindak kekerasan tidak hanya terjadi di kalangan orang dewasa saja, namun juga terjadi di usia anak-anak. Hal yang mengkhawatirkan adalah anak-anak tidak hanya menjadi korban kekerasan saja, namun juga menjadi pelaku tindak kekerasan. Data pada 2012 mencatat, bahwa terdapat 3.332 kasus kekerasan yang terjadi pada anak yang dilaporkan ke KPAI. Kasus-kasus kekerasan yang terjadi dan dilakukan oleh anak menimbulkan banyak pertanyaan seputar hal-hal apa saja yang membuat anak mampu melakukan tindak agresivitas.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intensitas menonton acara komedi YKS dan interaksi dalam peer group dengan perilaku agresif pada anak. Jumlah populasi sebanyak 2594 orang, yang merupakan anak-anak usia 7 – 15 tahun di Kelurahan Jomblang, Semarang. Sedangkan jumlah sampel yang diambil adalah sebesar 96 orang dengan menggunakan multistage sampling. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, dan konkordansi Kendall dengan bantuan program SPSS 20.Perhitungan statistik menunjukkan nilai pada Exact sig. menunjukkan angka 0.000, dengan demikian nilai probabilitas adalah 0.000. Karena nilai probabilitas 0.000 < 0.50 maka keputusan yang diambil adalah H0 ditolak. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa intensitas menonton acara komedi YKS dan interaksi dalam peer group berhubungan dengan perilaku agresif pada anak. Dari hasil uji statistik tersebut dapat diketahui bahwa ada hubungan antara kedua variabel bebas dengan variabel terikat.Bagi pihak media harus mampu menyajikan program acara sesuai dengan jam tayangnya dan sesuai dengan konten aslinya. Kemudian, bagi peneliti selanjutnya diharapkan penelitiannya dilakukan dengan menggunakan variabel-variabel lain. Key Words: Intensitas menonton, Interaksi  peer group, dan Perilaku agresif
PRODUKSI PROGRAM BERITA FEATURE TELEVISI “IS IT YOU?” DI CAKRA SEMARANG TV Shabara Wicaksono; I Nyoman Winata; M Bayu Widagdo; Djoko Setyabudi; Hedi Pudjo Santosa
Interaksi Online Vol 2, No 4: Oktober 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.711 KB)

Abstract

Dalam kehidupan anak muda, banyak fenomena-femonema menarik yang dapat diulas. Program feature televisi menjadi salah satu media yang tepat untuk menampilkan fenomena tersebut. Program feature “IS IT YOU?” mengulas berbagai realita dalam kehidupan sehari-hari anak muda dengan tujuan memberikan nilai edukasi dan hiburan pada penonton, yaitu anak muda itu sendiri.Dalam pembuatan program feature televisi terdapat proses pra produksi,produksi dan pasca produksi. Tiap proses dikerjakan oleh masing-masing individu dalam tim berdasar pembagian tugas yang telah dibebankan. Terdapat pembagian tugas sebagai Produser, Penulis Naskah, Program Director, Juru Kamera, dan Penyunting gambar & grafis dalam tim “IS IT YOU?”. Penulis bertugas sebagai Program Director, juru kamera, dan penyunting gambar & grafis.Pada proses pra-produksi, berdasar arahan produser, Program Director memilih narasumber dan melakukan perencanaan pengarahan presenter dan juru kamera. Juru kamera melakukan riset peralatan dan menyusun rencana komposisi pengambilan gambar. Penyunting gambar & grafis menyusun rancangan struktur editing berdasar koordinasi dengan produser.Pada proses produksi, Program Director mengarahkan presenter untuk menggunakan bahasa dan pembawaan yang santai khas anak muda. Juru Kamera melakukan pengambilan gambar dengan komposisi medium shot dan medium close up untuk menghindari gesture tubuh presenter dan lebih menonjolkan ekspresi wajah presenter yang khas. Penyunting gambar & grafis memilih backsound groovy, memilih warna yang soft dan menggunakan teknik cut by cut sebagai ciri khas program.Berdasar testimoni penonton, program feature televisi “IS IT YOU?” merupakan program yang khas bergaya anak muda, mampu menghibur dan tetap memberikan nilai edukasi pada tiap tayangannya. Kata Kunci : Program Berita Feature, Anak Muda, Program Director, Juru Kamera, Penyunting gambar & Grafis
Hubungan Motivasi dan Intensitas Orang Tua yang Bermain Game dengan Perilaku Menyimpang dalam Keluarga Rizka Arsianti; Tandiyo Pradekso; Nurrist Surayya Ulfa; Djoko Setyabudi
Interaksi Online Vol 3, No 4: Oktober 2015
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (99.11 KB)

Abstract

Perkembangan penggunaan game yang kian pesat didukung oleh jumlahgame yang semakin banyak, akses yang mudah dengan berbagai platform,membuat game dikonsumsi oleh segala lapisan umur tidak terkecuali orang tua.Perlu disadari bahwa game tidak hanya membawa dampak positif saja namun jugadampak negatif. Motivasi dan intensitas dari seorang pemain game kemudianmemiliki andil dalam pembentukan perilaku, sehingga ada kekhawatiran berujungpada perilaku menyimpang. Keluarga sebagai lingkungan terdekat dari seorangindividu dimana orang tua menjalankan norma-normanya, tidak luput terkenadampak negatif dari game.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan tipe eksplanatori,yang bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasidanintensitas orang tua yangbermain game denganperilakumenyimpangdalamkeluarga.Teori yang digunakanadalah Self Determination Theory, dan Teori Belajar Sosial. Penelitian inimenggunakan teknik non random sampling dengan metode purposive samplingdan jumlah sampel sebanyak 100 responden orang tua yang bermain game di kotaSemarang.Hasil dari analisis korelasi Pearson dengan bantuan SPSS 22 menunjukanbahwa antara motivasi bermain game dengan perilaku menyimpang memilikihubungan yang signifikan. Hal ini ditunjukan dengan nilai signifikansi sebesar0,025 dimana tingkat signifikansinya lebih kecil dari 0,05 dan nilai koefisienkorelasinya sebesar 0,197. Sedangkan intensitas dengan perilaku menyimpangmemiliki hubungan yang juga signifikan. Hal ini ditunjukan dengan nilaisignifikansi sebesar 0,015 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 dan nilaikoefisien korelasinya sebesar 0,217.Keluarga sebagai lingkungan terdekat dari individu dalam hal ini orang tuasebaiknya melakukan tindakan preventif dengan mengarahkan orang tua yangbermain game ke aktivitas yang lebih positif dan mencari kesibukan lain yangmembuat orang tua yang bermain game dapat bersosialisasi denganlingkungannya, sehingga dapat meminimalisir motivasi dan intesitas bermaingame agar terhindar dari perilaku menyimpang.
STRATEGI KOMUNIKASI MUSEUM RANGGAWARSITA Prabowo Nurwidagdyo; Djoko Setyabudi; Tandiyo Pradekso; Nurrist Surayya Ulfa
Interaksi Online Vol 3, No 1: Januari 2015
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.686 KB)

Abstract

Latar belakang penelitian ini diawali dengan kesuksesan museum Ranggawarsita dalam meningkatkan jumlah pengunjung. Pada tahun 2012 pengunjung museum Ranggawarsita sebanyak 43.180 orang dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 65.957 orang. Ditengah meredupnya daya apresiasi masyarakat tentang museum, ternyata museum ranggawarsita justru mampu meningkatkan jumlah pengunjungnya. Fenomena tersebut menjadi daya tarik bagi peneliti untuk mengkaji bagaimana strategi komunikasi yang telah dilakukan oleh museum Ranggawarsita.Tujuan penelitian adalah mengkaji bagaimana strategi komunikasi dalam meningkatkan jumlah pengunjung di museum Ranggawarsita. Tipe penelitian merupakan penelitian deskriptif kulitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Subjek penelitian adalah kepala museum, kepala seksi pelayanan, staf pelayanan, penanggung jawab kegiatan duta museum dan ketua komunitas Lopen.Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa museum Ranggawarsita telah menggunakan 6 tahapan perencanaan strategi komunikasi sebagai upaya meningkatkan jumlah pengunjungnya, yaitu analisis situasi, penentuan tujuan, menentukan target sasaran, pesan, program komunikasi dan evaluasi. Museum Ranggawarsita telah berhasil mengubah paradigma lama yang berbasis koleksi ke paradigm baru yang berbasis konsumen. Konsep marketing yang telah diterapkan adalah internal marketing, integrated marketing dan relationship marketing. Strategi komunikasi yang dilaksanakan oleh museum Ranggawarsita meliputi penyelengaraan event, pembuatan iklan, penggunaan media internet dan program pemberian diskon.Kata kunci: strategi komunikasi, museum, marketing
Strategi Komunikasi Komunitas IndoRunners Destima Nursylva Anggraningrum; Tandiyo Pradekso; Djoko Setyabudi; Nuriyatul Lailiyah
Interaksi Online Vol 2, No 3: Agustus 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.22 KB)

Abstract

Tidak mudah mengubah perilaku dan kebiasaan masyarakat untuk memulai hidup sehat dengan berolahraga lari. Oleh karena itu komunikasi kampanye dilakukan oleh IndoRunners untuk mencapai tujuannya, yaitu menyebarkan virus lari kepada masyarakat Indonesia. Banyak cara yang dilakukan oleh komunitas IndoRunners dalam menyebarkan virus lari tersebut. Dalam kenyataannya, IndoRunners telah tersebar diberbagai kota Indonesia bahkan luar Indonesia, dengan peningkatan yang cukup tajam pada member IndoRunners ditahun 2013-2014. Lalu bagaimanakah strategi komunikasi dijalankan IndoRunners, yang merupakan paduan dari proses perancanaan komunikasi dan manajemen komunikasi. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk melakukan kajian, menguraikan dan menjelaskan strategi komunikasi kampanye IndoRunners dalam menyebarkan virus lari.Penelitian ini menggunakan pendekatan metodologi kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif, mendeskripsikan strategi komunikasi kampanye IndoRunners dalam menyebarkan virus lari tanpa mengoperasionalisasi atau menguji konsep strategi komunikasi kampanye pada realitas yang diteliti. Subjek penelitian ini adalah komunitas IndoRunners sebagai pelaksanaannya. Penelitian ini menggunakan pendeketan studi kasus. Dengan analisa data yang digunakan adalah analisa data penjodohan pola, yaitu membandingkan suatu pola yang didasarkan atas empiri dengan pola yang diprediksikan atau dengan beberapa prediksi alternative. Peneliti memfokuskan penjodohan pola pada strategi komunikasi yang digunakan oleh IndoRunners sesuai dengan konseptual teori.Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunitas IndoRunners tidak menggunakan strategi sebagai pembimbing dalam taktiknya. Namun lanngsung mengaplikasikannya dalam sebuah taktik sehingga membuat nya tidak sistematis dan ringan karena tidak digunakan strategi sebagai pembimbing lahirnya ide-ide cerdas. Dan pada perencanaan komunikasi indorunners hanya melakukan proses analisis, perumusan tujuan, perumusan pesan, segmentasi sasaran, taktik, sumber daya dan evaluasi. Sedangkan pada proses manajemen komunikasi Indorunners melakukan tahapan perencanaan tanpa uji coba dilapangan, yang selanjutnya di organizing dan melaksanakan pelaksanaan tekhnis dilapangan, dan pada tahap evaluasi manajemen komunikasi IndoRunners tidak dapat mengukur apakah kegiatan komunikasi IndoRunners tepat sasaran atau tidak.
Hubungan Daya Tarik Endorser dan Citra Merek dengan Minat Beli Wardah Cosmetics Nofita Fatmawati; Hedi Pudjo Santosa; Djoko Setyabudi
Interaksi Online Vol 1, No 3: Agustus 2013
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKJudul Skripsi : Hubungan Daya Tarik Endorser dan Citra Merek dengan Minat Beli Wardah CosmeticsNama : Nofita FatmawatiNim : D2C308011Jurusan : Ilmu KomunikasiMaraknya sertifikasi halal pada produk konsumsi (makanan) akhir-akhir ini mulai merambah pada produk kosmetik. Wardah Cosmetics merupakan kosmetika Indonesia yang sejak awal kemunculannya pada 1995 membawa label halal. Akan tetapi meskipun mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, Wardah Cosmetics bukan merupakan merek kosmetika yang penjualannya berada di peringkat treratas atau menjadi top brand pilihan konsumen. Iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi antara produsen dengan target market. Iklan Wardah Cosmetics yang menggunakan endorser Inneke Koesherawaty diharapkan mampu menimbulkan minat beli sekailgus menguatkan citra merek Wardah sebagai kosmetika halal dan aman.Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kepada pembaca tentang hubungan daya tarik endorser dan citra merek dengan minat beli Wardah Cosmetics. Penulis menggunakan teori respon kognitif yang menjelaskan tentang bagaimana minat beli produk didasari oleh sumber pesan (endorser) yang kemudian dapat membentuk sikap merek, dimana semakin positif sikap konsumen terhadap merek maka citra merek pun juga positif yang kemudian dapat menimbulkan minat beli terhadap produk.Uji korelasi diantara ketiga variable menunjukkan bahwa Nilai Kendall W adalah sebesar 0,980. Nilai signifikansi pengujian diperoleh sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini berarti ada hubungan antara Daya tarik Endorser dan Citra Merek dengan Minat Beli Produk. Dengan demikian, hal ini sesuai dengan Hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara daya tarik endorser dan citra merek dengan minat beli produk Wardah Cosmetics.ABSTRACTSkripsi Title : Celebrity endorser attractiveness and Brand Image relatedto Buying Intentions of Wardah CosmeticsName : Nofita FatmawatiNIM : D2C308011Departement : Science of CommunicationsThe rise of the halal certification on consumer products (food) recently began to explore in cosmetic products. Wardah Cosmetics is a cosmetic Indonesia since its inception in 1995 to bring halal label. However, although the majority of Indonesia's population is Muslim, Wardah Cosmetics not a brand of cosmetics whose sales ranks treratas or a top brand consumer choice. Advertising is a form of communication between producers and target market. Wardah Cosmetics ads that use Inneke Koesherawaty endorser is expected to generate interest in purchasing sekailgus reinforce brand image Wardah as halal and safe cosmetics.This study aims to explain to the reader about the relationship endorser attractiveness and image of the brand by buying interest Wardah Cosmetics. The author uses the theory of cognitive response that explains how interest in buying products based on message source (endorser) which then can form brand attitudes, which increasingly positive consumer attitudes toward the brand were also positive brand image that can then lead to interest in buying the product.Correlation among the three variables showed that the value is equal to 0.980 W Kendall. Values obtained by testing the significance of 0.000 <0.05. This means that there is a connection between the endorser and the appeal of the Brand Image Buy Interests Products. Thus, it is in accordance with the hypothesis that there is a relationship between the endorser attractiveness and image of the brand with buying interest Wardah Cosmetics products. HUBUNGAN DAYA TARIK ENDORSER DAN CITRA MEREK DENGAN MINAT BELI WARDAH COSMETICSPENDAHULUANSertifikasi halal pada produk konsumsi saat ini semakin marak tidak hanya di negara-negara yang mayoritas penduduknya adalah muslim. Di benua Eropa pun saat ini juga sudah mulai diterapkan pelabelan halal pada produk konsumsi. Produk kosmetika merupakan salah satu produk yang juga banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Meskipun bukan produk konsumsi yang berupa makanan, akan tetapi pemakaian kosmetik juga diserap oleh tubuh melalui kulit. Wardah Cosmetics merupakan kosmetika asli Indonesia yang sejak awal kemunculannya pada tahun 1995 sudah mencantumkan label halal dan aman dari MUI dan BPOM. Meskipun demikian, penjualan Wardah Cosmetics tidak terlalu bagus, karena tidak dapat menjadi top brand ataupun kosmetika terlaris di Indonesia, padahal mayoritas penduduk di Indonesia merupakan muslim.Pertumbuhan indoustri kosmetik di Indonesia cukup pesat. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya produsen kosmetik yang muncul dipasaran. Bahkan menurut Wiyantono, selaku ketua bidang perdagangan persatuan perusahaan dan asosiasi kosmetika Indonesia (Perkosmi) proyeksi penjualan kosmetik semester I cukup baik, naik 14,9% secara tahunan, (http://www.indonesiafinancetoday.com).Wakil Direktur LPPOM MUI Bidang Auditing, Ir. Muti Arintawati, M.Si mengungkapkan, berdasarkan asalnya, kosmetika dapat dikategorikan berasal dari beberapa sumber bahan, yaitu tumbuhan, hewan, sintetik kimia, mikroba dan manusia. Dilihat dari sumber asalnya tersebut, ada beberapa bahan yang menjadi titik kritis pencemaran bahan haram dalam kosmetika, bahkan ada pula bahan-bahan kosmetika yang jelas-jelas haram, seperti plasenta, protein hewani maupun media yang digunakan untuk menghasilkan senyawa tersebut bagi sebagian besar pengguna bersifat haram. (http://www.halalmui.org).Produsen kosmetik pun kemudian seolah berlomba untuk bisa memperoleh sertifikasi halal atas produknya. Jauh sebelum banyaknya produk kosmetik yang mempunyai labelhalal, Wardah Cosmetics muncul dengan karakteristik yang berbeda, yaitu dengan label halal dan aman. Wardah Cosmetics merupakan pioneer kosmetik halal dan aman yang sudah memiliki sertifikat halal dari MUI. Wardah Cosmetics mempunyai kurang lebih 200 jenis produk kosmetik yang tercatat mempunyai label halal dan aman dikonsumsi. Setelah label halal menjadi trend, produsen-produsen kosmetik yang sebelumnya tidak mempunyai sertifikat halal mulai berusaha untuk mendapatkan sertifikasi halal. beberapa produkkosmetik yang beberapa produknya sudah mendapatkan sertifikasi halal antara lain : La Tulipe, Ristra, Sari Ayu, Caring Colours Martha Tilaar, Purbasari (lulur), Pourvous dan Kanna (krim penghalus) (http://naturafia.blogspot.com/2012/06/kosmetik-halal.htmlPasar kosmetik di Indonesia semakin meningkat, persaingan antar produsen kosmetik pun juga semakin kompetitif untuk memperebutkan pasar. Menurut Direktur Marketing Martha Tilaar Group Samuel Pranata di sela pembukaan IFW 2010 di Jakarta, saat ini sejumlah produk lokal kalah bersaing dalam merebut pasar dalam negeri. Sebagai contoh, pangsa pasar produk kosmetik dan skincare Indonesia berada di bawah produk luar negeri. jawara untuk kategori kosmetik di Indonesia adalah Oriflame. Dengan sistem penjualan multilevel marketing, merek kosmetik asal Swedia itu berhasil menguasai pasar Indonesia. Dan Martha Tilaar sendiri berada di posisi 2 atau hanya menguasai 16% atau nomer dua di pasar Indonesia, sedangkan untuk produk skincare Martha Tilaar menguasai 6% atau berada di nomor empat setelah Unilever, P n G dan L’oreal. (http://www.beritasatu.com)Perumusan masalahMaraknya tren halal akhir-akhir ini membuat banyak produsen kosmetik untuk mendapatkan sertifikat halal dari MUI. Wardah kosmetik merupakan produk kosmetik yang sejak awal kemunculannya pada tahun 1995 sudah mempunyai label halal jauh sebelum tren halal marak akhir akhir ini. Meskipun demikian merek Wardah belum bisa menguasai pasar. Hal ini dapat di lihat dari urutan kosmetika yang paling laris di Indonesia. Bahkan Wardah Cosmetics tidak berada di urutan 3 besar ataupun 10 besar.Adakah hubungan antara daya tarik endorser dan citra merek dengan minat beli produk Wardah Cosmetics?Tujuan penelitianUntuk mengetahui hubungan antara daya tarik endorser dan citra merek dengan minat beli produk Wardah cosmetics?Penelitian ini menggunakan teori respon kognitif, Cognitive Response Model (CRM) adalah sebuah teori untuk mengenali proses kognisi pada iklan, melalui tahap pengolahan informasi (kognisi), perubahan sikap terhadap merek (afeksi) yang pada akhirnya menuju pada keputusan pembelian (konasi).Fokusnya adalah untuk menentukan jenis respon yang ditimbulkan oleh sebuah pesan iklan dan bagaimana respon ini berhubungan dengan sikap terhadap iklan, sikap terhadap merek, dan minat pembelian. Gambar 1 menggambarkan tiga kategori dasar respon kognitif yang telah diidentifikasi peneliti – product/message, source oriented, dan ad execution thought – dan bagaimana ketiganya mungkin berhubungan dengan sikap dan minat (attitudes and intentions).Penelitian ini menggunakan tipe penelitian eksplanatory (penjelasan) karena peneliti ingin menjelaskan pengaruh antara tiga variable penelitian, yaitu daya tarik endorser (X1), Citra merek (X2) sebagai variable bebas dan minat beli produk (Y) sebagai variable terikat.Data yang diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner tentang daya tarik endorser, citra merek terhadap minat beli Wardah Cosmetics. Melalui wawancara survey dengan menggunakan kuesioner terhadap sampel penelitianPopulasi dari penelitian ini adalah wanita muslimah yang berstatus mahasiswi, karyawati dan ibu rumah tangga. Pemilihan objek disebabkan karena wanita merupakan sasaran produk Wardah Cosmetics. Karena tuntutan pekerjaan dan kehidupan sosial sangat penting bagi mereka. Kecenderungan itu membuat mereka mencari produk kecantikan yg cocok. Teknik pengambilan sampel menggunakan non-probability sampling.Teknik sampling yang digunakan adalah Accidental Sampling, Merupakan metode sampling yang memilih sampel dari orang atau unit yang paling mudah dijumpai atau diakses. Dimana pengambilan sampel didasarkan pada pemilihan sampel yang sesuai sebagai sumber data oleh peneliti. Metode ini digunakan karena peneliti tidak mempunyai data populasi.ISIWardah Cosmetics merupakan produsen kosmetik yang pertama kali mengusung tema halal dan aman. Muncul di Indonesia pada tahun 1995, didirikan oleh Nurhayati Subakat..Awalnya Wardah dipasarkan secara door to door, multi level marketing, hingga sekarang produknya mudah dijumpai di pasar. Saat ini sudah ada lebih dari 200 produk Wardah yang sudah mempunyai sertifikat halal, mulai dari perawatan wajah hingga perawatan tubuh.Iklan Wardah pada awal kemunculannya di bintangi oleh Marissa Haque, kemudian Inneke Koesherawaty dan sekarang sudah turut menggandeng Marshanda dan seorang desainer muda baju-baju muslimah, Dian Pelangi. Bahkan di beberapa iklan, Wardah tidak hanya menampilkan sosok muslimah yang diwakilkan oleh sosok yang menggunkaan jilbab Dari pemilihan bintang iklan dan penggunaan endorser pendukung, dapat dilihat bahwa Wardah sepertinya sedang melakukan perluasan segment. Karena sebelumnya Wardah Cosmetics terkesan hanya diperuntukkan bagi wanita dewasa saja. Iklan-iklan Wardah saat ini berbeda sekali dengan iklan Wardah yang terdahulu. Iklan Wardah Cosmetics saat ini terlihat lebih fresh dan menarik bersaing dengan iklan-iklan produk kosmetik lainnya.Khalayak sasaran penelitian ini merupakan wanita yang beragama islam. Mulai dari remaja yang diwakili oleh mahasiswi hingga wanita dewasa yang diwakili oleh wanita muslimah yang bekerja hingga ibu rumah tangga. Usia mereka berkisar antara 18-50 tahun.Hasil penelitian- Diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden memberikan penilaian yang tinggi mengenai Daya Tarik Endorser yaitu sebanyak 75%, dan diikuti dengan 23%responden yang menilai sangat tinggi dan hanya 2% yang menilai bahwa Inneke Koesherawaty memiliki daya tarik yang rendah.- Kemudian sebagian besar responden memberikan penilaian yang tinggi mengenai Citra merek produk Wardah Cosmetic yaitu sebanyak 76%, dan didukung oleh 17% penilaian sangat tinggi dan hanya 7% responden yang menilai rendah.- Dan sebagian besar responden memberikan penilaian yang sangat tinggi mengenai minat beli yaitu sebanyak 87%, didukung oleh 9% menjawab memiliki minat beli yang tinggi dan hanya 1% responden yang menilai rendah dan 3% memiliki minat yang sangat rendah.Temuan penelitian- Korelasi antara Daya Tarik Endorser dengan Minat Beli Produk diperoleh sebesar 0,068. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat rendah. Nilai signifikansi pengujian diperoleh sebesar 0,381 > 0,05. Hal ini berarti tidak ada hubungan antara Daya Tarik Endorser dengan Minat Beli Produk. Dengan demikian H1 yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara daya tarik endorser dengan minat beli tidak terbukti.- Korelasi antara Citra merek dengan Minat beli produk adalah sebesar 0,379. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang relative rendah. Nilai signifikansi pengujian diperoleh sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini berarti ada hubungan positif antara Citra merek dengan Minat beli produk. Dengan demikian H2 dalam penelitian ini terbukti, yaitu bahwa terdapat hubungan antara citra merek dengan minat beli produk Wardah Cosmetics- Nilai Kendall W adalah sebesar 0,980. Nilai signifikansi pengujian diperoleh sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini berarti ada hubungan antara Daya tarik Endorser dan Citra Merek dengan Minat Beli Produk. Dengan demikian, hal ini sesuai dengan H3 yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara daya tarik endorser dan citra merek dengan minat beli produk Wardah Csmetics.- Berdasarkan uji statistik didapati bahwa ternyata tidak terdapat hubungan antara daya tarik endorser dengan minat beli Wardah Cosmetics. Dengan demikian, secara statistik hipotesis di awal yang menyatakan “terdapat hubungan positif antara daya tarikendorser dengan minat beli Wardah Cosmetics”. Artinya, semakin tinggi daya tarik endorser maka akan semakin tinggi pula minat beli Wardah Cosmetics tidak dapat diterima. Dan tidak sesuai dengan teori respon kognitif yang digunakan dalam penelitian ini. Padahal menurut teori respon kognitif disebutkan bahwa terdapat hubungan antara sumber pesan yang diwakili oleh Endorser dengan minat beli. Hal ini dapat dijelaskan dengan beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya minat beli Wardah Cosmetics yang berkaitan dengan daya tarik endorser. Antara lain seperti banyaknya responden yang menilai bahwa Inneke Koesherawaty merupakan selebritis yang jarang tampil di Indonesia, dan jarang membintangi film/sinetron dan iklan islami. Selain itu Inneke Koesherawat dianggap tidak sesuai dengan usia target market Wardah Cosmetics dan dianggap tidak dapat memberikan rekomendasi kepada target market yang usianya lebih muda dari Inneke Koesherawaty. Bagi beberapa target market Wardah Cosmetics yang berusia di bawah Inneke Koesherawaty, mereka menilai bahwa Inneke tidak sesuai dengan usia mereka dan tidak dapat memberikan rekomendasi kepada mereka. Inneke hanya dinilai cocok oleh target market Wardah Cosmetics yang berusia kurang lebih sama dengan Inneke Koesherawaty.- Sesuai dengan hasil pengujian hipotesis yang menyebutkan bahwa tidak adanya hubungan antara daya tarik endorser dengan minat beli bisa jadi juga dikarenakan pemilihan daya tarik endorser yang dinilai tidak sesuai dengan konsumen Wardah Cosmetics. Pemilihan selebriti menjadi sesuatu yang penting. Selebriti harus mempunyai pengakuan yang tinggi, pengaruh yang sangat positif dengan ketepatan produk yang tinggi pula.- Kemungkinan yang terjadi pada penelitian ini, sesuai dengan hasil penelitian di lapangan adalah karena Inneke dinilai sudah jarang tampil di Indonesia, tidak sesering dulu. Dan lagi perubahan image Inneke yang dahulu kerap membintangi film-film yang bertolak belakang dengan penampilannya sekarang. Perubahan image tersebut bagi sebagian target market Wardah Cosmetics yang berusia sama dengan Inneke Koesherawaty mungkin belum bisa diterima. Sedangkan bagi target market yang lebih muda dianggap bahwa Inneke tidak sesuai dengan usia mereka sebagai target market Wardah Cosmetics.- Setelah dilakukan pencarian dan pengolahan data diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara citra merek dengan minat beli produk Wardah Cosmetics. Dalam hipotesis disebutkan bahwa terdapat hubungan positif antara citra merek dengan minat beli Wardah Cosmetics yang artinya semakin tinggi/positif citra merek artinya semakin tinggi minat beli terhadap produk Wardah Cosmetics. Hal ini sesuai dengan temuan penelitian dan seseuai dengan teori respon kognitif yang menyebutkan bahwa sikap terhadap merek dapat memunculkan minat beli.- Jika sikap seorang konsumen terhadap suatu merek cenderung positif maka konsumen tersebut juga cenderung mempunyai citra yang positif terhadap merek tersebut, begitu pula sebaliknya. Maka sangat disayangkan ketika seorang selebritis yang sudah dipilih untuk menjadi endorser suatu produk kemudian tersangkut masalah atau tidak dapat mempertahankan citranya sehingga citra tersebut berdampak pada produk yang diiklankannya.Melalui hasil pencarian dan pengolahan data dalam penelitian ini ternyata membuktikan bahwa terdapat hubungan antara daya tarik endorser dan citra merek dengan minat beli Wardah Cosmetics. Meskipun pada hasil penelitian tidak didapati hubungan antara daya tarik endorser dengan minat beli akan tetapi setelah dimunculkan faktor lain selain daya tarik endorser yaitu citra merek dapat memunculkan minat beli produk Wardah Cosmetics.- Hal ini konsisten dengan Cognitive Respons Model yang menerangkan bahwa dalam untuk menimbulkan minat beli distimuli oleh beberapa tahap pengolahan informasi (kognisi), perubahan sikap terhadap merek (afeksi) yang pada akhirnya kemudian menuju pada keputusan pembelian (konasi). Konsumen akan mempunyai kecenderungan untuk memeilih sebuah merek saat dalam dirinya terkumpul sejumlah informasi positif tentang merek. Informasi-informasi tersebut disampaikan melalui sumber pesan yang diwakili oleh endorser iklan.. dimana citra endorser tersebut diharapkan mampu untuk memperkuat citra merek dibenak konsumen sehingga dapat mempersuasi target market untuk melakukan pembelian.PENUTUPIklan merupakan salah satu bentuk komunikasi pemasaran yang sering digunakan oleh produsen untuk mengenalkan produk hingga menarik minat beli konsumen. Dalam iklan, endorser lazim digunakan untuk dapat lebih mempersuasif minat beli konsumen. Penggunaan selebriti sebagai endorser sebuah produk diharapkan untuk dapat menjadi sebuah daya tarik tersendiri bagi konsumen., yaitu untuk menarik minat beli dan menguatkan citra produk di benak konsumen. Pemilihan endorser yang tidak sesuai dengan produk dapat berakibat pada citra produk itu sendiri, sehingga berdampak pada minat beli terhadap produk.KesimpulanDari hasil analisis data yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dari penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :1. Hasil pengujian hubungan antara Daya tarik Endorser dengan Minat Beli Produk diperoleh tidak adanya hubungan yang signifikan,2. Hasil pengujian hubungan antara Citra merek dengan Minat beli produk menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan namun dalam kategori rendah3. Hasil pengujian hubungan Daya tarik Endorser dan Citra merek dengan Minat Beli Produk secara bersama-sama menunjukkan adanya hubungan yang signifikan.Saran1. Pemilihan selebriti sebaiknya dilakukan dengan terlebih dahulu mempertimbangakan faktor-faktor yang membentuk citra selebriti, latar belakang selebriti, reputasi selebriti, kesesuaian karakter selebriti dengan produk yang akan diiklankan.2. Pemilihan selebriti sebaiknya dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan survey terhadap masyarakat yang menjadi target market. Hal ini dimaksudkan agar pesan iklan tersebut nantinya sampai kepada target market.DAFTAR PUSTAKABuku :Assael, Henry, Consumer Behaviour, Houghtn Mifflin 2004Belch&Belch,2001 dalam Ardha, Ardha Berlian, Modu Manajemen Promosi, Universitas MercuBuana Jakarta 2007Kotler, Philips & Armstrong, Gary , Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi 12 Jilid 2 2008,Kotler, Philip,Manajemen Pemasaran Jilid 2, 2000Rangkuti, Fredy, Riset Pemasaran, Gramedia Pustaka Utama2009Royan, Frans M, Marketing Celebrities, Elex Media Komputindo 2005Setiadi, Nugroho J, Perilaku Konsumen, Kencana 2003Shimp, A Terence, Periklanan Promosi jilid 1, Erlangga 2001Tjiptono, Fandy, Strategi Pemasaran, Andy Offset 1997Widiyanto, Ibnu, Pointers Metodologi Penelitian, CV.Dikalia 2008Mowen, John C, Consumer Behaviour, Prentice Hall 1995Skripsi :Prita Ayu Nurastuti, Hubungan Daya Tarik Selebriti dan Atribut Produk terhadap Minat Beli Motor Yamaha Jupiter MX, 2009Rike Ayu Yuniar , Hubungan Daya Tarik Endorser iklan Vaseline Men dan Ekuitas MErek terhadap Minat Beli Konsumen, 2011Pengaruh Terpaan Iklan dan Citra Merek terhadap Loyalitas Knsumen Aqua, Aprilia Nur Prasiwi, 2012Hubungan Daya TArik EmosionalIklan Pond’s Flawless White dan Citra Merek terhadap Minat Beli Produk, Kurnianingrum Ayu Miranti, 2009Hubungan Daya Tarik Iklan Animasi dan Sikap Merek dengan Minat Beli Produk Molto Ultra, Rhima Sugi Prabandani, 2010Hubungan Terpaaan Iklan Televisi dan Tingkat Awareness terhadap Minat Beli Konsumen pada Produk L-Men, Elbwisza Hertanto, 2010Majalah :Majalah Medisina Edisi 4/Vo.II/Aptil-Juni2008 halaman 5Internet :http://www.indonesiafinancetoday.comhttp://naturafia.blogspot.com/2012/06/kosmetik-halal.htmlhttp://www.halalmui.orghttp://www.indonesiafinancetoday.comhttp://www.beritasatu.com
Pengaruh Terpaan Peringatan Pesan pada Iklan Rokok terhadap Sikap untuk Berhenti Merokok pada Remaja Zainul Asngadah Fatmawati; Tandiyo Pradekso; Djoko Setyabudi; Nuriyatul Lailiyah
Interaksi Online Vol 2, No 4: Oktober 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.719 KB)

Abstract

Peringatan kesehatan berbentuk gambar dan tulisan terbukti memiliki pengaruh yang positif dalam menurunkan angka prevalensi merokok. Peringatan kesehatan berbentuk gambar ternyata diperhatikan daripada peringatan kesehatan yang hanya berbentuk tulisan atau teks saja. Studi di berbagai negara membuktikan bahwa peringatan kesehatan berbentuk gambar adalah efektif untuk meningkatkan kesadaran perokok dan bukan perokok akan bahaya merokok bagi kesehatan. Hal tersebut sekaligus memberikan pendidikan yang efektif mengenai dampak buruk yang diakibatkan karena merokok, serta meningkatkan niat untuk berhenti merokok. Berdasarkan PP No 28 tahun 2013, mulai awal Januari 2014 peraturan mengenai peringatan kesehatan berbentuk gambar dan tulisan telah diberlakukan pada media iklan, dan mulai tanggal 24 Juni 2014 peringatan berbentuk gambar tersebut mulai diberlakukan pada seluruh bungkus rokok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terpaan peringatan pesan kesehatan yang tercantum pada iklan rokok terhadap sikap untuk berhenti merokok pada kalangan remaja. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Protection Motivation Theory (PMT) dari Rogers dan Cognitive Response dari Greenwald. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan desain static groupcomparison. Sedangkan teknik pengambilan sampelnya adalah non random samplingdengan total sampel 65 responden yang terdiri dari 30 responden sebagai kelompok treatment dan 35 responden sebagai kelompok kontrol. Alat yang digunakan untuk analisis data adalah uji statistik Mann Whitney U Test.Hasil penelitian pada pengujian hipotesis menunjukkan adanya pengaruh antara terpaan peringatan pesan pada iklan rokok terhadap sikap untuk berhenti merokok pada remaja. Hal ini ditunjukkan pada angka signifikansi hasil pengujian hipotesis sebesar 0,000. Selanjutnya hasil uji Mann Whitney U Test menunjukkan adanya perbedaan sikap berhenti merokok pada kelompok treatment dan kelompok kontrol. Nilai rata-rata (mean) sikap berhenti merokok pada kelompok treatment lebihtinggi dibandingkan nilai rata-rata (mean) pada kelompok kontrol. Hal tersebut menunjukkan bahwa terpaan peringatan pesan kesehatan berbentuk gambar dan tulisan yang ada pada iklan rokok berpengaruh terhadap sikap untuk berhenti merokok pada remaja. Oleh karena itu pemerintah, produsen rokok, dan masyarakat hendaknya ikut berperan aktif mensosialisasikan peringatan pesan berbentuk gambar dan tulisan agar seluruh masyarakat mengetahui informasi bahaya merokok, sehingga dapat memberikan pengetahuan yang pada akhirnya mendorong masyarakat untuk berpikir dan termotivasi untuk berhenti merokok. Kata Kunci: Terpaan Peringatan Pesan pada Iklan Rokok, Peringatan Kesehatan Berbentuk Gambar dan Tulisan, Sikap untuk Berhenti Merokok pada Remaja.
Public Relations Branding Komunitas Lopen Semarang ‘Semarang Historie’ Divisi Project Officer” Budi Adityo; Agus Naryoso; M Bayu Widagdo; Nuriyatul Lailiyah; Djoko Setyabudi
Interaksi Online Vol 2, No 4: Oktober 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.147 KB)

Abstract

Persuasi adalah kunci untuk meyakinkan khalayak yang menjadi sasaran untuk mengadopsi sikap, opini atau perilaku tertentu untuk meningkatkan jumlah anggota, jumlah pelanggan, atau meningkatkan citra. Aristoteles mengemukakan tiga aspek dasar persuasi, yaitu ethos (source credibility), logos (logical appeals), dan pathos (emotional appeals). Ethos memfokuskan pada kredibilitas sumber dalam penyampaian sebuah pesan. Kredibilitas sumber secara langsung berpengaruh pada daya tarik. Lopen sendiri adalah sebuah komunitas yang memiliki kredibilitas dalam bidang sejarah yang sebenarnya mampu untuk mempersuasi masyarakat namun belum memiliki wadah untuk menyalurkannya.Tujuan dari Karya bidang ini adalah untuk menarik minat target audience untuk bergabung dengan Lopen supaya tujuan Lopen untuk dapat melestarikan bangunan sejarah yang ada di Semarang dapat tercapai. Namun stereotype bahwa melestarikan bangunan bersejarah itu harus dengan datang ke lokasi danmembersihkannya ataupun mengecat ataupun merenovasinya ini adalah tidak benar ada cara lain yang sebenarnya mudah untuk melestarikan bangunan maupun warisan sejarah tersebut, maka dari itu event ini dibuat membranding bahwa stereotype ini salah lalu mengubah stereotype itu dan Dimana dalam event ini Lopen akan mempersuasi para target audience dengan memanfaatkan kredibelitas nya dalam bidang sejarah secara langsung sehingga target audience percaya dan mau untuk bergabung dengan Lopen.Hasil dari Karya Bidang ini adalah masyarakat menjadi mengetahui se kredibel apa Lopen Semarang dalam bidang sejarah, sehingga masyarakat mau bergabung dengan Lopen dan masyarakat menjadi memiliki rasa ingin melestarikan bangunan bersejarah setelah mengetahui bahwa melestarikan bangunan sejarah tidak harus dengan cara yang sulit tapi hanya dengan mendokumentasikan nya baik dalam tulisan foto maupun semudah mengetahui ceritanya dan dapat menceritakan nya kembali maka bangunan itu akan tetap lestari Kata kunci : Pelestarian, Branding, komunitas
Analisis Konten Seks dalam Affectionate game di Situs Girlsgogames.co.id. Skripsi. Rizqi Ganis Ashari; Tandiyo Pradekso; Nurrist Surayya Ulfa; Djoko Setyabudi
Interaksi Online Vol 3, No 4: Oktober 2015
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.79 KB)

Abstract

Video game yang awalnya berperan sebagai media hiburan, kini dipandang sebagai media massa. Kemampuannya untuk menghasilkan gambar dan suara, interaktivitas, dan memperlihatkan proses mengenai sesuatu, menjadikan game serupa dengan media massa. Sayangnya, meski telah menjadi media massa, konten pada media ini belum diliterasikan. Sementara itu, konten berbahaya seperti seksualitas dapat menjadi bagian dari media ini. Akibatnya, game dianggap sebagai pemicu berbagai perilaku menyimpang, salah satunya perilaku seks oleh anak dibawah umur. Penelitian ini bertujuan mengetahui konten seks yang ada dalam affectionate game di situs Girlsgogames.co.id dan menjelaskan bagaimana konten seks itu dikemas dalam permainan. Affectionate game adalah game yang memberikan pengalaman bermain, dimana pemain dituntut untuk mengekpresikan cinta. Hasil penelitian dimanfaatkan sebagai satu bentuk kontribusi dalam keragaman penelitian game studies dan rekomendasi kepada orang tua mengenai konten seksualitas pada affectionate game, sehingga upaya pencegahan dapat dilakukan sejak dini. Selanjutnya, konten seks dibagi menjadi 2 variabel, seks melalui penampilan dan kegiatan seksualitas. Selain itu, posisi konten seks dalam permainan juga menjadi bagian penelitian ini. Metode deskriptif analisis isi kuantitatif, digunakan dalam penelitian ini. Sebanyak 54 game dipilih sebagai sample dari 343 game yang ada pada kategori Permainan Petualangan Bagi Anak Perempuan. Teknik penarikan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Game dianalisis oleh 3 koder laki-laki. Uji reliabilitas dilakukan dengan rumus Holsti, dan seluruh variabel yang diteliti menunjukkan angka di atas 70%. Hasil analisis menunjukkan bahwa berdasarkan tampilannya, karakter primer affectionate game ditampilkan sebagai hypersexualized karakater, atau penggambaran yang dilebih-lebihkan pada bagian tubuh baik melalui pakaian (perempuan=68,5% dan laki-laki=22%), ketelanjangan sebagian (perempuan=64,8% dan laki-laki=16,7%), ataupun proporsi tubuh yang tidak realistik (perempuan=72,2% and laki-laki=33,3%). Sementara itu, kegiatan seks yang ditemukan di game ini adalah ciuman (87%) dan rayuan (13%). Sebagian besar kegiatan seks dikemas sebagai player act (90,76%), sehingga pemain memainkan konten seks sebagai tujuan utama permainan.
Co-Authors Adi Nugroho Aditya Gilang Gifari Aditya Iman Hamidi Adityo Cahyo Aji Agraha Dwita Sulistyajati Agus Naryoso Naryoso Agus Naryoso S.Sos, M.Si, Agus Naryoso Ahmad Fauzi Ahmad Fikar Harakan Aisyah Monicaningsih Aldila Leksana Wati Alif Ibrahim Andrinanta Putra Pratama Angga Dwipa Annisa Aulia Mahari Annisa Kusumawardhani Anugrah Beta Familio Arlita Dwi Utami Astrid Henariani Prakoso Atika Nabila Aulia Nur Bareta Hendy Pamungkas Bisma Alief Budi Adityo Candra Sateria Chintya Dyah Meidyasari DENA ADI SANTOSA Deni Arifiin Destima Nursylva Anggraningrum Dhiyah Puspita Sari Dhyah Shanti Nur Kartika Eka Ardianto EKA NOVITASARI Farisa Dian Utami Febri Ariyadi Febriana Handayani Fitri Nur Hidayat Frida Asih Pratiwi Hapsari Dwiningtyas Hedi Pudjo Santosa Hendrikus Setya Pradhana Henny Novita Rumono Hilda Maisyarah I Nyoman Winata Indah Pratiwi Indra Septia BW Intan Ayuningrum Jaya Pramono Adi Jody Suryamar Yudha Lucia Eka Pravitasari M Bayu Widagdo M Yulianto Maulana Ocky Adhicondro Mohammad Akbar Rizal Hamidi Muhamy Akbar Iedani Nofita Fatmawati Noni Meisavitri Nurist Surayya Ulfa Nurist Surraya ulfa Nurist Surrayya Nuriyatul Lailiyah Nurrist Suraya Ulfa Nurrist Surayya Ulfa Oki Adi Saputra Pipin F.P. Lestari Prabowo Nurwidagdyo Prescilla Roesalya Rangga Akbar Pradipta Rifni Lestari Rizka Arsianti Rizqi Ganis Ashari S. Rouli Manalu Salshabila Putri Persada Selo Pangestu Imawan Septian Aldo Pradita Setyo Adhi Nugroho Shabara Wicaksono Sigit Haryadi Sri Widowati Sri Widowati Herieningsih Tandiyo Pradekso Taufik Indra Ramadhan Taufik Reza Ardianto Triyono Lukmantoro Turnomo Rahardjo Vania Ristiyana Vidya Ayunita Wiwid Noor Rakhmad Yanuar Luqman Yoga Yuniadi Yunita Indriyaswari Zainul Asngadah Fatmawati