Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR LIMBAH BUAH JERUK HASIL FERMENTASI TERHADAP HASIL TANAMAN BAYAM MERAH (Alternanthera amoena Voss.) Nyemas Elistianti; Rini Susana; Yeti Rohayeti
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 2, No 2: Agustus 2013
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v2i2.2488

Abstract

Limbah buah jeruk dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian dan konsentrasi optimal pupuk organik cair yang berasal dari limbah buah jeruk hasil fermentasi terhadap hasil tanaman bayam merah pada tanah gambut. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian selama enam minggu. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen lapangan dengan rancangan acak lengkap (RAL) terdiri dari enam taraf perlakuan pemberian pupuk organik cair limbah buah jeruk hasil fermentasi. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak empat kali dan lima tanaman sampel. Konsentrasi perlakuan (k) terdiri dari k1 = 1 ml /liter air, k2 = 3 ml /liter air, k3 = 5 ml /liter air, k4 = 7 ml /liter air, k5 = 9 ml /liter air dan k6= 11 ml /liter air. Variabel yang diamati meliputi jumlah daun, luas daun, berat basah tanaman dan berat kering tanaman. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian pupuk organik cair limbah buah jeruk hasil fermentasi pada konsentrasi 1 ml/liter air, 3 ml/liter air, 5 ml/liter air, 7 ml/liter air, 9 ml/liter air dan11 ml/liter air menghasilkan pertumbuhan yang sama pada semua variabel penelitian yaitu jumlah daun, luas daun, berat basah tanaman, berat kering tanaman dan penggunaan pupuk organik cair limbah buah jeruk dengan kandungan C/N rasio yang masih tinggi yaitu 60,18 % menyebabkan unsur hara tidak dapat diserap tanaman bayam merah untuk pertumbuhan tanaman bayam merah. Kata Kunci : Bayam merah, gambut, pupuk organik cair limbah buah jeruk
PENGARUH PERSENTASE NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PORANG DI FASE VEGETATIF PADA TANAH GAMBUT Muhammad Khafidzan Eka Wardhana; Rini Susana; Rahmidiyani Rahmidiyani
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 13, No 1
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v13i1.72407

Abstract

Tanaman porang merupakan tanaman asli daerah tropis, penghasil umbi yang memiliki kandungan karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, dan serat pangan. Peningkatan produksi porang per satuan luas dapat dilakukan diantaranya dengan cara menyediakan ruang tumbuh yang mendukung pertumbuhan tanaman porang, satu diantaranya dengan memenuhi kebutuhan intensitas cahaya yang sesuai keperluan tanaman porang, yaitu sebesar 60 - 70%. Saat ini belum diketahui persentasi naungan yang terbaik untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman porang pada tanah gambut. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan persentase naungan terbaik terhadap pertumbuhan tanaman porang di fase vegetatif pada tanah gambut Penelitian ini berlangsung selama 2 bulan yang dimulai pada bulan April  – Juni 2023 yang berlokasi di Kelurahan Banjar Serasan, Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan, 5 ulangan dan masing - masing ulangan terdiri dari 4 sampel, sehingga diperoleh 100 tanaman. Perlakuan yang digunakan yaitu N0: tanpa naungan, N1: intensitas naungan 45%, N2: intensitas naungan 60%, N3: intensitas naungan 75%, N4: intensitas naungan 90%. Variabel pengamatan meliputi: tinggi tanaman, diameter batang, jumlah tunas , lebar kanopi , waktu kemunculan katak, dan jumlah katak total. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa perlakuan naungan dengan intensitas 45, 60, 75 dan 90% menghasilkan pertumbuhan vegetatif tanaman porang yang sama baiknya pada tanah gambut. Naungan 45% lebih efisien digunakan dari segi harga naungannya.
STRAWBERRY RESPONSE ON LIQUID INORGANIC NUTRITION AND ORGANIC LIQUID FERTILIZER IN AGGREGATE CULTURE Sri Rahayu; Rini Susana; Siti Hadijah
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v8i4.35129

Abstract

This study aimed to get the best combination of inorganic nutrients and organic liquid fertilizer of coconut fiber as a nutrient solution for aggregate culture on growth and yield of strawberries. The study was conducted at from February 14th to April 25th 2019. This study used a Completely Randomized Design (CRD). The treatment given as combination of inorganic nutrients and organic liquid fertilizer was five levels of: k0 (100% organic liquid fertilizer), k1 (75% inorganic nutrients), k2 (75% inorganic nutrients with organic liquid fertilizer TDS 1.300 ppm), k3 (75% inorganic nutrients with organic liquid fertilizer TDS 1.800 ppm), and k4(100% inorganic nutrients). Variables observed such as root volume, plant height, leaf number, number of stolons, number of flowers, number of fruits, fruit and dry weight of strawberry plants. The results showed that application a combination of imorganic nutrients and organic liquid fertilizer did not increased the growth and yield of strawberries. Providing 75% of inorganic nutrition increased the growth and yield the same as given 100% of inorganic nutrition. Keywords: inorganic nutrition, organic liquid fertilizer, strawberries.
Pengaruh Lumpur Laut pada Tanah Gambut untuk Media Tanam Kedelai terhadap Sifat Kimia Tanah dan Emisi CO2 Yenni Yenni; Saeri Sagiman; Rini Susana
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 13, No 1 (2023)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/plt.v13i1.80722

Abstract

This study aimed to determine the effect of coastal sediment on peat soil for soybean planting medium to soil chemical properties and CO2 emissions. The research lasted for 3 months starting from preparation to presentation of the results. This research was conducted at the Laboratory of Soil Quality and Health, Laboratory of Chemistry and Soil Fertility and in the Faculty of Agriculture experimental garden Tanjungpura University. The method used is experiment with a completely randomized design (CRD), which consists of 5 treatments and 4 replications. Each polybag contained 1 plant sample. So the number of plants altogether 20 units of the plant. Treatment as follows: LL0 : Without treatment coastal sediment, LL1 : coastal sediment 25.2 tonnes/ha equivalent to 180 g/polybag, LL2 : coastal sediment 33.6 tonnes/ha equivalent to 240 g/polybag, LL3 : coastal sediment 42 ton / ha equivalent to 300 grams/polybag, LL4 : coastal sediment 50.4 tonnes/ha equivalent to 360 g/polybag. The variables observed in this study are soil pH, cation exchange capacity (CEC), Base Saturation, C/N, CO2 emissions and the dry weight of soybean. The results showed that application  of coastal sediment with various doses on peat soil can increase soil pH, Base Saturation and C/N ratio, with decreasing CEC. There is just a little correlation of costal sediment on CO2 emissions of soil (R2=0.0009). Coastal sediment 33.6 tonnes/ha equivalent to 240 grams/polybag was resulted dry weight of soybean  to maximum vegetative phase.
Potensi Bakteri Indigenous pada Tanah Tailing Kecamatan Mandor dalam Remediasi Metil Merkuri Rezekikasari Rezekikasari; Sutarman Gafur; Rini Susana
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 8, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.319 KB) | DOI: 10.26418/plt.v8i1.29786

Abstract

Kecamatan Mandor memiliki banyak lahan penambangan emas baik yang aktif digunakan maupun yang telah ditinggalkan. Wilayah-wilayah yang pernah dibuka sebagai tempat usaha penambangan emas tidak pernah diupayakan untuk membersihkan sisa-sisa merkuri yang digunakan sebagai bahan pemisah butiran emas baik oleh pihak pemerintah, swasta maupun perorangan. Akibatnya wilayah ini menjadi lahan kritis yang rawan dampak pencemaran wabah penyakit yang disebabkan oleh paparan metil merkuri. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi bakteri yang berasal dari Kecamatan Mandor dan memiliki kemampuan mereduksi metil merkuri secara in vitro.  Isolat yang diperoleh adalah  isolat yang dapat dijadikan sebagai agent yang mampu memulihkan lahan yang tercemar metil merkuri. Penelitian dilakukan pada skala laboratorium dan diperoleh sebanyak 20 isolat yang tersebar dari beberapa lokasi pengambilan sampel. Isolat bakteri ditumbuhkan dengan menggunakan metode tuang yang menggunakan media nutrien agar. Dari 20 isolat yang ditemukan 6 diantaranya adalah isolat yang memiliki kemampuan hidup pada media yang ditambahkan metil merkuri mulai taraf konsentrasi 5 ppm, 10 ppm dan 15 ppm Hg.Kata kunci : Bakteri Indigenous, Metil Merkuri dan Tailing. 
Ketersediaan Cd, Gejala Toksisitas dan Pertumbuhan 3 Spesies Brassicaceae pada Media Gambut yang Dikontaminasi Kadmium (Cd) Rini Susana; Denah Suswati
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 1, No 2 (2011)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (87.918 KB) | DOI: 10.26418/plt.v1i2.409

Abstract

Cadmium is a heavy metal and non-essential element but easily absorbed by plants and transferred to the shoots. Cadmium accumulation in various plant species showed varying responses. This research aimed to study the availability of Cd, the toxicity symptoms and growth of three species of Brassicaceae (Brassica rapa var. parachinensis, Brassica rapa var. pekinensis, Brassica oleracea var. alboglabra) on Cd-contaminated peat soil. Contaminant Cd and soil were mixed in different dosages i.e. 2 mgkg-1 Cd, 4 mgkg-1 Cd, 8 mgkg-1 Cd, 16 mgkg-1 Cd and 32 mgkg-1 Cd and used to fill growth pot (5kg/pot). The results showed that the addition of Cd contaminant produces Exchangable-Cd in growth media on range 0.1477 mgkg-1 up to 2.8459 mgkg-1 and influenced fresh weight of shoot of crops used except Brassica oleracea var. alboglabra. Brassica oleracea var. alboglabra showed more tolerant to high Cd exposure, no symptoms of toxicity found so far, while Brassica rapa var. parachinensis and Brassica rapa var. pekinensis showed stunting and chlorosis symptoms as excess of Cd in growth media
Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Cair Asal Buah-Buahan terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai pada Tanah Gambut Indra Wijaya; Rini Susana; Patriani Patriani
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 14, No 1 (2024)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/plt.v14i1.80749

Abstract

Chili is one of the horticultural commodities that has a lot of nutrients and vitamins. Generally chili need sufficient nutrients in their growth and development so that the results can be maximized. Nutrients in the soil can not fully meet the needs of plant nutrients so that the addition of nutrients is required through liquid organic fertilizers from fruits. This research aims to determine the best concentration of liquid organic fertilizer from fruits on the growth and yield of chili plants on peat soil. This research was carried out in the experimental field of the Agriculture Faculty, Tanjungpura University Pontianak, in November 2017 to February 2018. This research used a Completely Randomized Design (CRD), with 5 treatment levels, namely k1 (5 ml /l), k2 (20 ml/l), k3 (35 ml/ l), k4 (50 ml/l), k5 (65 ml/l). Each treatment was repeated 5 times with 4 plants sample. Variables observed in this research include plant height, flowering time, plant dry weight, fruit length, fruit diameter, number of fruits, and weight of fruit per plant. The results of this research is the concentration of liquid organic fertilizer from the best fruits not found in this research but the concentration of 65 ml/l of liquid organic fertilizer can increase the growth and yield of chili plants on peat soil.