Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Medica Hospitalia

Pengaruh Pemberian Asi Eksklusif dan Non Eksklusif terhadap Mental Emosional Anak Usia 3-4 Tahun Any Setyarini; Maria Mexitalia; Ani Margawati
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine Vol. 3 No. 1 (2015): Med Hosp
Publisher : RSUP Dr. Kariadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.483 KB) | DOI: 10.36408/mhjcm.v3i1.207

Abstract

Latar belakang : Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik yang mengandung semua unsur zat gizi yang dibutuhkan bayi usia 0-6 bulan. ASI dapat mempengaruhi tumbuh kembang bayi, termasuk perkembangan mental emosional melalui kelekatan yang terbentuk lewat menyusui. Kelekatan yang kurang antara ibu dan bayi dapat menyebabkan timbulnya gangguan mental emosional yang berpengaruh terhadap perkembangan anak pada tahap selanjutnya. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pemberian ASI eksklusif dan non eksklusif terhadap mental emosional anak usia 3-4 tahun serta menganalisis variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap mental emosional anak usia 3–4 tahun. Metode : Jenis penelitian ini adalah observasional analitik, dengan pendekatan cross sectional. Subjek sebanyak 84 anak usia 3-4 tahun yang berada di wilayah kerja puskesmas Kecamatan Banyumanik Semarang, diambil dengan metode purposive sampling dan dikelompokkan berdasarkan konsumsi ASI anak, ASI eksklusif dan ASI non eksklusif. Data penelitian diperoleh melalui wawancara dengan ibu responden menggunakan kuesioner pemberian ASI dan kuesioner skrining masalah mental mental emosional anak menggunakan SDQ (Strenght and difficulties quotionnare). Analisis data menggunakan uji Chi–Square dan regresi logistik. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang mengkonsumsi ASI eksklusif sebagian besar (76,2%) tidak memiliki masalah mental emosional, sedangkan anak yang tidak mengkonsumsi ASI eksklusif cenderung memiliki masalah mental emosional (64,3%). Ada hubungan riwayat pemberian ASI (p=0,001), pengetahuan ibu (p=0,001), sikap ibu (p=0,001) dan tingkat pendidikan ibu (p=0,029) terhadap mental emosional anak. Riwayat pemberian ASI merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap mental emosional anak setelah dikontrol oleh pengetahuan ibu, sikap ibu, tingkat pendidikan ibu, dan berat badan lahir anak. Simpulan : Riwayat pemberian ASI, pengetahuan ibu, sikap ibu, dan tingkat pendidikan ibu merupakan faktor yang berpengaruh terhadap mental emosional anak
Faktor Resiko Kejadian Tuberkulosis Paru Pada Masyarakat Pedesaan Di Kabupaten Banjarnegara Galuh Chandra Irawan; Ani Margawati; Ali Rosidi
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine Vol. 5 No. 2 (2018): Med Hosp
Publisher : RSUP Dr. Kariadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.091 KB) | DOI: 10.36408/mhjcm.v5i2.354

Abstract

Latar Belakang: Prevalensi penderita tuberkulosis paru di Jawa Tengah menduduki peringkat ke-5 yaitu 0.4% menurut Riskesdas tahun 2013. Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2013  dengan prevalensi kecenderungan 0,3 % per 100.000 penduduk. Menurut data profil Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara tahun 2014 prevalensi tuberkulosis paru yaitu 180 per 100.000 penduduk. Jumlah penderita  tuberkulosis paru pada tahun 2014-2016.  di Kecamatan Karangkobar mengalami pasang surut yaitu 14 kasus pada tahun 2014, 123 Suspek dan 30  kasus pada tahun 2015 dan pada bulan Mei 2016  terdapat 19 kasus. Selain faktor kesehatan lingkungan rumah, status gizi juga berhubungan dengan kejadian tuberkulosis paru. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan disain case control. Subjek dalam penelitian adalah masyarakat yang terdiri dari 19 kasus (tuberkulosis paru) dan 38  kontrol (bukan Pasien Tuberkulosis paru). Data asupan zat gizi diperoleh dengan metode Food Frequency Questionnaires (FFQ) semikuantitatif,data riwayat pendidikan, pendapatan dan perilaku merokok diperoleh melalui wawancara terstruktur. Data dianalisis dengan uji Chi Square dan Regresi Logistik untuk menghitung Odds Rasio (OR).Hasil: Uji regresi logistik menunjukan bahwa tingkat konsumsi protein yang kurang (OR=6,5 ; 95%CI: 1,6-26,6) dan pendidikan rendah ((OR=9,5 ; 95%CI: 1,5-60,5)   merupakan faktor resiko kejadian tuberkulosis paru.Simpulan: tingkat konsumsi protein yang kurang dan pendidikan rendah  merupakan faktor resiko kejadian tuberkulosis paru di Kecamatan Karangkobar Kabupaten Banjarnegara. Kata Kunci: Faktor Risiko, Tuberkulosis Paru, Masyarakat Pengunungan Â