Claim Missing Document
Check
Articles

IMPLEMENTASI SPIRIT OF PLACE DALAM DESAIN INTERIOR UPAYA PEMBENTUKAN IDENTITAS SUATU TEMPAT STUDI KASUS HOTEL THE PLACE DISTRIK NANGANG Arista Widyani Aura; Ully Irma Maulina Hanafiah
Jurnal Vastukara: Jurnal Desain Interior, Budaya, dan Lingkungan Terbangun Vol 3 No 1 (2023): Jurnal Vastukara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Place identity merupakan fenomena dimana individu mengidentifikasikan dirinya dengan suatu tempat. (Prohansky et. Al, 1983). Identitas suatu tempat (Place identity) yang terbentuk dan terpelihara dengan baik menyebabkan manusia akan merasa lebih ‘hidup’ karena tempat tersebut memiliki spirit of place yang dapat menciptakan lingkungan menjadi harmonis dan bermakna. Merupakan peran Desainer Interior dalam menanggapi berbagai kondisi masalah yang berkaitan dengan proses perancangan ruang untuk memulihkan atau menciptakan “Rasa” pada tempat tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud untuk mengkaji elemen pembentuk spirit of place dalam lingkup ruang interior studi kasus hotel The Place Distrik Nangang, sehingga dapat membentuk identitas ruang yang berkarakter. Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi literatur dan referensi, yaitu dengan mengobservasi literatur dan teori yang berkaitan dengan struktur pembentuk ruang, spirit of place, dan Place Identity, kemudian menghubungkan variabel satu dengan variabel yang lain. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi bagi para peneliti maupun desainer interior yang akan melakukan perancangan dengan pendekatan spirit of place, dalam menciptakan identitas ruang interior yang berkarakter.
KAJIAN PERUBAHAN BENTUK DAN FUNGSI RUMAH GADANG MANDE RUBIAH KAB.PESISIR SELATAN, SUMATERA BARAT Ayu Ramadianti Retno Wiganti; Khansa Huwaida; Tazqia Aulia Zahra; Vannisa Qintara Abdams; Yuriko Rahmi Shezy; Ully Irma Maulina Hanafiah
Jurnal Vastukara: Jurnal Desain Interior, Budaya, dan Lingkungan Terbangun Vol 3 No 2 (2023): Jurnal Vastukara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/vastukara.v3i2.2055

Abstract

Rumah Gadang Mande Rubiah merupakan museum tempat penyimpanan benda-benda pusaka peninggalan Bundo Kanduang (konon di Lunang berganti nama dengan Mande Rubiah) dan benda-benda peninggalan keturunan atau pewarisnya. Mande Rubiah adalah seorang tokoh yang dikenal sebagai pewaris takhta Bundo Kanduang, yang dikenal sebagai Raja Kerajaan Minangkabau. Mande Rubiah juga dikenal sebagai sosok yang sakti mandraguna (orang bertuah), oleh karenanya Mande Rubiah banyak dilibatkan dalam pengesahan acara adat. Rumah Gadang Mande Rubiah memiliki perbedaan dengan rumah gadang umumnya, hal tersebut dilihat dari atap Rumah Gadang Mande Rubiah yang tidak memiliki gonjong/atap runcing seperti               tanduk kerbau. Perbedaan tersebut dikarenakan adanya pengaruh etnis Aceh yang datang ke daerah Pesisir Selatan. Tujuan penelitian ini untuk mengeksplorasi perubahan bentuk dan fungsi pada Bangunan Rumah Gadang Mande Rubiah yang dipengaruhi oleh sosial budaya, etnis pendatang, dan peran Mande Rubiah sebagai tokoh dan pewaris takhta Bundo Kanduang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-analisis dan perseptual dengan menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah, masyarakat, dan pengembangan Desain Interior. Data dikumpulkan dengan melakukan survei lapangan, studi literatur, dan wawancara. Hasil penelitian yang diperoleh adalah adanya perubahan bentuk dan fungsi akibat pengaruh sosial budaya masyarakat setempat.
Studi Komparasi Elemen Interior Pada Kamar Tamu Resort Di Kawasan Banten Sherina Putri; Aida Andrianawati; Ully Irma Maulina Hanafiah
Jurnal Desain Interior Vol 8, No 2 (2023)
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j12345678.v8i2.18329

Abstract

Resort adalah tempat singgah sementara dengan beragam kebutuhan seperti olahraga, pertemuan, kesehatan, agama, dan bisnis. Resort biasanya berlokasi di daerah alam seperti pantai atau pegunungan, untuk memberikan fasilitas bagi wisatawan agar dapat bersantai dan berlibur. Namun, nuansa interior khas nusantara semakin langka karena dampak modernisasi. Beberapa arsitek dan desainer interior kini mencoba menghadirkan kembali unsur- unsur kebudayaan nusantara dalam desain bangunan.Penelitian ini membandingkan elemen interior pada kamar tamu di 3 resort di Banten untuk mengkaji penerapan suasana modern tradisional. Hasilnya diharapkan memberikan manfaat bagi institusi pendidikan sebagai referensi dalam perancangan sejenis. Metode penelitian kualitatif deskriptif digunakan dengan memilih 3 studi kasus resort di Banten, yakni Kalicaa Villa, Coconut Island, dan Novus Jiva. Data sekunder diperoleh dari literatur, jurnal, dan analisis hasil penelitian. Hasil komparasi menunjukkan Kalicaa Villa memiliki gaya modern minimalis dengan sentuhan alami dan tradisional pada elemen dekoratif. Coconut Island menampilkan gaya tradisional dengan penggunaan material kayu gelap dan ukiran yang memberikan kesan klasik. Sedangkan Novus Jiva menampilkan gaya modern minimalis tanpa ornamen. ketiga resort di Banten menampilkan gaya interior yang berbeda. Kalicaa Villa menggabungkan modern minimalis dan alami dengan sentuhan tradisional. Coconut Island menampilkan gaya tradisional dengan ornamen kayu yang klasik. Sementara itu, Novus Jiva menampilkan gaya modern minimalis tanpa ornamen.
IMPLEMENTASI PENDEKATAN ANALOGI KAFE SEBAGAI PENUNJANG DESAIN PERPUSTAKAAN YANG INOVATIF DAN KREATIF DI KOTA BANDUNG Tiara Balqis; Doddy Friestya Asharsinyo; Ully Irma Maulina Hanafiah
Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol 22, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/dk.2023.v22i2.9278

Abstract

Perpustakaan merupakan suatu tempat yang menyimpan koleksi buku-buku pustaka untuk menunjang kebutuhan informasi masyarakat, perpustakaan tidak hanya memiliki fungsi edukasi tetapi juga memiliki fungsi rekreasi. Namun sangat disayangkan, saat ini minat masyarakat terutama Generasi Z dalam berkunjung ke perpustakaan semakin berkurang karena masyarakat sudah dapat mengakses informasi dengan lebih mudah dan cepat melalui internet, maka dari itu perpustakaan harus berupaya untuk membangun citra sebagai pusat kegiatan dan informasi yang modern dan menyenangkan. Dengan adanya budaya “nongkrong” di kafe yang sangat melekat dalam masyarakat Indonesia terutama bagi Gen Z dapat menjadi sebuah inovasi yang dapat dilakukan oleh Perpustakaan Umum Kota Bandung dengan menerapkan pendekatan analogi kafe atau konsep Library Café untuk memberikan kesan baru pada perpustakaan berupa tempat yang menarik, nyaman dan menyenangkan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan survei dan wawancara pada 3 bangunan perpustakaan untuk menganalisa permasalahan dan kebutuhan perpustakaan saat ini. Dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendesain perpustakaan yang dapat mengubah perspektif masyarakat terkait perpustakaan merupakan tempat yang kaku, formal, dan membosankan menjadi tempat pusat kegiatan yang santai dan menyenangkan dengan menerapkan konsep Library Café pada desain interiornya. Implementasi konsep Library Café dalam desain sebuah perpustakaan dapat dilakukan dengan menciptakan suasana ruang yang cozy dan santai serta menggunakan furniture yang nyaman dan biasa digunakan pada sebuah café seperti bench, kursi yang empuk, dan beanbag. Dengan itu diharapkan hal ini dapat menarik minat Gen Z untuk berkunjung ke perpustakaan dan merasakan kenyamanan seperti di cafe saat beraktivitas di perpustakaan.
ANALISA SIRKULASI RUANG GERAK PENGGUNA PADA AREA BACA DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SWASTA, Studi Kasus: Perpustakaan Learning Center, Telkom University dan Perpustakaan Universitas Parahyangan Naibaho, Tiarma Isi; Hanafiah, Ully Irma Maulina
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 1 No 3 (2016): Jurnal Idealog vol 1 nomor 3
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v1i3.979

Abstract

Perpustakaan diartikan sebagai sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu yang digunakan pembaca dan bukan untuk dijual (Sulistyo, Basuki: 1991). Sebagai fasilitas umum, perpustakaan banyak dikunjungi terutama mahasiswa sehingga menyebabkan banyaknya pengguna perpustakaan yang melakukan aktivitas bersama di dalamnya yang mempengaruhi kenyamanan setiap pengguna. Oleh karena itu dibutuhkan sirkulasi ruang gerak/jarak bersih agar mengurangi persinggungan antar pengguna untuk meningkatkan kenyamanan dan konsentrasi saat membaca di area baca. Namun sirkulasi ruang gerak di area baca perpustakaan Learning Center dinilai masih sangat kurang, hal ini dapat dilihat dari jarak peletakan antar rak buku yang menyebabkan persinggungan antar pengguna satu dengan yang lainnya, jarak rak buku dengan meja baca yang mengganggu sirkulasi ruang gerak pengguna perpustakaan, jarak antar kursi di area diskusi yang sempit sehingga mengganggu sirkulasi jalan pengguna lain dan pengguna yang duduk di belakang meja diskusi tersebut. Untuk mendapatkan sirkulasi ruang gerak yang ideal perlu diketahui ukuran manusia dan aktivitas yang dilakukan di area ruang baca tersebut. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mengetahui dan mendalami lebih lanjut sirkulasi ruang gerak pengguna perpustakaan yang baik dan tepat dengan pertimbangan antropometrik dan ergonomi serta dampak dari sirkulasi ruang gerak yang kurang mempertimbangkan standar antropometrik dan ergonomi terhadap pengguna perpustakaan.
REDEFINISI RUANG PUBLIK PADA KAMPUNG KREATIF PASUNDAN, STUDI KASUS : KORIDOR TEPIAN SUNGAI CIKAPUNDUNG, RT 02 RW 04, KELURAHAN BALONGGEDE, KECAMATAN REGOL, KOTA BANDUNG, JAWA BARAT Hanafiah, Ully Irma Maulina; Asharsinyo, Doddy Friestya
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 2 No 2 (2017): Jurnal Idealog Volume 2 nomor 2
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v2i2.1220

Abstract

Fenomena Kampung Kreatif menjadi perhatian bagi para pemerhati kota dan komunitas-komunitasyang mendukung keberadaan kampung-kampung kota. Segala usaha dilakukan agar pemerintah setempatmemperhatikan keberadaan kampung kota. Kota Bandung termasuk kota yang banyak melahirkan kampungkampung kreatif tersebut, dengan didukung oleh komunitas-komunitas kreatif yang ada di kota Bandung.Kampung kreatif yang mengusung berbagai tema kreatif berdasarkan kontekstual kampungnya bermunculandimana-mana. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di dalam kampung-kampung kreatif ini beragam, darimemproduksi kerajinan tangan, menggelar kesenian tradisional, sampai dengan menghias rumah-rumahnyasedemikian rupa, sehingga diharapkan menjadi tujuan destinasi, dsbnya. Sampai dengan tahap ini, timbulpertanyaaan, Apakah cukup dengan meningkatkan taraf perekonomian masyarakatnya tanpa memperhatikanlingkungannya? Kreativitas apa lagi yang dituntut dari masyarakat kampung kreatif jika dilihat dari kontekspermasalahan umum kampung kota : lokasi informal dengan kepadatan yang tinggi, minimnya saranainfrastruktur, kondisi rumah yang kurang sehat bagi penghuninya, perilaku masyarakat yang tidak menghargailingkungan dan lain sebagainya? Kampung kota yang kebanyakan berada di lahan-lahan informal, yaitu yangberada di bantaran sungai, sempadan kereta api dan lahan hijau di pusat kota, ruang yang seharusnya menjadilahan hijau, karena adanya kesadaran dari masyarakatnya, walaupun tidak sepenuhnya, ruang itu dapatdikembalikan ke fungsi awalnya sebagai ruang terbuka hijau dengan menempatkan ruang terbuka pada fungsiawalnya, sehingga kawasan kreatif dapat terus dikembangkan, baik dari aspek ekonomi, sosial, budaya dandalam mengelola lingkungan binaan masyarakat Kampung Kota.Rancangan Penelitian ini adalah penelitian Kualitatif dengan pendekatan Eksploratif, yang menjabarkan secararinci kondisi faktual kampung kreatif Pasundan, lalu mendalami faktor-faktor apa saja yang menyebabkankreativitas muncul, yang kemudian dihubungkan dengan aktivitas kampung kreatif yang berdampak signifikanpada keberadaan ruang terbuka saat ini. Pengambilan studi kasus pada kota Bandung, mengambil lokasipemukiman yang berada di bantaran sungai Cikapundung yaitu Kampung Kreatif Pasundan, Kota Bandung,Jawa Barat.
KAJIAN TATA LAYOUT DAN FASILITAS KERJA DOSEN TELKOM UNIVERSITY, KASUS STUDI : RUANG KERJA DOSEN FIK TELKOM UNIVERSITY: https://doi.org/10.25124/idealog.v3i2.2391 Asharsinyo, Doddy Friestya; Maulina Hanafiah, Ully Irma
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 3 No 2 (2018): Jurnal Idealog Vol 3 No 2
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v3i2.2391

Abstract

The quality and performance of lecturers apart from the quality of their education, are also obtained from the surrounding academic environment, which is related to the workspace environment in conducting Tridarma activities. The lecturer workspace is Tridarma's activities take place, it is also a space for lecturers to actualize themselves through their fields of expertise, science and works. The layout of the lecturers' workplaces related to scientific fields at the Faculty of Creative Industries differs from one another, due to the results of work activities, research carried out, and the resulting paperwork varies from dimension / size in the field of expertise / science. The standard of work space for lecturers in general is the same for all fields of science. This research method is carried out with a qualitative approach, starting by observing empirical facts about the working space of the lecturers in the Faculty of Creative Industries, and then explaining the existing conditions and analyzing in accordance with applicable standards. The results & findings of this study conclude that the activity patterns and layout in the Tel-U lecturer workspace at the Faculty of Creative Industry are associated with the field of knowledge of each study program have the same cubical pattern and facilities, with a centralized orientation circulation in the middle of the room, there is no no special work storage space.
FENOMENA PENGENDALIAN EKOSISTEM DAN ABRASI PANTAI PULAU PUTRI UNTUK MENGANGKAT NILAI CITRA KAWASAN DALAM MENDUKUNG WISATA BAHARI DI KECAMATAN NONGSA KOTA BATAM Pramono; Basana; Yuanita FD Sidabutar; Ully Irma Maulina Hanafiah
Jurnal Potensi Vol. 4 No. 1 (2024): MARET
Publisher : Universitas Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37776/jpot.v4i1.1335

Abstract

Kepulauan Riau merupakan provinsi yang terletak di daerah terluar Barat Indonesia dan berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia. Nongsa merupakan daerah Kecamatan berpotensi sebagai daerah Kawasan wisata bertaraf international. Tersedia sarana transportasi laut dan pelabuhan feri international serta bandara Internasional Hang Nadim. Pulau putri memiliki potensi besar sebagai daerah wisata bahari. Kondisi Pulau Putri perlu dirawat serta kembangkan secara detail dan terencana. Pulau Putri kaya akan sumber daya alam dan ekosistemnya. Pulau putri memiliki hamparan pasir putih landai, selain itu bagian sisi lain pulau Putri memiliki area bebatuan. Kondisi abrasi Pulau Putri tahun 2016 akibat pengaruh dari pemanasan global sehingga dan reklamasi luas pulau berkurang drastis yaitu luas awal 131.374 m2 dan menjadi 24.266 m2. Rusaknya bibir pantai menurunkan nilai jual Pulau Putri sebagai daerah wisata mengakibatkan kerusakan berkepanjangan di seluruh penjuru Pulau Putri. Metode kajian dengan metode diskriptif kualitatif berdasarkan strengths, weaknesses, oppurtunities, threats. Kekuatan daya tarik wisata maritim dan konservasi laut. Kelemahan berupa sarana transportasi dan keberadaan pulau terpencil. Demikian peluang menuju pengembangan wisata bahari unggul diperhatikan. Hal ini membutuhkan pengawasan dari pihak berwajib dari segi memonitoring kondisi limbah. Kebijakan Pemerintah, peran serta masyarakat maupun upaya penduduk lokal sangat dibutuhkan dalam pengembangan dan penataan pariwisata Pulau Putri kecamatan Nongsa Kota Batam
Redesign Bandung Creative Hub dengan Pendekatan Kebudayaan Sunda "Ngariung" Sastrawinata, Devina; Murdowo, Djoko; Hanafiah, Ully Irma Maulina
KalaTanda Vol 3 No 2 (2021): Kalatanda
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/kalatanda.v3i2.6446

Abstract

Seni dan budaya ialah hal yang lahir dari hasil karya tangan manusia dalam kreativitas. Dengan berkembangnya sektor seni dan budaya di Bandung yang ditunjukkan oleh keberadaan komunitas sektor seni, maka diperlukanlah Art Center (Creative Hub) sebagai wadah untuk masyarakat seni tersebut. Redesign Bandung Creative Hub dilakukan dengan latar belakang Bandung yang memiliki kebutuhan akan space kreatif dan tempat kumpul para masyarakat ekonomi kreatif, sehingga diperlukan redesign untuk memaksimalkan keberadaan Bandung Creative Hub sebagai fasilitas ekonomi kreatif. Redesign digunakan dengan pendekatan arsitektur kontemporer dimana desain difokuskan kedalam tujuan dan kegunaan dari masing-masing fasilitas serta memenuhi suasana yang diinginkan. Metode pengumpulan data yang digunakan ialah melalui survey secara online dan offline, wawancara dan kuisioner kepada pengunjung maupun masyarakat yang pernah mendatangi Bandung Creative Hub sebelumnya. Redesign dibuat dengan fokus untuk menata ulang zoning, blocking, tata ruangan bangunan, aspek persyaratan umum ruangan serta menambahkan fasilitas yang diperlukan dan memaksimalkan fasilitas hingga mencapai standar yang seharusnya.
Transformasi Motif Ornamen Melayu Pada Perancangan Resort Manurung, Leony Teresia; Hanafiah, Ully Irma Maulina
Jurnal Desain Interior Vol 9, No 1 (2024)
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j12345678.v9i1.18782

Abstract

Ornamen merupakan dekorasi yang digunakan, untuk memperindah suatu objek atau bangunan. Ornamen berasal dari berbagai bentuk, seperti motif geometris, bunga, daun, hewan, atau figur manusia. Ornamen selain memiliki berbagai macam bentuk juga memiliki makna dan filosofinya. Penerapan motif ornamen sendiri difungsikan sebagai bentuk ciri khas dari budayanya masing-masing. Setiap daerah biasanya memiliki motif ornamennya tersendiri salah satunya adalah daerah melayu kepulauan riau. Penerapan motif ornamen pada zaman sekarang sudah sangat jarang ditemukan terutama di kepulauan riau itu sendiri. Maka dari itu untuk menyesuaikan bentuk ornamen dengan zaman sekarang dilakukanlah transformasi bentuk. Penerapan motif ornamen dilakukan di perancangan baru interior resort yang terletak di lokasi Jalan Reviola, Pulau Galang Kota Batam, Prov.Kepulauan Riau. Penerapan motif ornamen diletakkan di ruang utama seperti lobby, restoran, dan kamar. Metode pada penulisan ini dilakukan dengan cara melakukan metode kualitatif deskriptif dengan cara mengumpulkan data sekunder berupa studi literatur.