Yusmein Uyun
Departemen Anestesiologi Dan Terapi Intensif; Fakultas Kedokteran; Universitas Gadjah Mada; Yogyakarta

Published : 69 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Manajemen Anestesi Perioperatif pada Acute Fatty Liver of Pregnancy Arif Ikhwandi; Ratih Kumala Fajar Apsari; Yusmein Uyun
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 6 No 2 (2023): Juli
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v6i2.126

Abstract

Acute fatty liver of pregnancy (AFLP) adalah salah satu penyakit hati yang muncul pada kehamilan (terutama pada trimester ketiga) yang jarang namun termasuk ke dalam salah satu kegawataruratan obstetri yang berpotensi terjadinya komplikasi yang fatal yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. Kelainan ini ditandai dengan akumulasi lemak mikrovesikuler dalam hepatosit. Ciri khas penyakit ini adalah ikterik, koagulopati dan ensefalopati yang disebabkan karena gagal hati akut. Penyebabnya belum diketahui secara pasti, namun dicurigai karena adanya defisiensi rantai panjang 3-hydroxyacyl CoA dehydrogenase (LCHAD) pada ibu. Kriteria klinis Swansea sangat berguna dalam mengenali dan mendiagnosis dini AFLP. Pentingnya pengenalan dini dan manajemen multidisipilin untuk menurunkan mortalitas. Persalinanan segera merupakan kunci untuk mencegah terjadinya perburukan ibu dan kematian intrauterin. Tatalaksana mendasar pada pasien dengan AFLP meliputi persalinan segera, antisipasi dan penanganan suportif terhadap komplikasi gagal hati akut di unit perawatan intensif (ICU), serta pertimbangan untuk melakukan transplantasi hati sebagai opsi terakhir pada kasus gagal hati fulminan. Oleh karena itu, penanganan kondisi ini memerlukan tim medis multidisiplin yang terdiri dari berbagai spesialis di rumah sakit tingkat lanjutan (tersier).
Seksio Sesaria (SC) dan Total Abdominal Hysterektomi-Bisalphingo Ooforektomi (TAH-BSO) pada Kehamilan dengan Kistoma Ovarii Permagna Muhammad Iqbal; Yusmein Uyun; Bambang Suryono
Jurnal Komplikasi Anestesi Vol 1 No 1 (2013): Volume 1 Number 1 (2013)
Publisher : This journal is published by the Department of Anesthesiology and Intensive Therapy of Faculty of Medicine, Public Health and Nursing, in collaboration with the Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Therapy , Yogyakarta Special Region Br

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jka.v1i1.5524

Abstract

Seorang perempuan usia 28 tahun G1P0A0, hamil 33 minggu dengan Kistoma Ovarii Permagna yang menjalani operasi SC dan TAH-BSO. Penilaian preoperasi pasien sudah dalam kondisi yang optimal. Dilakukan anestesi dengan teknik General anesthesia (GA) Intubasi Endotracheal Tube (ET) no. 7 nafas kendali. Monitoring dilakukan dengan Non invasive blood pressure (NIBP), elektrokardiogram (EKG), saturasi oksigen perifer (SpO2) dan Central Venous Pressure (CVP). Operasi berlangsung selama ± 4 jam. Durante operasi terjadi penurunan tekanan darah saat dilakukan pengangkatan kistoma dan histerektomi disebabkan oleh perdarahan masif. Dilakukan resusitasi dengan pemberian cairan kristaloid, koloid, darah dan pemberian support obat norepinefrin dan dobutamin titrasi. Pasca operasi masih terpasang ET no.7 dan ditransport ke ICU. Dua puluh empat jam pasca operasi dilakukan operasi laparatomi ulang untuk mengeksplorasi kemungkinan perdarahan intraabdomen dan untuk melepas tampon abdomen. Setelah 9 hari perawatan di ICU pasien dipindah ke bangsal.
Manajemen Anestesi Seksio Sesarea dengan Miastenia Gravis Hidayat, Nopian; Uyun, Yusmein; Suryono, Bambang
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 5 No 1 (2022): Maret
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v5i1.82

Abstract

Miastenia Gravis (MG) merupakan penyakit autoimun yang jarang ditemukan. Kasus lebih banyak ditemukan pada wanita daripada laki-laki (rasio 3:2) dengan puncak onset pada usia dekade kedua dan ketiga (pada wanita) dan dekade kelima dan keenam (pria). Pada kasus ini, wanita 28 tahun gravida 38-39 minggu dengan MG dan fetal distress direncanakan untuk dilakukan seksio sesarea cito. Teknik anestesi yang dipilih yaitu spinal anestesi dengan Bupivakain 0.5% Heavy 10 mg+fentanyl 25 mcg di ruang intervertebrae L4-5.
Panjang Vertebra dan Indeks Massa Tubuh sebagai Prediktor Hipotensi Pasca Anestesi Spinal untuk Seksio Sesarea Wirawan, Angga Aditya; Uyun, Yusmein; Fajar Apsari, Ratih Kumala; Sudadi, Sudadi; Mahmud, Mahmud
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 5 No 1 (2022): Maret
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v5i1.90

Abstract

Latar Belakang: Hipotensi sering terjadi pada anestesi neuraksial yang dapat menyebabkan gangguan perfusi uteroplasenta, hipoksia fetus, asidosis, dan cedera neonatus. Hipotensi berat dapat menyebabkan penurunan kesadaran, aspirasi pulmonal, henti napas, hingga henti jantung. Panjang vertebra dan indeks massa tubuh dapat menjadi prediktor hipotensi pasca anestesi spinal pada seksio sesarea (SC) karena ada penelitian yang mendapatkan hubungan panjang vertebra dan indeks massa tubuh dengan ketinggian blok sensorik dan pemberian vasopressor.Tujuan: Untuk mengetahui peran panjang vertebra dan indeks massa tubuh sebagai prediktor kejadian hipotensi pasca anestesi spinal pada SC.Subjek dan Metode: Penelitian observasional prospektif dengan desain cross sectional pada 72 ibu hamil status fisik ASA 1 dan 2 yang akan dilakukan SC dengan anestesi spinal. Hipotensi didefinisikan sebagai penurunan tekanan darah sistolik >20% dari pengukuran awal setelah dilakukan anestesi spinal sampai menit ke 20.Hasil: Panjang vertebra tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna secara statistik (p=0,076), sedangkan indeks massa tubuh menunjukkan perbedaan yang bermakna secara statistik (p=0,0001).
Hubungan Kegawatdaruratan dengan Teknik Anestesi pada Plasenta Akreta di RSUP H. Adam Malik Medan Fadinie, Wulan; Fajar Apsari, Ratih Kumala; Uyun, Yusmein; Widyastuti, Yunita; Kurniawaty, Juni
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 7 No 1 (2024): Maret
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v7i1.172

Abstract

Latar Belakang: Plasenta akreta dapat terjadi selama kehamilan karena implantasi plasenta yang tidak normal, dengan anestesi neuraksial saat ini lebih umum digunakan dalam persalinan seksio sesarea untuk kasus ini.Tujuan: Penelitian bertujuan untuk menilai hubungan antara kegawatdaruratan dan teknik anestesi pada kasus plasenta akreta di RSUP H. Adam Malik Medan.Subjek dan Metode:Melibatkan analisis deskriptif kohort retrospektif menggunakan data sekunder dari rekam medis pasien plasenta akreta di RSUP H. Adam Malik Medan dari 2020 hingga 2023.Hasil: Hasil dari 200 sampel terungkap adanya hubungan antara kegawatdaruratan dan teknik anestesi. Ditemukan bahwa kasus emergensi terjadi pada 70,6% dari pasien yang menggunakan anestesi umum dan 44,9% dari pasien yang menggunakan anestesi neuraksial. Sedangkan kasus elektif terjadi pada 29,4% dari pasien yang menggunakan anestesi umum dan 55,1% dari pasien yang menggunakan anestesi neuraksial.Simpulan: Pemilihan teknik anestesi, baik anestesi umum maupun neuraksial, dipengaruhi oleh kegawatdaruratan dalam persalinan seksio sesarea pada kasus plasenta akreta.
Fenilefrin pada Obstetri Anestesi Hayatunnisa, Nurul Ulfah; Uyun, Yusmein; Fajar Apsari, Ratih Kumala
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 7 No 2 (2024): Juli
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v7i2.183

Abstract

Fenilefrin merupakan obat yang sudah dikenal lama. Saat ini dengan adanya kemajuan pengetahuan, telah ditemukan fungsi lain dari fenilefrin sehingga dokter anestesi, dokter kebidanan kandungan, dan ahli farmakologi dapat berkolaborasi untuk mengoptimalkan hasil pada ibu dan janin. Salah satunya adalah untuk mengatasi hipotensi yang terkait dengan anestesi. Pada anestesi obstetri, sering digunakan anestesi neuraksial. Anestesi neuroaksial tidak hanya mengurangi rasa sakit secara efektif, tetapi juga memungkinkan para ibu untuk tetap sadar dan terlibat dalam saat-saat penting persalinan, baik melalui pervaginam maupun pembedahan. Namun, pelaksanaan anestesi neuroaksial bukan tanpa tantangan, terutama potensi hipotensi, yang merupakan efek samping yang umum terjadi pada prosedur ini. Dalam mengatasi hipotensi yang terkait dengan anestesi, fenilefrin dapat digunakan sebagai intervensi farmakologis. Fenilefrin yang merupakan obat jenis amina simpatomimetik merupakan vasokonstriktor kuat, bekerja dengan menyempitkan pembuluh darah, sehingga menangkal efek vasodilatasi anestesi dan mencegah/mengatasi penurunan tekanan darah yang signifikan. Penggunaan fenilefrin ini bertujuan untuk mencapai keseimbangan yang tepat, memastikan bahwa manfaat pereda nyeri dan kesadaran ibu tidak terganggu oleh perubahan hemodinamik yang merugikan selama proses persalinan. Akhirnya dapat dinyatakan bahwa fenilefrin bermanfaat untuk digunakan dalam Anestesi Obstetri untuk mencegah hipotensi, menjadi vasokonstriksi, mempertahankan perfusi uteroplasenta dan meminimalkan komplikasi pada ibu dan janin
Manajemen Anestesi Regional pada Meigs Sindrom Arif Supriyono; Yusmein Uyun
Jurnal Komplikasi Anestesi Vol 1 No 2 (2014): Volume 1 Number 4 (2014)
Publisher : This journal is published by the Department of Anesthesiology and Intensive Therapy of Faculty of Medicine, Public Health and Nursing, in collaboration with the Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Therapy , Yogyakarta Special Region Br

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jka.v1i2.5539

Abstract

Latar Belakang. Penatalaksanaan anestesi pada sindrom Meigs memerlukan pengertian dasar tentang patofisiologi yang terjadi pada pasien. Problem anestesi berkaitan erat dengan tiga kondisi pada sindrom Meigs ini. Adanya tumor ovarium, asites dan efusi pleura menjadi masalah utama disamping masalah lain durante operasi seperti perdarahan. Pemilihan jenis anestesi tergantung pada kompensasi respirasi dan kardiovaskular yang ditemukan pada pasien. Pemilihan anestesi regional didasarkan pada kompensasi kardiovaskular yang masih baik dan perlunya management nyeri paska operasi, karena manajemen nyeri yang tidak baik paska operasi meningkatkan morbiditas pasien. Nyeri yang tidak terkontrol dengan baik paska operasi pada pasien dengan komorbid efusi pleura akan memperberat kompensasi respirasi. Kasus. Dilaporkan perempuan 55 tahun dengan diagnosis Tumor padat ovarium dengan efusi pleura bilateral dilakukan operasi pengangkatan massa tumor dan Frozen section. Penilaian preoperatif pasien dengan status fisik ASA II dengan premorbid efusi pleura bilateral setinggi SIC dextra 7-8, SIC sinistra 8-9, ascites. Dilakukan anestesi regional dengan teknik Combine Spinal Epidural, sedasi dengan midazolam 2,5 mg + dexmedetomidine 45 mcg, maintenance durante operasi dengan dexmedetomidine infus drip 15 tpm mikro, ventilasi spontan dengan nasal kanul O2 3ltr/mnt. Operasi berlangsung 3 jam. Durante operasi hemodinamik stabil.
Pengelolaan Peripartum Sindroma Eisenmenger Septika, Rafidya Indah; Uyun, Yusmein; Rahardjo, Sri
Jurnal Komplikasi Anestesi Vol 2 No 1 (2014): Volume 2 Number 1 (2014)
Publisher : This journal is published by the Department of Anesthesiology and Intensive Therapy of Faculty of Medicine, Public Health and Nursing, in collaboration with the Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Therapy , Yogyakarta Special Region Br

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jka.v2i1.7181

Abstract

Sindroma Eisenmenger merupakan tingkat terberat spektrum perubahan struktur dan fungsi vaskulatur pulmonal yang memicu peningkatan progresif resistensi vasa pulmonal. Perdefi nisi, sindroma Eisenmenger merujuk keadaan klinis adanya aliran 2 arah (bi-directional) pada pasien dengan defek kongenital intrakardiak akibat sekunder dari hipertensi pulmonal, sehingga muncul sianosis. Kehamilan dengan Sindroma Eisenmenger memiliki mortalitas maternal dan fetal yang tinggi. Manajemen peripartum optimal sangat penting, walaupun mortalitas tetap tinggi.
Pengaruh Diabetes Mellitus Gestasional Terhadap Sirkulasi Uteroplasenta Isngadi; Uyun, Yusmein; Rahardjo, Sri
Jurnal Komplikasi Anestesi Vol 2 No 1 (2014): Volume 2 Number 1 (2014)
Publisher : This journal is published by the Department of Anesthesiology and Intensive Therapy of Faculty of Medicine, Public Health and Nursing, in collaboration with the Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Therapy , Yogyakarta Special Region Br

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jka.v2i1.7198

Abstract

Diabetes mellitus pada kehamilan (Gestational diabetes mellitus/GDM) adalah intoleransi glukosa yang ditemukan pertama kali pada masa kehamilan dan sering menimbulkan komplikasi pada ibu yang mengandung maupun janin yang dikandung. Beberapa organ pada GDM mengalami perubahan struktur dan perubahan fungsi termasuk disfungsi endotel mikrosirkulasi dan makrosirkulasi fetoplasenta. Endotelderived Relaxing Factors (EDRF) khususnya prostasiklin dan nitrik oksida berperan penting dalam mengontrol sirkulasi fetoplasental. Endotel pembuluh darah pasien GDM mengalami disfungsi, yang menyebabkan sintesis dan pelepasan prostasiklin dan nitrik oksida (NO) mengalami gangguan sehingga tonus arteri meningkat. Peningkatan tonus arteri yang menuju uterus akan menurunkan aliran darah uteroplasenta dan akhirnya menurunkan umbilical blood fl ow (UmBF). Endotel pembuluh darah merupakan target utama dari stress oksidatif. Sintesa NO merupakan mekanisme penting yang mendasari perubahan pembuluh darah sistemik dan pembuluh darah uterin selama kehamilan.Beberapa penelitian membuktikan peranan NO dan ADMA pada kehamilan normal dan insufi ensi plasenta. Dengan berkembangnya pengetahuan akan mekanisme gangguan jalur ADMA-NO, pilihan tambahan untuk intervensi terapetik akan dapat ditemukan. Tatalaksana GDM secara umum adalah dengan pengaturan diet, latihan fisik selama tidak ada kontraindikasi, pengawasan dan kontrol gula darah, dan terapi farmakologi.Berbagai penelitian lain terus berusaha menemukan terapi-terapi baru untuk memperbaiki endotel dan sirkulasi uteroplasenta pada pasien GDM.
Patient Controlled Analgesia (PCA) Post Operation Purnomo, Dedi Pujo; Mahmud; Uyun, Yusmein
Jurnal Komplikasi Anestesi Vol 2 No 2 (2015): Volume 2 Number 2 (2015)
Publisher : This journal is published by the Department of Anesthesiology and Intensive Therapy of Faculty of Medicine, Public Health and Nursing, in collaboration with the Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Therapy , Yogyakarta Special Region Br

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jka.v2i2.7201

Abstract

Pengendalian nyeri pasca bedah merupakan komponen yang penting dalam perawatan pasien setelah pembedahan. Manajemen nyeri yang tidak adekuat berhubungan dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas. Pengalaman nyeri pasca bedah, bagi beberapa orang mungkin merupakan pengalaman nyeri yang paling menyakitkan selama hidupnya apalagi jika tidak ditangani secara profesional dan intensif.Penilaian dan pengobatan nyeri telah menjadi prioritas dalam beberapa tahun terakhir, khususnya setelah diperkenalkannya regulasi standard dan survey kepuasan pasien terhadap penanganan nyeri dengan metode penilaian kepuasan pasien. Penggunaan PCA secara tepat dan akurat adalah suatu metode yang efektif dan efi sien untuk mengontrol nyeri akut yang berat, dengan penurunan resiko sedasi yang bermakna dan sangat potensial untuk meningkatkan manajeman nyeri pada pasien. PCA adalah suatu metode pemberian obat-obat analgesik dengan menggunakan pompa intravena sesuai dengan kebutuhan pasien dan diatur sendiri oleh pasien, yang bertujuan untuk memberikan analgesi yang adekuat dan dapat mengoptimalkan pemberian analgesi opioid dan meminimalkan efek variabilitas farmakokinetik dan farmakodinamik, tanpa menimbulkan efek samping obat yang membahayakan. PCA adalah proses dimana pasien dapat menentukan kapan dan berapa banyak obat yang mereka terima, atau istilah ini lebih umum digunakan untuk menggambarkan metode untuk menghilangkan nyeri dengan menggunakan peralatan infus elektronik yang memungkinkan pasien untuk memberikan sendiri obat analgesi, biasanya opioid intravena sesuai keperluan.
Co-Authors . Mujahidin Adi Hidayat Adi, Danis Woro Kuncoro Adrin, Olga Elenska Akhmad Yun Jufan Annemarie Chrysantia Melati Ardi Pramono Arief Hariyadi Santoso Arif Ikhwandi Arif Supriyono Artika, I Gusti Ngurah Rai Ayu Rosema Sari Bambang Suryono Bambang Suryono Bambang Suryono Bambang Suryono, Bambang Bhirowo Yudo Pratomo Budianti, Nugrahaeni Calcarina Fitriani Retno Wisudarti Dadik Wahyu Wijaya Daniswara Dewi Yulianti Bisri Djoko Wahyono Djoko Wahyono Djoko Wahyono Dwiana Sulistyanti Ekuarianto, Donny Erna Fitriana A Fadinie, Wulan Fitri Hapsari Dewi Fitri, Lillah Fitriana A, Erna Gutama, Bayu Satria Hartono, Pinter Hayati, Farida Helmina Wati Hendra, Maijoni Hernawan, Agung Diky Hidayat, Nopian Isngadi Isngadi Isngadi Juni Kurniawaty Muhdar Abubakar Djayanti Sari Liza, Helda Mahisa, Orizanov Mahmud Mahmud Muhammad Iqbal Noegroho, Wahyu Nopian Hidayat Nova Maryani Nugroho, Alfan Mahdi Nurul Ulfah Hayatunnisa Perbatasari, Inggita Dyah Perwira, Rendra Prakosa, Nur Hamam Prihatna, Hendi Purnomo, Dedi Pujo Rafidya Indah Septica Rahma, Aulia Zuhria Ratih Kumala Fajar Apsari Redhy Sindharta Rizqi Adhelia Rose Mafiana RTH Supraptomo Ruddi Hartono Sandi, Dita Ayulia Dwi Sandi, Dita Ayulia Dwi Santoso, Arief Hariyadi Satrio Adi Wicaksono SATRIYAS ILYAS Septica, Rafidya Indah Septica, Rafidya Indah Septika, Rafidya Indah Siti Helmyati Sri Rahardjo Sri Rahardjo Sri Rahardjo Sudadi Suharso, Pamungkas Hary Sunartejo, Bayu Supraptomo Suryasaputra, Wahyu Untung Widodo Untung Widodo, Untung Utomo, F uad Cipto Wicaksono, Galih Sahid Wirawan, Angga Aditya Yunita Widyastuti Yusmalinda Yusmalinda