Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

HARMONI AGAMA DAN BUDAYA: KAJIAN LIVING QUR’AN TRADISI LOLOBARAN AGUNG MASYARAKAT MADURA Rifqatul Husna; Qurratul Layyinah
AL-MUADDIB: Jurnal Kajian Ilmu Kependidikan Vol. 7 No. 2 (2025): April
Publisher : LPPM STAI Muhammadiyah Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46773/muaddib.v7i2.1764

Abstract

The concept of Living Qur'an emphasizes the implementation of Qur'anic teachings in daily life, not just reading and memorizing activities, by adjusting Qur'anic values to the local cultural context. This research examines the tradition of Lolobaran Agung in Dusun Panggung, Sumenep, as one of the Living Qur'an phenomena. This tradition integrates the recitation of the Qur'an, tahlil, joint prayer, and interpretation of Surah Az-Zumar verses 71-75 with local wisdom inherited from the ancestors. Through Emile Durkheim's social fact theory and mechanical solidarity approach, this tradition is analyzed as a collective practice that strengthens social relations, builds collective awareness, and preserves local cultural identity. This research shows that Lolobaran Agung is not only a spiritual means to strengthen faith, but also a tool to face the challenges of globalization by maintaining religious values and local culture. This research uses a qualitative method with an ethnographic approach to analyze the Living Qur'an phenomenon in the context of the relationship between religion, tradition and society. In addition, this research expands the scope of Living Qur'an studies through a socio-cultural perspective that highlights the dynamics of the interaction of the three.
PENGARUH DZIKIR TERHADAP NEUROPLASTISITAS OTAK: PERSPEKTIF AL-QUR’AN DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN MENTAL Rifqatul Husna; Arina Isa Salsabila; Salih Abdulrahman Alsounusi
MADINAH Vol 12 No 1 (2025): Madinah: Jurnal Studi Islam
Publisher : INSTITUT AGAMA ISLAM TARBIYATUT THOLABAH LAMONGAN, INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58518/madinah.v12i1.3399

Abstract

In this modern era, mental health is an important aspect of human life that is often overlooked. The practice of dhikr, as a form of Islamic meditation, has been recognized in the Islamic tradition as a way to get closer to Allah and calm the soul. This study aims to identify the effect of dhikr on brain neuroplasticity and its implications for mental health. Using the thematic tafsir method, this study collects and analyzes Qur'anic verses related to dhikr and mental health, and examines books of tafsir as primary data sources, while secondary data are taken from books and scientific journal articles. The results show that the practice of dhikr can result in the formation of new neural pathways related to concentration, emotional control, and improved cognitive abilities. Regular dhikr activities are proven to strengthen the brain's synaptic connections and improve the optimization of brain function through engaged focus. These findings indicate a convergence between spiritual practices and scientific findings, making dhikr an effective way to improve mental health and overall quality of life
Komodifikasi Mushaf Al-Qur'an: Melacak Validitas Pemilihan Ayat-Ayat Perempuan dalam Mushaf Al-Qur'an Ummul Mukminim Husna, Rifqatul; Muhimmah, Siti Musriatul; Ayu, Fitri
FIRDAUS: Jurnal Keislaman, Pemikiran Islam, dan Living Qur'an Vol 2 No 02 (2023): FIRDAUS: Jurnal Keislaman, Pemikiran Islam dan Living Qur'an
Publisher : Prodi IAT STAI Al Akbar Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62589/iat.v2i02.220

Abstract

Al-Qur’an sebagai panduan umat Islam, menuntut adanya kreatif dan inovatif dalam desain penyajiaan mushafnya, sebagai upaya memenuhi kebutuhan setiap muslim. Namun, di sisi lain komodifikasi Al-Qur’an juga tidak dapat dipisahkan dari dunia industri dan jual beli. Penerbit Oasis Terrace Recident merupakan salah satu penerbit Al-Qur’an dengan pemilihan tema perempuan. Ayat-ayat yang berkaitan dengan perempuan diberi tanda khusus (highlight) warna pink dengan harapan lebih mudah dipelajari dan dipahami oleh kaum muslimah.. Oleh karenanya, pada penelitian kali ini dibahas bagaimana penerbit Oasis Terrace Recident, dalam memilih dan menyajikan ayat-ayat bertemakan perempuan, dan bagaimana hubungannya dengan komodifikasi Al-Qur’an. Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan jenis Library Research yang bersumber dari Al-Qur’an Ummul Mukminin. Selain itu, peneliti juga menggunakan salah satu tahapan dalam metode tafsir tematik sebagai cara pemilihan ayat-ayat Al-Qur’an bertemakan perempuan. Penelitian bersifat deskriptif-analitik. Hasil dari penelitian yaitu; Pertama, saat ini komoditas Al-Qur’an merupakan keniscayaan, demikian dengan penerbit Al-Qur’an Ummul Mukminin. Namun, yang bisa dilakukan adalah memenuhi standarisasi dalam penerbitan Al-Qur’an. Dalam hal ini Ummul Mukminin sudah mendapatkan pengesahan (tashih) untuk terbit. Kedua; dalam pemilihan ayat tentang perempuan, mushaf Ummul Mukminin lebih memprioritaskan pada pemilihan ayat berdasarkan kosa kata atau lafaz yang tertera. Tidak memprioritaskan pada konten ayat.
Addressing the Practice of Religious Tolerance by Panji Gumilang (In the studies of Wahbah Az-Zuhaili and Quraish Shihab) Mualik Fauzi; Rifqatul Husna
EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 5 No. 1 (2024): Edukasia: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Publisher : LP. Ma'arif Janggan Magetan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62775/edukasia.v5i1.1135

Abstract

Studying the subject of religious tolerance is always fascinating. This research holds a significant place in the field of religion studies because to the fluctuations in relationships between religious groups throughout different regions of the world, including Indonesia. Numerous Islamic scholars, particularly those who study tafsir, attempt to define tolerance normatively by drawing on passages from the Quran. Wahbah al-Zuhayli is a modern scholar who takes tolerance very seriously. Al-Zuhayli's interpretation, while methodologically sound, generally adopts the methodology of ancient ulama literature. But the issue of tolerance that he highlights stems from the social reality that religious communities currently inhabit. Al-Zuhayli opens his discussion on tolerance by elucidating the notion of wasatiyyah al-Islam, or Islamic moderation. Al-Zuhayli then categorized the four primary themes of tolerance found in the Koran. First, the interactions amongst the Samawi faiths. Forming a moderate and tolerant mindset is made possible by the heavenly religion's shared core doctrines. The second is the freedom to select one's religion. This point demonstrates how Islamic law upholds the Ri'ayah al-Din concept. The third is the ban on inciting hate. Fourth, the advice to put justice first and the outlawing of acts of terror. Each and every person is entitled to protection for their soul's freedom. According to Al-Zuhayli's perspective, religious groups generally get along well and are tolerant of one another. This is also a scientific refutation of the violent ideologies that radical organizations frequently advance.
Pembinaan Al-Qur’an Serta Penanaman Moral kepada Siswa Musala Al-Muhakim Randutata Paiton Probolinggo Abd. Basid; Rifqatul Husna; Abd. Somad; Luthviyah Romziana
PARTISIPATORY Vol 4 No 1 (2025): PARTICIPATORY: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : LPPM IAI TABAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58518/participatory.v4i1.3354

Abstract

The community service activities (PkM) that we conducted were aimed at making students of Musala Al-Muhakim Randutata Paiton Probolinggo accustomed to reading the Qur'an fluently and fluently, and forming good morals. We chose the halaqah learning method because in our opinion this method is the most effective. The first solution is to hold teaching and learning activities (KBM) to read the Qur'an and also deepen the knowledge of reading the Qur'an, such as Tajwid Science and makharij al-khuruf based on the halaqah that has been determined previously. And the second solution includes knowledge (cognitive), feelings (feeling), and actions (action). After carrying out community service (PkM) at Musala Al-Muhakim Randutata Paiton Probolinggo, we can conclude that community service activities (PkM) have a positive effect on students of Musala Al-Muhakim Randutata Paiton Probolinggo in fluency in reading the Qur’an and improving morals.
Pandangan Pendakwah Artis Terhadap Landasan Al-Qur’an tentang Hijrah: Analisis Komentar atas Adi Hidayat, Hanan Attaki dan Oki Setianadewi Mahfud, Nurul Camalia; Husna, Rifqatul
Tazkir: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial dan Keislaman Vol 11, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Islam Negeri Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24952/tazkir.v11i1.16776

Abstract

Penelitian bertujuan untuk menganalisis pandangan tiga pendakwah artis populer, yaitu Adi Hidayat, Hanan Attaki, dan Oki Setianadewi, terhadap konsep hijrah berdasarkan landasan Al-Qur’an. Hijrah yang dalam Al-Qur’an diartikan sebagai perpindahan fisik maupun spiritual menuju ketaatan kepada Allah yang telah menjadi tema sentral dalam cerama ketiga pendawah ini. Melalui analisis komentar dan interpretasi mereka, penelitian ini megeksplorasi bagaimana hijrah disampaikan kepada khalayak Muslim modern. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dengan tujuan menggambarkan pandangan tiga pendawah artis, yaitu Adi Hidayat, Hanan Attaki, dan Oki Setianadewi terhadap konsep hijrah berdasarkan Al-Qur’an. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiganya mempengaruhi persepsi masyarakat tentang hijrah melalui pendekatan yang berbeda, yang berakar pada pemahaman Al-Qur’an namun disesuaikan dengan audiens masing-masing. Adi Hidayat sering menekankan aspek intelektual dan teologis hijrah dengan pendekatan berbasis tafsir. Hanan Attaki mengemas hijrah dalam transformasi spiritual yang relevan dengan kehidupan anak muda, menekankan pentingnya perubahan hati. Sementara itu, Oki Setianadewi lebih menekankan asek sosial dan emosional hijrah, khususnya bagi wanita muslim. Penelitian ini memberikan wawasan mengenai bagaimana pendakwah artis memainkan peran penting dalam membentuk trend hijrah dikalangan Muslim Indonesia, dan relevansi pesan mereka dengan kondisi sosial budaya kontemporer.
Histeria dan Gangguan Jin Dalam Islam: Mengurai Fenomena Kesurupan Dari Sudut Pandang Al-Qur’an Rifqatul Husna; Nayyiratudz Tadzkiroh
Tebuireng: Journal of Islamic Studies and Society Vol. 5 No. 2 (2024): Tebuireng: Journal of Islamic Studies and Society
Publisher : Fakultas Agama Islam, Universitas Hasyim Asy'ari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33752/tjiss.v5i2.8176

Abstract

Fenomena kesurupan merupakan peristiwa yang sering terjadi di tengah-tengah masyarakat. Terlebih pada zaman sekarang, banyak orang yang mengkaitkan fenomena kesurupan dengan arwah orang yang sudah mati. Pada artikel ini akan meneliti tentang pandangan ulama tafsir terkait fenomena kesurupan berdasarkan surat Al-Baqarah ayat 275 yang kemudian dikaitkan dengan pandangan masyarakat terkait fenomena kesurupan karena arwah orang mati. Adapun metode penelitian yang penulis gunakan yaitu metode deskriptif analisis dengan menggunakan data-data pustaka sehingga penelitian ini bersifat library research. Metode tafsir yang digunakan pada penelitian ini adalah metode tafsir tematik. Adanya penelitian ini dapat membantu masyarakat untuk meyakini suatu hal dengan berdasarkan dalil agama, yaitu Al-Qur’an, hadis, dan kesepakatan ulama. Serta melunturkan keyakinan-keyakinan yang hanya berporoskan pada presepsi saja. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah definisi dari kesurupan yang merupakan sebuah perilaku yang dilakukan oleh seseorang di luar kesadaran atau kendali dirinya. Penyebab kesurupan dapat terjadi karena dua faktor yaitu; (1) penyakit saraf dan (2) gangguan jin. Akan tetapi mayoritas ulama tidak membenarkan pendapat pertama. Para ulama tafsir lebih menetapkan bahwa kesurupan terjadi karena ulah jin yang merasuki diri seseorang. Tidak ada arwah orang mati dapat merasuki tubuh seseorang, karena ruh orang mati telah kembali kepada alamnya yaitu alam barzakh.