p-Index From 2020 - 2025
3.726
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Keperawatan BSI
Erna Irawan
Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya

Published : 25 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

PENGARUH POSITIVE SELF TALK THERAPY TERHADAP KECEMASAN PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS BABAKAN SARI KOTA BANDUNG Erna Irawan; Mery Tania; Annisa Fadillah; Maidartati Maidartati; Purwo Suwignjo
Jurnal Keperawatan BSI Vol 11 No 2 (2023): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hipertensi adalah suatu kondisi ketika tekanan darah pada dinding arteri terlalu tinggi. Kecemasan adalah gangguan kesehatan jiwa yang paling banyak didapat di masyarakat yang berkaitan dengan hipertensi. Penanganan hipertensi bukan hanya terapi pengobatan atau terapi farmakologi namun juga dapat menggunakan terapi non-farmakologi. Positive self talk therapy dapat menjadi intervensi dalam penanganan kecemasan pada penderita hipertensi karena dengan berkomunikasi positif dengan diri sendiri dapat meningkatkan rasa percaya diri, membuat diri menjadi lebih positif dan mampu mengatasi situasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh positive self talk therapy terhadap kecemasan pada penderita hipertensi di Puskesmas Babakan Sari Kota Bandung. Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuantitatif dengan desain penelitian one group pretest posttest. Teknik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling dan jumlah sampel 25 responden. Analisis data menggunakan uji statistic non parametric Wilcoxon untuk melihat perbedaan pretest dan posttest dalam menentukan hasil intervensi. Hasil analisis data menunjukan bahwa terdapat perbedaan nilai sebelum dan setelah dilakukan intervensi dengan nilai p value = 0,001 (<0,05) yang artinya terdapat pengaruh positive self talk therapy terhadap kecemasan pada penderita hipertensi di Puskesmas Babakan Sari Kota Bandung. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam pemberian intervensi pada penderita hipertensi yang mengalami kecemasan dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau dapat dikembangkan lebih lanjut untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Positive Self Talk Theray.
GAMBARAN KEKAMBUHAN GASTRITIS Mery Tania; Erna Irawan; Dhestirati Endang Anggraeni; Nabila Afilia
Jurnal Keperawatan BSI Vol 11 No 2 (2023): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan di masyarakat dengan prevalensi yang cukup tinggi. Berdasarkan data Kementerian Republik Indonesia pada tahun 2019 mencatat bahwa kasus grastitis termasuk dalam sepuluh penyakit terbanyak di Indonesia. Di daerah kota bandung sendiri terdapat 8,976 (1,02%). Gastritis dapat mengalami kekambuhan dimana kekambuhan yang terjadi pada penderita gastritis dapat dipengaruhi oleh pengaturan pola makan yang tidak baik dan juga faktor stres. Walaupun kekambuhan dapat di cegah dengan obat tetapi dengan mengurangi faktor penyebabnya akan memperkecil kemungkinan terjadinya kekambuhan dengan mengkonsumsi makanan yang kaya serat seperti sayuran dan buah-buahan membantu melancarkan sistem pencernaan. Minum air putih untuk membantu menetralkan asam lambung dan makan dalam jumlah kecil namun sering. Penelitian ini dilakukan terhadap 60 responden dengan menggunakan teknik accidental sampling. Ditemukan bahwa responden yang sering mengalami kekambuhan sebanyak 46 reponden (76.7%) dan responden yang mengalami jarang kambuh yaitu sebanyak 14 responden (23.3%).
GAMBARAN POLA MAKAN PADA PASIEN GASTRITIS Putti Rahima; Erna Irawan; Tita Puspita Ningrum; Mery Tania; Sri Hayati
Jurnal Keperawatan BSI Vol 11 No 2 (2023): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan di masyarakat dengan prevalensi yang cukup tinggi. Berdasarkan data Kementerian Republik Indonesia pada tahun 2019 mencatat bahwa kasus grastitis termasuk dalam sepuluh penyakit terbanyak di Indonesia. Di daerah kota bandung sendiri terdapat 8,976 (1,02%). Gastritis dapat mengalami kekambuhan dimana kekambuhan yang terjadi pada penderita gastritis dapat dipengaruhi oleh pengaturan pola makan yang tidak baik dan juga faktor stres. Dampak dari gastritis bisa mengalami komplikasi seperti perdarahan saluran cerna bagian atas, hematemesis dan melena (anemia), ulkus peptikum, perforasi. Salah satu cara untuk mencegah terjadinya gastritis yaitu biasakan makan dengan teratur, kunyah makanan dengan baik, jangan makan terlalu banyak, jangan berbaring setelah makan, kurangi makanan yang pedas dan asam, kurangi menyantap makanan yang menimbulkan gas, jangan makan makanan yang terlalu dingin dan panas, mengurangi makanan yang digoreng, kurangi konsumsi coklat. Pengaturan pola makan yang tidak baik dan tidak teratur akan menimbulkan kekambuhan pada penderita gastritis. Oleh karena itu pengaturan pola makan yang baik dan teratur merupakan salah satu tindakan preventif dalam mencegah kekambuhan gastritis. Penelitian ini dilakukan terhadap 60 responden dengan menggunakan teknik accidental sampling. Ditemukan bahwa bahwa dari 60 responden, setengahnya memiliki memiliki pola makan yang tidak baik sebanyak 33 responden (55.0%), sedangkan responden dengan pola makan baik sebanyak 27 responden (45.0 %).
GAMBARAN KECEMASAN KELUARGA DALAM MERAWAT PASIEN DENGAN GANGGUAN JIWA Nurul Iklima; Erna Irawan; Rizka Aulia Mawaddah; Yanti Budiyanti; Anggi Saputra
Jurnal Keperawatan BSI Vol 11 No 2 (2023): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gangguan jiwa pada saat ini mengalami peningkatan yang sangat signifikan, dan setiap tahun di berbagai belahan dunia jumlah penderita gangguan jiwa bertambah. Keadaan pasien gangguan jiwa menyebakan anggota keluarga pasien yang sedang merawat mengalami tekanan psikologis, Salah satunnya yaitu kecemasan. Kecemasan pada keluarga yang merawat pasien odgj dapat menjadi sumber masalah klinis jika sudah sampai tingkat ketegangan yang sedemikian rupa sehingga mempengaruhi kemampuan berfungsinya seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan keluarga dalam merawat pasien gangguan jiwa di wilayah kerja Puskesmas Babakansari. Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah keluarga yang sedang merawat pasien gangguan jiwa berat dengan jumlah 130 orang, dan jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 50 responden. proses pengambilan sampel penelitian ini menggunakan Teknik Non-probability purposive sampling. Hasil penelitian ini sebagian besar memiliki tingkat kecemasan ringan dengan jumlah 21 (42.0%) responden, 22 (44.0%) responden memiliki kecemasan sedang, dan 7 (14.0%) memiliki kecemasan berat. Sehingga perlu disarankan kepada keluarga untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga dalam merawat pasien gangguan jiwa di rumah.
GAMBARAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN HALUSINASI DI PUSKESMAS CIGADUNG BANDUNG Erna Irawan; Purwo Suwignjo; Mery Tania; Umi Khasanah; Susi Sundayanti
Jurnal Keperawatan BSI Vol 12 No 1 (2024): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Halusinasi merupakan gangguan kejiwaan dan kondisi medis yang dapat mempengaruhi fungsi otak manusia, mempengaruhi emosional, tingkah laku dan dapat mempengaruhi fungsi normal kognitif. Kepatuhan minum obat merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Ketidakpatuhan terhadap pengobatan merupakan masalah yang sering dialami pada pasien gangguan halusinasi. Angka proporsi pengobatan dengan anggota rumah tangga gangguan jiwa halusinasi yang rutin berobat selama 1 bulan terakhir yaitu sebesar 48,9% dan untuk yang tidak rutin minum obat sebesar 51,1% pada pasien halusinasi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis “Gambaran Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Halusinasi di Puskesmas Cigadung Bandung. Jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Sampel penelian dalam penelitian ini berjumlah 45 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik total sampling. Pengumpulan data menggunakan kusioner kepatuhan minum obat MMAS-8 (Medication Morisky Adherence Scale 8). Hasil penelitian menunjukan gambaran kepatuhan minum obat pada pasien halusinasi di Puskesmas Cigadung rendah dengan jumlah responden sebanyak 45 orang. Hampir seluruhnya klien halusinasi memiliki kepatuhan minum obat yang rendah (66,67 %). Penelitian ini hanya mengidentifikasi gambaran kepatuhan minum obat pada pasien halusinasi di Wilayah Kerja Puskesmas Cigadung. Evaluasi yang berkelanjutan sangat diperlukan dalam memperbesar peluang klien untuk disiplin minum obat serta dapat mengontrol halusinasinya.