Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Prevalence and Risk Factors of Inadequate Micronutrient Intake among Children Aged 6-23 Months in Indonesia Nathasa Khalida Dalimunthe; Ikeu Ekayanti; Cesilia Meti Dwiriani
Amerta Nutrition Vol. 6 No. 4 (2022): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/amnt.v7i4.2022.342-350

Abstract

Background: Poor quality and quantity are the main factors that contribute to the increasing inadequacy of micronutrients intake such as Iron, Calcium, Zinc, Vitamins A, and C since the complementary food was introduced at 6 months of infant’s age. Objectives: To analyze the prevalence and risk factors of inadequate micronutrients intake among children aged 6-23 months in Indonesia. Methods: A cross-sectional study used Individual Food Consumption Survey 2014 data from Indonesian Health Study and Development Agency involving 1575 children aged 6-23 months as the total subjects. Minimum Dietary Diversity (MDD) was measured by eight food groups for children under two years old. The prevalence of inadequate micronutrients intake used the probability approach. Binary logistic regression was used as a multivariate test to determine the risk factors of inadequate micronutrients intake. Results: The highest prevalence of inadequate micronutrients intake was vitamin C, while the lowest was zinc, with overall inadequate multiple micronutrients intake being 61.9%. About 57.7% and 15.9% of subjects were low in energy intake and achieved the MDD, respectively. Lived in rural area [OR=1.37(95%CI:1.06-1.77)], low education mother [OR=1.71(95%CI:1.32-2.22)], low energy intake [OR=6.22(95%CI:4.84-7.99)] and not achieved MDD [OR=4.84(95%CI:3.47-6.75)] were more likely to have inadequate micronutrients intake, while not consuming breast milk were less likely to have  inadequate micronutrients intake in children [OR=0.55(95%CI:0.43-0.71)]. Conclusions: Almost two-thirds of subjects were inadequate in overall multiple micronutrients. Low energy intake and not achieved MDD were the highest risk of inadequate micronutrients intake of subjects, instead of low mother education and living in rural areas.
Implementasi Interproffesional Education Terhadap Penyakit Hipertensi dan Diabetes Melitus di Kabupaten Pesawaran, Lampung Nathasa Khalida Dalimunthe; Dewi Woro Astuti
Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2022): Jurnal Mandala pengabdian Masyarakat
Publisher : Progran Studi Farmasi STIKES Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.307 KB) | DOI: 10.35311/jmpm.v3i2.69

Abstract

Penyakit tidak menular termasuk penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes, hipertensi, dan penyakit paru-paru kronis, secara kolektif bertanggung jawab atas hampir 70% dari semua kematian di seluruh dunia. Kerjasama antar profesi diperlukan dalam menangani masalah kesehatan, salah satu kegiatannya disebut dengan Interproffesional Education (IPE). Oleh karena itu, kami melakukan pengabdian masyarakat dengan menerapkan IPE kepada masyakat secara langsung dengan tujuan peningkatan pemahaman terkait hipertensi dan diabetes melitus. Profesi yang berkolaborasi dalam kegiatan implementasi yaitu berjumlah 11 orang dari program studi Keperawatan, Kesehatan Masyarakat, dan Gizi dari Fakultas Kesehatan, Universitas Mitra Indonesia. Kegiatan implementasi IPE di Dusun Sumber Sari 4 dilakukan tanggal 23-24 Juni 2022. Rangkaian kegiatan berupa pemeriksaan kesehatan, konsultasi kesehatan, senam prolanis dan penyuluhan penyakit terkait hipertensi dan diabetes melitus dengan metode ceramah dan tanya-jawab. Kegiatan tersebut memberikan hasil yang positif terhadap pemahaman terkait penyakit tersebut. Secara keseluruhan, peserta masih terkadang menerapkan pesan dari gizi seimbang seperti membatasi GGL (Gula, Garam, Lemak), konsumsi lebih banyak sayur dan buah, dan batasi makanan pengawet.  Masyarakat merasa antusias dengan adanya kegiatan yang kami adakan. Harapannya  kegiatan senam dapat dilakukan kembali secara rutin, melakukan cek kesehatan rutin di Posbindu atau puskesmas terdekat, dan menerapkan pesan gizi seimbang di kehidupan sehari-hari.
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Gizi Ibu serta Dukungan Suami dalam Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Sukabumi Kota Bandar Lampung Indah Noprianti; Chaeirunnisa Chaeirunnisa; Nathasa Khalida Dalimunthe; Rusiati Rusiati
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol 3, No 2 (2022): JURNAL ILMU KESEHATAN INDONESIA (JIKSI)
Publisher : Univeristas Mitra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berdasarkan hasil laporan Riskesdas, cakupan ASI eksklusif masih rendah yaitu mencapai 54,9% untuk provinsi Lampung. Sedangkan cakupan ASI eksklusif di puskesmas sukabumi Bandar Lampung hanya mencapai 31,2%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu serta dukungan suami dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Sukabumi Kota Bandar Lampung. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan di Puskesmas Sukabumi yaitu sebanyak 57 responden. Cara pengeukuran dalam penelitian berupa kuesioner. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan, sikap, dukungan suami memliliki hubungan dengan pemberian ASI Eksklusif, hal ini di tunjukan dengan nilai p= (0,05) dan dukungan suami juga memiliki hubungan terhadap pemberian ASI Eksklusif, hal ini di tunjukan dengan nilai p= (0,02). Saran dalam penelitian ini adalah masukan bagi tenaga kesehatan untuk mengadakan pelatihan bagi ibu- ibu memiliki anak bayi dan balita dan memberikan banyak informasi kepada ibu yang memiliki anak bayi dan balita untuk menabah pengetahuan atau wawasan kepada ibu masih menyususi agar mengetahui seberapa pentingnya ASI eksklusif itu untuk bayi.Kata Kunci : ASI eksklusif, pengetahuan, sikap, dukungan suami 
Factors Related To Food Waste in Patients with Diabetes Mellitus at Imanuel Hospital Lampung Nathasa Khalida Dalimunthe; Edwin edwin; Rusiati Rusiati; Tantri Adhayani Pratiwi
Darussalam Nutrition Journal Vol. 7 No. 1 (2023): Darussalam Nutrition Journal
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/dnj.v7i1.9935

Abstract

Background: According to the survey, the percentage of food waste’s diabetes melitus patients in the Imanuel Hospital of Bandar lampung was 38% and still have not reached the minimum service standars (<20%). Objective: This study aimsed to analyze the factors associated with food waste in diabetes melitus patients in Hospital Imanuel. Methods: Descriptive analytic research using cross sectional study design. The study used 50 samples was take with purposive sampling. The age, sex, food appearance, taste of food and service providers data were obtained by questionnaires, and food waste data were obtained by comstock form. The data analysis used was descriptive and inferential using the Chi Square statistical test. Results: About 46% of patients was 56-65 years old, and 78% was sex women. Leftovers from patients in the good category were 15 respondents (30%) while those who had leftovers that were not good were 35 respondents (70%). There was significant association between  appearance of food (p-value=0,005)  and taste of food (p-value=0,002) with the food waste. There was no significant association  between service providers (p-value=0,776) with the food waste. Conclusion: Factors related to leftovers from diabetes mellitus patients at Immanuel Hospital are the appearance and taste of the food . Therefore, these two variables need to be considered in order to minimize food waste in diabetes mellitus patients at Immanuel Hospital.
PENGARUH EDUKASI GIZI MELALUI MEDIA POP-UP BOOK TERHADAP PENGETAHUAN GIZI DAN KEBIASAAN MAKAN PAGI SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 3 TIUH MEMON Nurahmadi, Rizki; Khalida Dalimunthe, Nathasa
Journal of Nutrition College Vol 13, No 3 (2024): Juli
Publisher : Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jnc.v13i3.40863

Abstract

ABSTRACTBackground: School aged children are a group that is vulnerable to nutritional and health problems. One of the problem is the habit not have breakfast. Nutrition education with interesting media is an effort to increase nutrition knowledge and breakfast habits in school children.Objective: The aimed of the research was to analyze the effect of nutrition education through Pop-up book media on nutrition knowledge and breakfast habits of 3 Tiuh Memon Elementary School studentsMethods: This research was conducted in July 2023, located at Tiuh Memon 3 Public Elementary School. The research design was a pre-experimental design with one group pretest-posttest. The sampling technique used was purposive sampling with a total sample of 57 respondents. The research instrument was a nutritional knowledge questionnaire and food recall (type and frequency of having breakfast) before and after education. The analysis carried out was descriptive and different tests, namely the Paired T-test and the Wilcoxon test.Results: There was an effect of nutrition education through Pop-up book media on nutritional knowledge (p=0.002), breakfast habits (breakfast frequency in a week) (p=0.000) and breakfast habits (type of breakfast) (p=0.000).Keywords: Breakfast habit;Nutritional education;; Nutritional knowledge; School Aged children                                                             ABSTRACTLatar Belakang : Anak sekolah dasar adalah salah satu kelompok yang rentan terhadap permasalahan gizi dan kesehatan. Salah satu pemasalahannya yaitu tidak terbiasa untuk makan pagi. Edukasi gizi dengan media yang menarik merupakan salah satu upaya untuk dapat meningkatkan pengetahuan gizi dan kebiasaan makan pagi pada anak sekolah.Tujuan : Tujuan penelitian yaitu menganalisis pengaruh edukasi gizi melalui media Pop-up book terhadap pengetahuan gizi dan kebiasaan makan pagi siswa Sekolah Dasar Negeri 3 Tiuh MemonMetode : Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2023 berlokasi di Sekolah Dasar Negeri 3 Tiuh Memon. Desain penelitian ini adalah pre experiment design dengan pendekatan one group pretest-posttest. Teknik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling dengan jumlah sampel  sebanyak 57 responden. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner pengetahuan gizi dan food recall (jenis dan frekuensi makan) sebelum dan sesudah edukasi. Analisis yang dilakukan adalah deskriptif dan uji beda yaitu Paired T-test dan uji Wilcoxon.Hasil : Terdapat pengaruh edukasi gizi melalui media Pop-up book terhadap pengetahuan gizi ( p=0,002) dan kebiasaan makan pagi (frekuensi makan pagi dalam seminggu) (p=0,000) dan kebiasaan makan pagi (jenis makan pagi) (p=0,000).Kesimpulan : Ada pengaruh edukasi gizi melalui media Pop-up book terhadap pengetahuan gizi dan kebiasaan makan pagi siswa Sekolah Dasar Negeri 3 Tiuh Memon.Kata Kunci : Anak usia sekolah; Edukasi Gizi; Kebiasaan Makan pagi; Pengetahuan gizi 
Analysis of Risk Factors of Stunting in Toddlers Adyas, Atikah; Handayani, Sri Rejeki Wuwuh; Djamil, Achmad; Kustiani, Ai; Dalimunthe, Nathasa Khalida
Jurnal Kesehatan Vol 14 No 1 (2023): Jurnal Kesehatan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jk.v14i1.3701

Abstract

Stunting is a childhood condition that experiences growth disorders characterized by a child's height that is not appropriate for their age and results from chronic nutritional problems. This study analyses the risk factors for stunting in West Tulang Bawang Regency. This study was a cross-sectional study. Data were collected through self-administered questionnaires from 265 mothers of children under five in three West Tulang Bawang Regency districts. This research used multivariate logistic regression to determine risk factors for stunting. The study assessed that 10.9% of their children were stunted. Nearly half of the mothers had low education (48.7%), and most did not work (79.6%). As many as 94.3% of mothers said they had a protected source of drinking water, while around 23.4% did not have sewerage. Most of the respondent's energy, fat, and carbohydrate adequacy level was classified as insufficient, and most children did not suffer from infectious diseases. The results of the correlation test showed that sewerage (AOR=4.309; p-value=0.000) was correlated with the occurrence of stunting, while a history of measles (AOR=3.482; p-value=0.150), energy adequacy level (AOR=2.691; p-value=0.057), birth order (AOR=2.949; p-value=0.050) not significantly correlated to stunting but had a high risk of stunting. Multivariate test results showed that no sewerage in families had a risk of about 4.192 times the occurrence of stunting in children compared to the presence of sewerage in West Tulang Bawang Regency.
PENGEMBANGAN BY PRODUCT AYAM MENJADI ABON TIALE BERBAHAN DASAR HATI AYAM DAN IKAN LELE UNTUK MAKANAN TAMBAHAN ANAK BALITA Dalimunthe, Nathasa Khalida; Saleh, Asep Jalaludin; Artika Putri, Ayu
Darussalam Nutrition Journal Vol. 8 No. 1 (2024): Darussalam Nutrition Journal
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/dnj.v8i1.10620

Abstract

Latar Belakang: Makanan tambahan dapat menambah nilai gizi pangan yang akan dikonsumsi anak. Makanan tambahan yang ada dinilai kurang optimal karena sumber bahan dasarnya dari karbohidrat, sedangkan pada anak usia balita mengalami peningkatan kebutuhan akan protein untuk tumbuh kembang. Sumber protein yang memiliki bioavailibilitas yang tinggi berasal dari hewani. Tujuan: Tujuan penelitian untuk mengembangkan produk Abon sebagai makanan tambahan untuk balita berbahan dasar hati ayam dan ikan lele dalam bentuk Abon Tiale. Metode: Desain penelitian adalah experimental murni dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua kali pengulangan. Faktor perlakuan dalam pembuatan Abon Tiale yaitu perbandingan hati ayam dan daging ikan lele. Terdapat 4 taraf perlakuan yaitu F1 = 200:0; F2 = 150:50; F3 = 100:100; F4 = 50:150. Uji hedonik digunakan untuk melihat tingkat kesukaan dari 30 panelis  semi terlatih terhadap Abon Tiale. Analisis data yang digunakan yaitu deskriptif dan inferensia (One Way ANOVA serta uji Duncan) dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil: Empat formulasi Abon Tiale berbahan dasar hati ayam dan daging ikan lele berbeda pada setiap atribut warna (p=0,000), rasa (p=0,005), aroma (p=0,001), tekstur (p=0,000). Formula terbaik berdasarkan hasil penilaian panelis yaitu formula F3 (50:150). Kesimpulan: Pemanfaatan by product seperti hati ayam berpotensi untuk menjadi makanan tambahan anak balita dalam rangka pencegahan masalah gizi. Penambahan daging ikan lele pada abon dapat meningkatkan daya terima dari sisi warna, aroma, rasa, dan tekstur.
PANGAN FUNGSIONAL MIE CELOR SEBAGAI ALTERNATIF JAJANAN PADAT GIZI UNTUK ANAK USIA SEKOLAH Hervidea, Radella Hervidea; Dalimunthe, Nathasa Khalida
Darussalam Nutrition Journal Vol. 8 No. 1 (2024): Darussalam Nutrition Journal
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/dnj.v8i1.11321

Abstract

Latar belakang: Anak pada usia sekolah adalah salah satu fase kehidupan yang memerlukan asupan gizi cukup dan seimbang untuk mendukung pertumbuhan, perkembangannya serta beraktivitas fisik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan gizinya yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi tinggi seperti yang terbuat dari rumput laut jenis Gracillaria sp. dan daun kelor. Pengembangan produk olahan berbahan dasar Gracillaria sp. dan kelor berpotensi dalam meningkatkan kandungan gizi pada jajanan anak sekolah karena memiliki kandungan gizi yang tinggi dan mudah ditemukan. Tujuan: Penelitian ini dianggap penting untuk menemukan formula terbaru dalam menghasilkan pangan fungsional yaitu mie celor (Gracillaria dan kelor) yang tinggi gizi baik makro, mikro dan antioksidan. Metode: Penelitian ini dilaksanakan pada Juni sampai Desember 2023. Pembuatan produk Mie Celor dengan 5 formulasi (F1,F2,F3,F4 dan F5) serta uji organoleptik akan dilaksanakan di Laboratorium Kuliner Universitas Mitra Indonesia dan analisis proksimat, zat gizi mikro dan kandungan antioksidan akan dilaksanakan di Laboratorium Politeknik Negeri Lampung. Data yang dikumpulkan meliputi data yang diuji secara objektif yaitu data uji organoleptik, uji proksimat, zat gizi mikro, dan  analisis antioksidan. Uji hipotesis dilakukan menggunakan uji Anova menggunakan program SPSS dengan tingkat signifikansi yaitu p<0.05. Hasil: Berdasarkan hasil uji organoleptik oleh 30 panelis pada  penerimaan secara keseluruhan F5 adalah formulasi dengan nilai tertinggi yaitu 3.77 (p-value <0.453). Uji analisis proksimat pada F5 didapatkan hasil kandungan air, abu,protein dan karbohidrat berbeda nyata (p-value <0,05) dibanding dengan F1. Hasil analisis aktivitas antioksidan F5 didapatkan nilai IC50 4534.01 µG/mL. Kesimpulan: Penambahan rumput laut dan kelor meningkatkan nilai penerimaan secara keseluruhan, merubah kadungan air, abu, protein, karbohidrat, lemak dan meningkatkan kandungan antioksidan pada mie celor.
Hubungan Pembelian Makanan Online dan Kebiasaan Makan Dengan Status Gizi Mahasiswa Indekos di Kota Bandar Lampung Nurjannah, Afiifah Suci; Dalimunthe, Nathasa Khalida; Kustiani, Ai
Journal of Education Religion Humanities and Multidiciplinary Vol 2, No 2 (2024): Desember 2024
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/jerumi.v2i2.3844

Abstract

Nutritional status describes an individual's health condition based on their Body Mass Index (BMI), which is categorized into levels such as severely underweight, mildly underweight, normal, mildly overweight, and severely overweight. Factors influencing nutritional status include eating habits and social media exposure. Eating habits refer to the regular practices or patterns adopted by an individual to fulfill physiological, social, and emotional needs through the consumption of necessary food for adequate nutritional intake. Meanwhile, prolonged exposure to social media can lead to an individual frequently encountering recommended posts, including food-related content, thereby increasing the desire to try those foods. Currently, in Indonesia, some platforms that provide online food delivery services are GoFood, GrabFood, and Shopee Food. The general aim of this study is to determine the relationship between online food purchasing and eating habits with the nutritional status of college students living in boarding houses in Bandar Lampung city. The research method used in this study is quantitative, employing a cross-sectional approach. Data collection was conducted using a microtoise to measure height, a stepping scale to measure weight, a modified SQ-FFQ form to assess eating habits, and a questionnaire to evaluate online food purchasing behavior. The chi-square test results indicate a p-value of 0.187, demonstrating no significant relationship between eating habits and the nutritional status of college students living in boarding houses in Bandar Lampung. In contrast, the chi-square test results indicate a p-value of 0.004, showing a significant relationship between online food purchasing and the nutritional status of these students. College students are advised to be more cautious when choosing foods, considering health factors and avoiding the influence of images or videos of food that might affect eating behaviors.
Perbedaan Kebiasaan Konsumsi Minuman Manis dan Aktivitas Fisik pada Kejadian Obesitas pada Remaja di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung Tahun 2024 Dani, Meytecha Prama; Dalimunthe, Nathasa Khalida
Journal of Education Religion Humanities and Multidiciplinary Vol 2, No 2 (2024): Desember 2024
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/jerumi.v2i2.3854

Abstract

Remaja Adalah populasi dengan periode usia 10-19 tahun. Kebiasaan konsumsi minuman manis menjadi salah satu penyebab kejadian obesitas dan aktivitas fisik merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kejadian obesitas.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kebiasaan konsumsi minuman manis dan aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada remaja di SMP Muhammadiyah3 Bandar Lampung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan desain cross-sectional dengan pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik non- probablity yang didapatkan 65 sampel responden.Pengumpulan data konsumsi minuman manis menggunakan Food Frequency Questionnaire (FFQ) dan aktivitas fisik menggunakan international Physical Activity Questionnaire (IPAQ) dan pengukuran kejadian obesitas menggunakan timbangan digital untuk berat badan dan tinggi badan menggunakan microtoice.analisis data bivariat yang dilakukan menggunakan uji man whitney menggunakan SPSS 25 for windows . Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya perbedaan kebiasaan konsumsi minuman manis dengan kejadian obesitas pada remaja SMP muhammadiyah 3 Bandar Lampung (p = 0,678) dan tidak adanya perbedaan aktivitas fisik dengan kejadian obesitas (p = 0,510)