Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian dispepsia Amanda, Adelia; Anita, Fitri; Andora, Novika
JOURNAL OF Qualitative Health Research & Case Studies Reports Vol 5 No 2 (2025): May Edition 2025
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/quilt.v5i2.885

Abstract

Background: Dyspepsia is a collection of complex gastrointestinal symptoms that are often encountered in daily clinical practice. This condition is characterized by a series of symptoms related to the gastroduodenal digestive tract, such as pain or burning sensation in the upper abdominal area (epigastrium), a feeling of fullness after eating (postprandial fullness), or feeling full quickly (early satiety). Purpose: To determine the factors associated with the occurrence of dyspepsia. Methods: Quantitative research with an observational analytical survey design and a cross-sectional approach. The population in this study were dyspepsia patients who visited the Kotabumi I Health Center and was carried out on January 4-January 15, 2025. The sample in this study amounted to 114 respondents. Data analysis used univariate and bivariate analysis. Bivariate analysis used the chi square test which was used to analyze the correlation between categories with categories with the provision that if p, 0.05 then there is a correlation between the independent and dependent variables. Results: Most respondents experienced dyspepsia as many as 77 respondents (67%) and those who did not experience it were 37 respondents (32%). Based on the results of statistical tests, there is a relationship between diet and the incidence of dyspepsia syndrome p-value 0.000 or p-value <0.05, there is a relationship between stress levels and the incidence of dyspepsia syndrome dyspepsia p-value 0.000 or p-value <0.05, there is a relationship between NSAID use and the incidence of dyspepsia syndrome dyspepsia p-value 0.000 or p-value <0.05, there is a relationship between irritating foods and drinks dyspepsia p-value 0.001 or p-value <0.05. Conclusion: There is a significant relationship between diet, stress levels, use of NSAIDs, irritating foods and drinks and the incidence of dyspepsia syndrome.   Keywords: Diet; Dyspepsia; Stress   Pendahuluan: Dispepsia merupakan kumpulan gejala gastrointestinal (gastrointestinal symptoms) yang kompleks dan sering dijumpai dalam praktik klinis sehari-hari. Kondisi ini ditandai dengan rangkaian gejala yang terkait dengan saluran pencernaan gastroduodenal, seperti nyeri atau sensasi terbakar di daerah perut atas (epigastrium), perasaan kenyang setelah makan (postprandial fullness), atau cepat merasa kenyang (early satiety). Tujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian dispepsia. Metode: Penelitian kuantitatif dengan rancangan survey analitik observasional dan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien dispepsia yang berkunjung ke Puskesmas Kotabumi I dan dilaksanakan pada tanggal 4 januari-15 januari 2025. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 114 responden. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat. Analisa bivariat menggunakan uji chi square yang dimanfaatkan untuk menganalisis korelasi antar kategori dengan kategorik dengan ketentuan jika p,0.05 maka terdapat korelasi antara variabel independen dengan dependen. Hasil: Sebagian besar responden mengalami dispepsia sebanyak 77 responden (67%) dan yang tidak mengalami responden sebanyak 37 responden (32%). Berdasarkan hasil uji statistik, terdapat hubungan antara pola makan dengan kejadian sindrom dispepsia p-value 0.000 atau p-value <0.05, terdapat hubungan antara tingkat stress dengan kejadian sindrom dispepsia dispepsia p-value 0.000 atau p-value <0.05, terdapat hubungan antara penggunaan NSAID dengan kejadian sindrom dispepsia dispepsia p-value 0.000 atau p-value <0.05, terdapat hubungan antara makanan dan minuman iritatif dispepsia p-value 0.001 atau p-value <0.05. Simpulan: Terdapat hubungan bermakna antara pola makan, tingkat stress, penggunaan NSAID, makanan dan minuman iritatif dengan kejadian sindrom dispepsia.   Kata Kunci : Dispepsia; Pola Makan; Stress
Faktor-faktor yang memengaruhi kekambuhan gastritis Septiana, Annisa; Andora, Novika; Erwin, Tubagus
JOURNAL OF Qualitative Health Research & Case Studies Reports Vol 5 No 2 (2025): May Edition 2025
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/quilt.v5i2.886

Abstract

Background: Gastric mucosa can experience acute or chronic inflammation known as gastritis. In 2021, gastritis attacked 40-50% of the world's population, as reported by the World Health Organization (WHO). According to data from the Ministry of Health, gastritis ranked sixth in 2018, covering 60.86% of all hospitalizations (a total of 34.580). Patients with gastritis will have productivity and quality of life that are disrupted by this disease. In addition to disrupting daily activities, this disease also has an impact on the social and economic welfare of sufferers. Purpose: To determine the factors that influence and are associated with gastritis recurrence. Methods: This study used a cross-sectional method with a quantitative descriptive research design. The participants of the study were individuals who were treated at the Kotagajah Health Center with gastritis. The sampling technique used incidental sampling, so that a sample of 98 people was obtained. Data collection was carried out using a questionnaire containing questions about food and the use of OAIN. Results: The prevalence of unhealthy eating patterns was 81 (82.7%) and the prevalence of OAIN use variables was 72 (73.5%) in respondents. The results of the study showed a correlation between gastritis recurrence and factors indicated by a p value <0.05 obtained from the chi-square statistical test. Conclusion: Gastritis recurrence is associated with several factors, including poor diet and NSAID use. The results of the study stated that there was a significant relationship between diet and gastritis recurrence between the two variables and the results of the chi square test of the NSAID use variable also showed a significant relationship between the two variables. Keywords: Diet; Recurrence of Gastritis; Use Of Oains Pendahuluan: Mukosa lambung dapat mengalami peradangan akut maupun kronis yang dikenal dengan sebutan gastritis. Tahun 2021 gastritis menyerang 40-50% dari populasi dunia, sebagaimana dilaporkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menurut data Kementerian Kesehatan gastritis menduduki peringkat keenam pada tahun 2018 yang mencakup 60.86% dari seluruh kasus rawat inap (total 33.580). Pasien dengan penyakit gastritis akan memiliki produktivitas dan kualitas hidup yang terganggu oleh adanya penyakit ini. Selain mengganggu aktivitas sehari-hari, penyakit ini juga berdampak pada kesejahteraan sosial dan ekonomi penderitanya. Tujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dan berhubungan dengan kekambuhan gastritis. Metode: Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional dengan desain penelitian deskriptif kuantitatif. Partisipan penelitian adalah individu yang berobat ke Puskesmas Kotagajah dengan penyakit gastritis. Teknik pengambilan sampling menggunakan sampling insidental, sehingga diperoleh sampel sebanyak 98 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan tentang makanan dan penggunaan OAIN. Hasil: Prevalensi pola makan tidak sehat sebesar 81 (82.7%) dan prevalensi variabel penggunaan OAIN sebesar 72 (73.5%) pada responden. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi antara kekambuhan gastritis dengan faktor-faktor yang ditunjukkan dengan nilai p<0.05 yang diperoleh dari uji statistik chi-square. Simpulan: Kekambuhan gastritis berhubungan dengan beberapa faktor, diantaranya yaitu pola makan yang buruk dan penggunaan Oains. Hasil penelitian menyatakan adanya hubungan pola makan dengan kekambuhan gastritis secara signifikan antara kedua variabel tersebut dan hasil uji chi square variabel penggunaan oains juga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kedua variabel tersebut. Kata Kunci: Kekambuhan Gastritis; Penggunaan Oains; Pola Makan      
Pengaruh air perasan curcuma longa terhadap penurunan lama nyeri pada penderita dispepsia Clarissa, Elga Manda; Andora, Novika; Andini, Sandra
JOURNAL OF Qualitative Health Research & Case Studies Reports Vol 5 No 2 (2025): May Edition 2025
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/quilt.v5i2.936

Abstract

Background: Dyspepsia is a complex gastrointestinal symptom that is often encountered in daily clinical practice. This condition is characterized by a series of symptoms related to the gastroduodenal digestive tract, such as pain or a burning sensation in the upper abdomen (epigastrium). Purpose: To determine the effect of Curcuma longa juice on reducing the duration of pain in dyspepsia sufferers. Methods: Quantitative research with observational pre-experimental design and cross-sectional approach. The population in this study were dyspepsia sufferers who accidentally met the researcher and met the inclusion and exclusion criteria. The sample in this study amounted to 38 participans with the sampling technique used was Acidental sampling. Data analysis used univariate and bivariate analysis using the Wilcoxon Signed Rank Test and a confidence level of <0.05. Results: Wilcoxon test with statistical test with mean duration of dyspeptic pain before intervention was 11 but after intervention the average became 95 with p value of 0.000 <0.05 meaning there was an effect of squeezing cucuma longa on reducing duration of pain. Conclusion: Based on the results of the Wilcoxon Signed Rank Test, there is an effect of curcuma longa juice on reducing the duration of pain with a p-value of 0.000.   Keywords: Curcuma Longa; Dyspepsia; Pain.   Pendahuluan: Dispepsia merupakan gejala gastrointestinal (gastrointestinal symptoms) yang kompleks dan sering dijumpai dalam praktik klinis sehari-hari. Kondisi ini ditandai dengan rangkaian gejala yang terkait dengan saluran pencernaan gastroduodenal, seperti nyeri atau sensasi terbakar di daerah perut atas (epigastrium). Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh air perasan curcuma longa terhadap penurunan lama nyeri pada penderita dispepsia. Metode: Penelitian kuantitatif dengan rancangan pra eksperimen observasional dan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita  dispepsia yang tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan kriteria inklusi ekslusi. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 38 partisipan dengan teknik sampling yang di gunakan adalah Acidental sampling. Analisis data menggunakan analisi univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test dan derajat kepercayaan <0.05. Hasil: Pengujian wilcoxon menggunakan test statistic dengan mean lama nyeri dispepsia sebelum intervensi sebesar 11, setelah intervensi rata-rata menjadi 95 dengan nilai p sebesar 0.000<0.05 artinya ada pengaruh dari perasan cucuma longa terhadap penurunan lama nyeri. Simpulan: Berdasarkan hasil uji Wilcoxon Signed Rank Tes, terdapat pengaruh antara air perasan curcuma longa terhadap penurunan lama nyeri p-value 0.000.   Kata Kunci : Curcuma Longa; Dispepsia; Nyeri.
Pengaruh pemberian DIIT nasi jagung dan nasi putih dengan perbandingan 1:1 terhadap perubahan kadar glukosa darah pasien diabetes melitus Meiranda, Bella Dwi; Kurniasari, Septi; Andora, Novika
JOURNAL OF Qualitative Health Research & Case Studies Reports Vol 5 No 3 (2025): July Edition 2025
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/quilt.v5i3.958

Abstract

Background: Diabetes Mellitus (DM) is a chronic metabolic disease characterized by high blood sugar levels. This condition can lead to the pancreatic gland's inability to produce insulin optimally, preventing the body from perfectly processing consumed sugar. Purpose: To determine the effect of consuming corn rice mixed with white rice on blood glucose levels in patients with diabetes mellitus Method: Quantitative research with Pre Experimental research design (one group Pre Post Test Design). The method used is saturated sampling. The subjects of this study were people with diabetes mellitus who were given corn rice, namely 1: 1 in processed white rice and corn rice weighing 150 grams accompanied by side dishes. Results: Bivariate analysis obtained a p value of 0.000 (a <0.05) so that it was stated that there was an effect of giving DIIT corn rice with a ratio of 1:1 corn rice and white rice in patients with diabetes mellitus. Conclusion: There is an effect of giving a corn rice diet with a 1:1 ratio of corn rice and white rice on diabetes mellitus sufferers.   Keywords: Diabetes Mellitus; Corn Rice.   Pendahuluan: Diabetes Melitus atau DM adalah penyakit atau gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah. Hal ini bisa menyebabkan kelenjar pankreas tidak dapat memproduksi hormon insulin secara optimal, sehingga tubuh tidak dapat memproses gula yang dikonsumsi secara sempurna. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh pemberian nasi jagung yang dicampur nasi putih terhadap kadar gula darah glukosa pada penderita diabetes mellitus Metode: Penelitian kuantitatif dengan desain penelitian Pre Eksperimental (one group Pre Post Test Design). Metode yang digunakan yaitu sampling jenuh. Subjek penelitian ini adalah masyarakat penderita diabetes melitus dengan pemberian nasi jagung yaitu 1:1 pada olahan nasi putih dan nasi jagung dengan berat 150 gram disertai lauk pauk. Hasil: Analisis bivariat diperoleh nilai p=0.000 (a<0.05) sehingga dinyatakan ada pengaruh pemberian DIIT nasi jagung dengan perbandingan 1:1 nasi jagung dan nasi putih pada penderita diabetes mellitus. Simpulan: Ada pengaruh pemberian  nasi jagung dengan perbandingan 1:1 nasi jagung dan nasi putih pada penderita diabetes mellitus.   Kata Kunci : Diabetes Melitus; Nasi Jagung
UPAYA PENGENDALIAN HIPERTENSI MELALUI PENDIDIKAN DAN PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA WARGA DESA PUJO BASUKI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH Aziza, Nurul; Oktavia, Santi; Arisandi, William; Haryanti, Richta Puspita; Andora, Novika
AS-SYIFA : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2025): As-Syifa: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/assyifa.6.1.9-16

Abstract

Berdasarkan data WHO tahun 2019, prevalensi hipertensi global mencapai 22%, namun hanya kurang dari seperlima yang melakukan pengendalian tekanan darah. Pada 2018, kasus hipertensi tercatat sebanyak 972 juta jiwa (26,4%). Di Kabupaten Lampung Tengah, tahun 2016, dilakukan pengukuran tekanan darah pada 1.560 penduduk. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan oleh dosen dan mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Mitra Indonesia pada 19 Januari 2024 di Balai Desa Pujo Basuki, Lampung Tengah. Sasaran kegiatan adalah penderita hipertensi, dengan tahapan berupa persiapan alat, penyuluhan melalui video dan leaflet, serta pemeriksaan tekanan darah. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pemahaman masyarakat mengenai hipertensi, pencegahannya, komplikasi, serta penerapan pola hidup sehat. Kegiatan ini berdampak positif dalam mendukung upaya pengendalian hipertensi di masyarakat. --- According to WHO data, the global prevalence of hypertension in 2019 was 22%, with less than one-fifth making efforts to control it. In 2018, cases reached 972 million or 26.4% globally. In Central Lampung Regency, 2016 data recorded blood pressure measurements on 1,560 individuals. A community service activity was conducted by lecturers and students from the Faculty of Health, Mitra Indonesia University on January 19, 2024, at Pujo Basuki Village Hall. The activity targeted hypertensive residents of Pujo Rahayu Village and included preparation of health tools, educational materials (video and leaflet), blood pressure checks, counseling, and distribution of souvenirs. The program titled “Efforts to Control Hypertension Through Education and Health Checks” resulted in improved public understanding of hypertension, its prevention, complications, and healthy lifestyles. This activity had a positive impact on all participants.
Pengaruh slow deep breathing dan rendam kaki air hangat terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi Oseda, Aisyah Putri; Erwin, Tubagus; Andora, Novika
JOURNAL OF Qualitative Health Research & Case Studies Reports Vol 5 No 4 (2025): September Edition 2025
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/quilt.v5i4.987

Abstract

Background: Hypertension is often called the "silent killer" because it damages the body without causing symptoms. Hypertension can be managed using a combination of slow deep breathing and warm foot soaks. Purpose: To examine the effect of slow deep breathing and warm foot soaks on lowering blood pressure in patients with hypertension. Method: This quantitative study used a quasi-experimental design with a one-group pretest-posttest approach without a control group. The population in this study was 94 people. The sampling technique used purposive sampling with a sample size of 15 people. Data were analyzed using the Wilcoxon statistical test. Results: The average blood pressure before the intervention was 152.00 systolic and 84.67 diastolic. Meanwhile, the average blood pressure after the intervention decreased to 128.00 systolic and 78.67 diastolic. The Wilcoxon test yielded a p-value of 0.001, or p-value <0.05. Conclusion: Slow deep breathing and warm foot soaks have an effect on lowering blood pressure in people with hypertension.   Keywords: Hypertension; Slow Deep Breathing; Pressure; Warm Foot SoakBlood   Pendahuluan: Hipertensi sering disebut “silent killer” karena merusak tubuh tanpa menimbulkan gejala. Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan menggunakan terapi kombinasi slow deep breathing dan rendam kaki air hangat. Tujuan: Untuk pengaruh slow deep breathing dan rendam kaki air hangat terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. Metode: penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain quasi experiment dengan pendekatan one group pretest-posttest design tanpa kelompok kontrol. Populasi pada penelitian ini sebanyak 94 orang. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling dengan sampel 15 orang. Data dianalisis menggunakan uji statistik wilcoxon. Hasil: Rata-rata tekanan darah sebelum diberikan intervensi yaitu sistol 152,00 dan diastol 84,67. Sedangkan rata-rata tekanan darah sesudah diberikan intervensi berkurang menjadi tekanan darah sistol 128,00 dan diastol 78,67. Berdasarkan uji wilcoxon didapatkan nilai p-value 0,001 atau p-value <0,05. Simpulan: Terdapat pengaruh slow deep breathing dan rendam kaki air hangat terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi   Kata Kunci: Hipertensi; Rendam Kaki Air Hangat; Slow Deep Breathing; Tekanan  Darah.
Perbedaan Pengaruh Pijat Daun Pandan Wangi dan Air Jahe Merah Terhadap Penurunan Skala Nyeri pada Pasien Remathoid Arthritis andora, novika; Haryanti, richta Puspita
Khatulistiwa Nursing Journal Vol. 3 No. 2 (2021): July 2021
Publisher : STIKes YARSI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53399/knj.v3i2.80

Abstract

Latar Belakang : Tanaman Daun pandan mempunyai kandungan kimia antara lain alkaloida, saponin, flavonoida, tanin, polifenol, dan zat warna. Pandan wangi merupakan salah satu tanaman yang potensial untuk menghasilkan minyak atsiri sebagai stimulan dan antispasmodik dan efektif terhadap sakit kepala, epilepsi, sebagai obat untuk sakit tenggorokan dan rematik. Kompres jahe merah merupakan salah satu kombinasi antara terapi hangat dan terapi relaksasi yang bermanfaat pada penderita nyeri sendi yang tidak memiliki efek samping. Selain itu jahe juga memiliki efek farmakologis yaitu rasa panas dan pedas dimana rasa panas ini dapat meredakan rasa nyeri, kaku dan spasme otot serta terjadinya vasodilatasi pembuluh darah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui Perbedaan Pengaruh Pemberian Daun Pandan Wangi dan Air Jahe Merah Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Pasien Remathoid Arthritis. Metode : penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif, rancangan praeksperimen dengan menggunakan rancanagan pendekatan two group pre post test design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien dengan arthritis rheumautoid di Puskesmas Simpur Bandar Lampung dengan sampel sebanyak 30 orang. Analisis data menggunakan uji t. Hasil : hasil analisis univariat diperoleh rata-rata skala nyeri sebelum diberi daun pandan wangi yaitu 5,95, setelah diberi kompres air rebusan batang serai hangat yaitu 3,65. Rata-rata skala nyeri sebelum diberi kompres air rebusan jahe merah yaitu 5,85, setelah diberikan air rebusan jahe merah yaitu 2,75. Hasil analisis bivariat diperoleh  ada pengaruh pemberian daun pandan wangi terhadap skala nyeri reumathoid arthritis (p-value=0,001). Ada pengaruh pemberian air rebusan jahe merah terhadap skala nyeri reumathoid arthritis (p-value=0,000). Kesimpulan : Ada perbedaan pemberian daun pandan wangi dan kompres air rebusan jahe merah terhadap skala nyeri reumathoid arthritis (p-value=0,022).
Relationship between Knowledge and Attitude Towards Hypertension Incidents Martha, Intan Puspita; Andora, Novika; Listina, Febria
Indonesian Journal of Global Health Research Vol 6 No S5 (2024): Indonesian Journal of Global Health Research
Publisher : GLOBAL HEALTH SCIENCE GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/ijghr.v6iS5.4713

Abstract

Hypertension is one of the chronic diseases that is a global health problem today because it is a disease with a high prevalence and continues to increase. The survey results found that most patients had low knowledge about hypertension and showed a less supportive attitude in the prevention and management of hypertension. The purpose of this study was to determine the relationship between knowledge and attitudes towards the incidence of hypertension at Clinic X Teluk Betung in 2024. This study is a quantitative study that uses the cross-sectional method. The sample in the study were patients who visited the Clinic X Teluk Betung, totaling 99 people using the purposive sampling technique. The research instrument was a questionnaire with data analysis using the Chi-Square test. The results of the analysis showed that the majority of research respondents had good knowledge as much as 95% and those who still had poor knowledge were 4%. As for the attitude category, the majority of respondents had an unfavorable attitude as much as 58.6% and those who had a good attitude were 41.4%. The Chi-Square test results obtained a p-value (0.626), which means that there is no relationship between the level of knowledge and the incidence of hypertension and has a 0.610 times chance of not having hypertension. And the p-value (0.016), which means there is a relationship between attitude and the incidence of hypertension in respondents with a good attitude and has a 0.346 times chance of not having a history of hypertension. We recommend that health counseling related to hypertension and hypertension prevention measures, especially factors that can cause hypertension, be increased again as an effort to prevent the incidence of hypertension.
Pengaruh Jus Pepaya Terhadap Lama Waktu Nyeri Pada Pasien Gastritis Di Puskesmas Kesumadadi Kecamatan Bekri Pada Tahun 2024 Indriyani, Dwi Ari; Andora, Novika; Yudha, Fajar
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 5 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i5.15899

Abstract

Gastritis adalah salah satu penyakit yang sering dikeluhkan oleh banyak orang. Nyeri yang diakibatkan oleh gastritis sering kali mengganggu kegiatan sehari-hari yang berdampak pada penurunan kualitas hidup dan menurunnya produktivitas. Pepaya adalah salah satu obat non farmakologis dari alam yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri akibat gastritis karena dapat mempercepat pemulihan sel-sel lambung yang rusak, menetralkan, dan mengurangi kadar asam lambung yang berlebih serta memperbaiki kerusakan pada lambung. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh pemberian jus pepaya terhadap lama waktu nyeri pada pasien gastritis di Puskesmas Kesumadadi Kecamatan Bekri pada Tahun 2024. Hasil penelitian didapatkan ada pengaruh Jus Pepaya Terhadap Lama Waktu Nyeri Pada Pasien Gastritis di Puskesmas Kesumadadi Kecamatan Bekri pada Tahun 2024 dengan p-value 0,000 (p-value α 0,05). Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan Sebagai alternatif pengobatan gastritis. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan menambah variabel lainnya dan memperluas subjek penelitian untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penatalaksanaan gastritis.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Chronic Kidney Disease (CKD) Pada Pasien Dewasa Muda Di RS Urip Sumoharjo Bandar Lampung Larasati, Harisa; Andora, Novika; Anita, Fitria
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 5 (2025): Volume 12 Nomor 5
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v12i5.18084

Abstract

Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah suatu kondisi di mana fungsi jaringan ginjal menurun secara bertahap, sehingga sisa ginjal yang ada tidak dapat lagi menjaga keseimbangan lingkungan internal tubuh.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya Chronic Kidney Disease (CKD) pada pasien dewasa muda. Jenis penelitian yang diterapkan dalam studi ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Metode pengambilan sampel yang diterapkan adalah total sampling atau sampel jenuh. Populasi yang diikutsertakan dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang menderita penyakit gagal ginjal kronik. di RS Urip Sumoharjo dengan jumlah 66 pasien. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 66 pasien daimbil dengan menggunakan teknik total sampling. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode pengumpulan data lembar kuesioner.Hasil uji chi square didapatkan p value 0,307 Diketahui bahwa jika Nilai p<0,05 mengindikasikan bahwa tidak terdapat hubungan antara konsumsi alkohol. Hasil dari uji chi-square menunjukkan bahwa nilai p-value 0,840 Diketahui bahwa jika nilai p<0,05 menunjukkan bahwa dapat disimpulkan tidak ada hubungan Perilaku Merokok. Hasil uji chi-square menunjukkan p value sebesar 0,331. Hal ini menunjukkan bahwa karena nilai p lebih besar dari 0,05, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara konsumsi minuman berwarna, berenergi, dan bersoda dengan kejadian gagal ginjal kronik pada pasien dewasa muda.