Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : CHEMISTRY PROGRESS

EVALUASI KANDUNGAN TOTAL POLIFENOL DAN ISOLASI SENYAWA FLAVONOID PADA DAUN GEDI MERAH (Abelmoschus manihot L.) Suoth, Elly; Kaempe, Hindang; Tampi, Aryani
CHEMISTRY PROGRESS Vol 6, No 2 (2013)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/cp.6.2.2013.3500

Abstract

Di Sulawesi Utara tanaman Gedi Merah sudah di kenal oleh sebagian masyarakat, karena tanaman ini banyak dijadikan sebagai sayuran. Gedi Merah digunakan sebagai pengobatan alternatif untuk menurunkan kadar kolesterol, hipertensi dan antidiabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan total polifenol yang terdapat pada daun gedi merah dan mengisolasi serta mengidentifikasi kandungan flavonoid pada daun gedi merah. Setelah dilakukan pengujian diketahui bahwa kandungan total polifenol ekstrak gedi merah sangat tinggi yang dihitung berdasarkan kandungan total fenol (1003,5 mg/Kg), kandungan total flavonoid (722,5mg/Kg) dan kandungan total tannin (1029 mg/Kg). Ekstrak gedi merah mengandung flavonoid golongan flavanon dan flavanonol.In North Sulawesi Red “ Gedi “ plants already known by most people, because this plant is widely used as avegetable. Red Gedi plant is used as an alternative treatment to lower cholesterol levels , hypertension and antidiabetic. This study aims to determine the content of total polyphenols contained in the leaves of red and gedi isolate and identify the content of flavonoids in the leaves of red gedi. After testing is known that the total polyphenol content of red gedi extract very high which is calculated based on the total phenol content (1003.5mg/kg), total flavonoid content (722.5 mg/kg) and total tannin content (1029 mg/Kg). Red gedi extract contains flavonoids and flavanones groups flavanonol.
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN GULA AREN Suoth, Elly Juliana; Herowati, Rina; Pamudji, Gunawan
CHEMISTRY PROGRESS Vol 13, No 1 (2020)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/cp.13.1.2020.28840

Abstract

Gula aren dengan dosis 200 mg/kg BB dan 400 mg/kg BB diberikan pada tikus putih yang kemudian diinduksi CCl4 1,5 ml/kg BB. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kadar enzim antioksidan yaitu SOD dan GPx setelah diinduksi CCl4 serta kerusakan yang ditimbulkan oleh CCl4 lewat pengukuran kadar MDA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar SOD dan GPX pada tikus kontrol negatif berbeda dengan kadar SOD dan GPx pada tikus yang diberikan gula aren. Kadar enzim antioksidan pada tikus yang diberikan gula aren hampir sama dengan tikus normal (kelompok yang tidak diinduksi CCl4). Hal tersebut berhubungan dengan kadar MDA dimana pada tikus kelompok kontrol negatif menunjukkan kadar MDA yang tinggi sedangkan pada tikus normal dan tikus yang diberikan gula aren menunjukkan kadar MDA rendah yang artinya bahwa enzim antioksidan pada tikus normal dan tikus yang diberikan gula aren mengadakan peredaman terhadap reaksi oksidasi yang disebabkan oleh CCl4 sehingga peroksidasi lipid yang terjadi sangat kecil.ABSTRACT Palm sugar with a dose of 200 mg/kg BB and 400 mg/kg BB given to white rats which then induced CCl4 1.5 ml/kg BB. This study aims to look at the levels of antioxidant enzymes namely SOD and GPx after CCl4 induction and the damage caused by CCl4 through MDA level measurements. The results showed that SOD and GPX levels in negative control rats differed from SOD and GPx levels in rats given palm sugar. The levels of antioxidant enzymes in rats given palm sugar were almost the same as those in normal rats (CCl4-induced groups). This is related to MDA levels where in the negative control group rats showed high MDA levels while in normal rats and group rats given palm sugar showed low MDA levels which means that the antioxidant enzymes in normal rats and group rats given palm sugar made damping against oxidation reactions which is caused by CCl4 so that the lipid peroxidation that occurs is very small.
EFEK HEPAPROTEKTIF GULA AREN TERHADAP KARBON TETRAKLORIDA PADA TIKUS Suoth, Elly Juliana; Herowati, Rina; Pamudji, Gunawan
CHEMISTRY PROGRESS Vol 12, No 1 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/cp.12.1.2019.27920

Abstract

Abstrak Studi ini meneliti efek gula aren, senyawa bioaktif yang diisolasi dari gula aren, terhadap kerusakan hati akibat karbon tetraklorida (CCl4). Tikus diperlakukan secara intraperitoneal dengan 0,5 ml / kg CCl4 dan kelompok hewan yang berbeda menerima 25, 50, 100, dan 200 mg / kg sudar palem. Pada 24 jam setelah perawatan CCl4, kadar aminotransferase serum dan peroksidasi lipid meningkat secara signifikan, sedangkan kadar glutathione hati menurun. Perubahan ini dilemahkan oleh gula aren. Studi histologis menunjukkan bahwa gula aren menghambat peradangan portal, nekrosis sentrizonal, dan hiperplasia sel Kupffer, yang merupakan tiga karakteristik paling umum dari kerusakan hati yang diinduksi CCl4. Tingkat serum dan mRNA ekspresi tumor necrosis factor-? secara nyata meningkat dengan pengobatan CCl4 tetapi ditekan oleh gula aren. Level mRNA dan ekspresi protein diinduksi nitric oxide synthase dan heme oksigenase-1 meningkat secara signifikan pada 24 jam setelah perawatan CCl4. Gula aren melemahkan peningkatan protein dan ekspresi gen diinduksi nitric oxide synthase tetapi menambah peningkatan heme oxygenase-1. Temuan ini menunjukkan bahwa gula aren melindungi hepatosit dari kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh CCl4, dan perlindungan ini kemungkinan disebabkan oleh induksi ekspresi HO-1 dan penghambatan mediator proinflamasi. Abstract This study examined the effects of palm sugar, a bioactive compounds isolated from palm sugar, on carbon tetrachloride (CCl4)-induced liver injury. Mice were treated intraperitoneally with 0.5 ml/kg CCl4 and different groups of animals received 25, 50, 100, and 200 mg/kg palm sudar. At 24 h after the CCl4 treatment, the level of serum aminotransferases and lipid peroxidation was significantly elevated, whereas the hepatic glutathione content was decreased. These changes were attenuated by palm sugar. The histological studies showed that palm sugar inhibited the portal inflammation, centrizonal necrosis, and Kupffer cell hyperplasia, which are the three most common characteristics of CCl4-induced liver damage. The serum level and mRNA expression of tumor necrosis factor-? were markedly increased by the CCl4 treatment but suppressed by palm sugar. The mRNA and protein expression levels of inducible nitric oxide synthase and heme oxygenase-1 increased significantly at 24 h after the CCl4 treatment. Palm sugar attenuated the increase in the protein and gene expression of inducible nitric oxide synthase but augmented the increase in those of heme oxygenase-1. These findings suggest that palm sugar protects hepatocytes from the oxidative damage caused by CCl4, and this protection is likely due to the induction of HO-1 expression and the inhibition of the proinflammatory mediators. 
ANALISIS SIFAT FISIKOKIMIA, FARMAKOKINETIK DAN TOKSIKOLOGI PADA PERICARPIUM PALA (Myristica fragransa) SECARA ARTIFICIAL INTELLIGENCE Abdullah, Surya Sumantri; Putra, Purnawan Pontana; Antasionasti, Irma; Rundengan, Gerald; Suoth, Elly Juliana; Abdullah, Rezky Putri Indarwati; Abdullah, Fatamorgana
CHEMISTRY PROGRESS Vol 14, No 2 (2021)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/cp.14.2.2021.37112

Abstract

Pala (Myristica fragransa) mengandung senyawa metabolit sekunder yang menunjukkan aktivitas farmakologi. Namun, bagian perikarpium terutama bagian nonvolatil belum banyak dilaporkan. Tujuan dari penelitian ini sebagai screening awal dengan melihat potensi dari senyawa yang dihasilkan perikarpium pala.Dua belas senyawa digambar dua dimensi, dianalisis menggunakan software dan server prediktor. Software yang digunakan adalah Marvin Sketch, ChembioDraw kemudian dianalisis sifat fisikokimia senyawa tersebut. Selanjutnya, server predictor untuk melihat karakteristik farmakokinetika dan toksisitasnya. Berdasarkan analisis sifat fisikokimia senyawa terbaik yaitu licarin (titik didih, titik kritis temperature dan refraksi molar), guaiacin (titik leleh), dan virolane (titik kritis tekanan). Hasil analisis Lipinski menunjukkan senyawa stigmasterol dan b-sitosterol tidak memenuhi kriteria Lipinski.. Selain itu data farmakokinetika menunjukkan stigmasterol, b-sitosterol, asetoneoglinan memiliki kelarutan dalam air yang rendah. Nilai permeabilitas CaCO-2 dan intestinal absorption semuanya memenuhi. Licarin termasuk substrat P-glikoprotein. Volume Distribusi menunjukkan semua senyawa terikat protein serum. b-sitosterol permeabilitas terhadap sawar darah-otak yang paling baik dan erythro-(7S,8R)-∆8’-7-acetoxy-3,4,3’,5’-tetramethoxy-8-O-4’-neolignan permeabilitasnya buruk. Surinamensin menunjukkan permeabilitas terhadap sistem saraf pusat yang tidak dapat berpenerasi. Elemicin dan surinamensin tidak dimetabolisme oleh enzim sitokrom CYP3A4. B-sitosterol memiliki klirens paling tinggi. Semua senyawa menunjukkan tingkat toksisitas yang rendah untuk penggunaan kulit (kecuali elemicin) dan tidak toksik bagi hati.ABSTRACT Nutmeg (Myristica fragransa) contains secondary metabolites that exhibit pharmacological activity. However, the pericarpium, especially the nonvolatile part, has not been widely reported. The purpose of this study was as an initial screening by looking at the potential compounds produced by the nutmeg pericarp. Twelve compounds were drawn in two dimensions, analyzed using software and predictor servers. The software used is Marvin Sketch, ChembioDraw and then the physicochemical properties of these compounds are analyzed. Furthermore, the predictor server to see the pharmacokinetic characteristics and toxicity. Based on the analysis of the physicochemical properties of the best compounds, compound licarin (boiling point, critical point of temperature and molar refractivity), guaiacin (melting point), and virolane (critical point of pressure). The results of Lipinski's analysis showed that stigmasterol and b-sitosterol compounds did not meet Lipinski's rule. In addition, pharmacokinetic data showed that stigmasterol, b-sitosterol, acetoneoglinan had low solubility in the water. The values of CaCO-2 permeability and intestinal absorption were all satisfactory. Licarin is a P-glycoprotein substrate. The Volume Distribution shows all the compositions of the serum proteins. B-sitosterol with the best permeability to the blood-brain barrier and erythro-(7S,8R)-∆8'-7-acetoxy-3,4,3',5'-tetramethoxy-8-O-4'-neolignan bad permeability. Surinamensin exhibits permeability to the non-permeable central nervous system. Elemicin and surinamensin are not metabolized by the cytochrome enzyme CYP3A4. B-sitosterol has the highest clearance. All compounds show a low level of toxicity for skin use (except elemicin) and are not toxic to the liver. 
STABILITAS WARNA EKSTRAK DAUN BAYAM MERAH DAN APLIKASINYA DALAM SEDIAAN KRIM TABIR SURYA Suoth, Elly Juliana; Sumantri, Surya; Rumondor, Erladis; Margaretha, Putri; Saerang, Missyeling; Tifani, Tifani
CHEMISTRY PROGRESS Vol 14, No 2 (2021)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/cp.14.2.2021.37113

Abstract

Warna yang terkandung pada daun bayam merah merupakan salah satu golongan flavonoid yaitu antosianin. Pewarna alami sangat baik untuk kesehatan, selain untuk mewarnai makanan ataupun kosmetik untuk menambah estetika suatu produk serta memiliki aktivitas farmakologi yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat stabilitas ekstrak daun bayam yang menggunakan tiga macam pelarut yaitu etanol-asam sitrat 1%, etanol-asam tartrat 1% serta pelarut etanol. Stabilitas ekstrak di uji terhadap panas yang berkelanjutan kemudian diformulasikan dalam sediaan krim untuk melihat efektivitas sediaan krim tersebut sebagai tabir surya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar senyawa aktif dalam ekstrak menurun dengan adanya pemanasan dan hal tersebut terlihat juga pada sediaan krim dimana efektivitas sediaan krim sebagai tabir surya menurun dengan adanya pemanasan. Pengujian efektivitas sebagai tabir surya semua ekstrak menunjukkan aktivitas yang baik khususnya pada transmisi pigmentasi (%TP) sedangkan pada transmisi eritema (% Te) ekstrak dan krim dengan pelarut etanol menunjukkan efektivitas terbaik dengan kategori sunblock.  ABSTRACTThe color contained in red spinach leaves is one of the flavonoid groups, namely anthocyanins. Natural dyes are very good for health, in addition to coloring food or cosmetics to add to the aesthetics of a product and have good pharmacological activity. This study aims to determine the stability of spinach leaf extract using three kinds of solvents, namely 1% ethanol-citric acid, 1% ethanol-tartric acid and ethanol solvent. The stability of the extract was tested against continuous heat and then formulated in a cream preparation to see the effectiveness of the cream preparation as a sunscreen. The results showed that the levels of active compounds in the extract decreased with heating and this was also seen in cream preparations where the effectiveness of cream preparations as sunscreen decreased with heating. Testing the effectiveness as sunscreens of all extracts showed good activity, especially in the transmission of pigmentation (%TP) while the transmission of erythema (%Te) extracts and creams with ethanol solvent showed the best effectiveness in the sunblock category. 
ANALISIS FITOKIMIA DAN UJI ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAN FRAKSI PELARUT DARI SEDIAAN KRIM DAUN LEILEM (Clerodendrum minahassae) Elly J. Suoth; Olvi Datu; Meilani Jayanti; Frenly Wehantouw
CHEMISTRY PROGRESS Vol. 15 No. 2 (2022)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/cp.15.2.2022.44485

Abstract

Daun leilem merupakan salah satu tanaman endemik Sulawesi Utara yang biasa digunakan masyarakat setempat sebagai sayuran. Berdasarkan pencarian yang dilakukan secara digital, penelitian mengenai daun leilem masih sangat sedikit. Pada penelitian ini penulis tertarik dalam menganalisis secara kualitatif untuk mengetahui kandungan fitokimia dari daun leilem dalam bentuk ekstrak kasar dan fraksi polar, semi polar dan non polar kemudian diformulasikan dalam sediaan krim untuk mengetahui aktivitasnya sebagai antioksidan dengan analisis kuantitatif menggunakan metode DPPH. Hasil uji kualitatif menunjukkan bahwa pada daun leilem terkandung metabolit sekunder seperti flavonoid, steroid dan alkaloid. Hasil yang diperoleh ekstrak dan fraksi daun leilem memiliki aktivitas antioksidan dengan IC50 yang berbeda-beda dimana ekstrak kasar memiliki IC50 yang paling baik yaitu pada konsentrasi 179,5 ppm dan setelah di formulasikan dalam sediaan krim ekstrak dan fraksi daun leilem masih tetap memiliki aktivitas sebagai antioksidan dengan fraksi etil asetat memiliki persen inhibisi yang terbaik yaitu 75,05%.
Aktivitas Penurunan Kadar Glukosa Ekstrak Daun Leilem (Clerodendrum minahassae L) Secara In-vitro dengan Metode Spektrofotometri UV-Vis Suoth, Elly; Mansauda, Karlah Lifie; Datu, Ronald Joy
CHEMISTRY PROGRESS Vol. 17 No. 2 (2024)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/cp.17.2.2024.58386

Abstract

ABSTRAK Tingginya reaksi oksidasi menyebabkan terbetuknya radikal bebas dalam tubuh manusia yang dapat memicu berbagai penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus. Tanaman endemik Sulawesi Utara salah satunya yaitu daun leilem telah terbukti pada penelitian sebelumnya memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Pada penelitian sebelumnya telah diuji aktivitas antioksidan ekstrak serta beberapa fraksi daun leilem dan diperoleh hasil bahwa ekstrak daun leilem memiliki aktivitas antioksidan paling baik. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk melanjutkan penelitian sebelumnya dari daun leilem dengan melihat aktivitas penurunan kadar glukosa dari ekstrak daun leilem secara invitro dengan metode spektrofotometri UV-Vis menggunakan pereaksi Nelson Somogyi dengan kadar glukosa yang digunakan yaitu 40 ppm dan konsentrasi ekstrak yang digunakan adalam 20, 40, 60, 80 dan 100 ppm serta menguji kadar total fenol dan flavonoid pada ekstrak etanol daun leilem. Hasil penelitian diperoleh bahwa ekstrak daun leilem dapat menurunkan kadar glukosa secara in vitro. Pada ekstrak dengan konsentrasi 20 ppm kadar glukosa menurun sebanyak 50,77%, ekstrak 40 ppm kadar glukosa menurun sebanyak 55,55%, 60 ppm ekstrak kadar glukosa turun sebanyak 60,45%, ekstrak 80 ppm kadar glukosa turun sebanyak 65,12 ppm dan ekstrak dengan konsentrasi 100 ppm kadar glukosa turun sebanyak 70,55%. Untuk kadar total fenol pada ekstrak yaitu 143,105 mg GAE/g dan total flavonoid pada ekstrak etanol daun leilem yaitu 76,265 mg QE/g   ABSTRACT High oxidation reactions cause the formation of free radicals in the human body which can trigger various degenerative diseases such as diabetes mellitus. One of the endemic plants of North Sulawesi, leilem leaves, has been proven in previous research to have antioxidant activity. In previous research, the antioxidant activity of extracts and several fractions of leilem leaves had been tested and the results showed that leilem leaf extract had the best antioxidant activity. For this reason, this research aims to continue previous research on leilem leaves by looking at the activity of reducing glucose levels from leilem leaf extract in vitro using the UV-Vis spectrophotometric method using Nelson Somogyi reagent with the glucose level used being 40 ppm and the extract concentration used being 20, 40, 60, 80 and 100 ppm and tested the total phenol and flavonoid levels in the ethanol extract of leilem leaves. The research results showed that leilem leaf extract could reduce glucose levels in vitro. In the extract with a concentration of 20 ppm the glucose level decreased by 50.77%, in the 40 ppm extract the glucose level decreased by 55.55%, in the 60 ppm extract the glucose level decreased by 60.45%, in the 80 ppm extract the glucose level decreased by 65.12 ppm and extracts with a concentration of 100 ppm glucose levels decreased by 70.55%. The total phenol content in the extract is 143.105 mg GAE/g and the total flavonoid content in the ethanol extract of leilem leaves is 76.265 mg QE/g
Co-Authors AA Sudharmawan, AA Abdullah, Fatamorgana Abdullah, Rezky Putri Indarwati Abdullah, Surya Sumantri Adikila, Gregorius Giani Adithya Yudistira Adithya Yudistira Angellia Grace Yetto Antasionasti, Irma Aryani Tampi Astrid Maulani Runtukahu Axl Laurens Lukas Windah Billy Johnson Kepe Datu, Olvie Syenni Datu, Ronald Joy DEBY AFRIANI MPILA Defny S. Wewengkang Defny S. Wewengkang, Defny S. Defny Wewengkang Dolongtelide, Jeclin Inebel Edwin de Queljoe ERLADYS MELINDAH RUMONDOR, ERLADYS MELINDAH Fatimawali Fatimawali . Fatimawali Fatimwali Fenezia Yosevina Lumempow Fitriawati Tongkali Frenly Wehantouw Frenly Wehantouw Gabriel Tikulembang Gosal, Angel T. Gultom, Minar N. S. Hariyanto, Yuanita Amalia Henki Rotinsulu, Henki Herni E.I Simbala Herny E.I. Simbala Hindang Kaempe Hosea J. Edy, Hosea J. Hosea Jaya Edy Hotmian, Ellen Irma Antasionasti Irma Antasionasti Irma Antasionasti Irma Febrianti Wahongan Josua, Endro Julianri Sari Lebang Julianri Sari Lebang, Julianri Sari Kalalo, Marko Jeremia Karlah L. R. Mansauda Kindangen, Eunike Elizabeth Lomboan, Evander Roliand Manik, Grace Dien Manopo, Chintia M. Mansauda, Karlah Lifie Margaretha, Putri Maria Immaculata Tangkau Marko Jeremia Kalalo Meilani Jayanti Nikita Thalia Ayu Jati Nursafitri Syahrudin Olvi Datu Pamudji, Gunawan Paulina yamlean Paulina Yamlean Pehino, Albrita Pendong, Christa Hana Angle Purwoko, Agus Ratte, Titah Amelia Risma Situngkir Rumondor, Erladis Rumondor, Erladys M. Rundengan, Gerald Saerang, Missyeling Siboantua Broolin Simanjuntak Sitti Juliah Nurhamidin Sri Sudewi Sri Sudewi, Sri Tania, Adinda Dwi Tifani, Tifani Titah Amelia Ratte TRINA EKAWATI TALLEI Trina Ekawati Tallei Trina Tallei Trina Tallei Tumundo, Berlian Tasya Vibrila Berliana Djanas Wewengkang, Defny Silvia Widdhi Bodhi Widya Astuty Lolo