Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Digital Literacy in Building a Smart City at Banda Aceh Muhammad Fazil; Asrul Fahmi; Aflia Riski
International Journal of Engineering, Science and Information Technology Vol 2, No 4 (2022)
Publisher : Master Program of Information Technology, Universitas Malikussaleh, Aceh Utara, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52088/ijesty.v2i4.324

Abstract

The commitment to innovative city-based development must begin with the presence of digital communities that become users and take advantage of all the smarts presented in a smart city. Strengthening digitalization in society by utilizing all the technology offered by the government is interesting to study. Banda Aceh is one of the first cities in Aceh Province to implement the bright city concept successfully; the choice in this study is where the digital literacy strategy in urban communities is the focus. This study aims to describe and analyze digital literacy strategies and their obstacles in building a smart city in Banda Aceh City. This study also uses a descriptive qualitative approach with data collection techniques using observation, interviews, and documentation studies. The data analysis technique used in this study is an interactive model through three main things: data reduction, data presentation, and conclusion. The results of the study found that digital literacy in building a smart city in the Banda Aceh City government by; First, Providing Smart City Technical Guidance, developing intelligent city policies and institutions, conducting readiness analysis and setting targets, introducing smart cities through social media, Cooperating with the community and actively descending to the village, as well as cooperating with other work units, and Infrastructure Development. The obstacles include the government, budget, community, and public organizations. Furthermore, some people are less responsive and use digital literacy for people with disabilities.
Pemberdayaan Ekonomi Ibu-Ibu PKK Melalui Pembuatan Kerajinan Tangan Merajut Di Desa Hagu Barat Laut Kota Lhokseumawe Zarkasyi, Zarkasyi; Fahmi, Asrul; Riski, Aflia; Fazil, Muhammad
Jurnal Malikussaleh Mengabdi Vol. 2 No. 2 (2023): Jurnal Malikussaleh Mengabdi, Oktober 2023
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jmm.v2i2.13617

Abstract

Pemberdayaan ekonomi masyarakat menjadi salah satu fondasi utama pembangunan desa. Kesadaran akan peran perempuan mulai tercermin dan berkembang melalui pendekatan yang diterapkan dalam program-program pembangunan. Hal ini dilandasi oleh gagasan kebutuhan perempuan akan kemandirian. Pemberdayaan ekonomi masyarakat, khususnya perempuan dapat dicapai melalui pelatihan, pendampingan dan pengembangan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat di desa Hagu Barat Laut Kota Lhokseumawe ini bertujuan untuk memberikan keterampilan dan pelatihan kerajinan tangan merajut kepada ibu-ibu PKK yang menjadi langkah positif untuk mendorong pengembangan produk rajutan yang memiliki potensi nilai jual tinggi. Dengan memperkenalkan berbagai inovasi produk rajutan, diharapkan dapat menciptakan sumber pendapatan tambahan bagi ibu-ibu setempat. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kreativitas ibu-ibu PKK dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam dalam mengembangkan keterampilan merajut mereka. Jika pembuatan kerajinan tangan produk rajut ini ditekuni maka dapat menjadi suatu usaha rumahan yang akan dapat membantu perekonomian keluarga. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah dengan memberikan pelatihan langsung melalui beberapa tahap yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pembuatan laporan. Diharapkan setiap peserta yang mengikuti pelatihan ini bisa menghasilkan minimal satu produk rajut. Kemudian diberi sedikit arahan bagaimana cara mempromosikannya di media social. Pengaruh dan dampak pelatihan merajut ini secara keseluruhan dapat memberikan manfaat yang beragam, dari pengembangan keterampilan hingga peningkatan kesejahteraan sosial dan mental. Peserta pelatihan merajut dapat menciptakan barang-barang bernilai seperti konektor masker, bros dan barang lainnya yang dapat digunakan oleh mereka sendiri atau dapat dijual. Beberapa peserta dapat menjadikan keterampilan merajut sebagai sumber penghasilan tambahan atau bahkan memulai bisnis rajutan mereka sendiri. Pelaksanaan kegiatan keterampilan merajut berlangsung dengan sukses dan sesuai dengan rencana yang telah dipersiapkan. Peserta berhasil memahami materi yang diajarkan atau dipraktekkan oleh pembicara, dan mereka menunjukkan antusiasme yang tinggi. Keikutsertaan ibu-ibu rumah tangga dalam program pelatihan merajut di Hagu Barat Laut, Kota Lhokseumawe, memberikan bukti nyata bahwa kegiatan ini memberikan manfaat yang besar. Tingginya semangat para ibu dalam mengikuti keterampilan merajut menunjukkan keinginan mereka untuk menciptakan karya-karya melalui keahlian merajut tersebut.  Kata kunci: Pemberdayaan, Perempuan, Kerajinan Tangan, Merajut
Pendampingan Materi Kearifan Lokal Aceh Pada Guru Mata Pelajaran Sosiologi Kabupaten Aceh Utara Yunanda, Rizki; Nirzalin, Nirzalin; Rangkuty, Rakhmadsyah Putra; Meliza, Richa; Zainal, Suadi; Nasution, Abdullah Akhyar; Ketaren, Amiruddin; Riski, Aflia; Ilham, Iromi; Chalid, Ibrahim
Jurnal Solusi Masyarakat (JSM) Vol. 2 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jsm.v2i1.15517

Abstract

Artikel ini membahas pendampingan materi kearifan lokal Aceh dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sosiologi Kabupaten Aceh Utara. Latar belakangnya melibatkan kendala dalam pembelajaran sosiologi di SMA/MA Aceh Utara, seperti keterbatasan media pembelajaran dan minimnya bahan ajar berbasis kearifan lokal Aceh. Tim pelaksana, terdiri dari akademisi dan praktisi, berfokus pada pengembangan materi sosiologi yang lebih kontekstual dan relevan dengan kearifan lokal Aceh. Artikel mencatat langkah-langkah metodologis dan tahapan pelaksanaan kegiatan, termasuk identifikasi kompetensi dasar, analisis kebutuhan, dan penyusunan modul. Keberhasilan pengabdian ditunjukkan dengan produk berupa modul hasil pengembangan materi sosiologi. Selain itu, kegiatan ini juga merupakan bagian dari upaya membangun komitmen bersama untuk memanfaatkan peran kampus dalam memberikan pendampingan materi kearifan lokal, mengingat terbatasnya guru mata pelajaran sosiologi di Kabupaten Aceh Utara. Artikel ini memberikan saran, termasuk penguatan kerjasama dengan sekolah dan diversifikasi materi pembelajaran, agar pengabdian ini dapat lebih berdampak dan menjadi contoh pendampingan materi kearifan lokal yang sukses
RINTISAN DAN INOVASI TANAMAN OBAT DAN JAMU PADA KELOMPOK WANITA TANI DI GAMPONG BLANG PULO Meliza, Richa; Chalid, Ibrahim; Kamil, Ade Ikhsan; Mujiburrahman, Mujiburrahman; Ilham, Iromi; Riski, Aflia; Al Usrah, Cut Rizka; Rangkuty, Rakhmadsyah Putra; Fitri, Dwi
Jurnal Solusi Masyarakat (JSM) Vol. 3 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jsm.v2i2.18706

Abstract

This research aims to explore the pilots and innovations in medicinal plant cultivation and herbal medicine making by the Women Farmers Group in Gampong Blang Pulo. The program aims to empower women through increasing skills and income, as well as introducing sustainable traditional medicine methods. In its implementation, the farmer women's group was given training on medicinal plant cultivation techniques and how to process them into market-ready herbal medicine products. The results showed an improvement in the local economy, strengthening the capacity of group members, and increasing community access to traditional medicine. In addition, this activity also contributed to the preservation of traditional knowledge about medicinal plants in the community. Another positive impact was the establishment of a wider social network and better environmental awareness among group members. However, there are challenges in terms of product marketing and group management that require further attention. Overall, these pilots and innovations have made a significant impact in empowering women and improving community welfare in Gampong Blang Pulo.
Community Empowerment Melalui Digital Marketing Bagi Pelaku Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Kota Lhokseumawe Riski, Aflia; Hafni, Nur; Maisyura, Maisyura; Meliza, Richa; Mujiburrahman, Mujiburrahman; Fazil, Muhammad; Khoirudin Lubis, Bahtera; Fatmasari, Desy
Jurnal Solusi Masyarakat (JSM) Vol. 2 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jsm.v2i2.18788

Abstract

Perkembangan digitalisasi telah berkembang dengan pesat dan berpengaruh pada masyarakat dalam mendukung berbagai kegiatan bisnis skala besar maupun kecil. Digital Marketing menjadi salah satu sarana untuk berjualan yang dapat membantu peningkatan penjualan produk dibandingkan dengan penjualan secara konvensional. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan sektor pendorong utama pertumbuhan ekonomi masyarakat. Selain itu, TIK juga berperan sebagai enabler dalam transformasi sosial budaya di berbagai aspek kehidupan masyarakat. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat Gampong Blang Pulo, Kota Lhokseumawe, melalui penerapan strategi digital marketing bagi pelaku UMKM. Beberapa persoalan mendasar yang dihadapi oleh UMKM di Gampong Blang Pulo, yaitu: 1) Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya pemanfaatan Digital Marketing atau e-commerce dalam memasarkan produk.; 2) Kurangnya jejaring/ kerja sama dengan berbagai pihak dalam memasarkan produk UMKM yang bisa memenuhi kebutuhan pasar dan menambah pendapatan masyarakat Blang Pulo Kota Lhokseumawe. 3) Minimnya kemampuan masyarakat/ kelompok UMKM untuk menggunakan teknologi dalam memasarkan produk. Dalam era digital saat ini, kemampuan untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sangat penting untuk meningkatkan daya saing dan keberlanjutan usaha Mikro Kecil dan Menengah (UKM). Program pengabdian ini melibatkan serangkaian pelatihan dan pendampingan yang berfokus pada peningkatan keterampilan digital marketing, penggunaan media sosial, dan pemanfaatan platform e-commerce atau marketplace. Pelaksanaan pengabdian ini melibatkan beberapa tahap, yaitu: (1) identifikasi kebutuhan dan pemetaan pelaku UMKM, (2) pelaksanaan pelatihan dan workshop, (3) pendampingan teknis dalam implementasi strategi digital marketing, dan (4) evaluasi dan monitoring hasil kegiatan. Luaran yang dihasilkan pada pengabdian ini adalah publikasi kegiatan di media online, Publikasi ilmiah pada jurnal pengabdian berbasis OJS, Dokumen Kerjasama dan HKI.
Preservation of Traditional Art in the Modern Era: A Case Study of Seudati Dance in the Disruption Era in Pidie Jaya Regency Mujiburrahman, Mujiburrahman; Meliza, Richa; Riski, Aflia; Yunanda, Rizki; Kamil, Ade Ihsan; Chalid, Ibrahim; Rahmatika, Assyfa; Nizar, Raudatun
Andalas International Journal of Socio-Humanities Vol. 6 No. 2 (2024)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/aijosh.v6i2.69

Abstract

The focus of this research is on the strategies for preserving Seudati dance by the Pidie Jaya government in the era of disruption. Pidie Jaya is one of the regencies known for the Seudati dance, and many prominent Seudati leaders, known as "syeh," hail from this region. This research was conducted in Pidie Jaya Regency, with the location chosen due to the observed phenomenon that the youth are no longer interested in learning and performing Seudati. Data collection techniques in this research included participant observation, where the researcher directly observed the subjects to gather data. In addition to participant observation, in-depth interviews were also employed as a technique for collecting data. The results of the research indicate that the youth are abandoning Seudati because the digital world is more appealing than Seudati. Furthermore, learning Seudati is not as easy as learning other dances. In response to these challenges, the Pidie Jaya government has made efforts to preserve Seudati through several approaches. First, they utilize digital media itself as a platform for Seudati campaigns. They also give recognition to Seudati maestros, creating a positive impression for all parties involved. The government promotes Seudati in extracurricular activities through the Gerakan Seniman Masuk Sekolah. Additionally, they are reactivating village dance studios and providing spaces for expression, such as the Pekan Kebudayaan Pidie Jaya.
Analysis of Barriers in the Implementation of the Slum-Free City Program in Lhokseumawe City, Aceh Province Riski, Aflia; Mujiburrahman, Mujiburrahman; Meliza, Richa; Hafni, Nur
Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik Vol 11, No 1 (2025): April 2025
Publisher : Department of Public Administration, Muhammadiyah University of Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/kjap.v11i1.15073

Abstract

The Slum-Free City Program is one of the strategic initiatives by the Indonesian government aimed at reducing slum areas in urban regions and improving the quality of life for the community. The establishment of Qanun Lhokseumawe City No. 11 of 2018 has made the Slum-Free City Program an effort to address slum settlement issues in Lhokseumawe City. This study aims to analyze the barriers faced in the implementation of the Slum-Free City Program in Lhokseumawe City. The research method used is qualitative with a descriptive approach, and the data were collected through interviews, observations, documentation, and literature review. The results of the study show that the barriers in the implementation of this program include insufficient budget allocation to meet all program needs, social, economic, and cultural constraints within the community, technical and infrastructure challenges, low public participation and awareness regarding the importance of cleanliness and supporting the Slum-Free City Program, and a lack of coordination among the various institutions (government, NGOs, and private sector) involved in the program. Additionally, legal issues related to land ownership and the limitations of regulations that support the Slum-Free City Program are also significant barriers. Based on these findings, the recommendations include increasing budget allocation, strengthening inter-agency coordination, improving socialization and education for the community, and enhancing technical and administrative mechanisms. This research is expected to contribute to improving the implementation of the Slum-Free City Program in the future and help realize cities free from slum areas.
Preservation of Traditional Art in the Modern Era: A Case Study of Seudati Dance in the Disruption Era in Pidie Jaya Regency Mujiburrahman, Mujiburrahman; Meliza, Richa; Riski, Aflia; Yunanda, Rizki; Kamil, Ade Ihsan; Chalid, Ibrahim; Rahmatika, Assyfa; Nizar, Raudatun
Andalas International Journal of Socio-Humanities Vol. 6 No. 2 (2024)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/aijosh.v6i2.69

Abstract

The focus of this research is on the strategies for preserving Seudati dance by the Pidie Jaya government in the era of disruption. Pidie Jaya is one of the regencies known for the Seudati dance, and many prominent Seudati leaders, known as "syeh," hail from this region. This research was conducted in Pidie Jaya Regency, with the location chosen due to the observed phenomenon that the youth are no longer interested in learning and performing Seudati. Data collection techniques in this research included participant observation, where the researcher directly observed the subjects to gather data. In addition to participant observation, in-depth interviews were also employed as a technique for collecting data. The results of the research indicate that the youth are abandoning Seudati because the digital world is more appealing than Seudati. Furthermore, learning Seudati is not as easy as learning other dances. In response to these challenges, the Pidie Jaya government has made efforts to preserve Seudati through several approaches. First, they utilize digital media itself as a platform for Seudati campaigns. They also give recognition to Seudati maestros, creating a positive impression for all parties involved. The government promotes Seudati in extracurricular activities through the Gerakan Seniman Masuk Sekolah. Additionally, they are reactivating village dance studios and providing spaces for expression, such as the Pekan Kebudayaan Pidie Jaya.
Pelatihan Pembuatan Asap Cair dengan Memanfaatkan Limbah Batok Kelapa pada Kelompok Usaha Katering Penajoh Aceh Guna Meningkatkan Omset Penjualan Kelompok Mujiburrahman, Mujiburrahman; Riski, Aflia; Kamil, Ade Ikhsan; Muliari, Muliari; Chalid, Ibrahim; Habibi, Muhammad; Yulia, Ruka
Jurnal Malikussaleh Mengabdi Vol. 4 No. 1 (2025): Jurnal Malikussaleh Mengabdi, April 2025
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jmm.v4i1.22429

Abstract

Kelompok Katering Penajoh Aceh, merupakak kelompok usaha rumahan yang memiliki produk unggulan muloh teuepeh. Muloh teupeh telah menjadi produk unggulan dan favorit pelanggan penajoh aceh. Namun, seiring berjalannya waktu, kelompok usaha mengalami tantangan dalam hal daya tahan produk. Muloh teupeh tidak tahan lama atau cepat basi, sementara pesanan produk banyak yang diorder dari luar daerah. Namun karena cepat basi, katering kesulitan dalam mengirim produk karena cepat basi. Namun disisi yang lain, usaha banyak mengahasilkan limbah batok kelapa dari produk muloh teupeh yang benyak membutuhkan santan. Atas dasar persoalan tersebut, untuk mengatasi muloh teupeh cepat basi maka batok kelapa dimanfatakan untuk meproduksi asap cair, pengawet alami. Metode yang digunakan dalam memproduksi muloh teupeh kepada kelompok ushaa penajoh aceh dengan mengyuankan pendekatan pendidikan orang dewasa, dimulai dengan sosialisasi dan pelatihan, sembari menyiapakan peralatan pembautan asap cair. Dimana kemudian diikuti dengan praktek pembuatan asap cair dengan di akhiri pada penerapan asap cair pada produk. Hasil dari pelatihan, kelompok telah mampu memproduksi asap cair dengan memanfaatkan limbah batok kelapa dan menghasilakan muloh teupeh yang sudah awet dengan menggunakan asap cair. Sehingga Katering Penajoh Aceh telah mampu melakukan ekpansi pasar ke luar daerah, dimana berimplikasi pada peningkiatan penjualan.
Kebijakan Pemerintah Pidie Jaya dalam Pelestarian Tari Seudati untuk Pengembangan Pariwisata Mujiburrahman, Mujiburrahman; Riski, Aflia; Meliza, Richa; Chalid, Ibrahim; Kamil, Ade Ikhsan
MUKADIMAH: Jurnal Pendidikan, Sejarah, dan Ilmu-ilmu Sosial Vol 9, No 2 (2025)
Publisher : Prodi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Sumatera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/mkd.v9i2.11791

Abstract

This study examines the government policy of Pidie Jaya in preserving the traditional Seudati dance as a strategy for tourism development. The research focuses on how policy implementation addresses challenges arising from globalization, modernization, and declining public engagement, particularly among younger generations. Using a qualitative approach, data were collected through observation, interviews, and documentation involving government officials, artists, and local communities. The analysis also incorporated policy documents and case studies to evaluate the policy’s effectiveness. The findings reveal that current efforts have not yet produced optimal results in enhancing cultural awareness, tourism promotion, or local economic empowerment. Limited resources, weak monitoring mechanisms, and external cultural pressures remain significant obstacles. The study concludes that stronger financial support, systematic evaluation, and broader stakeholder participation are crucial to ensuring sustainable cultural preservation and tourism growth in Pidie Jaya.