Claim Missing Document
Check
Articles

Perbandingan Lama Blok Sensorik dan Motorik Antara Bupivacaine 5mg dengan Menambahkan Fentanyl 25mcg dan Bupivacaine 10mg pada Operasi Trans Uretral Resection Novianto Kurniawan; Sudadi; Yunita Widyastuti
Jurnal Komplikasi Anestesi Vol 1 No 2 (2014): Volume 1 Number 4 (2014)
Publisher : This journal is published by the Department of Anesthesiology and Intensive Therapy of Faculty of Medicine, Public Health and Nursing, in collaboration with the Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Therapy , Yogyakarta Special Region Br

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jka.v1i2.5534

Abstract

Latar Belakang. Efek sinergis antara obat lokal anestesi dengan penambahan opioid pada anestesi spinal telah diketahui. Pada penelitian ini dengan penambahan fentanyl pada bupivacain dosis minimal diharapkan dapat meningkatkan lama kerja blok sensorik dan pemulihan yang cepat blok motorik. Metode. Desain penelitian acak terkontrol. Ruang lingkup penelitian adalah pasien yang menjalani operasi TUR (Trans Uretral Resection) elektif di Gedung Bedah Sentral Terpadu RS Dr. Sadjito Yogyakarta. Subjek berjumlah 70 pasien yang memenuhi kriteria inklusi, dibagi menjadi dua kelompok yang masing-masing terdiri dari 35 pasien. Kelompok A adalah yang mendapatkat bupivacain 10 mg, kelompok B adalah yang mendapatkan bupivacain 5 mg + fentanyl 25????g. Dilakukan pengamatan onset dan durasi blok saraf spinal, tingkat blok sensorik dengan metode pinprick dan tingkat blok motorik dengan Bromage score. Hasil. Kelompok A memiliki durasi blok sensorik 111,43±18,73 menit sedangkan kelompok B memiliki durasi blok sensorik 97,71±15,11 menit. Terdapat perbedaan bermakna diantara kedua kelompok dengan p<0,05. Lama blok motorik kelompok A 142,29±13.08 menit sedangkan lama blok motorik kelompok B 78,86±16,18 menit, terdapat perbedaan bermakna p<0,05. Kelompok B memiliki durasi blok motorik yang lebih cepat dibandingkan kelompok A. Bupivacain 5 mg + Fentanyl 25????g menghasilkan durasi blok sensorik dan motorik yang lebih singkat dibandingkan bupivacain 10mg (p<0,05).
Perbandingan Kejadian Nyeri Tenggorok Paska Ekstubasi Akibat Penggunaan Pipa Endotrakea (Cu???? diukur menggunakan manometer dan perkiraan palpasi) Ruth Sally; Yunita Widyastuti; Untung Widodo
Jurnal Komplikasi Anestesi Vol 1 No 2 (2014): Volume 1 Number 4 (2014)
Publisher : This journal is published by the Department of Anesthesiology and Intensive Therapy of Faculty of Medicine, Public Health and Nursing, in collaboration with the Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Therapy , Yogyakarta Special Region Br

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jka.v1i2.5536

Abstract

Latar Belakang. Salah satu efek samping intubasi endotrakeal adalah nyeri tenggorok. Penyebab utama nyeri tenggorok adalah trauma pada mukosa faringeal akibat langingoskopi, dan tekanan cuff endotrakeal. Ada beberapa cara mengurangi terjadinya nyeri tenggorok antara lain mengendalikan tekanan intra cuff. Metode. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kejadian nyeri tenggorok pasca ekstubasi pada pengukuran tekanan cuff menggunakan manometer dan dengan palpasi. Disain penelitian uji klinis secara acak buta ganda (double blind randomized controlled trial). Pasien yang disertakan dalam penelitian ini pasien yang menjalani operasi elektif dengan anestesi umum di GBST RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, laki- laki dan perempuan, 18-60 tahun dan status fisik ASA I-II. Sejumlah 150 pasien dibagi dalam 2 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 75 pasien. Kelompok A: kelompok dimana balon cuff diberi tekanan 20 cmH2O dengan manometer dan kelompok B: kelompok yang cuff-nya diisi udara yang diperkirakan tekanan 20 cm H2O dengan palpasi. Sebelum ekstubasi di lakukan pengukuran tekanan cuff pada kedua kelompok. Karena ada kejadian 2 drop out pada subjek penelitian, maka yang dapat melanjutkan penelitian berjumlah 148 pasien. Hasil. Angka kejadian nyeri tenggorok setelah sadar penuh, 2 jam post operasi pada kedua kelompok tidak ada perbedaan bermakna (p>0,05), untuk 6 jam, 24 jam post operasi pada kedua kelompok terdapat perbedaan bermakna (p<0,05). Untuk nyeri tenggorok setelah sadar penuh pada kelompok A: 10 pasien (13,3%), kelompok B: 18 pasien (24,7%). Angka kejadian nyeri tenggorok 2 jam pasca operasi untuk kelompok A: 8 pasien (10,7%), kelompok B: 16 pasien (21,9%). Angka kejadian nyeri tenggorok pasca operasi 6 jam untuk kelompok A: 4 pasien (5,3%), kelompok B: 13 (17,8%).Sedangkan angka kejadian nyeri tenggorok 24 jam pasca operasi kelompok A: 2 pasien (2,7%), kelompok B: 10 pasien (13,7%), (p<0.05) Kesimpulan. A ngka kejadian nyeri tenggorok pasca operasi dengan anestesi umum dengan menggunakan pipa endotrakeal yang tekanan cuff nya diukur dengan manometer lebih kecil dibandingkan dengan tekanan cuff nya diukur dengan perkiraan palpasi.
Manajemen Pasien Acute Fatty Liver Of Pregnancy (AFLP) di ICU Handayani, Donna; Sari, Djayanti; Widyastuti, Yunita
Jurnal Komplikasi Anestesi Vol 2 No 2 (2015): Volume 2 Number 2 (2015)
Publisher : This journal is published by the Department of Anesthesiology and Intensive Therapy of Faculty of Medicine, Public Health and Nursing, in collaboration with the Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Therapy , Yogyakarta Special Region Br

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jka.v2i2.7207

Abstract

Dilaporkan penatalaksanaan pasien di ICU terhadap seorang wanita umur 31 tahun dengan berat badan 50kg dengan diagnosa acute fatty liver of pregnancy (AFLP) post SC atas indikasi fetal disstres. Pasien sebelumnya dirawat di bangsal obsgyn setelah sehari sebelumnya mengalami persalinan dengan seksio sesaria. Pasien terlihat lemah, gelisah dan ikterik/jaundice, dikonsulkan ke ICU dengan diagnosa dibangsal post SC emergency hari 1 atas indikasi fetal disstres, preterm, P2A0, sepsis disertai MODS. Pasien ditransport ke ICU dengan support oksigenasi NRM O2 10 L/mnt. Pada hari ke lima di ICU keadaan mulai membaik dan stabil, hari ke delapan pasien diperbolehkan pindah ke bangsal.
Perbandingan antara Durasi Blok Sensorik dan Motorik pada Seksio Sesarea dengan Spinal Anestesi Kombinasi Bupivakain 0,5% Hiperbarik 5 mg dan Fentanil 25 mg dengan Bupivakain 0,5% Hiperbarik 7,5 mg dan Fentanil 15 mg Suhanda, Rellig Maret; YP, Bhirowo; Widyastuti, Yunita
Jurnal Komplikasi Anestesi Vol 2 No 3 (2015): Volume 2 Number 3 (2015)
Publisher : This journal is published by the Department of Anesthesiology and Intensive Therapy of Faculty of Medicine, Public Health and Nursing, in collaboration with the Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Therapy , Yogyakarta Special Region Br

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jka.v2i3.7218

Abstract

Latar belakang: Anestesi spinal atau Sub Arachnoid Blok (SAB) telah banyak digunakan untuk pasien yang menjalanai operasi seksio Sesarea. Namun dikarenakan adanya perubahan anatomi dan fi siologi pada wanita hamil penggunaan dosis besar obat anestesi lokal menyebabkan komplikasi akibat anestesi spinal pada ibu hamil. Salah satu cara untuk mengurangi komplikasi akibat anestesi spinal pada ibu hamil yaitu menurunkan dosis anestesi lokal dan menambahkan opioid untuk mempertahankan kualitas analgesi.Metode: Desain penelitian acak tersamar dengan pembutaan ganda (Randomized double Controlled Trial). Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan durasi blok sensorik dan motorik. Ruang lingkup penelitian adalah yang akan menjalani operasi seksio sesarea elektif maupun emergensi di UGD maupun Gedung Bedah Sentral Terpadu RSUP dr.Sardjito Yogyakarta, RSUD Morangan Sleman, RSUP Soeradji Tirtonegoro Klaten. Subyek berjumlah 68 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dibagi menjadi dua kelompok yang masing masing terdiri dari 34 pasien. Kelompok A adalah yang mendapatkan bupivakain 0,5% hiperbarik 5 mg+ fentanil 25 μg kelompok B adalah yang mendapatkan bupivakain 0,5% hiperbarik 7,5 mg + fentanil 15 μg. Semua subyek dinilai onset dan durasi blok sensorik naupun blok motorik, tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, heart rate, saturasi O2 dan komplikasi yang terjadi. Pengukuran dilakukan setelah injeksi obat anestesi lokal intrathekal selama operasi dan di ruang pulih sadar.Hasil: Durasi blok sensorik kelompok A (86,47±11,38 menit) lebih pendek daripada kelompok B (91,76±15.81 menit) (p>0,05), secara statistik tidak berbeda bermakna. Lama blok motorik kelompok A 75,88±10,69 menit sedangkan kelompok B 91,92±10,52 menit, terdapat perbedaan statistik yang bermakna (p<0,05). Di grup A terdapat 70,58% pasien dengan bromage skor 3 sedangkan pada grup B terdapat 100% pasien, secara statistik berbeda bermakna.Kesimpulan: Bupivakain 5 mg ditambah fentanyl 25 μg menghasilkan durasi blok motorik yang lebih singkat dibandingkan bupivakain 7,5 mg ditambah fentanyl 15 μg dan blok sensorik yang tidak berbeda bermakna.
Perbandingan Lama Blok Sensorik dan Motorik pada Anestesi Spinal antara Bupivacain 5 mg dengan Penambahan Fentanyl 25μg dan Bupivacain 10 mg pada Operasi Trans Uretral Resection Kurniawan, Novianto; Sudadi; Widyastuti, Yunita
Jurnal Komplikasi Anestesi Vol 2 No 3 (2015): Volume 2 Number 3 (2015)
Publisher : This journal is published by the Department of Anesthesiology and Intensive Therapy of Faculty of Medicine, Public Health and Nursing, in collaboration with the Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Therapy , Yogyakarta Special Region Br

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jka.v2i3.7219

Abstract

Efek sinergis antara obat lokal anestesi dengan penambahan opioid pada anestesi spinal telah diketahui. Pada penelitian ini sengan penambahan fentanyl pada bupivacain dosis minimal diharapkan dapat meningkatkan lamakerja blok sensorik dan pemulihan yang cepat blok motorik. Desain penelitian acak terkontrol. Ruang lingkup penelitian adalah pasien yang menjalani operasi TUR elektif di Gedung Bedah Sentral Terpadu RS Dr. Sadjito Yogyakarta. Subjek berjumlah 70 pasien yng memenuhi kriteria inklusi, dibagi menjadi dua kelompok yang masing masing terdiri dari 35 pasien. Kelompok A adalah yang mendapatkat bupivacain 10 mg, kelompok B adalah yang mendapatkan bupivacain 5 mg+fentanyl 25μg. Dilakukan pengamatan onset dan durasi blok saraf spinal, tingkat blok sensorik denganmetode pinprick dan tingkat blok motorik dengan Bromage score. Kelompok A memiliki durasi blok sensorik 111,43±18,73 menit sedangkan kelompok B memiliki durasi blok sensorik 97,71±15,11 menit. Terdapat perbedaan bermakna diantara kedua kelompok dengan p<0,05. Lama blok motorik kelompok A 142,29±13.08 menit sedangkan lama blok motorik kelompok B 78,86±16,18 menit, terdapat perbedaab bermakna p<0,05. Kelompok B memiliki lama pulih blok motorik yang lebih cepat dibandingkan kelompok A. Bupivacain 5 mg + Fentanyl 25μg menghasilkan durasi blok sensorik dan motorik yang lebih singkat dibandingkan bupivacain 10mg ( p<0,05).
Manajemen Transfusi Masif pada Pediatrik Widyastuti, Yunita; Sari, Djayanti; Febrianti, Skolastika Rani
Jurnal Komplikasi Anestesi Vol 3 No 2 (2016): Volume 3 Number 2 (2016)
Publisher : This journal is published by the Department of Anesthesiology and Intensive Therapy of Faculty of Medicine, Public Health and Nursing, in collaboration with the Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Therapy , Yogyakarta Special Region Br

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jka.v3i2.7234

Abstract

Perdarahan yang tidak terkontrol dan membutuhkan transfusi masif sering terjadi pada operasi mayor dan trauma yang menjadi salah satu penyebab kematian. Jumlah anak-anak yang memerlukan dukungan transfusi darah selama proses pembedahan tidaklah sedikit. Kurangnya informasi mengenai gangguan koagulasi pada kelompok umur pediatrik membuat problem tersendiri. Perlunya kebijakan terhadap pemberian transfusi darah adalah karena banyaknya resiko komplikasi yang ditimbulkan transfusi. Seorang ahli anestesi harus dapat mempertimbangkan resiko dan keuntungan pemberian transfusi.
Penatalaksanaan Anestesi pada Pasien Hidrosefalus Obstruktif dengan Crouzon Syndrome Widyastuti, Yunita; Sari, Djayanti; Nugraha, Achmad Fauzani
Jurnal Komplikasi Anestesi Vol 3 No 2 (2016): Volume 3 Number 2 (2016)
Publisher : This journal is published by the Department of Anesthesiology and Intensive Therapy of Faculty of Medicine, Public Health and Nursing, in collaboration with the Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Therapy , Yogyakarta Special Region Br

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jka.v3i2.7241

Abstract

Crouzon syndrome merupakan salah satu tipe Cloverleaf skull syndrome yang terjadi karena penutupan beberapa sutura secara premature (craniosynostosis) sehingga terjadi gangguan pertumbuhan calvaria, basis cranii dan wajah yang bisa menyebabkan gangguan perkembangan otak, hidrosefalus obstruktifdengan peningkatan tekanan intrakranial dan obstruksi jalan nafas serta penyulit dalam manajemen jalan nafas.Pada kasus ini berpotensi terjadi kesulitan menguasi jalan nafas dan peningkatan tekanan intrakranial karena hidrosefalus obstruktif sehingga diperlukan persiapan yang cukup untuk manajemanjalan nafas sulit dan kedalaman anestesi serta relaksasi yang cukup untuk mencegah gejolak peningkatan tekanan intrakranial. Dilaporkan penatalaksanaan pasien bayi perempuan usia 6 bulan dengan hidrosefalus obstruktif ec.cloverleaf skull syndrom (Crouzon syndrome) yang dilakukan vp shunt.
Agitasi Pasca Anestesi dengan Agen Sevoflurane Widyastuti, Yunita; Sari, Djayanti; Atmojo, Danang Dwi
Jurnal Komplikasi Anestesi Vol 3 No 2 (2016): Volume 3 Number 2 (2016)
Publisher : This journal is published by the Department of Anesthesiology and Intensive Therapy of Faculty of Medicine, Public Health and Nursing, in collaboration with the Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Therapy , Yogyakarta Special Region Br

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jka.v3i2.7244

Abstract

Sevofl urane merupakan agen inhalasi yang sangat popular digunakan. Agitasi pasca penggunaan sevofl urane bukan merupakan hal baru. Pertama kali dilaporkan pada tahun 1961. Mulai menjadi perhatian setelah kejadian agitasi post operasi meningkat pada penggunaan Sevofl urane menggantikan halotan. Agitasi pasca penggunaan sevofl urane tidak hanya terjadi pada pasien pediatri, namun juga dapat terjadi pada pasien dewasa.
Anestesi pada Diabetes Mellitus Wisudarti, Calcarina Fitriani Retno; Widyastuti, Yunita; Krisdiyantoro, Nova
Jurnal Komplikasi Anestesi Vol 3 No 3 (2016): Volume 3 Number 3 (2016)
Publisher : This journal is published by the Department of Anesthesiology and Intensive Therapy of Faculty of Medicine, Public Health and Nursing, in collaboration with the Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Therapy , Yogyakarta Special Region Br

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jka.v3i3.7256

Abstract

Di Indonesia diperkirakan sekitar 25% penderita DM akan menjalani anestesi dan pembedahan, sehingga ahli anestesi akan banyak berhadapan dengan penderita DM yang membutuhkan operasi, baik elektif maupun emergency. Angka mortalitas penderita DM yang mengalami pembedahan kurang lebih 5 kali lebih tinggi dari penderita non DM. Kunci untuk mengelola kadar glukosa darah pra bedah pada pasien diabetik adalah menetapkan sasaran yang jelas dan kemudian memantau kadar glukosa darah cukup sering untuk menyesuaikan terapi guna mencapai sasaran tersebut. Pengelolaan glukosa darah selama dan setelah operasijuga menentukan keberhasilan tatalaksana anestesi pada pasien DM.
Penatalaksanaan Cairan Perioperatif pada Gastroschisis Handayani, Susi; Sari, Djayanti; Widyastuti, Yunita
Jurnal Komplikasi Anestesi Vol 3 No 3 (2016): Volume 3 Number 3 (2016)
Publisher : This journal is published by the Department of Anesthesiology and Intensive Therapy of Faculty of Medicine, Public Health and Nursing, in collaboration with the Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Therapy , Yogyakarta Special Region Br

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jka.v3i3.7265

Abstract

Gastroschisis merupakan sebuah kelainan kongenital yang menyebabkan neonatus harus menjalani operasi pada awal kehidupannya. adanya segmen usus ataupun gastrointestinal yang terpapar udara luar mengakibatkan pasien lebih berisiko jatuh ke dalam kondisi hipovolumia. Perhitungan kebutuhan cairan baik sebelum, selama ataupun sesudah operasi harus diperkirakan dengan tepat.
Co-Authors . Supomo Adhinugroho, Sudjati Adi, Danis Woro Kuncoro Akhmad Yun Jufan Alqustar, Adam Amelia Ananda Putri Lestari Anggraini, Diana Arifin, Achmad Reza Atmanagara, Dikho Atmojo, Danang Dwi Beni Indra, Beni Bhirowo Yudo Pratomo Budi Yuli Setianto Calcarina Fitriani Retno Wisudarti Cindy Elfira Boom Cornelia Ancilla Darwito, Darwito Denaldi Rananda Saputra Djajantisari Djayanti Sari Ekuarianto, Donny Erwin Kusumastuti Fadhilah Zulfa Fadinie, Wulan Fauzan Imani Ardanto Fauzi, Rizqi Ahmad Febrianti, Skolastika Rani Firman Ardiansyah Getar M, Geza Getar M Givano, Muhamad Randy Gunawan, Fanny Handayani, Donna Hartono, Dedy hendra, hendra hermawan Hernandes, Crodia Hernawan, Agung Diky Hidayat, Fachsyar Ika Puspitasari Ilman, Pesiar Iwan Purnawan Iwan Purnawan Juni Kurniawaty Muhdar Abubakar Djayanti Sari Khoeri, Fatkhur Roofi Krisdiyantoro, Nova Kurniawan, Novianto Mahmud Mahmud Muhammad Brian Ristianto Muhammad Mufti Sofyanoor Napitu, Annika Ngahu, Robby Mesakh Novianto Kurniawan Nugraha, Achmad Fauzani Nur Azza, Kamala Kan Prakosa, Nur Hamam Primastuti, Githa Rizki Priyadi Nugraha P Probosuseno Probosuseno Probosuseno, P Ramsi, Irhash Faisal Ratih Kumala Fajar Apsari Rayhandika Ridha, Ihsanur Rizki, Gilar Romeo Putra Dirama Rumpoko, Triaji Mudo Ruth Sally Sarosa, Pandit SATRIYAS ILYAS Siti Helmyati Sri Rahardjo Sri Setiyarini SRI SETIYARINI, SRI Sudadi Suhanda, Rellig Maret Susi Handayani Taneo, Desy Chery Marlyn Tjokronolo, Yudistira Tomo, Wahyu Kartiko Untung Widodo Untung Widodo, Untung Wardhana, Ardyan Prima Wikantama, Aswin Wisudarti, Calcarina Fitri Retno YP, Bhirowo Yusmein Uyun Zahroh Shaluhiyah