Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

UJI EFEK ANTIBAKTERI KEFIR SUSU KAMBING DENGAN PENAMBAHAN MADU TERHADAP BAKTERI Salmonella thypi Happy Elda Murdiana
Biomedika Vol 7 No 1 (2014): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13374.322 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v7i1.486

Abstract

Abstrak : Ekstrak tumbuhan dipercaya dapat menghambat beberapa mikroba pathogen pada infeksi saluran pencernaan. Penggunaan antibakteri yang berasal dari ekstrak tumbuhan mempunyai kelemahan jika dibandingkan dengan penggunaan probiotik untuk penanganan kasus infeksi bakteri pada saluran pencernaan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek antibakteri dari kefir susu kambing dengan penambahan madu terhadap bakteriSalmonella thypiserta mengetahui pengaruh dari penambahan madu pada kefir susu kambing. Variabel yang diukur yaitu efek antibakteri dengan melihat zona hambat dan sifat kimia yaitu pH dengan pH meter. Kemudian hasil dianalisis dengan ANOVA dan Tukey dengan taraf kepercayaan 95%.Formula kefir susu kambing yang dibuat adalah kefir 2%, 4%, 6% dengan penambahan madu 10% untuk masing-masing kefir susu kambing.Pada penelitian ini, uji efekantibakteri dilakukan dengan metode Kirby Bauer, dan diuji nilai pH tiap kefir. Hasil analisis efek antibakteri kefir susu kambing berkisar antara 9,8-12 mm, dan nilai pH kefir susu kambing 3,7-6,4. Kefirsusu kambing dengan konsentrasi 2% memiliki efek antibakteriyang paling tinggi. Kata kunci :kefir, Salmonella thypi, susu kambing, madu. Abstract : Plant extracts have been known can obstruct some pathogenic microbes in the digestive tract infections.The usage of antibacterial agent derived from plant extracts has a weakness compared to probiotics for the handling of the bacterial infections cases in the digestive tract. This study was ainted to find out of antibacterial efect of kefir milk of goat by the addition of honey against the bacterium Salmonella thypi and knowing the influence from the addition of honey on kefir milk of goat. The measurementvariableis : antibacterial efectwith determine the inhibitor zone and chemical theproperties such as pH with pH meter. The result of the study is analyzed with ANOVA and Tukey with standard confidence 95%. The tested formula kefir milk of goat is 2%, 4% and 6% by the addition of 10% honeyfor each kefir milk of goat.In this research, antibacterial efect test was donebymethod of Kirby Bauer. The result of antibacterial efect analysis of kefir milk of goat ranges between 9,8 – 12 mm, and pH values kefir milk of goat 3,7-6,4. Kefir milk of goat with the concentration of 2% is the most highantibacterial efect. Keywords : Kefir, Salmonella thypi, cow’s milk, goat’s milk, honey.
TERAPI MUAL MUNTAH PADA KEHAMILAN DI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KLAS D Happy Elda Murdiana
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 12 No. 2 (2016): Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 Abstract 90% of pregnant women experience symptoms of nausea vomiting of pregnancy (NVP) in the first trimester of pregnancy. 2% women  increase to hyperemesis gravidarum (HG) is more severe NVP who started treatment at the hospital in extreme cases even cause death. More than 10% of pregnant women received pharmacotherapy for her  nausea vomiting. The American College of Obestetricans and Gynecologists (ACOG) recommends vitamin B6 as the first choice, but if the symptoms do not subside then replaced with doxylamin for selection of both. A third option promethazine or dimenhidrinat if doxylamin inadequate. Metoklorpamid or promethazin or Trimethobenzamid fourth option if the mother is not dehydrated, if the mother is dehydrated intervention Dextrosa fluid and NaCl or NaCl can be added Dimenhidritate or metokropamid or prometazine and if there is no reduction in symptoms is given Ondancetron.This study aims to determine the suitability of pharmacotherapy nausea and vomiting in pregnancy according to ACOG guidelines. This research was conducted with the kind of observational descriptive study. Data collection was performed by cross sectional form of secondary data outpatient medical records of pregnant women diagnosed with nausea and vomiting in the hospital Kahyangan. Descriptive data processing comparing antiemetic therapy with ACOG recommendations. Samples were obtained 51 patients. Pharmacotherapy nausea and vomiting that is given to the subject of this study according to ACOG ie 1.9% of vitamin B6, Domperidone, 70.5%, and 27.4% Ondancetron Keyword : Pharmacotherapy, nausea vomiting, outpatient Intisari Sembilan puluh persen ibu hamil mengalami gejala nausea vomiting  of pregnancy ( NVP)  pada trimester pertama kehamilan sampai 2% meningkat menjadi  hyperemesis gravidarum (HG)  yaitu NVP yang lebih parah  yang mengawali perawatan di rumah sakit bahkan  pada kasus ekstrim  menimbulkan kematian. Lebih dari 10% ibu hamil mendapat terapi untuk mual muntahnya. The American College of Obestetricans  and Gynecologists (ACOG) merekomendasikan pilihan pertama adalah vitamin B6 jika gejala tidak reda maka diganti dengan doxylamin untuk pilihan keduanya. Pilihan ketiga promethazine atau dimenhidrinat jika doxylamin tidak adekuat. Metoklorpamid atau promethazin atau Trimethobenzamid merupakan pilihan ke empat jika ibu tidak mengalami dehidrasi, jika ibu mengalami dehidrasi intervensi cairan NaCL atau Dextrosa dan NaCl bisa ditambahkan Dimenhidritate atau metokropamid atau prometazine dan jika tidak ada pengurangan gejala diberikan Ondancetron. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian terapi mula muntah pada kehamilan sesuai panduan ACOG. Penelitian ini dilakukan dengan jenis penelitian  deskriptif  observasional. Pengambilan data dilakukan secara cross sectional berupa data sekunder rekam medis pasien rawat jalan  ibu hamil yang didiagnosa mual muntah di rumah sakit Kahyangan. Pengolahan data deskriptif membandingkan terapi antiemetik dengan rekomendasi ACOG. Sampel yang didapat 51 pasien. terapi antimual pada penelitian ini sesuai dengan rekomendasi ACOG, pemberian vitamin B6 (1.9%) merupakan lini pertama, jika gejala tidak reda maka dipilih lini kedua yaitu golongan antagonis dopamine yang diberikan pada penelitian ini adalah domperidon 70.5%. Dinegara maju domperidon sudah tidak  beredar, tetapi akan diusahakan ada jika untuk terapi galaktogogue. Ondansetron diberikan pada 14 subjek penelitian (27.4%)  merupakan lini terakhir atau untuk terapi HG atau jika gejala mual muntah tidak bekurang. Farnakoterapi mual muntah yang diberikan pada subjek penelitian ini sesuai dengan ACOG yaitu vitamin B6 1.9%, Domperidon 70.5%, dan Ondancetron 27,4%. Kata kunci : terapi, mual muntah, pasien rawat jalan 
The identification of drug related problems (DRPs) using profilaxis antibiotics in orthopedic surgical patients at a Government Hospital in Yogyakarta Happy Elda Murdiana
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 17 No. 2 (2021): Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jif.vol17.iss2.art10

Abstract

Background: Antibiotic prophylaxis in orthopedic surgery cases aims to prevent surgery site infections (SSI). For antibiotic prophylaxis, it is recommended to use the first generation of cephalosporin, namely cefazolin which can kill the bacteria commonly found in orthopedic surgery infection. The prophylactic administrationof cefotaxime is not the first line but is definitive for surgical prophylaxis.Objective: The aim of this study was to determine the rationale for the use of antibiotic prophylaxis for orthopedic surgery, the drug problems (DRPs) that occurred and their potential interactions.Method: This study was conducted using a cross sectional design with a total sampling technique of medical record samples from January to February 2019 at the Government Hospital in Yogyakarta. Observational analytical descriptive data processing by ensuring the appropriate of indications, route of administration,timing of administration and an appropriate of prophylactic doses as well as how to compare DPRs to the literature and analysis of potential co drug interaction with Drug Information Handbook (DIH), AHFS Clinical Drug Information, Drug Interaction Facts, and Interactions Stockley’s Drug Interaction.Results: All patients received appropriate therapy for indication, type of drug, routes of administration for pre and postoperative. All patients received an under dose of ranitidine and 1 patient (1,69%) received an over dose of piracetam. Potential interactions that occur include ketorolac-ranitidine, NSAIDs with other NSAIDs, NSAIDs-ranitidine, NSAIDs-ACEi, NSAIDs-bisoprolol, bisoprolol-calcium, calcium-vitamin C, and paracetamol-ranitidine.Conclusion: Pre and postoperative prophylactic antibiotics are rational. The accompanying drug, ranitidine and piracetam were not properly doses. Drug interactions in this study are potential.Keywords: prophylaxis antibiotic, orthopedic surgery, cefotaxim, DRPs IntisariLatar belakang: Profilaksis antibiotic pada kasus bedah ortopedi bertujuan mencegah timbulnya Infeksi Luka Operasi (ILO). Profilaksis antibiotik untuk bedah disarankan menggunakan sefalosporin generasi pertama yaitu cefazolin yang dapat membunuh bakteri s. aureus yang biasa terdapat pada infeksi bedah ortopedi. Pemberian profilaksis cefotaxim bukan lini pertama tetapi direkomendasikan untuk profilaksis bedah.Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui kerasionalan (DRPs) penggunaan antibiotik profilaksis bedah ortopedi dan obat penyerta yang diberikan.Metode: Penelitian ini menggunakan metode rancangan cross sectional, teknik total sampel dilakukan dalam pengambilan sampel rekam medis bulan Januari–Februari 2019 di Rumah Sakit Pemerintah di Yogyakarta. Pengolahan data deskriptif analitik observasional dengan menganalisa ketepatan indikasi, jenis obat, rute pemberian, waktu pemberian dan ketepatan dosis antibiotic profilaksis serta obat penyerta dengan cara membandingkan DRPs terhadap literatur dan menganalisa potensi interaksi obat penyerta dengan buku Drug Information Handbook (DIH), AHFS Clinical Drug Informaton, Interaction Drug Fact, dan Stockley’s Drug Interaction.Hasil: Semua pasien mendapatkan terapi tepat indikasi, jenis obat, rute pemberian, dan tepat dosis pemberian obat untuk pre dan paska pembedahan. Semua pasien menerima dosis kurang untuk terapi penyerta ranitidin dan 1 pasien (1,69%) menerima piracetam dosis berlebih. Potensial interaksi yang terjadimeliputi ketorolak-ranitidin, NSAID dengan NSAID lain, NSAID-ranitidin, NSADI ACEI, NSAID-bisoprolol, bisoprolol-kalsium, kalsium-vitamin C, dan paracetamol-ranitidinKesimpulan: Pemberian antibiotik profilaksis pra dan paska pembedahan rasional. Obat penyerta berupa ranitidin dan piracetam tidak tepat dosis. Interaksi obat pada penelitian ini bersifat potensial.Kata kunci: antibiotik profilaksis, bedah ortopedi, cefotaxim, DRPs
UJI KADAR BESI DAN PEMBUATAN KAPSUL EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera Lam.) : THE DETERMINATION OF FE CONTENT AND FORMULATION CAPSULE OF THE EXTRACT OF KELOR LEAVES (Moringa oleifera Lam.) Happy Elda Murdiana; Ellsya Angeline Rawar; Aloysia Yossy Kurniawaty
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 7 No 1 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.632 KB) | DOI: 10.37874/ms.v7i1.306

Abstract

Daun kelor (Moringa oleifera Lam.) mengandung zat besi yang diperlukan untuk eritropoesis. Zat besi sangat penting sebagai fungsi biologis termasuk respirasi, produksi energi, sintesis DNA, dan proliferasi sel. Tubuh manusia telah berevolusi untuk melestarikan keberadaan besi, termasuk mendaur ulang besi setelah pemecahan sel darah merah dan retensi besi tanpa adanya mekanisme ekskresi. Pengelolaan terapi anemia defisiensi besi secara umum difokuskan pada penyimpanan besi. Terapi defisiensi besi dengan atau tanpa anemia adalah profilaksis preparat besi peroral dan lini pertama untuk defisiensi besi individual tanpa inflamasi juga preparat besi (Fe) peroral. Penyediaan zat besi dari bahan alam sangat mudah didapat, murah, dan mudah pengolahannya. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kadar zat besi dalam bentuk daun maupun ekstrak daun kelor yang berasal dari Kabupaten Bantul dan Kulonprogo, kemudian ekstrak daun kelor yang memiliki kandungan zat besi tertinggi dibuat sediaan kapsul dengan metode granulasi basah. Penelitian ini diawali dengan pembuatan ekstrak daun kelor secara maserasi menggunakan etanol 96% kemudian dilakukan pengujian kadar Fe pada daun kelor basah, kering, dan ekstrak daun kelor menggunakan metode Spektorofotometri Serapan Atom (SSA). Hasil pengujian menunjukkan bahwa kadar Fe dalam daun kelor basah yang berasal dari Bantul dan Kulonprogo adalah 27,40 mg/kg dan 35,10 mg/kg, dalam daun kelor kering yang berasal dari Bantul dan Kulonprogo adalah 92,21 mg/kg dan 244,43 mg/kg, dan dalam ekstrak daun kelor yang berasal dari Bantul dan Kulonprogo adalah 13,17 mg/kg dan 33,38 mg/kg.
PELATIHAN PEMBUATAN ECO ENZYME DARI LIMBAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI DASA WISMA SUKUN Happy Elda Murdiana; Novena Adi Yuhara; Tabita Rahmavika; Devia Danila
Diseminasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2022)
Publisher : Pusat Pengabdian kepada Masyarakat- LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33830/diseminasiabdimas.v4i1.1531

Abstract

Garbage is a never-ending problem for cities in Indonesia. Garbage hoarding is always increasing every year. The amount of waste is increasing along with the increase in population and consumption patterns. Even though the garbage capacity in DIY increases, the increase in the volume of waste also increases so that independent waste management to reduce waste is an effective way of reducing waste problems. Eco enzyme is the result of fermentation from household organic waste with the composition of water: organic waste (raw fruit peels and fresh vegetable waste): molasses = 10:3:1 which has many functions. The eco enzyme making training begins with counseling then assistance until harvest. Eco enzyme can be harvested after a fermentation process for 3 months by storing it in an airtight plastic container. The number of Dasa Wisma Sukun conducts eco enzyme making activities with the assistance of local eco enzyme volunteers until harvesting and can use the results for many household needs. This community service activity is very beneficial for many people. Sampah merupakan masalah tak kunjung selesai bagi kota kota di Indonesia, penimbunan sampah setiap tahunnya selalu meningkat. Jumlah sampah semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan pola konsumsi masyarakat. Walaupun daya tampung sampah di DIY bertambah, tetapi peningkatan volume sampah juga bertambah lebih banyak sehingga pengelolaan sampah mandiri untuk mengurangi sampah merupakan cara efektif mengurangi masalah sampah. Eco enzyme merupakan hasil fermentasi dari sampah organik rumahtangga dengan komposisi air: sampah organik (kulit buah mentah dan sampah sayur segar) : molase = 10:3:1 yang mempunyai banyak fungsi. Pelatihan pembuatan eco enzyme ini diawali dengan penyuluhan kemudian pendampingan hingga panen. Eco enzyme dapat dipanen setelah proses fermentasi selama 3 bulan dengan penyimpanan dalam wadah plastik kedap udara. Ibu ibu dasa wisma sukun melakukan kegiatan pembuatan eco enzyme dengan pendampingan relawan eco enzyme nusantara hingga panen dan dapat memanfaatkan hasilnya untuk banyak keperluan rumah tangga. Kegiatan pengabdian masyarakat ini sangat bermanfaat bagi banyak orang.
ANALISA KERASIONALAN RESEP PEDIATRI PENDERITA ASMA Martha Dillia Handayani; Happy Elda Murdiana
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science) Vol 2, No 1: Maret 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AKBIDYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36307/jik.v2i1.50

Abstract

Latar belakang: Asma merupakan penyakit inflamasi pada saluran nafas yang ditandai bronkokonstriksi, infla- masi, dan respon berlebihan terhadap rangsangan. Selain itu juga terdapat penghambatan terhadap aliran udara akibat penyempitan bronkus.Akibatnya terjadi hiperinflasi distal, perubahan mekanis paru-paru, dan meningkatnya kesulitan bernafas. Banyak faktor yang meningkatkan keparahan asma yaitu meliputi asap rokok, rhinitis alergi, sensitivitas terhadap aspirin.Tujuan: untuk mengetahui golongan obat dan kerasionalan obat yang diberikan pada pasien pediatri yang men- derita asma di Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta bulan Januari – Desember 2013.Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan cross sectional.Populasi dalam peneli- tian ini adalah semua data rekam medis pasien pediatri di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta bulan Januari – Desember 2013.Sampel dalam penelitian ini adalah semua data rekam medis kasus asma pada pediatri pasien rawat inap umur 1 – 12 tahun di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta bulan Januari – Desember 2013.Instrumen yang digunakan adalah lembar pengumpulan data yang diperoleh dan disajikan dalam bentuk tabel. Pengolahan data menggunakan deskriptif non analitik meliputi golongan obat kortikosteroid, β2 adrenergik, antikolinergik, kerasionalan obat dengan indikasi dan cara pemberian yang tepat.Hasil: penelitian menunjukkan pengobatan kasus asma paling banyak menggunakan β2 adrenergik sebanyak 83(79,8%), kortikosteroid sebanyak 57 (54,8%), antikolinergik sebanyak 8 (7,4%), dan kerasionalan untuk indikasi dan cara pemberian yang tepat hasil penelitian menunjukkan bahwa semua rasional.Simpulan: Pola peresepan untuk penderita asma pediatrik di rawat inap rumah sakit panti rapih Yogyakarta ra-sional.ABSTRACTBackground: Asthma is an inflammatory disease characterized airways bronchoconstriction, inflammation, and excessive response to stimuli in addition, there are also inhibitory to air flow due to constriction of the bronchi. Resulting in hyperinflation distal lung mechanical changes, and increasing difficulty in breathing. Many factors that increase the severity of asthma include cigarette smoke, allergic rhinitis, sensitivity to aspirin.Objektive: to determine the classes of drugs and rational drug to patients who suffer from asthma in pediatric inpa- tient Panti Rapih Yogyakarta in January – December 2013.Methode: The method in this research is descriptive with cross sectional. Population in this study were all patient medical records in pediatric inpatient Panti Rapih Yogyakarta in January – December 2013. Samples in this study were all medical records of cases of asthma in pediatric inpatients aged 1 – 12 years in Panti rapih Yogyakarta in January – December 2013. Instrument used is the data collection sheet using non descriptive analytic classes of drugs include corticosteroids, β2 adrenergic, anticholinergic, rational drug with indication and appropriate mode of administration.Result: The treatment of most cases of asthma using β2 adrenergic much as 83 (79,8%), as many as 57 (54,8%)corticosteroids, anticolinergics as many as 8 (7,4%) and rationalization for indications and proper way of giving the results showed that all ratioal.Conclusion: The pattern of prescribing for pediatric asthma patients in inpatient Panti Rapih Yoyakarta is rational.
Penggunaan Obat Off Label di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Kahyangan Happy Elda Murdiana
Jurnal Farmasi Indonesia Vol 13 No 1 (2016): Jurnal Farmasi Indonesia
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.614 KB) | DOI: 10.31001/jfi.v13i1.93

Abstract

Off label drug use is defined as prescriptions for indications or dosage form that did not pass the approval process asociations Food and Drug Administration (FDA). The main reason the off label use of the drug in pregnant women is to avoid complications such as premature birth problems womb, labor, pre-eclampsia and eclampsia or increase the capacity of postnatal adaptation that may occur for example, sepsis or respiratory distress. The purpose of this studywas to determine the type and percentage of drugs used off label installed hospital inpatient heavenly. The research method using the cross section for the retrieval of data from medical records and descriptive analysis. The results obtained was 9.8% lidocaine for perineal sewing anestesi therapy, 5.6% misoprostol for induction of labor and 8.5% issue of abortion, ondancetron 59.1% for the prophylaxis of nausea and vomiting due anestesi cesarean section, bupivacaine 59.1 % The FDA does not approve the use of spinal anestesia, analgesic ketorolax 59.1% cesarean surgery, dexamethasone 1.4% for fetal lung maturation has not been quite the month. So there were six kinds of off label drug used that all off label indications already mentioned above.
Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan menyediakan makanan sehat dan hand sanitizer alami dalam menghadapi pandemic Covid19 Happy Elda Murdiana; Nikasius Jonet Sinangjoyo; Sarah Puspita Atmaja; Lea Oktavining Tyas
KACANEGARA Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol 4, No 2 (2021): Juli
Publisher : Institut Teknologi Dirgantara Adisutjipto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28989/kacanegara.v4i2.962

Abstract

 The covid 19 pandemic has not ended and there are still many people who have not received the vaccine scheduled by the government so all citizens must remain vigilant against Corona 19 virus infection. Viral infection is a self-limiting disease that can heal itself if our immune system is strong. There are many things that can increase the immune system, one of which is nutritional intake from food and proper processing methods. Fulfillment of macro nutrition in the form of energy and protein sources can be obtained from animal and vegetable sources, while micronutrients in the form of vitamins and minerals can be obtained from meat, fish, vegetables, colored fruit or not. The content of micronutrients that increase immunity is in the form of antioxidants contained in vitamins A, B, C, E, zinc, Fe and several other minerals. Washing hands with soap or hand sanitizer is a government program to prevent the spread of the covid 19. The high cost of hand sanitizers and the scarcity of goods have led to creative ideas to empower people in making hand sanitizers that are cheap, easy to obtain and safe for all ages. The aim of this community service is to provide understanding to the community about sources of nutrition to increase the body's immune system and how to properly process food ingredients without damaging nutritional content and improve skills in processing food ingredients and making hand sanitizers from environmentally friendly natural ingredients that can be taken from around us. Community service can be carried out well, the community feels very helped by the counseling and training provided. Evaluation of activities is carried out by assisting the community's creativity in processing nutritious food and making hand sanitizers with natural ingredients around our environment.
IAI BANTUL MENGABDI : SOSIALISASI ONLINE SINGGLE SUBMISSION RISK BASED APPROACH (OSS RBA) UNTUK PENYELENGGARAAN APOTEK Happy Elda Murdiana; Dini Kristanti; Amirul Mustofa; Yose V Parindungan Sagala
Share : Journal of Service Learning Vol. 8 No. 1 (2022): FEBRUARY 2022
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.672 KB) | DOI: 10.9744/share.8.1.73-77

Abstract

Sistem Online single Submission Risk Based Approach (OSS RBA) merupakan sistem perizinan berbasis teknologi yang penggunaan datanya terintegrasi di pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Tujuan pemerintah mengubah system perizinan menjadi terintegrasi dan secara online adalah memotong rantai birokrasi dan mempermudah pengusaha untuk melakukan pendaftaran izin baru maupun perpanjangan dengan waktu terukur dan dapat termonitor dengan jelas. Anggota IAI Kabupaten Bantul sebagian besar merupakan apoteker yang berpraktek di apotek dan banyak apoteker yang memiliki apotek sendiri, sehingga sangat membutuhkan pemahaman tentang sistem OSS RBA dan teknis tatacara proses perizinan sarana Kesehatan baik perizinan baru maupun perpanjangan. Tujuan dari pengabdian ini adalah memberi pemahaman kepada anggota IAI Bantul khusunya apoteker pemilik sarana apotek tentang sistem OSS RBA dan teknis tata cara proses perizinan yang mudah dan terukur prosesnya. Pelaksanaan pengabdian berupa seminar yang meliputi ceramah dari 2 narasumber ahli, diskusi dan simulasi tata cara perizinan, kemudian dilanjutkan implementasi pendaftaran perizinan dari laman masing masing peserta. Hasil dari pengabdian yang dilakukan sangat terukur dan dapat terlihat dari seberapa banyak peserta yang bertanya saat diskusi dan aktifnya grup WhatApp peserta yang sengaja dibuat untuk memfasilitasi pertanyaan peserta, banyaknya peserta online yang menyaksikan tayangan youtube dan antusias peserta untuk melakukan pendampingan pasca sosialisasi. Ada 52,3% dari peserta seminar yang berhasil melakukan perpanjangan perijinan melalui sistem OSS RBA. Kegiatan pengabdian IAI PC Bantul dalam mensosialisasikan sistem OSS RBA sangat berhasil.
ANALISA KERASIONALAN RESEP PEDIATRI PENDERITA ASMA Martha Dillia Handayani; Happy Elda Murdiana
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science) Vol 2, No 1: Maret 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AKBIDYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (580.236 KB) | DOI: 10.36307/jik.v2i1.50

Abstract

Latar belakang: Asma merupakan penyakit inflamasi pada saluran nafas yang ditandai bronkokonstriksi, infla- masi, dan respon berlebihan terhadap rangsangan. Selain itu juga terdapat penghambatan terhadap aliran udara akibat penyempitan bronkus.Akibatnya terjadi hiperinflasi distal, perubahan mekanis paru-paru, dan meningkatnya kesulitan bernafas. Banyak faktor yang meningkatkan keparahan asma yaitu meliputi asap rokok, rhinitis alergi, sensitivitas terhadap aspirin.Tujuan: untuk mengetahui golongan obat dan kerasionalan obat yang diberikan pada pasien pediatri yang men- derita asma di Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta bulan Januari – Desember 2013.Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan cross sectional.Populasi dalam peneli- tian ini adalah semua data rekam medis pasien pediatri di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta bulan Januari – Desember 2013.Sampel dalam penelitian ini adalah semua data rekam medis kasus asma pada pediatri pasien rawat inap umur 1 – 12 tahun di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta bulan Januari – Desember 2013.Instrumen yang digunakan adalah lembar pengumpulan data yang diperoleh dan disajikan dalam bentuk tabel. Pengolahan data menggunakan deskriptif non analitik meliputi golongan obat kortikosteroid, β2 adrenergik, antikolinergik, kerasionalan obat dengan indikasi dan cara pemberian yang tepat.Hasil: penelitian menunjukkan pengobatan kasus asma paling banyak menggunakan β2 adrenergik sebanyak 83(79,8%), kortikosteroid sebanyak 57 (54,8%), antikolinergik sebanyak 8 (7,4%), dan kerasionalan untuk indikasi dan cara pemberian yang tepat hasil penelitian menunjukkan bahwa semua rasional.Simpulan: Pola peresepan untuk penderita asma pediatrik di rawat inap rumah sakit panti rapih Yogyakarta ra-sional.ABSTRACTBackground: Asthma is an inflammatory disease characterized airways bronchoconstriction, inflammation, and excessive response to stimuli in addition, there are also inhibitory to air flow due to constriction of the bronchi. Resulting in hyperinflation distal lung mechanical changes, and increasing difficulty in breathing. Many factors that increase the severity of asthma include cigarette smoke, allergic rhinitis, sensitivity to aspirin.Objektive: to determine the classes of drugs and rational drug to patients who suffer from asthma in pediatric inpa- tient Panti Rapih Yogyakarta in January – December 2013.Methode: The method in this research is descriptive with cross sectional. Population in this study were all patient medical records in pediatric inpatient Panti Rapih Yogyakarta in January – December 2013. Samples in this study were all medical records of cases of asthma in pediatric inpatients aged 1 – 12 years in Panti rapih Yogyakarta in January – December 2013. Instrument used is the data collection sheet using non descriptive analytic classes of drugs include corticosteroids, β2 adrenergic, anticholinergic, rational drug with indication and appropriate mode of administration.Result: The treatment of most cases of asthma using β2 adrenergic much as 83 (79,8%), as many as 57 (54,8%)corticosteroids, anticolinergics as many as 8 (7,4%) and rationalization for indications and proper way of giving the results showed that all ratioal.Conclusion: The pattern of prescribing for pediatric asthma patients in inpatient Panti Rapih Yoyakarta is rational.