Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

UJI KADAR BESI DAN PEMBUATAN KAPSUL EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera Lam.) : THE DETERMINATION OF FE CONTENT AND FORMULATION CAPSULE OF THE EXTRACT OF KELOR LEAVES (Moringa oleifera Lam.) Happy Elda Murdiana; Ellsya Angeline Rawar; Aloysia Yossy Kurniawaty
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 7 No 1 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.632 KB) | DOI: 10.37874/ms.v7i1.306

Abstract

Daun kelor (Moringa oleifera Lam.) mengandung zat besi yang diperlukan untuk eritropoesis. Zat besi sangat penting sebagai fungsi biologis termasuk respirasi, produksi energi, sintesis DNA, dan proliferasi sel. Tubuh manusia telah berevolusi untuk melestarikan keberadaan besi, termasuk mendaur ulang besi setelah pemecahan sel darah merah dan retensi besi tanpa adanya mekanisme ekskresi. Pengelolaan terapi anemia defisiensi besi secara umum difokuskan pada penyimpanan besi. Terapi defisiensi besi dengan atau tanpa anemia adalah profilaksis preparat besi peroral dan lini pertama untuk defisiensi besi individual tanpa inflamasi juga preparat besi (Fe) peroral. Penyediaan zat besi dari bahan alam sangat mudah didapat, murah, dan mudah pengolahannya. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kadar zat besi dalam bentuk daun maupun ekstrak daun kelor yang berasal dari Kabupaten Bantul dan Kulonprogo, kemudian ekstrak daun kelor yang memiliki kandungan zat besi tertinggi dibuat sediaan kapsul dengan metode granulasi basah. Penelitian ini diawali dengan pembuatan ekstrak daun kelor secara maserasi menggunakan etanol 96% kemudian dilakukan pengujian kadar Fe pada daun kelor basah, kering, dan ekstrak daun kelor menggunakan metode Spektorofotometri Serapan Atom (SSA). Hasil pengujian menunjukkan bahwa kadar Fe dalam daun kelor basah yang berasal dari Bantul dan Kulonprogo adalah 27,40 mg/kg dan 35,10 mg/kg, dalam daun kelor kering yang berasal dari Bantul dan Kulonprogo adalah 92,21 mg/kg dan 244,43 mg/kg, dan dalam ekstrak daun kelor yang berasal dari Bantul dan Kulonprogo adalah 13,17 mg/kg dan 33,38 mg/kg.
EDUKASI KESEHATAN TENTANG VAKSINASI DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT INFEKSI VIRUS KEPADA WARGA BINTARAN YOGYAKARTA Ellsya Angeline Rawar; Yosua Adi Kristariyanto; Sarah Puspita Atmaja
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat : Kesehatan Vol. 1 No. 1 (2021): September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) STIKES Notokusumo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.217 KB)

Abstract

Vaksinasi merupakan salah satu upaya yang penting dilakukan oleh masyarakat Indonesia untuk mengendalikan pandemi yang disebabkan oleh penyakit infeksi virus. Masyarakat yang tinggal di kampung Bintaran RW 03 RT 09 Kelurahan Wirogunan Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta kurang memahami tentang vaksinasi sehingga warga ragu-ragu dalam mengikuti program vaksinasi dari pemerintah. Oleh sebab itu, diadakan edukasi kesehatan mengenai vaksinasi melalui poster yang dibagikan kepada masyarakat diikuti dengan pretes dan post-test. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini meningkatkan pengetahuan masyarakat Bintaran terhadap vaksinasi. Berdasarkan hasil analisis jawaban pretest dan post-test yang menilai peningkatan pengetahuan masyarakat akan vaksinasi, dapat disimpulkan bahwa edukasi kesehatan melalui poster cukup efektif menjelaskan mengenai penyakit infeksi virus, namun kurang efektif dalam menjelaskan tentang vaksinasi sehingga perlu dilakukan penyuluhan kesehatan secara lisan.
PENETAPAN KADAR ALKALOID TOTAL DALAM EKSTRAK ETANOL DAUN MINT (Mentha Piperita L.) SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Devi Ifantri; Ellsya Angeline Rawar
Duta Pharma Journal Vol. 3 No. 1 (2023): Duta Pharma Journal
Publisher : Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47701/djp.v3i1.2408

Abstract

Daun mint (Mentha piperita L.) merupakan herba yang banyak digunakan dalam industri obat tradisional untuk produksi minyak atsiri. Daun mint memiliki aktivitas farmakologi seperti antimikroba. Senyawa kimia yang terkandung dalam daun mint adalah tanin, flavonoid, asam fenolat, triterpene, vitamin C dan provitamin A, mineral fosfor, besi, kalsium, dan kalium. Penetapan kadar alkaloid dalam ekstrak etanol daun mint belum pernah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan kadar alkaloid total dalam ekstrak etanol daun mint (Mentha Piperita L.) dengan metode spektofotometri UV-Vis. Penentuan kadar alkaloid total ekstrak etanol daun ini ditentukan berdasarkan nilai absorbansi yang diukur dengan panjang gelombang 273 nm menggunakan standar kafein. Hasil penetapan kadar alkaloid total yang diperoleh pada ekstrak etanol daun mint sebesar 30,28 mg/g dengan persentase 3,03 %.
Effect Of Propylene Glycol On The Physical Preparation Of Katuk Leaf Ethanol Extract Herbal Syrup Ellsya Angeline Rawar
Jurnal EduHealth Vol. 15 No. 01 (2024): Jurnal eduHealt, Edition January - March, 2024
Publisher : Sean Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Katuk has been used by the Indonesian citizen as a breast milk enhancer for breastfeeding mothers. People consume katuk in the form of decoction, herbal tea, or capsules. These preparations has a strong katuk taste and aroma. Preparation of ethanol extract of katuk leaves in herbal syrup has not been developed yet. The advantage of syrup is that it can cover unpleasant odors and aromas. Propylene glycol is an additional ingredients in the syrup which functions as a cosolvent which can increase solubility. The aim of this research was to determine the effect of propylene glycol on the physical preparation of katuk leaf ethanol extract herbal syrup. The herbal syrup formula for ethanol extract of katuk leaves contains katuk leaf extract, sucrose, anhydrous citric acid, methylparaben, propylparaben, glycerin, peppermint oil, distilled water, and propylene glycol with varying concentrations between 5-20%. The results of the research showed that extract yield of 10.6%. Katuk leaves extract ethanol contain flavonoids, phenolics, alkaloids, saponins, and tannins. The results of the physical preparation test of katuk leaf ethanol extract herbal syrup showed liquid form, green color, katuk leaf aroma, pH of around 6.16-6.20, specific gravity of around 1.1673-1.2523 g/mL, viscosity of around of 5.53-16.00 cPs, clarity, homogeneous, and displaced volume is 100 mL. The conclusion obtained is that the difference in propylene glycol composition does not affect the shape, color, aroma, pH, clarity, homogeneity, and displaced volume test. The greater the propylene glycol composition, the smaller the specific gravity and viscosity.
UJI KADAR BESI DAN PEMBUATAN KAPSUL EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera Lam.) : THE DETERMINATION OF FE CONTENT AND FORMULATION CAPSULE OF THE EXTRACT OF KELOR LEAVES (Moringa oleifera Lam.) Happy Elda Murdiana; Ellsya Angeline Rawar; Aloysia Yossy Kurniawaty
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 7 No 1 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v7i1.306

Abstract

Daun kelor (Moringa oleifera Lam.) mengandung zat besi yang diperlukan untuk eritropoesis. Zat besi sangat penting sebagai fungsi biologis termasuk respirasi, produksi energi, sintesis DNA, dan proliferasi sel. Tubuh manusia telah berevolusi untuk melestarikan keberadaan besi, termasuk mendaur ulang besi setelah pemecahan sel darah merah dan retensi besi tanpa adanya mekanisme ekskresi. Pengelolaan terapi anemia defisiensi besi secara umum difokuskan pada penyimpanan besi. Terapi defisiensi besi dengan atau tanpa anemia adalah profilaksis preparat besi peroral dan lini pertama untuk defisiensi besi individual tanpa inflamasi juga preparat besi (Fe) peroral. Penyediaan zat besi dari bahan alam sangat mudah didapat, murah, dan mudah pengolahannya. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kadar zat besi dalam bentuk daun maupun ekstrak daun kelor yang berasal dari Kabupaten Bantul dan Kulonprogo, kemudian ekstrak daun kelor yang memiliki kandungan zat besi tertinggi dibuat sediaan kapsul dengan metode granulasi basah. Penelitian ini diawali dengan pembuatan ekstrak daun kelor secara maserasi menggunakan etanol 96% kemudian dilakukan pengujian kadar Fe pada daun kelor basah, kering, dan ekstrak daun kelor menggunakan metode Spektorofotometri Serapan Atom (SSA). Hasil pengujian menunjukkan bahwa kadar Fe dalam daun kelor basah yang berasal dari Bantul dan Kulonprogo adalah 27,40 mg/kg dan 35,10 mg/kg, dalam daun kelor kering yang berasal dari Bantul dan Kulonprogo adalah 92,21 mg/kg dan 244,43 mg/kg, dan dalam ekstrak daun kelor yang berasal dari Bantul dan Kulonprogo adalah 13,17 mg/kg dan 33,38 mg/kg.
UJI AKTIVITAS SCALP SCRUB EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU METE (Anacardium occidentale L.) TERHADAP JAMUR PENYEBAB KETOMBE (Pityrosporum ovale) Teofilia Alvanes Kronikel Gea; Novena Adi Yuhara; Ellsya Angeline Rawar
Jurnal Buana Farma Vol. 4 No. 2 (2024): Jurnal Buana Farma : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/jbf.v4i2.1055

Abstract

A scalp that is indicated to be unhealthy will damage the aesthetics of the hair. One indication of an unhealthy scalp is dandruff. Dandruff is flaking of the scalp accompanied by itching. Dandruff is caused by the abnormal development of the fungus P.ovale. Cashew leaves have bioactive compounds that have the potential to act as antifungals including flavonoids, tannins, phenolics, saponins. The aim of this research was to determine the characteristics of the scalp scrub cream preparation of cashew leaf ethanol extract and to test the potential activity of cashew leaf ethanol extract scalp scrub against the P. ovale fungus. This research uses the agar diffusion method with the well technique used in this research. Testing began by testing the potential activity of cashew leaf ethanol extract against the P. ovale fungus with concentrations of 25, 50, and 75%, then the best concentration was selected, formulated and tested for antifungal activity. The results obtained in this study were that cashew leaf extract had an inhibitory power in the strong category, namely 25% (14.57 mm ), 50% (14.9 mm ), 75% (16.63 mm ) against P. ovale. Apart from that, the results of the analysis using the Kruskal Wallis test of the scalp scrub cream preparation of cashew leaf extract at concentrations of 25%, 50%, 75% can inhibit P. each concentration variation in inhibiting P. ovale. . The conclusion of this research is that variations in the concentration of cashew leaf extract cream have antifungal activity against P.ovale
Masker Peel-Off Kulit Buah Jeruk Purut (Citrus hystrix) Sebagai Antiacne Yuhara, Novena Adi; Rawar, Ellsya Angeline; Kristariyanto, Yosua Adi
FARMASIS: Jurnal Sains Farmasi Vol 3 No 1 (2022): FARMASIS: Jurnal Sains Farmasi
Publisher : Universitas PGRI Adi Buana, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/farmasis.v3i1.5391

Abstract

Kulit buah jeruk purut (Cytrus Hystrix) biasa digunakan secara komersil sebagai perasa dan pengaroma karena minyak esensial memiliki kandungan hidrokarbon monoterpen, dengan komponen utama adalah β‐pinene (18.76 persen) dan limonene (30.73 persen) serta komponen lain yaitu terpinolene (4.33 persen), α‐terpinene (5.09 persen), γ‐terpinene (6.18 persen), terpineol (8.35 persen), dan terpinene 4 ol (10.63 persen). Jeruk purut memiliki efektivitas sebagai bakterisidal pada bakteri Propionibacterium acnes, 20 serotipe dari Salmonella dan juga bakteri lain yang dapat menyebabkan penyakit pada kulit seperti Staphylococcus epidermis dan Staphylococcus aureus. Jerawat atau acne vulgaris merupakan peradangan yang disertai penimbunan bahan keratin yang disebabkan karena adanya bakteri Staphylococcus aureus yang menyebabkan penyumbatan pada polisebasea. Tujuan penelitian ini adalah menformulasikan masker gel peel-off yang memiliki potensi anti bakteri Staphylococcus aureus sebagai salah satu pemicu timbulnya jerawat serta menguji sifat fisik sediaan. Formula gel peel-off dilakukan uji terhadap bakteri pada konsentrasi 10 persen, 15 persen, 20 persen, dan 25 persen. Evaluasi formula mencakup organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji viskositas, kemampuan untuk mengering, dan uji daya sebar. Hasil dari penelitian ini menunjukkan diameter zona hambat pada konsentrasi ekstrak kulit jeruk purt adalah sebesar 10 persen (1,0 cm), 15 persen (1,4 cm), 20 persen (1,7 cm), dan 25 persen (1,9 cm), kontrol positif (1,5 cm), kontrol negatif (0 cm). Meningkatnya konsentrasi menunjukkan meningkatnya kemampuan penghambatan terhadap Staphylococcus aureus serta uji fisik sediaan sesuai dengan literatur.
The Genetic Polymorphisms of CYP3A4*1G and CYP3A5*3 in Javanese Indonesian Population: The Genetic Polymorphisms of CYP3A4*1G and CYP3A5*3 in Javanese Indonesian Atmaja, Sarah; Ellsya Angeline Rawar; Ani Kristiyani; Dwi Aris Agung Nugrahaningsih; Ahmad Hamim Sadewa; Christine Patramurti
Journal of Tropical Life Science Vol. 14 No. 1 (2024)
Publisher : Journal of Tropical Life Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11594/jtls.14.01.06

Abstract

Polymorphisms of CYP3A4*1G and CYP3A5*3 affect the pharmacokinetic profile of various drugs, e.g., fentanyl, tacrolimus, diltiazem, simvastatin. Tetra-primer amplification refractory mutation system-polymerase chain (ARMS-PCR) is a simple and economical method for SNP determination. The polymorphisms in the CYP3A4*1G and CYP3A5*3 genes have not yet been examined using this method in Javanese Indonesian. Our aim was to determine the frequency of polymorphisms in the CYP3A4*1G and CYP3A5*3 genes in Indonesian Javanese using the ARMS-PCR method. Eighty-six patients at the Kalasan Community Health Centre in Yogyakarta, Indonesia, were chosen based on the inclusion criteria, which is Javanese ancestry. They gave their informed consent to blood collection by completing a form. Genetic variants were detected using Tetra-primer amplification refractory mutation system-polymerase chain (ARMS-PCR). The chi-square test was used to determine genotype deviations from Hardy-Weinberg equilibrium, with a significant threshold of 0.05. For homozygous wild types, CYP3A4 *1/*1 dominated overall among study participants (73.35%), whereas for CYP3A5*3/*3, homozygous mutants were more prevalent (83.72%). Hardy-Weinberg equilibrium is consistent with genotype frequencies (p > 0.005). One participant carried a homozygous mutation for both CYP3A4*1G and CYP3A5*3, while the other 49 subjects were heterozygous for CYP3A4*1G and homozygous mutant for CYP3A5*3, which is the highest number of SNP combinations. The findings of the current investigation demonstrate that the population has the highest proportion of homozygous CYP3A4*1G wild-types (CYP3A4*1/*1) and homozygous mutants for CYP3A5*3 (CYP3A5*3/*3)
Pengaruh Komposisi Basis CMC-Na dan Karbopol Terhadap Karakteristik Sediaan Fisik Gel Minyak Atsiri Bunga Cengkeh Ellsya Angeline Rawar
Jurnal Mahasiswa Ilmu Kesehatan Vol. 2 No. 1 (2024): Januari : Jurnal Mahasiswa Ilmu Kesehatan
Publisher : STIKes Ibnu Sina Ajibarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59841/jumkes.v2i1.862

Abstract

Minyak atsiri bunga cengkeh mengandung eugenol yang memiliki efektivitas farmakologi sebagai anti nyeri dan anti radang. Sediaan topikal yang digunakan untuk mengatasi nyeri dan radang pada kulit adalah gel. Gelling agent yang sering digunakan untuk membuat sediaan gel adalah CMC-Na dan karbopol. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perbedaan komposisi CMC-Na dan karbopol terhadap karakteristik sediaan fisik gel minyak atsiri cengkeh. Sediaan gel minyak atsiri dibuat dengan 5 formula yang terdiri dari 0,2% minyak atsiri cengkeh, 0,18 % metil paraben, 0,2 % propil paraben, 15 % propilenglikol, dan 82,42 % akuades, dengan variasi komposisi CMC-Na dan karbopol. Parameter karakteristik sediaan fisik gel yang diuji adalah uji organoleptis, pH, homogenitas, viskositas, daya lekat, dan daya sebar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aroma, pH, dan homogenitas dari kelima formula tersebut adalah sama yaitu aroma cengkeh, pH 6, dan homogen. Perbedaannya ditunjukkan oleh parameter viskositas, daya lekat, daya sebar, dan bentuk yaitu semakin besar konsentrasi karbopol maka semakin besar viskositas, daya lekat, dan tekstur kekentalan dari gel-nya, tetapi sebaliknya daya sebar semakin menurun. Kesimpulan dari penelitian ini adalah basis karbopol memberikan tekstur gel yang lebih kental dan berwarna bening daripada CMC-Na tetapi memiliki daya sebar kurang.
Penentuan Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH dan Kandungan Fenol Total dalam Minyak Atsiri Daun Sirih Hijau Christiani, Grace Joy; Rawar, Ellsya Angeline; Yuhara, Novena Adi
Jurnal Farmasi Sains dan Terapan (Journal of Pharmacy Science and Practice) Vol 10, No 2 (2023): October
Publisher : Jurnal Farmasi Sains dan Terapan (Journal of Pharmacy Science and Practice)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/jfst.v10i2.4893

Abstract

Sirih hijau telah dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional dan menginang. Senyawa yang terkandung dalam daun sirih hijau beranekaragam, salah satunya adalah minyak atsiri sebesar 0,8-1,8 %. Fenol adalah salah satu jenis senyawa dalam minyak atsiri yang berpotensi sebagai antioksidan. Tujuan penelitian ini adalah menentukan aktivitas antioksidan dan kadar fenol total dalam minyak atsiri daun sirih hijau. Distilasi uap-air digunakan untuk mengisolasi minyak atsiri dalam daun sirih hijau. Metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) digunakan untuk menguji aktivitas antioksidan, sedangkan metode kolorimetri dengan reagen Folin-Ciocalteu digunakan untuk menentukan kandungan fenol total. Rendemen dari hasil isolasi minyak atsiri dalam daun sirih hijau dengan distilasi uap-air adalah 0,1% dengan kandungan fenol total sebesar 595,4 mg GAE/100 gram dan aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 5,67 µg/mL. Minyak atsiri daun sirih hijau berpotensi sebagai sumber antioksidan.