Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terbimbing Pada Materi Pesawat Sederhana untuk Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa SMP Maulida, Atika; Nawir, Muhammad; Dinata, Pri Ariadi Cahya
Bahana Pendidikan: Jurnal Pendidikan Sains Vol. 6 No. 1 (2024): Bahana Pendidikan: Jurnal Pendidikan Sains
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37304/bpjps.v6i1.11757

Abstract

Pembelajaran sains semestinya melibatkan penyelidikan ilmiah untuk memfasilitasi Keterampilan Proses Sains (KPS) peserta didik. Akan tetapi, pembelajaran yang teacher-centered menghasilkan pembelajaran yang monoton, membuat siswa pasif, dan hasil belajar mereka rendah. Oleh karena itu, penelitian ini mengatasi permasalahan tersebut dengan menggunakan pembelajaran inquiry terbimbing pada materi pesawat sederhana. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui keterampilan proses sains peserta didik dan (2) ketuntasan hasil belajar peserta didik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VIII di sekolah tersebut yang terdiri dari 11 kelas. Sampel dalam penelitian ini diambil secara acak (random sampling) dimana kelas yang terpilih adalah kelas VIII-6 dengan jumlah 31 peserta didik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes keterampilan proses sains dan tes hasil belajar kognitif. Dalam penelitian ini dilakukan 5 kali pertemuan yaitu 3 kali pertemuan pembelajaran, 1 kali untuk THB dan 1 kali untuk tes KPS. Hasil penelitian diperoleh KPS 2 (6,45%) peserta didik dengan kategori sangat baik, 24 (80,64%) peserta didik dengan kategori baik dan 4 (12,90%) peserta didik dengan kategori cukup baik. Aspek yang ada dalam KPS terdiri dari merumuskan hipotesis dengan kategori baik, melakukan percobaan dan menarik kesimpulan kategori baik dan menganalissi data dengan kategori cukup baik. Ketuntasan hasil belajar secara individu dari 31 peserta didik yang mengikuti tes diperoleh, 23 peserta didik tuntas dan 8 peserta didik tidak tuntas. Ketuntasan klasikal pembelajaran dinyatakan tidak tuntas karena hanya 74,19% peserta didik tuntas dari standar ketuntasan klasikal sekolah yaitu ≥75%. Ketuntasan TPK materi pesawat sederhana yang terdiri dari 30 soal diperoleh 23 (74,19%) TPK tuntas dan 7 (25,81%) TPK tidak tuntas. Berdasarkan hasil tersebut, pembelajaran inkuiri dapat memfasilitasi keterampilan proses sains dan hasil belajar peserta didik.
Penerapan PBL dengan Multi-Representasi untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP Sapetrus, Frency; Dinata, Pri Ariadi Cahya; Hartanto, Theo Jhoni
Bahana Pendidikan: Jurnal Pendidikan Sains Vol. 7 No. 2 (2025): Bahana Pendidikan: Jurnal Pendidikan Sains
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37304/bpjps.v7i2.19597

Abstract

Permasalahan rendahnya keterampilan berpikir kritis peserta didik dalam pembelajaran IPA masih sering dijumpai, khususnya ketika mereka dihadapkan pada materi yang membutuhkan pemahaman konseptual dan pemecahan masalah. Kondisi ini menunjukkan perlunya penerapan model pembelajaran yang mampu mendorong peserta didik untuk berpikir lebih mendalam dan aktif terlibat dalam proses belajar. Problem Based Learning dengan Multi-Representasi didefinisikan sebagai model pembelajaran berbasis masalah yang menggunakan berbagai bentuk representasi untuk menyajikan informasi, mendukung penyelesaian masalah, dan memperdalam pemahaman peserta didik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan Model Problem Based Learning dengan Pendekatan Multi-Representasi efektif dalam meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Peserta didik SMP di kota Palangka Raya pada Materi Usaha dan Energi. Penelitian ini menggunakan desain pre- experimental design dengan “One Grup Pretest Posttest”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII SMP di kota Palangka Raya, dengan sampel penelitian adalah peserta didik kelas VIII-B berjumlah 15 orang yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui tes keterampilan berpikir kritis sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) perlakuan. Analisis data dilakukan menggunakan statistik deskriptif dan inferensial. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa terdapat peningkatan rata-rata skor keterampilan berpikir kritis peserta didik sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) perlakuan yang ditunjukan dengan nilai mean pretest sebesar 21,917 dan mean posttest meningkat menjadi 64,083. Hasil uji statistik inferensial menggunakan uji Uji Wilcoxon Signed-Rank Test (alternatif uji karena data posttest tidak normal) menunjukkan bahwa penerapan model PBL dengan pendekatan Multi-Representasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis peserta didik, dengan nilai Z = - 3,412 dengan Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,001 pada taraf signifikansi α = 0,05. Selain itu, hasil perhitungan N-Gain Score dengan nilai rata-rata N-Gain keseluruhan adalah 0,54 menunjukkan kategori peningkatan sedang. Sehingga dapat dikatakan bahwa penggunaan PBL dengan multi-representasi secara signifikan dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Hasil penelitian ini mengimplikasikan bahwa penerapan model PBL dengan pendekatan Multi-Representasi dapat menjadi alternatif pembelajaran yang efektif dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis peserta didik serta mendukung implementasi Kurikulum Merdeka dan penguatan kompetensi abad ke-21.
Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction Berbantuan Laboratorium Nyata dan Virtual terhadap Hasil Belajar Kognitif dan Psikomotor pada Materi Pengukuran di Kelas VII Muflihuddin, Muhammad Rizqi; Dinata, Pri Ariadi Cahya; Mustika, Maya
Bahana Pendidikan: Jurnal Pendidikan Sains Vol. 7 No. 2 (2025): Bahana Pendidikan: Jurnal Pendidikan Sains
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37304/bpjps.v7i2.21388

Abstract

Hasil observasi menunjukkan terdapat masalah dalam pembelajaran yakni kurangnya kemampuan kognitif dan psikomotor peserta didik jenjang SMP khususnya pada materi pengukuran yang disebabkan beberapa hal, salah satunya tidak dilakukannya praktikum karena alasan alat praktikum yang sedikit, namun sekolah juga tidak melakukan praktikum secara virtual untuk mengatasi masalah sekaligus memperkenalkan adaptasi teknologi ke peserta didik. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan  untuk mengetahui hasil belajar kognitif dan psikomotor peserta didik melalui penerapan model pembelajaran direct instruction berbantuan laboratorium nyata dan virtual pada materi pengukuran di kelas VII salah satu SMP di Palangka Raya tahun pelajaran 2024/2025. Penelitian yang digunakan adalah pre-experimental dengan desain penelitian one shot case study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII salah satu SMP di Palangka Raya tahun ajaran 2024/2025 yang terdiri atas 11 kelas yakni kelas VII-1 sampai kelas VII-11. Sampel pada penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok (satu kelas) yang dipilih dengan menggunakan teknik random sampling. Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar dan tes psikomotor, dengan analis data yang dilakukan adalah ketuntasan hasil belajar kognitif dan ketuntasan hasil belajar psikomotor. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa 22 dari 32 peserta didik atau secara klasikal 68,75% peserta didik telah berhasil mencapai ketuntasan kognitif. Kemudian 13 dari 15 TPK juga telah berhasil dicapai ketuntasannya. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan penggunaan model pembelajaran direct instruction berbantuan laboratorium virtual dan laboratorium nyata dapat memberikan kemampuan kognitif dan psikomotor yang baik bagi peserta didik pada materi pengukuran kelas VII SMP. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk dunia pendidikan khususnya menjadi referensi bagi pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran IPA jenjang SMP pada materi pengukuran agar pendidik dapat memberikan pengetahuan teori dan kemampuan psikomotor yang baik bagi peserta didik.