Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

KEANEKARAGAMAN KANTONG SEMAR (Nepenthes spp) DI PULAU BATAM Syamsi, Fauziah; Sudirman, Destaria
JURNAL DIMENSI Vol 6, No 3 (2017): JURNAL DIMENSI (NOVEMBER 2017)
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (701.753 KB) | DOI: 10.33373/dms.v6i3.1078

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman Nepenthes di pulau Batam. Penelitian dilakukan pada bulan April – Juni 2017 di empat hutan lindung di pulau Batam, yaitu Hutan lindung Bukit Dangas, Hutan Lindung Sei Ladi, Hutan Lindung Sei Harapan dan Hutan Lindung Duriangkang. Metode yang digunakan adalah survey dengan teknik purposive sampling, yaitu dengan menggunakan metode kuadrat. Dari penelitian yang telah dilakukan, ditemukan lima jenis Nepenthes, yaitu N. ampullaria, N. gracilis, N. rafflesiana, N. x hookeriana, N. x trichocarpa  dimana dua jenis diantaranya adalah spesies hasil persilangan alami di alam. Jumlah individu terbanyak adalah N. gracilis yaitu sekitar 86% dari total individu Nepenthes yang ditemukan. kerapatan relatif tertinggi adalah N. gracilis di Hutan Lindung Sei. Ladi yaitu sebesar 97,89%. Frekuensi relatif tertinggi adalah N. gracilis di Hutan Lindung Duriangkang  yaitu sebesar  92%. Indeks Nilai Penting tertinggi adalah N. gracilis di Hutan Lindung Duriangkang  yaitu sebesar 188,67%. Secara keseluruhan indeks keanekaragaman pada setiap lokasi pengamatan tergolong rendah yaitu (0.15≤H’≤0.94) 1. Indeks Kemerataan spesies tertinggi adalah di Hutan Lindung Sei. Ladi dengan nilai indeks Kemerataan sebesar 0.58 dengan kategori komunitas labil, sementara tiga lokasi lainnya tergolong komunitas tertekan dengan nilai indeks Kemerataan spesies 0.5. Kata Kunci: Nepenthes, Keanekaragaman, Hutan lindung, Pulau Batam 
DIVERSITY OF MICROCHIROPTERAN BATS IN FOREST FRAGMENTS AND RIPARIAN ZONES IN AN OIL PALM PLANTATION ESTATE Syamsi, Fauziah
JURNAL DIMENSI Vol 4, No 1 (2015): JURNAL DIMENSI
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.705 KB) | DOI: 10.33373/dms.v4i1.29

Abstract

Oil palm is one of the world’s most rapidly increasing crops, and covers over 13 million ha in Southeast Asia. Sumatra has a relatively long history of commercial oil palm cultivation, and many plantations have replaced rain forest. Typically these monoculture plantations support much fewer species than do forest, however there is very little information available for bats. We sampled insectivorous bats in West Sumatra in a mature oil palm plantation where some forest cover was retained in forest fragments on hills and along rivers. Using a total of 180 harp trap nights we compared the bat community in three habitat types: forest patches, riparian zone and plantation area. In total we captured 1108 bats representing 21 species and 5 families, and the majority of these (in terms of species and abundance) were found in forest fragments. Oil palm plantation was found to be a poor habitat for bats – only four individuals of two species were captured. Riparian areas supported intermediate diversity, and might be important as wildlife corridors between forest fragments.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SILVOFISHERY KEPITING BAKAU (Scylla spp) DI PULAU NGENANG KELURAHAN NGENANG KOTA BATAM Efendi, Yarsi; Syamsi, Fauziah; Sari, Nurhaty Purnama; Agustina, Fenny
MINDA BAHARU Vol 7, No 1 (2023): Minda Baharu
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/jmb.v7i1.5304

Abstract

Keberadaan hutan mangrove di Kota Batam saat ini terus mengalami degradasi akibat lajunya pembangunan. Salah satu wilayah Pesisir di Kota Batam yang mengalami degradasi mangrove adalah Pulau Ngenang Kelurahan Ngenang Kecamatan Nongsa Kota Batam. Eksplotasi sumberdaya hutan mangrove yang tidak terkendali akan menurunkan kualitas dan kuantitas ekosistem. Untuk itu diperlukan upaya konservasi guna mempertahankan keberadaannya. Salah satu upaya konservasi yang dapat dilakukan adalah sistem mina hutan (silvofishery) pemeliharaan kepiting bakau (Scylla spp). Usaha silvofishery ini potensial untuk dikembangkan dan memiliki peluang pasar terbuka luas dan prospektif, baik domestik maupun mancanegara. Tujuan dari program pendampingan ini memberikan ilmu pengetahuan tekhnologi dan keterampilan kepada masyarakat mitra, memberikan pemahaman pemanfaatkan sumberdaya hutan mangrove secara optimal dan lestari, meningkatkan alternatif mata pencaharian (alternative livelyhood) dan peluang kerja bagi masyarakat pesisir. Metode kegiatan meliputi: 1) Sosialisasi dan demonstrasi, yang terdiri dari kegiatan : penyiapan tambak budidaya, Penyiapan kandang ( box kepiting), pengelolaan usaha dengan menerapkan manajemen usaha yang baik, penyediaan bibit, dan pemeliharaan. 2). Pemantauan dan evaluasi dan 3). Pemanenan. Hasil analisis menunjukkan adanya perubahan sikap dan pengetahuan kelompok nelayan dari yang kurang mengetahui menjadi cukup banyak mengetahui usaha budidaya, melalui sistem silvofishery dapat menjaga dan mempertahankan lelestarian hutan mangrove, dan memberikan peluang usaha bagi masyarakat.
PENDAMPINGAN PENGELOLAAN SAMPAH DI PESISIR PULAU BULANG KEBAM KOTA BATAM Syamsi, Fauziah; Ramses, Ramses; Ashari, Erwin; Anggraini, Dini; Hasibuan, Rahman; Wiryawan, Mahardika
MINDA BAHARU Vol 8, No 1 (2024): Minda Baharu
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/jmb.v8i1.6009

Abstract

Permasalahan sampah sangat banyak kita jumpai di Indonesia, mulai dari rendahnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya sampai minimnya fasilitas tempat pembuangan sampah. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran warga untuk membuang sampah pada tempatnya, menanamkan rasa cinta kebersihan lingkungan dan penataan lingkungan yang lebih rapi dan bersih dengan pengadaan TPS (Tempat Pembuangan Sementera) dan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sampah di Pulau Bulang Kebam. Kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan 3 tahap, yaitu sosialisasi, pendampingan pengadaan TPS dan pendampingan pengadaan TPA. Kegiatan sosialisai sangat disambut baik oleh warga yang dibuktikan dengan warga menerima kantong sampah yang diberikan dan menggunakan kantong sampah tersebut untuk mengumpulkan sampah anorganik yang mereka hasilkan. Pengadaan TPS dan TPA mendapat respon positif dari warga dan perangkat setempat dengan memberikan izin lokasi pendirian dan turut serta dalam pembuatan TPS dan TPA. Semua warga berperan aktif dalam mengumpulkan sampah yang berserakan dan membuang pada TPS untuk selanjutnya diantarkan ke TPA oleh seksi kebesihan untuk proses lebih lanjut. Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi solusi dalam menjaga kebersihan pulau dan laut di sekitarnya.
Pengaruh Media Evaluasi Berbantu Aplikasi Kahoot! Terhadap Efikasi Diri Siswa Dalam Pembelajaran Biologi Di SMA Muhammadiyah 1 Batam Amelia, Amelia; Rahmi, Rahmi; Syamsi, Fauziah
SIMBIOSA Vol 13, No 1 (2024): SIMBIOSA
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/simbiosa.v13i1.6747

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh media evaluasi berbantu kahoot! terhadap efikasi diri siswa dalam pembelajaran biologi di SMA Muhammadiyah 1 Batam. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPA di SMA Muhammadiyah 1 Batam yang berjumlah 23 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah sampel jenuh. Desain penelitian yang digunakan adalah one group pretest posttest design. Pengumpulan data yang digunakan berupa angket dan soal. Uji prasyarat analisis yang digunakan berupa uji normalitas dan uji linearitas, sedangkan uji hipotesis yang digunakan yaitu uji korelasi pearson product moment. Dari hasil analisis ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan media evaluasi berbantu kahoot! terhadap efikasi diri siswa dalam pembelajaran biologi di kelas X IPA SMA Muhammadiyah 1 Batam. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji korelasi pearson product moment dengan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,0000, dimana hal ini menunjukkan terdapat korelasi antara hasil belajar dan efikasi diri siswa. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh dalam penggunaan media evaluasi berbantu kahoot! terhadap efikasi diri siswa dalam pembelajaran biologi di SMA Muhammadiyah 1 Batam.
Siput Laut Gonggong (Gastropoda, Strombidae) dan Perkembangan Penelitian Tentangnya: Review Diversitas Spesies, Resiko Ekologi dan Kesehatan Pangan dari Bioakumulasi Logam. Ramses, Ramses; Syamsi, Fauziah
SIMBIOSA Vol 13, No 1 (2024): SIMBIOSA
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/simbiosa.v13i1.7237

Abstract

Pentingnya biota moluska (gastropoda) bagi kehidupan manusia sudah dimulai sejak masa lampau. Beberapa spesies memiliki distribusi terbatas dan dinyatakan langka. Di Indonesia khususnya di Provinsi Kepulauan Riau siput gonggong merupakan salah satu seafood favorit. Sampai saat ini, pemanfaatan siput laut gonggong masih tinggi dan masih tergantung pada pasokan dari alam, namun penelitian tentang siput laut ini masih sangat terbatas. Kajian ini didasarkan pada data sekunder untuk mengevaluasi perkembangan penelitian sebuhungan dengan siput gonggong, dan mengeksplorasi kesenjangan penelitian. Kami menelusuri artikel ilmiah yang diterbitkan selama 20 tahun terakhir menggunakan sejumlah database ilmiah. Diversitas siput gonggong di berbagai perairan belum dijelaskan secara tuntas, menggunakan teknik identifikasi yang memadai. Mengenali diversitas siput gonggong secara baik dan akurat penting dalam memilah-milah spesies untuk tujuan pengelolaan berkelanjutan dan kepentingan konservasi keanekaragaman hayati di masa depan. Disamping itu, perlu juga memastikan asal usul perairan tempat tinggal gonggong dan tingkat konsentrasi logam berat untuk memastikan kesehatan pangan. Dalam aspek pengelolaan berkelanjutan, menentukan mekanisme yang mengatur distribusi dan kelimpahan adalah sangat penting untuk pengelolaan spesies ini.
Ketersediaan Tempat Roosting Kelelawar Vampir Palsu (Megaderma spasma) di Pulau Kecil Kota Batam Syamsi, Fauziah; Ramses, Ramses; Alfajri, Desman; Ashari, Erwin; Efendi, Yarsi
SIMBIOSA Vol 13, No 2 (2024): SIMBIOSA
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/simbiosa.v13i2.7352

Abstract

Kelelawar vampire palsu (Megaderma spasma) memiliki daerah distribusi yang luas, termasuk di pulau kecil yang jauh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi ketersediaan lokasi roosting kelelawar M. spasma pada habitat pulau kecil. Penelitian ini dilakukan dengan metode survey untuk menemukan ketersedian tempat roosting bagi M. spasma. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, kelelawar M. spasma ditemukan roosting pada bangunan dapur arang yang sudah ditinggalkan. Dapur arang merupakan bangunan yang terbuat dari tanah, berbentuk setengah lingkaran, seperti gua kecil, dengan pintu masuk dan lobang kecil untuk ventilasi. Bangunan tersebut merupakan bekas dapur arang yang sudah tidak digunakan oleh masyarakat. Dari 4 dapur arang (DAR) yang ada di pulau tersebut, 3 diantaranya (DAR 1, DAR 3, dan DAR 4) dijadikan sebagai lokasi roosting oleh M. spasma dan 1 dapur arang lainnya (DAR 2) tidak menjadi lokasi roosting. Jumlah individu kelelawar terbanyak ditemukan di DAR 1 yaitu sebanyak 6 individu dan paling sedikit di DAR 4 yaitu sebanyak 1 individu. Adapun faktor faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi roosting oleh M. spasma pada habitat pulau kecil diantaranya adalah intensitas cahaya dan iklim, keamanan dari gangguan cuaca, keamanan dari gangguan manusia dan predator. Semua faktor tersebut sangat erat kaitannya dengan struktur lokasi roosting yang menjamin keselamatan kelelawar dari semua faktor eksternal yang mungkin akan mempengaruhi kelelawar.
Yarsi Analisis Vegetasi dan Realitas Kerusakan Ekosistem Mangrove di Gunung Kijang Bintan Efendi, Yarsi; Puspita, Lani; Syamsi, Fauziah; Ardiansyah, Rio
BioEksakta : Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed Vol 7 No 2 (2025): BioEksakta
Publisher : Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.bioe.2025.7.2.14468

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi vegetasi mangrove di Pulau Bintan, khususnya di kawasan Gunung Kijang, serta mengevaluasi tingkat kerusakannya. Metode yang digunakan adalah survei dengan penempatan tiga transek untuk mengumpulkan data mengenai kerapatan, frekuensi, dominansi, nilai penting, dan tingkat kerusakan vegetasi mangrove. Ditemukan 13 jenis mangrove sejati dan 3 jenis mangrove asosiasi, dengan Rhizophora apiculata sebagai spesies dominan di semua transek berdasarkan hasil sensus dan pengamatan. Terdapat variasi dalam vegetasi, dengan total 796 pohon per hektar di lokasi pengamatan, yang menunjukkan kondisi "rusak" sesuai dengan kriteria kerusakan mangrove yang diatur dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia No. 201 Tahun 2004. Oleh karena itu, diperlukan upaya rehabilitasi dan konservasi mangrove, termasuk penanaman kembali spesies mangrove dan pengelolaan berkelanjutan sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini. Kata kunci : Analisis Vegetasi, Gunung Kijang Bintan, Tingkat Kerusakan
Morphometric and Length–Weight Relationships of Three Penaeid Shrimp Species in the Waters of Jaloh Island, Batam City Masni, Masni; Syamsi, Fauziah; Efendi, Yarsi
JURNAL PEMBELAJARAN DAN BIOLOGI NUKLEUS Vol 11, No 3: Jurnal Pembelajaran Dan Biologi Nukleus September 2025
Publisher : Universitas Labuhanbatu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36987/jpbn.v11i3.7662

Abstract

Background: Understanding the relationship between body length and weight in commercially essential shrimp species is crucial for assessing growth patterns and estimating biomass. This study aims to evaluate the relationship between body length and weight in three species of shrimp, namely the whiteleg shrimp (Penaeus merguensis), whiteleg shrimp (Litopenaeus vannamei), and tiger shrimp (Penaeus monodon), as a basis for fisheries management in the waters of Jaloh Island, Batam City. Methodology: The samples were collected randomly from the results, catching fishermen at three stations during a day of data collection. Morphometric measurements were conducted on 180 individual, namely whiteleg shrimp (P. merguensis), White shrimp (L. vannamei), and Tiger shrimp (P. monodon). The length-weight relationship has been analyzed for a long time using simple regression using Excel software. The connection between character morphometrics and total length was analyzed with ANCOVA using SPSS 27 software. Findings: The results showed the determinant coefficient of three species shrimp in this study indicates a very close relationship between the growth of length and weight of shrimp. In the P. monodon species, it is known that approximately 78 % of the weight gain is attributed to the increase in shrimp length, while 22 % is attributed to other factors. Characters that influence the total length of the three species are generally overall, where P. merguensis is more influenced by the tail and weight, L. vannamei by the front, back, and body mass, while P. monodon involves almost all parts of the body. Contribution: This approach helps estimate biomass, identify morphological variations between species, and provides a scientific basis in supporting efforts to manage shrimp resources sustainably
Exploration of Community Structure and Density of Sea Cucumbers (Holothuroidea) in the Tropical Waters of Abang Island, Batam Savitri, Yulia; Efendi, Yarsi; Syamsi, Fauziah
JURNAL PEMBELAJARAN DAN BIOLOGI NUKLEUS Vol 11, No 3: Jurnal Pembelajaran Dan Biologi Nukleus September 2025
Publisher : Universitas Labuhanbatu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36987/jpbn.v11i3.7695

Abstract

Background: Coral reef ecosystems in tropical waters are highly productive and biodiverse, with sea cucumbers (Holothuroidea) serving essential ecological functions as detritivores, contributing to nutrient cycling, sediment bioturbation, and substrate quality. Despite their ecological and economic significance, data on the community structure and density of sea cucumbers in Abang Island remain scarce. This study aimed to assess the species composition, density, and ecological patterns of Holothuroidea in the tropical waters of Abang Island, Batam. Methodology: Field surveys were conducted using a transect-quadrat method, with environmental parameters (temperature, salinity, pH, dissolved oxygen) measured in situ. Findings: Five species were recorded: Holothuria leucospilota, H. atra, H. scabra, H. fuscocinerea, and H. pardalis. Species composition was dominated by H. leucospilota at Station 1 and H. fuscocinerea at Station 2. The highest density was 0.130 ind/m² for H. leucospilota at Station 1, and 0.150 ind/m² for H. fuscocinerea at Station 2. Community analysis showed greater diversity at Station 1 (H′ = 1.07) but higher dominance at Station 2 (D = 0.691). Pearson correlation indicated that salinity and temperature were the most influential factors affecting abundance, varying by habitat type. These results suggest that habitat characteristics, particularly substrate and vegetation, shape species distribution in small island ecosystems. Contribution: This study provides the first baseline data on sea cucumbers in Abang Island, offering novel insights into the linkage between environmental parameters and species-specific distribution patterns, and supporting conservation and sustainable management of these ecologically and economically valuable resources