Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

PENDAMPINGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA LAPIS LEGIT OLEH-OLEH KHAS MALANG Liskinasih, Ayu; Weganofa, Riza; Sari, Ati Retna
PEDULI: Jurnal Ilmiah Pengabdian Pada Masyarakat Vol 3 No 1 (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.291 KB) | DOI: 10.37303/peduli.v3i1.112

Abstract

Industri oleh-oleh khas kota Malang terutama varian keik dan roti selama beberapa tahun terakhir ini didominasi oleh merek-merek milik pesohor ternama. Karena gencarnya iklan dan modal usaha yang besar, hal ini rupanya mempengaruhi daya saing produksi keik oleh-oleh rumahan. Melalui kegiatan PKM Industri Rumah Tangga ini tim pengabdi melakukan pendampingan kepada mitra industri rumah tangga “Raisa Lapis Legit” agar dapat bersaing dengan produk oleh-oleh terkenal milik para pesohor. Adapun permasalahan yang dialami mitra yaitu: (1) inefisiensi produksi, (2) pengemasan tidak sesuai standar, (3) buruknya manajemen usaha, keuangan, dan pemasaran, dan (4) belum memiliki ijin PIRT. Untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut telah dilakukan kegiatan pendampingan meliputi: (1) pengadaan alat produksi yang telah diupgrade untuk mengatasi inefisiensi produksi; (2) pengemasan kembali produk menggunakan sealer dan redesign kotak kemasan; (3) pendampingan dan workshop dengan topik riset pasar, diversifikasi produk, manajerial keuangan, tata kelola stock produksi, dan e-commerce; serta (4) pendampingan pengurusan ijin PIRT. Setelah dilakukan usaha-usaha pendampingan tersebut didapatkan hasil: (1) peningkatan efisiensi dan keamanan produksi; (2) daya simpan produk yang semakin baik; (3) peningkatan pemahaman dan perubahan perilaku terkait manajemen usaha, keuangan, dan pemasaran; (4) perluasan pemasaran; dan (5) terbitnya ijin PIRT.
PENINGKATAN PEMAHAMAN FIGURATIVE LANGUAGE DALAM MATA KULIAH SPEAKING MELALUI TEKNIK DRAMA Salwa, Salwa; Liskinasih, Ayu
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Vol 41, No 4 (2008): Edisi Khusus 2008
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpp.v40i4.8354

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi mahasiswa jurusan pendidikan Bahasa Inggris Universitas Kanjuruhan Malang dimana penelitian awal menunjukkan bahwasanya para mahasiswa mengalami kesulitan dalam menggunakan ragam majas ( figurative language yang tepat serta kesulitan dalam memahami makna-makna majas tersebut, hal tersebut dikarenakan terbatasnya pengajaran kosa kata tentang majas serta penagajaran bahasa yang lebih menekankan pada faktor tata bahasa (grammar) saja. tim peneliti tergerak untuk menerapkan drama project pada mata kuliah speaking sebagai suatu metode untuk peningkatan pemahaman mahasiswa akan penggunaan majas ( figurative language) yang nantinya akan diterapkan dalam penulisan naskah drama dan akan ditampilkan didalam kelas oleh tiap-tiap group mahasiswa yang secara tidak langsung juga  akan meningkatkan keterampilan berbicara  (speaking) dan meningkatkan kepercayaan diri untuk berbicara didepan umum.Penelitian ini menggunakan metode campuran dengan penjelasan berkelanjutan (sequential explanatory) dengan dua fase. Fase pertama merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain quasi-experimental sedangkan fase kedua merupakan penelitian kualitatif dengan desain studi kasus. Hasil dari post-test menunjukkan adanya peningkatan skor kemampuan mahasiswa dari76,5 menjadi 81,36  serta hasil dari Focus Group Discussion (FGD) menunjukkan bahwa para mahasiswa merasa lebih mudah memahami figurative language melalui project drama.Kata kunci : Figurative language ( majas), speaking, drama
PENINGKATAN PEMAHAMAN FIGURATIVE LANGUAGE DALAM MATA KULIAH SPEAKING MELALUI TEKNIK DRAMA Salwa, S.; Liskinasih, Ayu
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Vol 49, No 3 (2016): Oktober 2016
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.881 KB) | DOI: 10.23887/jppundiksha.v49i3.9017

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi mahasiswa jurusan pendidikan Bahasa Inggris Universitas Kanjuruhan Malang dimana penelitian awal menunjukkan bahwasanya para mahasiswa mengalami kesulitan dalam menggunakan ragam majas (figurative language yang tepat serta kesulitan dalam memahami makna-makna majas tersebut, hal tersebut dikarenakan terbatasnya pengajaran kosa kata tentang majas serta penagajaran bahasa yang lebih menekankan pada faktor tata bahasa (grammar) saja. tim peneliti tergerak untuk menerapkan drama project pada mata kuliah speaking sebagai suatu metode untuk peningkatan pemahaman mahasiswa akan penggunaan majas (figurative language) yang nantinya akan diterapkan dalam penulisan naskah drama dan akan ditampilkan didalam kelas oleh tiap-tiap group mahasiswa yang secara tidak langsung juga  akan meningkatkan keterampilan berbicara  (speaking) dan meningkatkan kepercayaan diri untuk berbicara didepan umum.Penelitian ini menggunakan metode campuran dengan penjelasan berkelanjutan (sequential explanatory) dengan dua fase. Fase pertama merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain quasi-experimental sedangkan fase kedua merupakan penelitian kualitatif dengan desain studi kasus. Hasil dari post-test menunjukkan adanya peningkatan skor kemampuan mahasiswa dari76,5 menjadi 81,36  serta hasil dari Focus Group Discussion (FGD) menunjukkan bahwa para mahasiswa merasa lebih mudah memahami figurative language melalui project drama.
CORRECTIVE FEEDBACKS INTERACTION IN CLT-ADOPTED CLASSROOMS Liskinasih, Ayu
Indonesian Journal of Applied Linguistics Vol 6, No 1 (2016): Vol. 6 No. 1 July 2016
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/ijal.v6i1.2662

Abstract

This case study aimed to examine corrective feedback (CF) pattern in the interactions of Indonesian EFL (English as Foreign Language) classrooms (a speaking and a grammar classrooms) which adopt CLT (Communicative Language Teaching). Two lecturers and twenty undergraduate English department students of an A-class university in Indonesia were involved as research participants. The findings revealed that the lecturers employed all types of CF to treat all types of errors. Explicit corrections were dominant in Speaking class as well as other explicit CF; whereas reformulations and prompt were equally distributed. Elicitation was dominant in Grammar class as well as other prompts; meanwhile, explicit and implicit CFs had similar proportion. The lecturers’ preferences were based on their beliefs on how their students learn foreign language and some factors such as the importance of CF to the instructional focus of the lesson, the possibility to generate student’s uptake, and also their empathetic values about students’ current language development. It was concluded that the provisions of CF in EFL classrooms reflect the application of CLT.
THE VALIDITY EVIDENCE OF TOEFL TEST AS PLACEMENT TEST Ayu Liskinasih
JURNAL ILMIAH BAHASA DAN SASTRA Vol. 3 No. 2 (2016): Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra
Publisher : Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: This study is aimed at evaluating the validity of TOEFL test as instrument for placement test. The three sections of the test including listening, structure, reading, and vocabulary were used to measure 96 freshmen basic competences in English, before attending courses. Based on the result of TOEFL test, students were classified into four classes from the highest to the lowest competency levels, namely A, B, C, and D. To measure the correlation level, the two sets of score were compared by using Pearson product moment correlation, the TOEFL score and students’ achievement score. The score of students’ achievement was derived from the final test of Integrated Course. There were 2 language skills and 2 language components that were tested: listening, reading, grammar and vocabulary. The medium positive and significant correlation level (0.41) indicated that TOEFL test was quiet valid to be used as instrument for placement test. However, students’ characteristics and background should be considered to achieve the high and significant correlation level.Keywords: placement test, TOEFL test, and validity 
The Use of Songs in Increasing Students’ Understanding of Figurative Language S Salwa; Ayu Liskinasih
IJEE (Indonesian Journal of English Education) IJEE (Indonesian Journal of English Education)| Vol. 3 | No.1 | 2016
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/ijee.v3i1.3443

Abstract

ABSTRACT This study aims at investigating the perceptions of students at Kanjuruhan University of Malang about the use of songs as supplementary materials in understanding the meanings of figurative language such as metaphor, hyperbole, personification, etc. This study employed a mixed-methods approach. The data were collected through questionnaire, video-recording and focus-group discussion. The participants of this study were 30 students attending vocabulary class in the third semester. The results of this data analysis showed that most of the students (85%) have positive attitudes towards the use of songs as considerable media to help them understand the meanings of figurative language and improve their motivation in learning English. It is hoped that English lecturers will use songs as one of interesting techniques in teaching figurative language, so that students will be more interested in analyzing figurative language using authentic-based materials. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara rinci bagaimana pembelajaran bahasa kiasan (figurative language) seperti metafora, hiperbola, personifikasi, dsb agar dapat lebih mudah dimengerti oleh para mahasiswa, melalui media lagu sebagai materi tambahan (supplementary materials). Metode penelitian ini adalah mixed-method. Peneliti menggunakan beberapa instrumen penelitian yaitu kuesioner, observasi, rekaman video dan juga focus- group discussion yang dilakukan pada para participant yaitu 30 mahasiswa semester tiga yang menempuh mata kuliah Vocabulary pada jurusan pendidikan Bahasa Inggris Universitas Kanjuruhan Malang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwasanya para mahasiswa (85%)  memiliki persepsi dan sikap yang positif terhadap penggunaan lagu dalam pembelajaran Figurative language. Pembelajaran dengan menggunaan media lagu ini juga dapat meningkatkan motivasi mahasiswa dalam mempelajari Figurative language. Penelitian ini secara teori dapat menambah variasi metode pembelajaran Figurative language sehingga diharapkan para dosen pengajar mata kuliah vocabulary serta mata kuliah Intro to literature (pendekatan sastra)  dapat menerapkan metode ini didalam kelas sehingga dapat meningkatkan motivasi mahasiswa dalam mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa asing melalui  media otentik seperti lagu. How to Cite: Salwa. Liskinasih, A. (2016). The Use of Songs in Increasing Students’ Understanding of Figurative Language. IJEE (Indonesian Journal of English Education), 3(1), 75-88. doi:10.15408/ijee.v3 i1.3443 Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/ijee.v3i1.3443
PENINGKATAN PEMAHAMAN FIGURATIVE LANGUAGE DALAM MATA KULIAH SPEAKING MELALUI TEKNIK DRAMA Salwa Salwa; Ayu Liskinasih
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Vol 41 No 4 (2008): Edisi Khusus 2008
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpp.v40i4.8354

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi mahasiswa jurusan pendidikan Bahasa Inggris Universitas Kanjuruhan Malang dimana penelitian awal menunjukkan bahwasanya para mahasiswa mengalami kesulitan dalam menggunakan ragam majas ( figurative language yang tepat serta kesulitan dalam memahami makna-makna majas tersebut, hal tersebut dikarenakan terbatasnya pengajaran kosa kata tentang majas serta penagajaran bahasa yang lebih menekankan pada faktor tata bahasa (grammar) saja. tim peneliti tergerak untuk menerapkan drama project pada mata kuliah speaking sebagai suatu metode untuk peningkatan pemahaman mahasiswa akan penggunaan majas ( figurative language) yang nantinya akan diterapkan dalam penulisan naskah drama dan akan ditampilkan didalam kelas oleh tiap-tiap group mahasiswa yang secara tidak langsung juga  akan meningkatkan keterampilan berbicara  (speaking) dan meningkatkan kepercayaan diri untuk berbicara didepan umum.Penelitian ini menggunakan metode campuran dengan penjelasan berkelanjutan (sequential explanatory) dengan dua fase. Fase pertama merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain quasi-experimental sedangkan fase kedua merupakan penelitian kualitatif dengan desain studi kasus. Hasil dari post-test menunjukkan adanya peningkatan skor kemampuan mahasiswa dari76,5 menjadi 81,36  serta hasil dari Focus Group Discussion (FGD) menunjukkan bahwa para mahasiswa merasa lebih mudah memahami figurative language melalui project drama.Kata kunci : Figurative language ( majas), speaking, drama
PENINGKATAN PEMAHAMAN FIGURATIVE LANGUAGE DALAM MATA KULIAH SPEAKING MELALUI TEKNIK DRAMA S. Salwa; Ayu Liskinasih
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Vol 49 No 3 (2016): Oktober 2016
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.881 KB) | DOI: 10.23887/jppundiksha.v49i3.9017

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi mahasiswa jurusan pendidikan Bahasa Inggris Universitas Kanjuruhan Malang dimana penelitian awal menunjukkan bahwasanya para mahasiswa mengalami kesulitan dalam menggunakan ragam majas (figurative language yang tepat serta kesulitan dalam memahami makna-makna majas tersebut, hal tersebut dikarenakan terbatasnya pengajaran kosa kata tentang majas serta penagajaran bahasa yang lebih menekankan pada faktor tata bahasa (grammar) saja. tim peneliti tergerak untuk menerapkan drama project pada mata kuliah speaking sebagai suatu metode untuk peningkatan pemahaman mahasiswa akan penggunaan majas (figurative language) yang nantinya akan diterapkan dalam penulisan naskah drama dan akan ditampilkan didalam kelas oleh tiap-tiap group mahasiswa yang secara tidak langsung juga  akan meningkatkan keterampilan berbicara  (speaking) dan meningkatkan kepercayaan diri untuk berbicara didepan umum.Penelitian ini menggunakan metode campuran dengan penjelasan berkelanjutan (sequential explanatory) dengan dua fase. Fase pertama merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain quasi-experimental sedangkan fase kedua merupakan penelitian kualitatif dengan desain studi kasus. Hasil dari post-test menunjukkan adanya peningkatan skor kemampuan mahasiswa dari76,5 menjadi 81,36  serta hasil dari Focus Group Discussion (FGD) menunjukkan bahwa para mahasiswa merasa lebih mudah memahami figurative language melalui project drama.
AN ANALYSIS OF FLEMING’S THEORY ON VARK (VISUAL, AURAL, READ/WRITE, AND KINESTHETIC) LEARNING STYLE IN COLLEGE STUDENTS Riza Weganofa; Ayu Liskinasih; Siane Herawati; Indah Rustiani
JURNAL ILMIAH BAHASA DAN SASTRA Vol. 9 No. 1 (2022): JIBS : JURNAL ILMIAH BAHASA DAN SASTRA
Publisher : Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jibs.v9i1.7148

Abstract

This study was aimed at investigating the kinds of learning style used by college students in learning English vocabulary. The researchers categorized the kinds of learning style based on Fleming’s theory into Visual (V), Aural (A), Read/Write (R), and Kinesthetic (K). Further, they used questionnaire and interview to collect the data from forty participants. The instruments were applied right after the participants finished their vocabulary course. The result of questionnaire shown that students used Kinesthetic (K) learning style for learning English in general. Meanwhile the result of the interview shown that learning style used by college students for learning English vocabulary was read/write (R) type. It can be concluded that most students used different learning styles for different purposes. The learning style can change over time according to the conditions that students need. Based on the stages of cognitive development, it can be said that college students included to adulthood which means they use abstract thought when they learnt something. They should have been able to understand the vocabulary by using visual learning style, since kinesthetic style is more suitable for children between 2 and 7 years of age than for adults. This indicates that between student’s beliefs and teacher’s beliefs are incompatible.
Study of The Implementation of Merdeka Belajar-Kampus Merdeka Program: The Prevalence of Motives and Perceptions of Competitive Readiness in The Business and The Industrial World Teguh Sulistyo; Ayu Liskinasih; Maria Purnawati
Jurnal Inspirasi Pendidikan Vol 12 No 1 (2022): Januari 2022
Publisher : Universitas Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.37 KB) | DOI: 10.21067/jip.v12i1.6412

Abstract

Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) is a relatively new program, so there are still many obstacles in the process of preparation, implementation, and evaluation. This study aims to see students' motives and perceptions of the implementation of the MBKM program they have carried out in preparation for facing competition in the business / industrial world (DUDI). This research applies quantitative methods with exploratory designs. The respondents in the study were 62 students of the English Literature Study Program at PGRI Kanjuruhan University malang semesters 1, 3, 5, and 7 who were selected using stratification sampling techniques. This study indicates that students get many benefits from MBKM regardless of the obstacles and concerns they face. The MBKM program brings students closer to the business and industrial world because they can directly experience work life. Students have confidence that they can compete in business and industry after they graduate, so they think that MBKM benefits soft skills and hard skills according to their respective passions.