Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PERBANDINGAN PERILAKU PERBAIKAN TANAH METODE PRELOADING VAKUM DAN PRELOADING TIMBUNAN DENGAN ELEMEN HINGGA 2D Zakwan Gusnadi; Paulus Pramono Rahardjo; Aswin Lim
TERAS JURNAL Vol 11, No 2 (2021): Volume 11 Nomor 2, September 2021
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/tj.v11i2.513

Abstract

Abstrak Perbaikan tanah lunak dengan pra-beban (preloading) dimaksudkan untuk mereduksi penurunan pada masa operasional dan meningkatkan kekuatan tanah. Preloading dalam perbaikan tanah lunak biasanya dikombinasikan dengan Prefabricated Vertical Drain (PVD) guna mempercepat proses disipasi air pori. Metode preloading dapat dilakukan dengan cara konvensional menggunakan timbunan ataupun dengan tekanan vakum. Untuk mengetahui perilaku preloading dengan tekanan vakum ini digunakan metode elemen hingga 2D menggunakan program bantu ABAQUS (berasal dari nama alat hitung Abacus). Hasil analisis menunjukan pada hari ke 217 perbaikan preloading vakum menghasilkan penurunan sebesar 1,23 m dan preloading timbunan menghasilkan penurunan sebesar 1,18 m, namun pola penurunan yang terjadi dengan preloading vakum terlihat lebih besar pada 35 hari pertama perbaikan. Pada perubahan tekanan air pori preloading vakum menunjukan reduksi tekanan air pori, sedangkan dengan preloading timbunan tekanan air pori meningkat pada masa konstruksi dan tereduksi pada masa perbaikan. Lebih lanjut pada perilaku deformasi lateral di kaki timbunan, metode preloading vakum menunjukan pergerakan lateral ke arah dalam area perbaikan sedangkan dengan preloading konvensional pergerakan lateral tanah terjadi ke arah luar area perbaikan. Kata kunci: ABAQUS, Elemen Hingga 2D, Perbaikan Tanah, Vakum Preloading Abstract Improvement of soft soil by preloading is intended to lower the settlement of operation time and increasing soil strength. Preloading in the improvement of soft soil usually combined with Prefabricated Vertical Drain (PVD) to accelerate the pore water dissipation process. The preloading method can be done in a conventional way using the embankment or vacuum pressure. To find out the behaviour of preloading with this vacuum pressure, we used the finite element method 2D by using the ABAQUS support program. The result of the analysis shows on the 217th day, vacuum preloading improvement produces a settlement by 1.23 m and the embankment preloading produce 1.18 m, but the settlement pattern that occurs with preloading vacuum was seen to be greater in the first 35 days of improvement. In terms of changes in pore water pressure on vacuum preloading shows that the pattern of pore water pressure is reduced, while with pore eater pressure on preloading heap increased during construction and reduced during improvement. Further on the lateral movement behaviour in the toe of the embankment, the vacuum preloading method shows the lateral movement towards the improvement area while embankment preloading shows the lateral movement occurs towards the outside of the improvement area. Keywords: ABAQUS, Finite Element 2D, Soil Improvement, Vacuum Preloading
PRINSIP PENENTUAN KAPASITAS DUKUNG FONDASI DANGKAL BERDASARKAN METODE ANALITIK RASIONAL Fitriana Sarifah; Iman Handiman; Zakwan Gusnadi
Akselerasi : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 4, No 2 (2023): Februari
Publisher : Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/aks.v4i2.6534

Abstract

AbstrakMetode analitik rasional penentuan kapasitas dukung fondasi dangkal yaitu persamaan kapasitas dukung fondasi dangkal dari Terzaghi, Meyerhof, Hansen, dan Vesic. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji prinsip penggunaan keempat persamaan tersebut agar tidak terjadi kesalahan penggunaan dalam perancangan fondasi dangkal. Penelitian ini dilakukan dengan studi literatur terhadap penelitian dari Terzaghi (1943), Meyerhof (1955), Hansen (1970), dan Vesic (1975). Penelitian ini dilakukan dengan memperbandingkan keempat persamaan tersebut sekaligus hingga menghasilkan prinsip penggunaan persamaan kapasitas dukung fondasi dangkal yang sesuai, berdasarkan kondisi yang ada di lapangan. Penggunaan keempat persamaan tersebut pada penelitian ini yaitu pada kondisi fondasi plane strain (regangan pada arah z = 0), dasar fondasi kasar, dan kondisi tanah homogen. Lokasi muka air tanah mempengaruhi nilai parameter kuat geser tanah yang digunakan dengan menyesuaikan jenis tanah, jenis tes laboratorium, dan analisis stabilitas kritis. Dari penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat 4 (empat) prinsip penggunaan persamaan kapasitas dukung fondasi dangkal dimana kondisi pembeda di lapangan yaitu perbandingan kedalaman fondasi terhadap lebar fondasi (maksimal 4 (empat)), kondisi pembebanan, jenis tanah, dan faktor fondasi dangkal yang diperhitungkan. Kondisi pembebanan antara lain beban vertikal, beban miring, beban eksentris (momen), dan beban horizontal. Selanjutnya, jenis tanah antara lain tanah lempung kaku dan pasir padat dengan keruntuhan geser umum dan tanah lempung konsistensi medium dan pasir kepadatan medium dengan keruntuhan geser lokal. Terakhir, faktor fondasi dangkal yang diperhitungkan antara lain faktor bentuk fondasi, kedalaman fondasi, kemiringan beban, kemiringan dar fondasi, dan kemiringan permukaan tanah.Kata Kunci: Kapasitas Dukung Fondasi Dangkal, Metode Analitik Rasional, Terzaghi, Meyerhof, Hansen, Vesic AbstractThe rational analytical method for determining the bearing capacity of shallow foundations is the shallow foundation bearing capacity equation of Terzaghi, Meyerhof, Hansen, and Vesic. This study aims to examine the principles of using the four equations so that there are no misuses in designing shallow foundations. This research was conducted by means of a literature study on research from Terzaghi (1943), Meyerhof (1955), Hansen (1970), and Vesic (1975). This research was conducted by comparing the four equations at once to produce the principle of using the appropriate shallow foundation bearing capacity equation, based on the conditions in the field. The use of these four equations in this study is on plane strain foundation conditions (strain in the z direction = 0), rough foundation base, and homogeneous soil conditions. The location of the groundwater table affects the value of the soil shear strength parameter used by adjusting the soil type, type of laboratory test, and analysis of critical stability. This study concludes that there are 4 (four) principles of using the shallow foundation bearing capacity equation where the differentiating conditions in the field are the ratio of foundation depth to foundation width (maximum 4 (four)), loading conditions, soil type, and shallow foundation factors are taken into account. Loading conditions include vertical loads, inclined loads, eccentric loads (moments), and horizontal loads. Furthermore, soil types include stiff clay and dense sand with general shear failure and medium consistency clay and medium density sand with local shear failure. Finally, the shallow foundation factors that are taken into account include the foundation shape factor, foundation depth, load slope, foundation slope, and ground surface slope.Keywords: Bearing Capacity of Shallow Foundation, Rational Analytic Method, Terzaghi, Meyerhof, Hansen, Vesic 
ANALISA PERBAIKAN TANAH LUNAK MENGGUNAKAN CONTROLLED MODULUS COLUMNS (CMC) PADA KONSTRUKSI TIMBUNAN JALAN Zakwan Gusnadi; Iman Handiman; Fitriana Sarifah
Akselerasi : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 4, No 2 (2023): Februari
Publisher : Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/aks.v4i2.5670

Abstract

Tanah lunak pada konstruksi timbunan jalan sering kali menimbulkan permasalahan pada proses konstruksi maupun saat jalan telah beroperasi. Karakteristik tanah lunak yang memiliki kekuatan yang rendah dan kompresibilitas yang tinggi menyebabkan permasalahan daya dukung dan penurunan. Daya dukung yang rendah mengakibatkan timbunan yang dapat ditahan oleh tanah dasar terbatas serta permasalahan stabilitas. Sedangkan penurunan yang besar dapat mengakibatkan kerusakan pada struktur perkerasan jalan. Metode perbaikan tanah dengan menggunakan Controlled Modulus Columns (CMC) merupakan salah satu alternatif yang dapat menyelesaikan permasalahan tersebut. Metode CMC dikombinasikan dengan Load Transfer Platform (LTP) yang berfungsi untuk meratakan beban sebelum didistribusikan pada CMC dan tanah disekitarnya. Pada penelitian tanah lunak setebal 16 m diperbaiki menggunakan CMC diameter 42 cm dengan panjang 25 m yang dikombinasikan dengan LTP 1 m. Timbunan rencana diatas tanah lunak mencapai 13 m dan diperkuat dengan geotekstil woven T100 yang dipasang per 1 m pada tubuh timbunan. Analisa dilakukan dengan metode elemen hingga 2 dimensi menggunakan program Plaxis. Hasil tinjauan tanpa perkuatan menunjukan terjadi keruntuhan pada timbunan dengan ketinggian 6 m. Total penurunan yang terjadi mencapai 290 cm. Dengan menggunakan perbaikan tanah CMC faktor keamanan stabilitas dapat meningkat sebesar 1.54. Total penurunan yang terjadi dapat direduksi menjadi 110 cm atau berkurang sekitar 62%.
B-Shinance: Aplikasi R-Shiny Interaktif untuk Percepatan Visualisasi Daerah Potensi Banjir Berdasarkan Uji Dominasi Vega Purwayoga; Euis Nur Fitriani Dewi; Zakwan Gusnadi
JASIEK (Jurnal Aplikasi Sains, Informasi, Elektronika dan Komputer) Vol 5, No 2 (2023): Desember
Publisher : Universitas Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/jasiek.v5i2.11546

Abstract

Bencana banjir merupakan salah satu bencana yang sering terjadi di Indonesia. Beberapa penyebab terjadinya banjir yaitu perubahan tutupan lahan, penggunaan lahan dan curah hujan yang tinggi. Banjir dapat diantisipasi atau dampak banjir dapat diminimalisir dengan cara mengidentifikasi daerah potensi banjir berdasarkan kondisi dari suatu daerah.  Proses identifikasi daerah potensi banjir dapat dilakukan dengan menerapkan skyline query. Dimana skyline query dapat mengidentifikasi daerah yang paling unggul atau dominan berdasarkan karakteristik daerah yang berpotensi banjir. Penyajian hasil skyline query akan lebih mudah dipahami ketika dikembangkan atau diterapkan ke dalam suatu sistem atau aplikasi. Sehingga dalam penelitian ini mengembangkan suatu aplikasi interaktif untuk percepatan visualisasi daerah potensi banjir dengan menerapkan skyline query. Aplikasi dikembangkan dengan menggunakan R dan library shiny untuk mempercepat penerapan alogirtma dan pengembangan aplikasi. Aplikasi yang dikembangkan dalam penelitian ini yaitu B-Shinance.
ANALISIS STABILITAS COFFERDAM JEMBATAN DENGAN KOMBINASI PERKUATAN PADA JEMBATAN WAMPU SUMATERA UTARA Novia Komala Sari; Zakwan Gusnadi; Fitriana Sarifah
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 7, Nomor 2, Mei 2024
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v7i2.25835

Abstract

Soil strength can be reduced through saturation on the slopes beneath bridge and excessive loading. This reduction can undoubtedly affect the stability of these slopes with the possibility of causing landslide issues in the future. In Addition, it has been observed that the issues of landslides on slopes are generally caused by reduced soil shear strength or the addition of shear forces with subsequent effects on the overall bridge structure. This means there is a need for an early prediction mechanism for the landslide to plan and design the appropriate reinforcement system to minimize the potential instability of slopes in the future. Therefore, this research was conducted to determine the effective reinforcement system by creating the cofferdam to address the issues of soil saturation and increased load caused by heavy machinery operations. The process involved the adoption of the PLAXIS software based on 2-dimensional finite element analysis to model the quite complex combination of loads and reinforcement. The reinforcement used in the cofferdam system include sheet piles, piles, and gabions. The results showed that the reinforcement combination placed the safety factor into the stable category and met the allowed safety requirements. Moreover, the internal forces within the sheet piles were found to be smaller than their structural capacity. Abstrak Penjenuhan tanah pada lereng di bawah jembatan dan pembebanan yang berlebih dapat menyebabkan pengurangan kekuatan tanah. Pengurangan kekuatan tanah tentu saja akan berdampak pada kestabilan lereng di bawah jembatan, serta dapat mengakibatkan masalah longsoran dikemudian hari. Secara umum masalah longsoran pada lereng diakibatkan oleh pengurangan kuat geser tanah atau penambahan gaya geser yang terjadi. Pada kasus lereng jembatan tentu saja masalah longsoran ini akan mempengaruhi struktur jembatan secara keseluruhan. Apabila mekanisme longsoran dapat diprediksi sejak awal maka sistem perkuatan dapat direncanakan sesuai kebutuhan, sehingga dapat memperkecil potensi ketidakstabilan lereng dimasa yang akan datang.  Penelitian ini bertujuan untuk mencari sistem perkuatan yang efektif dengan membuat cofferdam untuk menangani masalah penjenuhan tanah dan penambahan beban akibat alat berat yang bekerja. Untuk memodelkan kombinasi beban dan perkuatan yang cukup kompleks digunakan bantuan software PLAXIS berbasis elemen hingga 2 dimensi dalam proses analisis. Tipe perkuatan yang digunakan pada sistem cofferdam diantaranya sheet pile, cerucuk, dan Gabion. Hasil analisis menunjukan bahwa dengan kombinasi perkuatan tersebut faktor keamanan yang dihasilkan masuk dalam kategori stabil dan memenuhi syarat aman yang diijinkan. Kemudian gaya dalam yang terjadi pada sheet pile masih lebih kecil dari kapasitas strukturalnya.
UPAYA MITIGASI KELONGSORAN LERENG PADA JALUR PIPA PENSTOCK EKSISTING Asrinia Desilia; Fritz R.P.Nababan; Zakwan Gusnadi
Akselerasi : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 5, No 2 (2024): Januari
Publisher : Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/aks.v5i2.10213

Abstract

Kondisi kestabilan lereng sangat tergantung dari berbagai faktor yang mempengaruhi, salah satunya adalah kondisi saturasi tanah. Tanah eksisting yang mengalami saturasi akibat intensitas hujan tinggi menyebabkan tambahan beban pada material tanah dan mereduksi kekuatan tanah. Dalam jangka waktu tertentu hal tersebut dapat menjadi penyebab pergerakan tanah dan kelongsoran lereng. Pergerakan tanah yang terjadi berdekatan dengan struktur eksisting tentu saja akan turut berpengaruh terhadap kestabilan struktur tersebut. Penelitian ini mengkaji tentang upaya mitigasi struktur pipa penstock yang mengalami kerusakan akibat pergerakan tanah yang terjadi. Upaya mitigasi yang dilakukan adalah dengan pemasangan soldier pile dan relokasi abutment fondasi pipa penstock. Pemasangan soldier pile diameter 1,2 m panjang 20 m dan jarak 2,4 m dimaksudkan untuk memotong bidang pergerakan lereng agar dapat menghentikan pergerakan lanjutan. Sedangkan relokasi abutment pipa penstock bertujuan untuk menempatkan abutment pada lokasi yang tidak terjadi pergerakan tanah. Proses analisis upaya mitigasi dilakukan dengan metode elemen hingga menggunakan bantuan program Plaxis 2D dan Ensoft Group. Hasil analisis menunjukan faktor kemamanan stabilitas meningkat dari semula 1,3 menjadi 1,5. Respon gaya yang terjadi pada soldier pile yaitu bending moment sebesar 239,9 kNm dan total displacement 4,1 cm. Defleksi lateral tanah terhadap pipa sebesar 0,8 cm, masih berada di bawah batas izin 2,0 cm untuk kondisi tegangan izin.
Analysis of Soil Improvement Through PVD and Vacuum Preloading with Several Equivalent Permeability Methods Zakwan Gusnadi; Iman Handiman; Herwan Dermawan; Asrinia Desilia
Indonesian Geotechnical Journal Vol. 3 No. 1 (2024): Vol. 3, No. 1, April 2024
Publisher : Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56144/igj.v3i1.92

Abstract

Vacuum preloading combined with prefabricated vertical drain (PVD) is one of the common soft soil improvement methods. Soft soils often pose significant problems in construction projects due to their low shear strength and high compressibility, leading to settlement issues and potential structural instability. The PVD combined with vacuum preloading method addresses these problems by accelerating the consolidation process and minimizing settlement during service period. The acceleration occurs due to the presence of PVD, allowing dissipation of excess pore water in horizontal direction towards the PVD. Thereafter, the water in the PVD is drained to the surface. When modelled in 2D, PVD behaves as a continuous drain in the plane strain direction, causing the flow conditions to deviate from the actual conditions. To address this issue, equivalent soil permeability values is required, allowing the 2D model to produce results closely resembling the actual conditions. This research explores the improvement of PVD vacuum preloading through three equivalent permeability approaches. Utilizing field monitoring data, which includes settlement measurements from settlement plates, changes in pore water pressure recorded by piezometers, and lateral deformation data captured by inclinometers, the study evaluates the effectiveness of these approaches. Comparative analyses with field monitoring data reveal that Indraratna equivalent permeability method has the best fit. The integration of PVD and vacuum preloading, coupled with the refinement of equivalent permeability methodologies, offers a promising solution for addressing soft soil problems in geotechnical engineering. This research contributes to the practical application of these methods in construction projects, emphasizing their potential to enhance soil stabilization and reduce settlement-related risks.
Analysis of Soil Replacement and Woven Geotextile Reinforcement on Embankment Stability Yani Putri Agustina; Iman Handiman; Fitriana Sarifah; Efran Kemala Hamonangan; Pengki Irawan; Zakwan Gusnadi
invotek Vol 24 No 1 (2024): INVOTEK: Jurnal Inovasi Vokasional dan Teknologi
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/invotek.v24i1.1168

Abstract

Toll roads are infrastructure built to improve the regional and national economy. The challenge faced on this toll road is soft soil as deep as 7 m. This research analyzes the stability of the embankment with a slope of 1V:2H and a height of 4.5 m without and with repair using the Limit Equilibrium Method (LEM) because the Safety Factor (SF) value in LEM provides a more critical value than the Finite Element Method (FEM). In addition, the settlement amount was also analyzed. The SF value in short term conditions with an embankment load of 1.31 < 1.4 and earthquake load of 0.83 < 1.1. Then, at pavement installation, 1.33 < 1.4, plus earthquake load 0.84 < 1.1. In long term conditions, during the operational period, 1.48 < 1.5, plus earthquake load 0.84 < 1.1. This indicates that the soil requires improvement. To address the problem, soil improvement utilized 2.5 m deep soil replacement and 75 kN woven geotextile. The SF value with repair under short term conditions, with embankment load 1.53 > 1.4, plus earthquake load 1.18 > 1.1. Then, at the time of pavement installation, 1.56 > 1.5, plus earthquake load 1.19 > 1.1. In the long term condition, it was 1.62 > 1.5 at the time of operation, plus earthquake load 1.22 > 1.1. The total settlement after the operation is 0.21 cm ≤ 10 cm and the settlement rate is 0.68 < 2 cm/year. This shows that improvements can increase the SF value and reduce settlement.
Penyuluhan Mitigasi Bencana Longsor di Desa Gunungsari Kecamatan Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya Gusnadi, Zakwan; Herlina, Nina; Prima, Gary Raya; Al-Huseiny, Mohammad Syarif
Jurnal Pengabdian Masyarakat Progresif Humanis Brainstorming Vol 7, No 3 (2024): Jurnal Abdimas PHB : Jurnal Pengabdian Masyarakat Progresif Humanis Brainstormin
Publisher : Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/japhb.v7i3.6764

Abstract

Bencana alam dan bencana non-alam sangat banyak dan bervariasi terjadi di Indonesia. Bencana yang datang tentu berdampak negatif secara masif terhadap wilayah dan masyarakat disekitarnya, namun pemerintah dan masyarakat pun masih sangat beragam dalam merespon bencana, beberapa diantaranya sudah memahami dan mampu menangani bencana dan beberapa lainnya masih tidak sadar dan kesulitan menghadapi bencana. Hal mendasar yang menjadikan pemerintah dan masyarakat kesulitan dalam menangani bencana adalah kurangnya pemahaman terhadap penyebab, dampak, dan upaya mitigasi yang dapat dilakukan. Maka dari itu perlu adanya solusi untuk hal tersebut, salah satunya dengan melakukan penyuluhan mitigasi bencana. Konsep mitigasi bencana ini dilakukan dengan observasi lapangan dan sosialisai ke masyarakat agar masyarakat menjadi tanggap terhadap bencana. Tujuan dari pengabdian adalah untuk meningkatkan wawasan dan kemampuan warga dalam upaya mitigasi bencana. Hasil evaluasi kegiatan menunjukan terjadi peningkatan pemahaman masyarakat berkisar antara 20-50%. Hal ini menunjukan bahwa kegiatan penyuluhan telah berhasil meningkatkan wawasan dan warga dalam upaya mitigasi bencana.
ANALISIS PENGARUH EKSTRAKSI PERKUATAN GALIAN SEMENTARA PADA JALUR PIPA GAS BAWAH PERMUKAAN Gusnadi, Zakwan; Handiman, Iman; Mahdi, Indra
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 7, Nomor 4, November 2024
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v7i4.30483

Abstract

The gas pipeline constructed below the surface requires a reinforcement system to prevent excavation collapse during the construction process. The reinforcement system used can be either permanent or temporary. Temporary reinforcement is used so that after the pipeline work is completed, the excavation area is backfilled, and the reinforcement system is then removed. During excavation and pipeline construction, critical conditions occur at the end of the excavation period; hence, the stability of the excavation and its impact on the surrounding area must be reviewed. Additionally, the effect of backfilling on the installed gas pipeline must also be considered. This study examines the stability conditions of the slope at the end of construction and the effect of backfilling to control stability behavior and its impact on the gas pipeline. The excavation construction modeling uses a two-dimensional finite element method. Excavation reinforcement using SSP-II steel sheet piles and H-Beam struts has proven effective in maintaining slope stability during construction. The safety factor at the end of construction is 1.87 with a maximum sheet pile deflection of 4.74 cm. The maximum ground settlement around the excavation area is 29.8 mm at a distance of 6 m from the reinforcement wall, and the settlement around the excavation affects up to a radius of 35 m. The ratio of maximum wall deflection to excavation depth is 0.37%, and the ratio of maximum settlement to excavation depth is 0.23. Abstrak Jalur pipa gas yang dikonstruksi di bawah permukaan memerlukan suatu sistem perkuatan untuk menjaga agar tidak terjadi keruntuhan galian pada saat konstruksi berlangsung. Sistem perkuatan yang digunakan dapat berupa perkuatan permanen ataupun perkuatan sementara. Sistem pekuatan sementara merupakan perkuatan yang digunakan setelah pekerjaan pipa dilakukan maka area galian ditimbun kembali dan sistem perkuatan kemudian dilepas. Dalam pekerjaan galian dan konstruksi pipa kondisi kritis terjadi pada saat akhir masa galian, sehingga harus ditinjau kondisi stabilitas galian dan juga pengaruhnya terhadap area sekitar. Selain itu juga harus diperhitungkan pengaruh penimbunan kembali terhadap pipa gas yang telah terpasang. Penelitian ini meninjau kondisi kestabilan lereng tersebut saat akhir konstruksi dan pengaruh penimbunan kembali agar dapat dikontrol perilaku stabilitas dan pengaruhnya terhadap pipa gas. Pemodelan konstruksi galian menggunakan metode elemen hingga 2 dimensi. Perkuatan galian dengan menggunakan sheet pile baja SSP-II dan strut H-Beam terbukti efektif menjaga kestabilan lereng selama konstruksi. Faktor keamanan pada akhir konstruksi sebesar 1,87 dengan defleksi maksimum sheet pile 4,74 cm. Penurunan tanah disekitar area galian maksimum 29,8 mm pada jarak 6 m dari dinding perkuatan, serta penurunan disekitar galian terdampak hingga radius 35 m. Rasio defleksi maksimum dinding terhadap kedalaman galian sebesar 0,37% dan rasio antara penurunan maksimum terhadap kedalaman galian sebesar 0,23%.