Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

ANALISA TINGKAT KERUSAKAN PADA PERKERASAN JALAN (Studi Kasus Jalan Lingkar Barat Kecamatan Kerinci Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau) Ulfa Jusi
Sainstek (e-Journal) Vol. 3 No. 1 (2015)
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jalan merupakan salah satu sarana untuk menghubungkan suatu daerah dengan daerah lainnya. Seiring dengan peningkatan volume lalu lintas, kerusakan jalan merupakan salah satu permasalahan yang sering timbul. Dalam penilaiannya tingkat perkerasan yang ada tersebut apakah masih layak untuk digunakan oleh pengguna jalan dengan mengidentifikasi kerusakan jalan menggunakan Metode Aspalt Institute dan Metode Pavement Condition Index (PCI) dengan study kasus pada Jalan Lingkar Barat Kecamatan Kerinci Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau. Dari hasil identifikasi, kerusakan yang terjadi adalah retak kulit buaya, retak slip, retak diagonal, pengelupasan, retak berkelokkelok, sungkur kegemukan, ambles, lubang dan alur. Tingkat kerusakan berdasarkan hasil perhitungan menurut Metode Aspalt Institute adalah 96,324 % dan menurut Metode Pavement Condition Index (PCI) adalah 98,322%. Berdasarkan tingkat kerusakan jalan pada lokasi tersebut dapat dilakukan perbaikan jalan dengan cara pemeliharaan rutin.
ANALISA KADAR ASPAL TERHADAP HASIL CORE DRILL PADA PEKERJAAN LAPIS PERMUKAAN ASPHALT CONCRETE WEARING COURSE (AC-WC) Ulfa Jusi; Desi Yasri
Sainstek (e-Journal) Vol. 1 No. 2 (2013)
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lapisan permukaan dari konstruksi jalan memiliki komposisi dan aturan-aturan yang telah ditetapkan. Bahan yang digunakan merupakan campuran antara batuan (agregat ) dengan aspal. Jenis campuran yang biasa digunakan antara lain campuran Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC ).Pada Berdasarkan volume kebutuhan campuran aspal di lapangan harus melalui proses ekstraksi (extraction), yaitu pemisahan bagian yang terlarut dengan bagian yang tidak terlarut. Dilakukan penelitian untuk menentukan kepadatan relatif dilapangan dengan cara membandingkan kepadatan lapangan terhadap kepadatan laboratorium serta menganalisa kadar aspal dalam campuran perkerasan dengan metode ekstraksi. Berdasarkan hasil penelitian didapat kepadatan lapangan relatif rata-rata adalah 99,37% dan memenuhi syarat yang ditetapkan AASTHO T-166 untuk asphalt concrete minimum 98,0%. Kadar aspal rata-rata dalam campuran metode ekstraksi adalah 6,26% dan 6,30%. Masih dalam batas toleransi campuran yang ditetapkan dalam spesifikasi teknik terhadap Job Mix Formula yang menyarankan kadar aspal 6,10%.
ANALISIS PENGARUH PEMASANGAN LEMBARAN GEOTEKSTIL NON WOVEN (LG/B )TERHADAP KUAT DUKUNG TIMBUNAN TANAH PASIR PADA PONDASI MENERUS Ulfa Jusi
Sainstek (e-Journal) Vol. 1 No. 1 (2013)
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Memperbaiki kondisi tanah adalah merupakan salah satu penyelesaian masalah dan sudah banyak dilakukan dengan menggunakan berbagai metode, perbaikan tanah dapat dilakukan dengan memasang bahan sintetis seperti geotekstil. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model pondasi menerus yang diletakkan diatas kotak transparan yang diisi pasir dengan kondisi kepadatan relatif (Dr ) 20% - 40% yang diberi perkuatan geotekstil jenis non woven dan diberi beban tegak lurus menggunakan dongkrak hidrolik. Penelitian dilakukan dengan pemasangan lembaran geotektil (LG/B )terhadap dasar pondasi menunjukkan bahwa kontribusi penambahan kuat dukung terbesar diperoleh pada penempatan LG/B = 3 (B = lebar pondasi )
Pengaruh Penambahan Kapur Tohor Terhadap Sifat Mekanis Bata Ringan Ulfa - Jusi; Harnedi Maizir; Muhammad Ilham; Randhi Saily
INDONESIAN JOURNAL OF CONSTRUCTION ENGINEERING AND SUSTAINABLE DEVELOPMENT (CESD) Vol. 4 No. 1 (2021): INDONESIAN JOURNAL OF CONSTRUCTION ENGINEERING AND SUSTAINABLE DEVELOPMENT (CES
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (816.748 KB) | DOI: 10.25105/cesd.v4i1.9826

Abstract

Dalam suatu struktur banginan, dinding merupakan bagian penting dalam sebuah bangunan dan salah satu penyumbang berat yang cukup besar terhadap bangunan. Oleh karena itu penggunaan bata ringan untuk dinding bangunan dianggap sudah sesuai. Bata ringan memiliki nilai yang efesien dalam bidang konstruksi terutama untuk pembuatan bangunan gedung, karena memberikan pengaruh signifikan dengan pengurangan beban pada bangunan dan dapat mengurangi pemakaian material pada saat pembangunan Pada penelitian ini membahas campuran kapur sebagai pengganti dari sebagian semen pada bata ringan yang mengacu pada sifat mekanis bata ringan. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian kuat tekan bebas menggunakan Unconfined Compression Strength (UCS) dengan variasi campuran yang digunakan sebesar 5%, 10%, 15%, dan 20% dari volume semen yang digunakan. Hasil kuat tekan bata ringan pada umur 28 hari secara beruntun variasi campuran kapur 5%, 10%, 15%, dan 20% didapat kuat tekan 0.96 Mpa, 0,81 MPa, 0,43 Mpa, dan  0,32 MPa. Sehinga kuat tekan maksimum yang direkomendasikan terdapat pada campuran kapur 5% yaitu 0.96 MPa
Analisa Perbandingan Daya Dukung dan Penurunan Pondasi Tiang Pancang Berdasarkan Data Uji Lapangan dan Data Laboratorium Ulfa Jusi; SJelly Haniza; M. Bayu Putra Butar Butar
Journal of Infrastructure and Civil Engineering Vol. 2 No. 3 (2022)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35583/jice.v2i3.33

Abstract

Fondasi direncanakan agar dapat memikul struktur bangunan diatasnya, salah satu diantaranya adalah fondasi tiang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar daya dukung dan penurunan tiang tunggal pada fondasi tiang pancang dengan menggunakan data Cone Penetration Test (CPT), Standard Penetration Test (SPT) dan uji laboratorium dengan menggunakan metode Mayerhof dan perhitungan penurunan tiang tunggal pada fondasi menggunakan Metode Empiris (Vesic,1970) dan metode Semi Empiris (Vesic, 1977). Perhitungan daya dukung tiang pancang menghasilkan nilai daya dukung ultimit dari data Cone Penetration Test (CPT) sebesar 548,8898 kN, data Standard Penetration Test (SPT sebesar 1.008,0932 kN, dan data laboratorium sebesar 615,2834 kN. Hasil perhitungan penurunan tiang tunggal dengan metode empiris berdasarkan hasil data Cone Penetration Test (CPT) pada tiang pancang adalah 0,0108 m, hasil data Standard Penetration Test (SPT) adalah 0,245 dan hasil data uji laboratorium adalah 0,0184 m. Sedangkan hasil perhitungan penurunan tiang tunggal dengan metode semi empiris berdasarkan hasil data uji Cone Penetration Test (CPT) adalah 0,0389 m, hasil data uji Standard Penetration Test (SPT) adalah 0,0538 m serta hasil data uji laboratorium adalah 0,0162 m
Pengaruh Kombinasi Pembebanan Terhadap Pemilihan Pondasi Borepile Pada Bangunan Gedung Ahmad Hamidi; Ulfa Jusi; Beny Setiawan
SAINSTEK Vol. 10 No. 2 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35583/js.v10i2.153

Abstract

Indonesia juga menjadi salah satu negara yang berada pada pertemuan 3 lempeng tektonik utama dunia yaitu Lempeng Australia, Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik. Peristiwa gempa yang terjadi memberikan pengaruh terhadap kondisi bangunan baik saat terjadi gempa maupun pasca terjadinya gempa. Gempa merupakan peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi dalam bumi secara tiba-tiba dan sering kali merusak bangunan-bangunan yang berada disekitar lokasi pusat gempa. Berdasarkan SNI 1726-2012 Indonesia memiliki beberapa kondisi tanah yang terdiri dari batuan, tanah keras, tanah sedang dan tanah lunak. Bangunan yang menjadi tinjauan dalam penelitian adalah bangunan 2 lantai yang difungsikan sebagai hunian. Dalam perencanaan struktur menggunakan pondasi borepile diameter 30 cm dengan membandingkan kombinasi pembebanan berdasarkan SNI 03-1726-2002 dengan hanya menggunakan kombinasi beban mati dan hidup saja menggunakan software elemen hingga. Berdasarkan perhitungan maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan kombinasi pembebanan sesuai SNI maka pembebanan massa menjadi lebih besar pada bagian tumpuan (pondasi) dibandingkan dengan hanya menggunakan kombinasi pembebenan berupa beban hidup dan mati hingga mencapai 43,62%. Dengan besarnya pembebanan pada tumpuan maka jumlah titik borepile yang dibutuhkan juga berbeda. Berdasarkan perhitungan bangunan yang menjadi tinjauan, untuk kombinasi pembebanan sesuai SNI dengan hasil daya dukung satuan pondasi (Qu) sebesar 31,27 ton maka diperlukan 12 titik borepile dan untuk kombinasi pembebanan dengan beban mati dan hidup dibutuhkan 7 titik borepile atau lebih kecil sebesar 41,67%.
Analisis Nilai Karakteristik Asphalt Concrete-Wearing Course Terhadap Variasi Lama Rendaman Pada Air Gambut Sjelly Haniza; Ulfa Jusi; Riski Majid
SAINSTEK Vol. 10 No. 2 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35583/js.v10i2.158

Abstract

Perkerasan lentur (fleksibel pavement) merupakan jenis lapis perkerasan yang banyak digunakan karena dianggap memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan jenis perkerasan lainnya. Jenis lapis perkerasan yang terletak pada bagian atas permukaan dikenal dengan asphalt concrete wearing course. Kerusakan pada jalan fleksibel pavement selain terjadi akibat beban berlebih dapat juga terjadi akibat tidak berfungsinya drinase, sehingga terjadi genangan dibadan jalan yang cukup lama. Genangan ini bukan saja berasal dari air hujan tetapi dapat pula akibat naiknya muka air tanah. Provinsi Riau merupakan daerah yang memiliki lahan gambut yang cukup luas, sehingga adakalanya struktur perkerasan berada diatas lahan tersebut. Tidak berfungsinya darinase pada jalan yang berada diatas lahan gambut akan menyebabkan genangan dan dikuatirkan akan mempegaruhi kinerja perkerasan aspal, karena air gambut bersifat asam dan memiliki pH 3,7-5,3. Untuk mengetahui sampai sejauh mana pengaruh dari terendamnya struktur perkerasan jalan tersebut maka dilakukan penelitian menggunakan air gambut dengan pH 4,12. Penelitian dilakukan skala laboratorium menggunakan benda uji dari desain Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC) dengan variasi waktu perendaman 30 menit, 720 menit dan 1440 menit. Aspal yang digunakan jenis pen 60/70. Nilai Kadar Aspal Optimum (KAO) yang diperoleh dari penelitian ini 6,2%. Nilai karakteristik setelah direndam dalam air gambut berturut–turut untuk perendaman 30 menit, 720 menit dan 1440 menit terhadap stabilitas 1107 kg, 863 kg dan 696 kg, terhadap flow yaitu 3,22 mm, 4,03 mm dan 4,78 mm, sedangkan untuk VMA,VIM dan VFB nilai yang diperoleh semua memenuhi kriteria yang ditetapkan pada spesifikasi bina marga 2018. Berdasarkan data yang diperoleh dapat dikatakan bahwa Lapis permukaan AC-WC yang tergenang air gambut dengan ph 4,12 harus bebas dari genangan maksimum 12 jam.
IDENTIFIKASI JEJAK KARBON SKALA RUMAH TANGGA SEBAGAI UPAYA MENGATASI PERUBAHAN IKLIM Dedi Rosadi; Randhi Saily; Zaiyar Zaiyar; Ulfa Jusi
INDONESIAN JOURNAL OF CONSTRUCTION ENGINEERING AND SUSTAINABLE DEVELOPMENT (CESD) Vol. 5 No. 2 (2022): INDONESIAN JOURNAL OF CONSTRUCTION ENGINEERING AND SUSTAINABLE DEVELOPMENT (CES
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/cesd.v5i2.15629

Abstract

The high level of population density in RT 002 / RW 009 Labuh Baru Timur Village, Payung Sekaki District, Pekanbaru City has the potential to be a contributor to CO2 carbon dioxide emissions. The resulting carbon emissions are from electrical energy and food consumption. The formulation of the problem of this research is how the value of the carbon footprint resulting from the consumption of food and electricity energy. The purpose of this study is to determine the value of carbon emissions. Based on the data obtained, the value of emissions from the electricity sector is 1061.106786 (kg CO2)/day, the food consumption sector is 526.33299 (kg CO2)/day. The highest emission value produced by the electricity sector from the 32nd respondent was 18.39823 (kg C02)/day, and the food consumption sector from the 48th respondent was 13.55319 (kg C02)/day.
Counseling on Peatland Cultivation and Conservation to Pekanbaru State Forestry Vocational School Students: Penyuluhan Budidaya dan Konservasi Lahan Gambut pada Siswa SMK Kehutanan Negeri Pekanbaru Yulia Setiani -; Ulfa Jusi; Neri Puspitasari; Silfia Rini; Nurhasnah Nurhasnah; Riswanda Riswanda
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 7 No. 1 (2023): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/dinamisia.v7i1.11325

Abstract

As an area that has the largest peatland on the island of Sumatra, various problems occured on peatlands in Riau Province. Forest fires that have an impact on public health and damage to the peat ecosystem due to inappropriate land use are examples of these problems. The Pekanbaru State Forestry Vocational School was chosen as a place for counseling, because this institution will produce forestry technical personnel who have environmental insight. It is necessary to give them material about the condition of peatlands in Riau Province where they are currently located. It is hoped that after they graduate, they will have sufficient insight and knowledge about peatland cultivation and conservation. Students seemed enthusiastic to see the presentation of the material as well as pictures and videos about the condition of peatlands in Riau. This was followed by a discussion forum and question and answer session. To measure the success of this activity, students fill out a short questionnaire containing questions about their understanding of the material provided. From the results of the questionnaire, students seemed to understand the importance of knowledge about peatlands, and were committed to maintaining their sustainability.
Edukasi dan Pendampingan Penjernihan Air Bawah Tanah dengan Metode Filtrasi Randhi Saily; Ulfa Jusi; Harnedi Maizir; Mohd Fadzil Arshad; Riswanda Riswanda
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 8 No 4 (2023): Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30653/jppm.v8i4.633

Abstract

Warga Kelurahan Tangkerang Labuai mengeluhkan air yang berbau, berasa terlalu asam dan berminyak pada masjid Nurul Jannah saat digunakan. Sumber air yang dihasilkan merupakan air bawah tanah menggunakan sistem pompa yang ditampung ke dalam tangki. Tidak adanya penyaringan air yang memadai juga menjadi kendala ketersediaan air bersih. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat setempat serta pendampingan secara langsung proses instalasi penyaringan air di Mesjid Nurul Jannah Kelurahan Tangkerang Labuai. Metode yang digunakan adalah eksperimen teknologi sederhana yang terdiri dari sistem aerasi, sistem pemipaan dan sistem penyaringan. Penyaringan air dilengkapi dengan chlorinator sebelum air masuk kedalam tabung filter yang berisikan media penyaring. Media penyaring yang digunakan adalah pasir silika, manganese, ferrolite dan karbon aktif. Hasil pengujian sampel air pada skala laboratorium menunjukkan bahwa air yang digunakan telah memenuhi standar baku mutu. Residents of the Tangkerang Labuai Urban Village complained that the water at the Nurul Jannah mosque smelled and tasted too sour and oily when it was used. The source of the water produced is ground water using a pump system that is stored in a tank. The absence of adequate water filtration is also an obstacle to the availability of clean water. This activity aims to increase the knowledge of the local community as well as provide direct assistance in the process of installing a water filter at the Nurul Jannah Mosque in Tangkerang Labuai Village. The method used is a simple technological experiment consisting of an aeration system, a piping system, and a filtering system. Water filtering is equipped with a chlorinator before the water enters the filter tube, which contains filter media. The filter media used are silica sand, manganese, ferrolite, and activated carbon. The results of testing water samples on a laboratory scale show that the water used meets quality standards.