Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat

STUDI EKOLOGI PADA FAKTOR PM10 TERHADAP KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI KOTA PALEMBANG Nanda, Mahal; Septiawati, Dwi; Erman, Ery; Budiastuti, Anggun
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 3 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i3.38046

Abstract

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa polutan udara, termasuk PM10, merupakan salah satu faktor penyebab BBLR yang signifikan. Dalam konteks ini, penting untuk memahami bagaimana kualitas udara dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara konsentrasi PM10 dan kasus berat badan lahir rendah (BBLR) menggunakan desain studi ekologi dengan pendekatan spasial. Data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup konsentrasi PM10 dari tahun 2019-2022 dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Palembang dan data BBLR dari tahun 2020-2023 yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Palembang. Analisis dilakukan berdasarkan data di 7 kecamatan yang disesuaikan dengan lokasi pengambilan sampel udara dengan pengolahan data tabular dan data spasial dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) menggunakan aplikasi QGIS 3.16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kecamatan Kertapati memiliki konsentrasi PM10 tertinggi selama periode 2019–2022, sedangkan Kecamatan Plaju mencatat angka BBLR tertinggi pada tahun 2020–2023. Namun, analisis overlay peta menunjukkan bahwa tidak ada keterkaitan yang signifikan antara tingginya konsentrasi PM10 dan kasus BBLR di masing-masing kecamatan. Namun faktor-faktor lain seperti status gizi ibu, usia kehamilan, juga merupakan faktor terjadinya kasus BBLR. Oleh karena itu, studi ini menekankan pentingnya upaya untuk menurunkan angka BBLR di Kota Palembang melalui pemantauan kualitas udara dan peningkatan kesehatan ibu selama kehamilan.
RIWAYAT PENYAKIT CAMPAK DAN KONDISI SANITASI RUMAH TANGGA TERHADAP KASUS STUNTING PADA BALITA DI KABUPATEN OGAN ILIR TAHUN 2024 Said Aqil, Muhammad; Razak, Rahmatillah; Yusri, Yusri; Septiawati, Dwi
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 3 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i3.38252

Abstract

Tiga dari sepuluh balita di Indonesia memiliki tinggi badan kurang dari standar usia atau stunting sebagai akibat dari kekurangan gizi, terutama selama 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Penelitian ini melihat hubungan antara riwayat campak dan kondisi sanitasi rumah tangga dengan kejadian stunting pada balita di 13 kecamatan di Kabupaten Ogan Ilir 2024. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan studi kasus kontrol terhadap kasus stunting pada balita di Kabupaten Ogan Ilir 2024. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2024 di 13 kecamatan lokus stunting di kabupaten Ogan Ilir. Perhitungan sampel menggunakan hipotesis uji dua beda proporsi dengan total responden sebanyak 129 dengan rasio 1:2 (43 kasus dan 86 kontrol). Penelitian ini melihat variabel di antaranya riwayat campak, kondisi jamban, sarana pembuangan sampah, dan sarana SPAL. Analisis data pada penelitian ini menggunakan metode analisis uji univariat untuk melihat distribusi frekuensi variabel dan bivariat (menggunakan chi-square). Pada hasil analisis bivariat dapat disimpukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan pada variabel kondisi jamban dan sarana pembuangan sampah, sedangkan ada hubungan pada variabel riwayat campak dengan nilai p-value= 0,031 dengan OR= 2,72 (95% Cl=1,16-6,36) ada hubungan yang signifikan dan kondisi sanitasi rumah tangga yaitu sarana SPAL dengan nilai p-value= 0,002 dengan OR= 0,23 (95% Cl= 0,08-0,062) memiliki hubungan dengan kejadian stunting di kabupaten Ogan Ilir tahun 2024. Kesimpulan dari hasil perhitungan menunjukan pada variabel riwayat campak dan sarana SPAL memiliki hubungan yang siginifikan beresiko pada kasus stunting di Kabupaten Ogan Ilir tahun 2024.
ANALISIS PEMETAAN TERHADAP POLUTAN SO₂ DAN HUBUNGANNYA DENGAN KEJADIAN BBLR DI KOTA PALEMBANG PADA 2020-2023 Qotrunnada, Kamila Sabina; Septiawati, Dwi; Putri, Dini Arista; Purba, Imelda Gernauli
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i1.40299

Abstract

Data dari BPS menunjukkan jumlah kasus Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di Palembang pada tahun 2021 mencapai 2.015 kasus, tertinggi dibandingkan daerah lain. Salah satu faktor penyebab BBLR adalah paparan polusi udara, termasuk SO2. Paparan SO2 selama kehamilan dapat memicu peradangan pada paru-paru dan plasenta, yang berperan penting dalam menyalurkan oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin. Penurunan fungsi plasenta akibat paparan ini dapat meningkatkan risiko BBLR. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi bertujuan untuk menganalisis dugaan keterkaitan antara polusi SO2 dengan kasus BBLR di Palembang menggunakan pendekatan spasial. Data diperoleh dari Profil Dinkes Kota Palembang, DLH Kota Palembang, dan Bappeda Kota Palembang. Penelitian dilakukan di tujuh kecamatan, dengan pemetaan menggunakan Quantum GIS. Analisis overlay digunakan untuk mengaitkan konsentrasi SO2 (2019-2022) dengan kasus BBLR (2020-2023). Disimpulkan setelah dilakukan overlay antara kasus konsentrasi SO2  dan BBLR ditemukan adanya keterkaitan antara konsentrasi polutan SO2 dengan kasus BBLR di Kecamatan Plaju pada tahun 2021-2022 dan Kecamatan Ilir Timur III tahun 2022, namun secara umum tidak ditemukan adanya keterkaitan antara konsentrasi polutan SO2 dengan kasus BBLR. Kasus BBLR di kecamatan Plaju dan Ilir Timur I cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya, dimulai dari tahun 2020-2023. Konsentrasi polutan SO2 tertinggi pada periode 2019-2022 terdapat pada Kecamatan Kertapati dengan hasil pengukuran 59 μg/NM3/jam dan Kecamatan Plaju sebesar 57 μg/NM3/jam.