Rooswita Santia Dewi, Rooswita Santia
Unknown Affiliation

Published : 34 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Work Conflict Pada Seorang Karyawan Yang Mengalami Bullying Dewi, Rooswita Santia; Fauzan, Muhammad Irfan
Jurnal Psikologi Perseptual Vol 2, No 1 (2017): Jurnal Psikologi Perseptual
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.953 KB)

Abstract

Salah satu faktor yang mempengaruhi pekerjaan seseorang ialah faktor kepemimpinan. Faktor kepemimpinan ialah kualitas dalam memberikan dorongan semangat, arahan, dan dukungan yang diberikan manajer dan team leader. Namun, apabila seorang pemimpin tidak memberikan semangat dan dorongan kepada anggotanya bahkan seperti melakukan tindakan bullying kepada anggotanya, tentu saja hal tersebut membawa dampak negatif kepada anggotanya. Karyawan yang mengalami bullying akan kurang mampu mengatasi tugas sehari-sehari dan bekerja sama di lingkungan kerjanya. Hal tersebut dapat menimbulkan konflik dalam sebuah organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran work conflict pada seorang karyawan yang mengalami bullying. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan teknik observasi dan wawancara. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa subyek memiliki konflik individu dengan koordinator di dalam organisasi yang dikarenakan perilaku bullying. Konflik yang terjadi antara subjek dan koordinator adalah konflik disfungsional. Hal tersebut membawa dampak negatif bagi subjek yaitu terhambatnya tujuan yang dikehendaki oleh organisasi.
ANALISIS FENOMENOLOGI EKSISTENSI NARAPIDANA PELAKU PEMBUNUHAN BERENCANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN Aulia, Rina; Dewi, Rooswita Santia; Fauzia, Rahmi
Jurnal Ecopsy Vol 2, No 3 (2015): JURNAL ECOPSY : JURNAL ILMU PSIKOLOGI
Publisher : Psychology Study Program, Medical Faculty, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (598.037 KB) | DOI: 10.20527/ecopsy.v2i3.1934

Abstract

ABSTRAK Kasus pembunuhan berencana menjadi kejahatan yang tidak jarang terjadi di negeri ini. Narapidana pelaku pembunuhan berencana akan menjalani hukuman dalam waktu yang cukup lama yaitu terancam hukuman pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama-lamanya 20 tahun. Pidana penjara tersebut mengakibatkan perampasan kemerdekaan, dan menimbulkan akibat negatif terhadap hal-hal yang berhubungan dengan dirampasnya kemerdekaan itu sendiri. Berdasarkan pengalaman membunuh dan pengalaman masuk penjara, maka narapidana pelaku pembunuhan berencana akan mengalami rekosntruksi struktur eksistensi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis fenomenologi eksistensi narapidana pelaku pembunuhan berencana di salah satu Lembaga Pemasyarakatan di Kalimantan Selatan. Penelitian ini dilakukan pada dua orang subjek narapidana pelaku pembunuhan berencana dengan menggunakan metode penelitian analisis fenomenologi eksistensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua subjek dapat merekonstruksi eksistensi dan mewujudkan eksistensi dalam proses pembinaan di lembaga pemasyarakatan dengan caranya masing-masing. Rekonstruksi eksistensi pada penelitian ini menunjukkan bahwa, manusia perlu melakukan penyesuaian terhadap dirinya sendiri untuk dapat menemukan eksistensi atau arti dari keberadaan dirinya di dunia ini dengan menjaga sikap yang optimis dalam menentukan pilihan hidup. Dalam melakukan penelitian ini, akan lebih baik jika peneliti terlebih dahulu menguasai keterampilan mengadakan analisis fenomenologi eksistensi dan mengguakan tekhnik-tekhnik pengumpulan data yang sesuai dengan kebutuhan agar hasil temuan lebih maksimal dan akurat. Kata kunci: eksistensi, pembunuhan berencana, narapidana  ABSTRACT Cases of premeditated murder become the most common crime in this country. Convicts of the murder perpetrators will be sentenced for a long time, namely under sentence of death penalty or imprisonment for life or for 20 years. Imprisonment results in deprivation of freedom, and negative impacts on matters relating to the deprivation of the freedom itself. Based on the experience of killing and experience of staying in jail, the convicts of murder perpetrators will experience reconstruction of existence structure. The purpose of this study was to analyze the phenomenology of existence in the convicts of of premeditated murder cases murder cases at the Correctional Institution. This study was conducted in two convicts of premeditated murder cases using an analysis of phenomenology of existence. The results showed that the two subjects could reconstruct the existence and made the existence in the process of correction in prison with their own way. Reconstruction of the existence indicated that humans need to make adjustments to themselves to be able to discover the existence or the meaning of their existence in this world to keep an optimistic attitude in determining the choice of life. In conducting this study, it would be better if the researcher first mastered the skills of conducting an analysis of phenomenology of existence and used the data collecting techniques in accordance with the requirements in order to maximize the results and the accuracy. Keywords: existence, premeditated murder, convicts 
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNTUK PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN: STUDI KUALITATIF PADA SEKOLAH DI PEDESAAN DAN PERKOTAAN DEWI, ROOSWITA SANTIA; SURIANSYAH, AHMAD
ELEMENTARY: Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar Vol. 5 No. 1 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/elementary.v5i1.4158

Abstract

The role of community empowerment is considered important in efforts to improve the quality of education in rural and urban schools with a qualitative approach. Data in this study were collected through interviews and documentation from several schools in both areas. The results of the study indicate that community involvement, both in the form of moral support, material support, and provision of additional resources, has a significant impact on student motivation and achievement, but there are fundamental differences between rural and urban areas in terms of community participation. In rural areas, the main educational challenges are limited access to information, inadequate infrastructure, low levels of community participation, and lack of time and community understanding of education policies. While in urban areas, communities have better access to information, higher participation, and infrastructure that supports educational innovation. This study concludes that improving the quality of education in rural areas requires a more inclusive and flexible approach, such as the use of appropriate technology and socialization of policies at the right time for the community. While in urban areas, the focus can be directed at developing collaborative programs with various stakeholders to strengthen the quality of education. ABSTRAKPeran pemberdayaan masyarakat dianggap penting dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah pedesaan dan perkotaan dengan pendekatan kualitatif. Data pada penelitian ini dikumpulkan melalui wawancara dan dokumentasi dari beberapa sekolah di kedua wilayah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan masyarakat, baik dalam bentuk dukungan moral, material, maupun penyediaan sumber daya tambahan, berdampak signifikan pada motivasi dan prestasi siswa, namun terdapat perbedaan mendasar antara pedesaan dan perkotaan dalam hal partisipasi masyarakat. Di pedesaan, tantangan pendidikan yang utama adalah akses informasi yang terbatas, infrastruktur yang kurang memadai, rendahnya tingkat partisipasi masyarakat, serta kurangnya waktu dan pemahaman masyarakat tentang kebijakan pendidikan. Sementara di perkotaan, masyarakat memiliki akses informasi yang lebih baik, partisipasi yang lebih tinggi, dan infrastruktur yang mendukung inovasi pendidikan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa peningkatan mutu pendidikan di pedesaan memerlukan pendekatan yang lebih inklusif dan fleksibel, seperti pemanfaatan teknologi yang sesuai dan sosialisasi kebijakan di waktu yang tepat bagi masyarakat. Sedangkan di perkotaan, fokus dapat diarahkan pada pengembangan program kolaboratif dengan berbagai pemangku kepentingan untuk memperkuat kualitas pendidikan.
QUALITY OF WORK LIFE AMONG LECTURERS WORKING IN MEDICAL FIELD Dewi, Rooswita Santia; Aslamiah, Aslamiah; Noorhapizah, Noorhapizah; Novitawati, Novitawati
E-CHIEF Journal Vol 4, No 2 (2024)
Publisher : Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG PAUD) Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/e-chief.v4i2.14196

Abstract

The dynamic era of globalization requires workers and companies to always develop new products and innovate according to society's needs and market demands. The field of higher education is no exception where lecturers are required to accept a workload that can often damage the quality of their work life. This research aims to determine the quality of work life of lecturers who teach at the Faculty of Medicine and work in the medical field. This research uses a quantitative approach and descriptive analysis to provide an overview of the level of quality of work life. The research results show that the quality of work life of the majority of lecturers who are research subjects is at a high level. This is influenced by the score obtained on the salary and status dimensions which are related to the salary and status obtained by the research subjects from they work and also from society regarding the work they have.
BAGAIMANA RENCANA MASA DEPANMU?: PENGARUH JENIS KELAMIN DAN KEPRIBADIAN TERHADAP MINAT SISWA DALAM MEMILIH JURUSAN PERGURUAN TINGGI Dewi, Rooswita Santia; Khairina, Nadia; Rachmah, Dwi Nur; Hidayatullah, Muhammad Syarif
Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Vol 17, No 1 (2025): Januari 2025
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jvip.v17i1.75638

Abstract

Person's personality can affect what they might do in response to a particular circumstance or event. According to the study's findings, personality has an impact on a person's behavior, including their career decisions. Based on these conclusions, we want to identify the root cause by examining the impact of personality on interest in general election lectures based on gender and sex. 354 Senior High School students who were getting ready for university selection made up the study's sample. Respondents in the study This is student class XII (Science and Social Sciences) at school Senior High School (SMA) in South Kalimantan. Data were retrieved for more than 2 months and were nonparametric data. Collected data will be analyzed using analysis Chi-Square. The result shows that there wasn’t a significant influence between gender and personality to interest in election major lectures to students’ Senior High School. Besides, it is also shown that the percentage proportion highest interest student men nor women is type work Medical (MED) (28.2%). Whereas type work with enthusiasts smallest is Outdoor, Mechanical, and Practical (1.4%). Based on the findings on these research is known that interest is not only influenced by someone’s gender nor personality
PERAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KUALITAS KEHIDUPAN KERJA: STUDI KUALITATIF PADA PERGURUAN TINGGI DEWI, ROOSWITA SANTIA; ASLAMIAH , ASLAMIAH
LEARNING : Jurnal Inovasi Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 5 No. 1 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/learning.v5i1.4323

Abstract

Transformational leadership is one of the factors that can affect the quality of employee work life through cooperation and collaboration. This leadership style emphasizes the decision of the division of tasks according to the strengths and weaknesses of each employee. The data in this study were collected through interviews and documentation from several lecturers who teach at one of the universities in South Kalimantan. The results of the study indicate that transformational leadership can affect the quality of work life through aspects of ability, work character, influence, work experience, commitment, salary and social status, and development. In addition, some of the challenges faced by universities in implementing the transformational leadership system include adjusting views, the high time and effort required, and the complexity of the structure and hierarchy of the university. The implementation of transformational leadership is considered important in the development of students and universities in accordance with the vision and mission they have and the goals they want to achieve. ABSTRAKKepemimpinan transformasional merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas kehidupan kerja karyawan melalui kerja sama dan kolaborasi. Gaya kepemimpinan ini menekankan keputusan pembagian tugas yang sesuai dengan kelebihan dan kekurangan setiap karyawan. Data pada penelitian ini dikumpulkan melalui wawancara dan dokumentasi dari beberapa dosen yang mengajar di salah satu universitas tinggi di Kalimantan Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional dapat mempengaruhi kualitas kehidupan kerja melalui aspek kemampuan, karakter kerja, pengaruh, pengalaman kerja, komitmen, gaji dan status sosial, serta perkembangan. Selain itu, beberapa tantangan yang dihadapi perguruan tinggi dalam implementasi sistem kepemimpinan transformasional antara lain adalah penyesuaian pandangan, tingginya waktu dan upaya yang diperlukan, serta rumitnya struktur dan hierarki perguruan tinggi. Implementasi kepemimpinan transformasional dianggap penting dalam perkembangan mahasiswa dan perguruan tinggi sesuai dengan visi dan misi yang dimiliki serta tujuan yang ingin dicapai.
HUBUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF DENGAN PENYESALAN PASCA PEMBELIAN PRODUK FASHION PADA SISWA SMAN 1 BANJARMASIN Yulfitasari, Raysa; Dewi, Rooswita Santia; Hidayatullah, Muhammad Syarif
Jurnal Kognisia Vol 1, No 1 (2018): April
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jk.v1i1.1461

Abstract

Jaman yang semakin berkembang diiringi dengan kebutuhan yang meningkat berdampak pada pola belanja masyarakat, sehingga perusahaan berlomba-lomba meningkatkan penjualan mereka. Strategi perusahaan saat ini adalah berfokus kepada remaja dengan kontrol diri yang cenderung rendah sehingga memunculkan pola pembelian impulsif yang berdampak pada penyesalan pasca pembelian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara pembelian impulsif dengan penyesalan pasca pembelian produk fashion pada siswa SMAN 1 Banjarmasin. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh siswa SMAN 1 Banjarmasin yang berjumlah 934 siswa yang terdiri dari kelas X-XII. Jenis sampling pada penelitian ini adalah simple random sampling dengan populasi >100 orang maka diambil 10% dari populasi sehingga didapat sampel sebanyak 93 siswa. Metode analisis data penelitian ini menggunakan korelasi product moment Pearson, pengumpulan data penelitian menggunakan angket yang terdiri dari angket pembelian impulsif dan penyesalan pasca pembelian. Berdasarkan uji normalitas pembelian impulsif dengan signifikansi sebesar 0,66 yang berarti sebaran normal, sedangkan untuk penyesalan pasca pembelian dengan signifikansi sebesar 0,79 artinya sebaran normal. Sumbangan pembelian impulsif terhadap penyesalan pasca pembelian adalah sebesar 39,5% dan 60,5% lainnya berasal dari faktor-faktor lain yang tidak diteliti penelitian ini.
Peranan antara Peer Attachment terhadap Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru Universitas Lambung Mangkurat Sarah, Putri Aisya; Rachmah, Dwi Nur; Dewi, Rooswita Santia
Jurnal Kognisia Vol 7, No 1 (2024): APRIL
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jk.v7i1.7581

Abstract

Masa perkuliahan merupakan awal baru bagi mahasiswa mulai mengembangkan dirinya menjadi individu yang lebih baik dan dapat menjadi pribadi yang lebih mandiri. Pada masa ini mahasiswa akan mengalami perubahan secara internal maupun eksternal. Perubahan yang di alami mahasiswa terkadang memberikan tekanan terlebih bagi mahasiswa baru. Salah satu permasalahan yang sering dialami mahasiswa baru di masa peralihan yaitu mengenai ketidakmampuan penyesuaian diri di lingkungan yang baru yaitu perkuliahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan antara peer attachment terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru Universitas Lambung Mangkurat. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa/i aktif Universitas Lambung Mangkurat angkatan 2021 berjumlah 363 orang terdiri dari 217 perempuan dan 146 laki-laki. Penelitian ini menggunakan alat ukur yang terdiri dari skala penyesuaian diri dan skala adaptasi Inventory Of Parent And Peer Attachment (IPPA). Uji hipotesis penelitian menggunakan uji regresi linier sederhana. Hasil analisis data menunjukkan adanya peranan antara peer attachment terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru Universitas Lambung Mangkurat, artinya hipotesis alternatif (Ha) diterima. Hasil uji regresi menunjukkan nilai sebesar 15% peranan peer attachment terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru Universitas Lambung Mangkurat dengan tingkat hubungan rendah. Nilai regresi menunjukkan nilai positif, artinya semakin tinggi peer attachment maka semakin tinggi pula penyesuaian diri mahasiswa baru Universitas Lambung Mangkurat.
Peranan Persepsi Tata Ruang Kantor dan Fasilitas Kerja terhadap Motivasi Kerja pada Karyawan Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru Assamii, M. Reizo; Dewi, Rooswita Santia; Hidayatullah, Muhammad Syarif
Jurnal Kognisia Vol 4, No 2 (2021): Oktober
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jk.v4i2.3206

Abstract

Motivasi kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang berasal dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan semua kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya yang bertujuan untuk mendapatkan hasil kerja yang baik dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Agar dapat memberikan hasil kerja yang berkualitas dan berkuantitas maka seorang pegawai atau karyawan membutuhkan motivasi kerja dalam dirinya yang juga dapat dipengaruhi oleh bagaimana persepsi tata ruang kantor dan persepsi fasilitas kerja tempat karyawan tersebut bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat peranan antara persepsi tata ruang kantor dan fasilitas kerja terhadap motivasi kerja karyawan Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru. Total Sampling digunakan sebagai teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan 80 karyawan Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru. Terdapat tiga alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala persepsi tata ruang kantor, skala persepsi fasilitas kerja dan skala motivasi kerja. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah Regresi Linier Berganda. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa terdapat peranan antara persepsi tata ruang kantor dan fasilitas kerja terhadap motivasi kerja pada karyawan Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru. Koefisien determinasi yang didapatkan menunjukkan bahwa 42,3% adalah persentase sumbangan efektif variabel persepsi tata ruang kantor dan fasilitas kerja terhadap motivasi kerja karyawan yang ada, dan 57,7% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Kata Kunci : Persepsi tata ruang kantor, persepsi fasilitas kerja, motivasi kerja, karyawan
HUBUNGAN PERSEPSI BEBAN KERJA DENGAN KETERIKATAN KERJA PADA KARYAWAN DIVISI PEMASARAN DI PT. WORLD INNOVATIVE TELECOMMUNICATION (OPPO) BANJARMASIN Ulfah, Khannys Dahliana; Dewi, Rooswita Santia; Hidayatullah, Muhammad Syarif
Jurnal Kognisia Vol 2, No 1 (2019): April
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jk.v2i1.1606

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan persepsi beban kerja dengan keterikatan kerja. Subjek penelitian ini yaitu karyawan divisi pemasaran Di PT. World Innovative Telecommunication (OPPO) Banjarmasin  berjumlah 65 orang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan diambil berdasarkan atas kriteria yang ada yaitu lama bekerja minimal satu tahun. Instrumen yang digunakan penelitian  ini menggunakan  skala psikologi meliputi skala persepsi beban kerja dan skala keterikatan kerja. Hasil uji korelasi product  moment dari Karl Pearson menunjukan bahwa terdapat hubungan positif0antara persepsi beban kerja dengan keterikatan kerja pada karyawan divisi pemasaran Di PT. World Innovative Telecommunication  (OPPO)  Banjarmasin.  Adapun sumbangan  efektif  persepsi beban kerja terhadap keterikatan kerja diketahui sebesar 63,8% dengan demikian 36,2% lainnya merupakan sumbangan faktor diluar persepsi beban kerja dan keterikatan kerja, faktor sumber pekerjaan seperti otonomi, dukungan sosial, bimbingan dar8atasan, dan kesempatan untuk berkembang secara profesional, dan sumber personal seperti efikasi diri, organizational-based self-esteem, optimisme, dan kepribadian, gaya kepimpinan, karakteristik pekerjaan, kepuasaan kerja, serta insentif. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa semakin  positif  persepsi beban kerja maka semakin tinggi keterikatan kerja.