Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Pelatihan Penerapan Streamlining Production Flow dalam Upaya Continuous Improvement di Pabrik Mie Ho Kie San, Patikraja Leony, Florence; Arisandhy, Vivi; Liputra, David Try; Suhada, Kartika; Suhandi, Victor; Heryanto, Rainisa Maini; Wawolumaja, Rudy; Wiranata, Chandra; Wisanta, Cindy Felicia; Emerentia, Kharens; Mashari, Lea; Hambali, Mellisa Pricilia
Jurnal Surya Masyarakat Vol 6, No 2 (2024): Mei 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jsm.6.2.2024.157-166

Abstract

Ho Kie San Noodle Factory is one of the MSMEs in Patikraja District, Central Java that produces traditional noodles. Previously, the community service team had assisted this partner in increasing its production potential. However, there are still many improvements that can be made. The management conveyed the need for Kaizen (continuous improvement) material. Therefore, community service activities were carried out again in this factory. The method used is training. There were 9 participants who attended, representing the human resource department, finance department, general department, administration department, technical department, production department, inventory department and marketing department. The stages of the activities carried out were factory surveys and interviews with management, training implementation preparation, compiling training materials, filling preliminary questionnaires, training to representatives of each department within the company regarding the concept of continuous improvement and streamlined, and filling evaluation questionnaires. Based on the results of the questionnaire, it was found that the level of understanding of the participants increased after the training. Providing materials of Kaizen (continuous improvement) as well as production flow streamlining can help participants in streamlining the flow in each department and can also give motivation to continue making improvements in each department.
Penentuan Jumlah Pegawai Bagian Farmasi untuk Mengurangi Total Waktu Menunggu Pasien Rawat Jalan dan Pasien Rawat Inap dengan Metode Simulasi Liputra, David Try; Arisandhy, Vivi; Menori, Christophorus Ivander
JISI: Jurnal Integrasi Sistem Industri Vol 11, No 1 (2024): JISI UMJ
Publisher : Fakultas teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jisi.11.1.87-98

Abstract

Penelitian Tamzil (2018) telah mengusulkan penambahan jumlah pegawai bagian farmasi yang melayani pasien rawat jalan dan pasien rawat inap untuk mengurangi waktu menunggu pasien. Pada penelitian ini akan dilakukan pengkajian kembali mengenai usulan penambahan pegawai tersebut, baik yang melayani pasien rawat jalan maupun pasien rawat inap. Hal ini bertujuan untuk memperoleh kombinasi jumlah pegawai yang lebih baik lagi sehingga total waktu menunggu dapat menjadi lebih singkat lagi. Penentuan jumlah pegawai tersebut akan menggunakan metode simulasi dimana skenario yang diusulkan adalah sebanyak 3 skenario. Selain itu, untuk mencapai ketentuan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, maka diterapkan juga alternatif perubahan. Alternatif perubahan untuk Bagian Rawat Jalan ada 2, yaitu penambahan pegawai rawat jalan sebanyak 2 orang serta penambahan pegawai rawat jalan sebanyak 1 orang dan pegawai input sebanyak 1 orang. Alternatif perubahan untuk Bagian Rawat Inap, yaitu penambahan pegawai yang mengantarkan obat menuju nurse station sebanyak 1 orang. Berdasarkan hasil penelitian, maka diketahui bahwa skenario usulan 3 alternatif 2 menghasilkan waktu menunggu obat yang lebih singkat untuk pasien rawat jalan, sedangkan untuk pasien rawat inap skenario 3 yang menghasilkan waktu menunggu obat yang lebih singkat. Waktu menunggu obat untuk pasien rawat jalan sudah memenuhi ketentuan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, namun untuk pasien rawat inap tidak ada alternatif yang memungkinkan untuk mencapai standar yang ditetapkan. Hal ini disebabkan pengantaran obat menuju ke nurse station sudah membutuhkan waktu 1,5 jam. Oleh karena itu, pihak rumah sakit perlu meninjau kembali sistem pelayanan pegawai rawat inap.
Desain Mitigasi Risiko Rantai Pasok Darah Menggunakan Pendekatan Baru Heryanto, Rainisa Maini; Liputra, David Try; Arisandhy, Vivi; Amalina, Ninda Nurseha
Jurnal Rekayasa Sistem Industri Vol. 13 No. 2 (2024): Vol. 13 No. 2 (2024): Jurnal Rekayasa Sistem Industri
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26593/jrsi.v13i2.7326.143-156

Abstract

Blood is an essential component for body and plays critical role in human survival. Hospital blood banks (HBB) are responsible for ensuring availability and safety of blood in particular area. Risks that could arise in blood supply chain at HBB need to receive full attention, especially in the event of an outbreak or disaster. This attention is necessary to ensure smooth flow of activities, information, products, and finances. The primary objective of this research is to develop risk mitigation design for the blood supply chain. This research focuses on case study at HBB in Bandung City with specific focus on packaged red blood cells. The new approach used in this research involves initiating process by collecting potential risks, which are then defined and classified within the supply chain operations reference (SCOR) model. Subsequently, questionnaires were distributed to gather input for calculating weights using the analytical hierarchy process (AHP). Following step involves identifying root cause of these risk through fault tree analysis (FTA) and determining the most influential risk causes using failure mode effect and analysis (FMEA). Final phase entails designing strategies for mitigating risks in blood supply chain. This research aims to assist HBB facilities in prioritizing risks for treatment and implementing strategies to minimize these risks within their respective areas. According to AHP results, risk with the highest weight (0.173) is unavailability of blood stock at Indonesian Red Cross due to a shortage of donors. This risk can be mitigated by incorporating blood donation activities in agencies and HBB. The new approach in the research could provide more detailed mapping of blood supply chain risks.
USULAN SISTEM PERPARKIRAN DAN PENENTUAN KEBUTUHAN LAHAN PARKIR DI UNIVERSITAS “X” DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ANTRIAN DAN SIMULASI Arisandhy, Vivi; Suhada, Kartika; Rexivio, Derys Christian; Kartawidjaja, Maria Angela; Sukwadi, Ronald
Journal of Industrial Engineering and Operation Management (JIEOM) Vol 7, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/jieom.v7i2.16079

Abstract

Penelitian mengenai sistem perparkiran dan sistem antrian telah banyak dilakukan sebelumnya. Namun penelitian yang membahas sistem perparkiran yang berpengaruh ke sistem antrian dan perhitungan kebutuhan lahan parkir belum banyak dilakukan. Panjangnya antrian mobil di depan Gerbang 2 Universitas “X” banyak dikeluhkan mahasiswa dan mengganggu kelancaran arus lalu lintas depan kampus. Oleh karena itu, akan diusulkan sistem perparkiran dan penentuan kebutuhan lahan parkir di universitas tersebut. Langkah pertama yang dilakukan adalah pengujian kesamaan rata-rata untuk laju kedatangan mobil dan lama waktu parkir antar rentang waktu dan antar hari dengan SPSS. Selanjutnya dilakukan penentuan distribusi laju kedatangan mobil dan lama waktu parkir, lama waktu pelayanan manless dan loket keluar dengan Stat Fit. Kemudian dibuat model simulasi sistem antrian saat ini dan usulan dengan program Promodel. Dengan melakukan perubahan lokasi pintu masuk, posisi manless dan loket operator keluar, terjadi penurunan lama waktu menunggu sebesar 95,88% di manless Gedung A, 42,31% di manless Gedung B, 79,40% di drop-off point dan panjang antrian maksimum di depan gerbang masuk menurun sebesar 91,40%. Kebutuhan maksimum lahan parkir Gedung B adalah 394 mobil. Dengan diijinkannya parkir paralel, lahan parkir dapat menampung 392 mobil. Oleh karena kekurangan lahan hanya sebesar 2 mobil, maka lahan parkir Gedung B yang ada saat ini masih mencukupi kebutuhan.Kata Kunci:  Antrian, Lahan Parkir, Manless, Sistem Perparkiran, Simulasi
Pengendalian Persediaan Obat Ternak untuk Meminimasi Total Biaya Persediaan di PT X Marco Samudra; Vivi Arisandhy; Rainisa Maini Heryanto
Journal of Integrated System Vol. 2 No. 1 (2019): Journal of Integrated System
Publisher : Universitas Kristen Maranatha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28932/jis.v2i1.1116

Abstract

PT X merupakan produsen dan distributor obat untuk hewan ternak. Produk yang dijual berasal dari hasil produksi sendiri atau hasil impor dari Belanda.Saat ini perusahaan melakukan pemesanan setiap satu bulan sekali dan jumlah yang dipesan berdasarkan batas maksimum persediaan dikurangi dengan jumlah persediaan yang ada di gudang saat ini. Masalah yang dihadapi oleh perusahaan adalah perusahaan sering mengalami kekurangan dan kelebihan persediaan barang.Kelebihan persediaan mengakibatkan biaya simpan tinggi, sedangkan kekurangan persediaan mengakibatkan biaya stockout tinggi. Â Dalam penelitian ini diusulkan tiga alternatif metode pengendalian persediaan yaitu Metode Q, Metode P dan Metode Optional.Berdasarkan hasil pengolahan data, diketahui total biaya yang dihasilkan dari penerapan metode pengendalian persediaan saat ini adalah sebesar Rp.27.563.174/bulan. Metode pengendalian persediaan usulan yang memiliki total biaya minimum adalah metode P yaitu Rp.24.940.907 dan diperoleh penghematansebesar Rp.2.622.266/bulan atau 9,51%. Namun biaya pesan dan biaya stock out meningkat. Peningkatan biaya pesan terjadi karena interval pemesanannya lebih singkat. Peningkatan biaya stockout terjadi karena pengaruh lead time yang besar yaitu 2 bulan. Namun, biaya simpan menjadi lebih hemat sebesar Rp.3.064.783/bulan atau 13,03%. Â Kata kunci: pengendalian persediaan, biaya, kekurangan, kelebihan
Algoritma Penjadwalan Distribusi Barang Berbasis Teknik Backward Scheduling (Studi Kasus: PT Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk.) Kartika Suhada; David Try Liputra; Vivi Arisandhy; Tomy Jeremy
Journal of Integrated System Vol. 3 No. 2 (2020): Journal of Integrated System Vol. 3 No. 2 (Desember 2020):
Publisher : Universitas Kristen Maranatha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28932/jis.v3i2.2994

Abstract

Backward scheduling adalah metode penjadwalan yang dilakukan secara urutan terbalik, dimana batas waktu penyelesaian (due date) sebagai titik awal penjadwalan. Penelitian terkait penggunaan metode tersebut telah banyak dilakukan. Penelitian sebelumnya banyak yang membahas penerapan metode penjadwalan, namun lebih difokuskan pada aktivitas produksi. Penelitian ini membahas penerapan metode backward scheduling untuk aktivitas distribusi. Objek penelitian adalah PT Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company, Tbk. yang menghadapi permasalahan keterlambatan pengiriman barang. Javia dkk. (Javia dkk., 2019) telah berhasil mengembangkan algoritma yang dapat mengurangi jumlah keterlambatan tersebut, tetapi hasilnya belum cukup signifikan. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dirancang suatu algoritma penjadwalan distribusi barang yang dapat meminimasi jumlah keterlambatan dan total biaya keterlambatan yang timbul. Penerapan algoritma usulan dibandingkan algoritma Javia dkk. menghasilkan pengurangan dalam beberapa hal, yaitu: kebutuhan moda sebanyak 6 unit, jumlah kota yang mengalami keterlambatan pengiriman sebanyak 2 kota, jumlah moda yang terlambat sebanyak 3 unit, dan jumlah muatan yang terlambat sebanyak 18 pallet. Selain itu, durasi keterlambatan untuk 3 kota besarnya sama, namun untuk 2 kota lainnya tidak mengalami keterlambatan. Biaya penalty yang timbulpun berkurang sebesar Rp7,104,000,- atau 3.928%. Kata kunci: penjadwalan, distribusi barang, backward scheduling
Penjadwalan Mata Kuliah dengan Mempertimbangkan Ketersediaan Waktu Pengajar dan Satuan Kredit Semester yang Tidak Terpisah Menggunakan Integer Linear Programming Victor Suhandi; Vivi Arisandhy; David Try Liputra
Journal of Integrated System Vol. 6 No. 1 (2023): Journal of Integrated System Vol. 6 No. 1 (Juni 2023)
Publisher : Universitas Kristen Maranatha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28932/jis.v6i1.6459

Abstract

Penjadwalan mata kuliah merupakan proses yang secara periodik dilakukan oleh manajemen suatu program studi. Faktor ketersediaan waktu para pengajar sangat mempengaruhi kemudahan penjadwalan. Jadwal atau slot waktu yang digunakan untuksuatu mata kuliah yang tidak sesuai dengan ketersediaan waktu dari pengajar yang mengampunya, perlu dinegosiasikan oleh pihak manajemen. Efisiensi proses penyusunan jadwal dan negosiasi untuk meminimalkan jadwal yang tidak sesuai dengan ketersediaan waktu pengajar menjadi penting untuk pengurangan beban bagi pihak manajemen. Studi ini fokus pada penjadwalan mata kuliah untuk meminimasi ketidaksesuaian tersebut dengan mempertimbangkan satuan kredit semester yang tidak dapat dipisah. Kebaruan dalam studi ini terletak pada penggunaan ketersediaan waktu pengajar sebagai kendala soft dipadukan dengan perumusan kendala untuk bobot mata kuliah yang beragam dan tidak terpisah dengan menggunakan mathematical programming. Data semester genap tahun 2023 diperoleh dari sebuah program studi teknik industri di Indonesia. Integerlinear programming digunakan untuk memodelkan masalah tersebut dan dipecahkan menggunakan CPLEX. Hasil optimal diperoleh dalam waktu yang singkat dan analisis sensitivitas jumlah ruangan juga dapat memberikan wawasan bagi pihak manajemen untuk meningkatkan efisiensi.
SUPPLY CHAIN PERFORMANCE MEASUREMENT USING SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE, BEST WORST METHOD, OBJECTIVE MATRIX, AND TRAFFIC LIGHT SYSTEM AT DOMESTIC INVESTMENT COMPANY Maleakhi, Yutecia Karunia; Heryanto, Rainisa Maini; Arisandhy, Vivi
JISO : Journal of Industrial and Systems Optimization Vol. 8 No. 1 (2025): Juni 2025
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/jiso.v8i1.17-26

Abstract

ABSTRAKPerkembangan industri di era globalisasi berjalan sangat pesat dan diiringi dengan meningkatnya persaingan antar perusahaan. Untuk mempertahankan daya saing yang tinggi dalam memenuhi kebutuhan pasar, kinerja operasional suatu perusahaan harus terus ditingkatkan. Penelitian ini menggunakan model Supply Chain Operations Reference (SCOR) yang diberikan bobot dengan Best Worst Method (BWM) serta diukur dengan Objective Matrix (OMAX) dan Traffic Light System (TLS) untuk evaluasi kinerja pada salah satu perusahaan penanaman modal dalam negeri di Indonesia. Perusahaan telah menetapkan target bisnis kinerja rantai pasok pada sektor pelapis dan aksesoris pipa. Pengukuran kinerja diperlukan untuk meningkatkan kinerja rantai pasok. Pengolahan data menghasilkan 17 indikator kinerja untuk mengukur kinerja rantai pasok. Berdasarkan pengukuran OMAX, kinerja berada pada angka 5,496 yang menunjukkan kategori 'rata-rata' namun memerlukan peningkatan pada masing-masing indikator. Peningkatan kinerja rantai pasok dilakukan dengan cara mengatasi empat indikator yang masuk kategori 'buruk' dan meningkatkan enam indikator yang masuk kategori 'rata-rata'. ABSTRACTIndustrial development during globalization is rapid and is accompanied by increasing competition among companies. To maintain high competitiveness in meeting market needs, a company's operational performance must continuously improve. This research utilizes the Supply Chain Operations Reference (SCOR) model, weighted using the Best Worst Method (BWM), and measured using the Objective Matrix (OMAX) and Traffic Light System (TLS) for performance evaluation at a domestic investment company in Indonesia. The company has set business targets for supply chain performance in the coating and pipe accessories sector. Performance measurements are necessary to enhance supply chain performance. Data processing yields 17 performance indicators for measuring supply chain performance. According to the OMAX measurements, the performance is rated at 5.496, indicating a 'average' category but requiring improvement in each indicator. Improving supply chain performance involves addressing the four indicators in the 'poor' category and enhancing the six indicators in the 'average' category.
PENENTUAN SUPPLIER BAHAN BAKU UTAMA KASUR PEGAS MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN TECHNIQUE FOR ORDER PREFERENCE BY SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION Yesaya, Angga; Arisandhy, Vivi; Liputra, David Try
Journal of Industrial Engineering and Operation Management (JIEOM) Vol 8, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/jieom.v8i1.18031

Abstract

Penelitian mengenai pemilihan atau penentuan supplier dengan menggunakan metode AHP maupun kombinasinya dengan metode TOPSIS dalam penentuan supplier di industri penghasil kasur pegas belum banyak dilakukan. Penelitian ini akan membahas penerapan gabungan metode AHP dan TOPSIS dalam penentuan supplier di industri penghasil kasur pegas sehingga diharapkan hasil yang diperoleh lebih akurat dibandingkan jika hanya menggunakan salah satu metode. PT XYZ melakukan pemesanan bahan baku kawat kepada 4 supplier dan mengalokasikan pesanan dengan jumlah yang sama rata. Langkah pertama yang dilakukan adalah penentuan kriteria dan subkriteria untuk pemilihan supplier dan penyusunan hierarki. Selanjutnya dilakukan penyusunan kuesioner perbandingan berpasangan untuk menentukan tingkat kepentingan kriteria dan subkriteria. Setelah dilakukan perhitungan dengan metode AHP, diperoleh bobot kriteria dan subkriteria yang menjadi input untuk metode TOPSIS. TOPSIS digunakan untuk mengetahui supplier yang memiliki kinerja terbaik. Hasil yang diperoleh adalah kriteria Price dan subkriteria Harga Bahan Baku mempunyai tingkat kepentingan tertinggi dalam penilaian kinerja supplier kawat karena memiliki bobot tertinggi. Perusahaan dapat tetap menggunakan kebijakan multi-supplier dengan memprioritaskan supplier 1, namun ada beberapa kriteria dari kinerja supplier 1 yang perlu ditingkatkan jika dibandingkan dengan supplier lainnya.Kata Kunci: AHP, Bahan Baku Utama, Kasur Pegas, Supplier, TOPSIS.
Perancangan Fasilitas Produksi dan Penataan Stasiun Kerja untuk Meningkatkan Kapasitas Produksi Boneka di Pido’a Sepuh Collection Heryanto, Rainisa Maini; Arisandhy, Vivi; Suhada, Kartika; Santoso, Santoso; Liputra, David Try; Wawolumaja, Rudy; Frittandi, Frittandi; Rustandi, Jessica Octaviani; Carolina, Vania
Jurnal Pengabdian Masyarakat dan aplikasi Teknologi Vol. 4, No. 2: October 2025
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.adipati.2025.v4i2.7681

Abstract

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berperan dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Sebuah Perguruan Tinggi melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dapat mendukung peran UMKM tersebut. Pido’a Sepuh Collection, berlokasi di Bandung, merupakan UMKM yang bergerak dalam bidang pembuatan boneka dengan beragam jenis dan ukuran. Program Sarjana Teknik Industri bermaksud membantu UMKM ini dalam merancang fasilitas produksi dan penataan stasiun kerja agar kapasitas produksi setiap stasiun kerja dapat ditingkatkan dan pekerja dapat bekerja dengan nyaman. PkM dilakukan dalam empat tahapan utama yaitu tahapan kunjungan dan wawancara, dilanjutkan dengan tahapan survei lapangan untuk pengamatan dan pengumpulan data. Tahapan ketiga adalah perancangan fasilitas produksi dan usulan penataan stasiun kerja, dan tahapan terakhir adalah penerapan usulan dengan harapan terjadi peningkatan kapasitas produksi dan pembukaan lapangan kerja baru untuk masyarakat sekitar. Penataan stasiun kerja yang dilakukan dan perancangan fasilitas produksi yang diusulkan dapat meningkatkan kenyamanan operator dalam bekerja, karena stasiun kerja tertata lebih rapi. Selain itu, kapasitas produksi meningkat sebesar 21,43% untuk stasiun penggambaran dan pemotongan pola, 10,71% untuk stasiun penjahitan dan 22,38% untuk stasiun penjahitan mulut boneka.