Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PERILAKU MASYARAKAT DAN KEJADIAN MALARIA DI DESA PULAU LEGUNDIKECAMATAN PUNDUH PEDADA KABUPATEN PESAWARAN Hartono Budi Santoso, FX; Karbito, Karbito
Jurnal Kesehatan Vol 4, No 2 (2013): Jurnal Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.234 KB) | DOI: 10.26630/jk.v4i2.83

Abstract

FX. Hartono Budi Santoso1) Karbito2) 1)Puskesmas Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran2) Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang Abstract:SexualConductwithGenesisMalariaSociety in the LegundiIslandSub District Punduh Pedada Pesawaran Regency 2013. Malariadisease still a public health problemin Indonesia. The disease is causedby thePlasmodiumparasiteandtransmitted bythe bite ofthe female Anopheles mosquito.Increasethe numberof Malariadisease in some areasin Lampung Provinceis high enough,includinginparticularworking areain the clinic of the  LegundiIslandSub District Punduh Pedada.The purposeofthis studytoconductcommunityrelationswiththe incidence of malariain the the VillageIslandLegundi Sub District Punduh Pedada 2013.This research isa quantitativeanalyticalmethodobservational, with acase-controldesign. The populationsample of1898peopleandtotal sample of 132peoplewith a ratio of1:1case-controlsample, so66casesand66controlrespondentsusing aquestionnaire.The results ofthis study indicatethatrespondents whohavea habit ofgoing outat night54.5% of respondents,whodo notuse kassa onhomeventilation100.0% of respondents, whodo notusemosquito netswhile sleepingnight44.7% of respondents, andtheuse ofanti-mosquito drugs56.1% of respondents.There is a relationship between familiarity out of the house in the evening (p-value = 0.009) and OR 2.71 (95% CI: 1.34 to 5.51), no relationship between the use of kassa on home ventilation, because the respondents did not use kassa ventilation, there is a relationship between the application of mosquito nets while sleeping night (p-value = 0.000) and OR 5.842 (95% CI: 2.74 to 12.46), and no relationship between the use of anti-mosquito drugs (p-value = 0.023 ) and OR 2.40 (95% CI: 1.19 to 4.86) in the incidence of malaria. Recomended for all the people ifgoing out atnightto uselong dress,usingmosquito netswhilesleepingby night and using kassa onhomeventilation.Keywords : Behavior Society, Malaria IncidenceAbstrak :Hubungan Perilaku Masyarakat dengan Kejadian Malaria di Desa Pulau Legundi Kecamatan Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran Tahun 2013. Penyakit malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.  Penyakit ini disebabkan oleh parasit  Plasmodiumdan ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Peningkatan angka kesakitan Malaria di beberapa wilayah di Propinsi Lampung cukup tinggi, termasuk di wilayah kerja Puskesmas Pedada khususnya di Desa Pulau Legundi Kecamatan Punduh Pedada. Tujuan dalam penelitian ini adalah diketahui  hubungan perilaku masyarakat dengan kejadian malaria di Desa Pulau Legundi Kecamatan Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran Tahun 2013.Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan metode analitik observasional, dengan rancangan case control. Populasi pada penelitian ini 1898 orang dan jumlah sampel 132 orang dengan perbandingan sampel kasus-kontrol 1:1, sehingga 66 responden kasus dan 66 kontrol dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang mempunyai kebiasaan keluar rumah pada malam hari 54,5% responden, yang tidak menggunakan kassa pada ventilasi rumah 100,0% responden, yang tidak menggunakan kelambu saat tidur malam hari 44,7% responden, dan yang menggunakan obat anti nyamuk 56,1% responden. Hasil penelitian juga menunjukkan ada hubungan antara kebiasaan keluar rumah pada malam hari  (p-value = 0,009) dan OR 2,71 (95% CI : 1,34 – 5,51), tidak ada hubungan antara penggunaan kassa pada ventilasi rumah, karena seluruh responden tidak menggunakan kassa ventilasi, ada hubungan antara pemakaian kelambu saat tidur malam hari  (p-value = 0,000) dan OR 5,842 (95% CI : 2,74 – 12,46), dan ada hubungan antara penggunaan obat anti  nyamuk  (p-value = 0,023) dan OR 2,40 (95% CI : 1,19 – 4,86) dengan kejadian malaria.Disarankan agar masyarakat jika keluar rumah pada malam hari agar  menggunakan pakaian panjang, menggunakan kelambu saat tidur malam hari dan memasang kassa pada ventilasi rumah.Kata Kunci: Perilaku Masyarakat, Kejadian Malaria
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif Oleh Ibu Menyusui yang Bekerja Sebagai Tenaga Kesehatan Septiani, Hanulan Ulan; Budi, Artha; Karbito, Karbito
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 2, No 2 (2017): December
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.307 KB) | DOI: 10.30604/jika.v2i2.62

Abstract

Abstrak: Penyebab rendahnya pemberian ASI di Indonesia adalah kurangnya pengetahuan ibu hamil, keluarga dan masyarakat akan pentingnya ASI, meningkatnya pemberian MPASI sebelum waktunya dan kurangnya dukungan dari masyarakat, termasuk institusi tempat perempuan bekerja yang belum memberikan kesempatan dan ruang khusus untuk menyusui. Penelitian ini merupakan deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah tenaga kesehatan perempuan di Kota Bandar Lampung yang memiliki bayi usia 7- 24 bulan. Sampel penelitian ini diambil dari tujuh Puskesmas Kecamatan di Kota Bandar Lampung sebesar 113 responden. Data penelitian menunjukkan persentase pemberian ASI eksklusif pada tenaga kesehatan perempuan yaitu (57. 4%). Variabel yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif adalah, pengetahuan sebesar 72. 8%, dan sikap positif sebesar 72. 1% (faktor predisposisi). Variabel yang berhubungan dengan pemberian ASI ekslusif pada (faktor penguat) dukungan keluarga sebesar 75, 7%, dukungan atasan 65, 9% dan dukungan teman kerja sebesar 68, 8%. Tidak terdapat korelasi antara ketersediaan fasilitas dan pelatihan manajemen laktasi (faktor pendorong) terhadap pemberian ASI. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif adalah pengetahuan. Ibu dengan pengetahuan yang baik memiliki peluang untuk bisa memberikan ASI eksklusif sebesar 13 kali lebih besar dibandingkan ibu yang memiliki pengetahuan kurang.Kata Kunci: ASI Ekslusif, Tenaga Kesehatan, Perempuan, PuskesmasFACTORS ASSOCIATED WITH EXCLUSIVE BREASTFEEDING BY WOMEN WHO WORK AS A HEALTH PERSONNELAbstract: The causes of low breastfeeding in Indonesia are the lack of knowledge of pregnant women, families and communities about the importance of breastfeeding, giving weaning food (MPASI) before their time and lack of support from the community, including institutions where working women have yet to provide opportunities and special rooms for breastfeeding. This research is an analytical descriptive with cross sectional design. The population in this study is women health workers in Bandar Lampung City who have babies aged 7- 24 months. The sample of this research is taken from seven health center in Bandar Lampung city of 113 respondents. The research data shows the percentage of exclusive breastfeeding for women health workers (57. 4%). The variables associated with exclusive breastfeeding include knowledge of 72.8%, and a positive attitude of 72.1% (predisposing factors). The variables associated with exclusive breastfeeding on the family support factor (factor of strengthening) were 75, 7%, leader support 65, 9% and peer employee support to 68, 8%. There is no correlation between the availability of facilities and lactation management training (pushing factors) on breastfeeding. The most dominant factor associated with exclusive breastfeeding is knowledge. Mothers with good knowledge have an opportunity to be able to give exclusive breastfeeding 13 times greater than mothers who have less knowledge.Keywords: Exclusive Breastfeeding, Women, Health Worker, Health Centre
The Qualitative Study: Evaluation of Tuberculosis Control Program in Bandar Lampung City Karbito, Karbito; Purwaningsih, Dewi; Aliyanto, Warjidin; Muslim, Azhari; Fikri, Ahmad; Purwanto, Bambang
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Vol. 17 No. 1 (2024): Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jkmsaw.v17i1.4544

Abstract

Introduction: Indonesia has committed to implementing a TB control programme that is directed at accelerating the achievement of TB elimination by 2030, including Lampung Province and Bandar Lampung city is an area with a high prevalence of TB. Implementation of the TB control programme has been carried out. However, the cause of the high prevalence of TB remains unknown. Purpose: This study aims to evaluate the implementation of the TB control programme in Bandar Lampung City. Thus, it can contribute to planning efforts to reduce TB prevalence. Methods: This study is a qualitative research with a system approach based on input, process and output components. Data were collected at the Health Office of Bandar Lampung City and at three Community Health Centres in Bandar Lampung City. Data were collected using in-depth interviews, observation, and document review. Informants included policy makers, managers, cadres and TB patients. Data were analysed by collaborating the research data using triangulation methods, both source triangulation, method triangulation and data triangulation to draw conclusions. Results: The findings of this study showed that the TB control program in Bandar Lampung City has been running well and is in line with the achievement of the TB elimination acceleration program target in the input, process and output components, but TB prevention health promotion efforts are still not optimally implemented and coverage figures that describe TB prevention behaviour are not yet available. Conclusion: In general, the TB control programme in Bandar Lampung City is good and in line with the targets of the TB elimination acceleration programme.  However, there is no evaluation of TB prevention health promotion efforts related to the attitudes and behaviour of TB prevention by vulnerable communities. Latar Belakang: Indonesia telah berkomitmen melaksanakan program penanggulangan TB yang diarahkan untuk mempercepat pencapaian eliminasi TB tahun 2030, termasuk Provinsi Lampung dan kota Bandar Lampung yang merupakan wilayah dengan prevalensi TB yang tinggi. Implementasi program penanggulangan TB telah dilakukan. Namun belum diketahui penyebab prevalensi TB masih tinggi. Tujuan: Penelitian ini untuk mengevaluasi program pelaksanaan penanggulangan TB di Kota Bandar Lampung. Sehingga, dapat memberikan kontribusi untuk upaya perencaan penurunan prevalensi TB. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan sistem berdasarkan komponen input, proses dan output. Pengumpulan data dilakukan di Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung dan di tiga Pusat Kesehatan Masyarakat di kota Bandar Lampung. Data dikumpulkan dengan metode wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen. Informan terdiri dari para pengambil kebijakan, pengelola, kader dan pasien TB. Analisis data dilakukan dengan mengkolaborasikan data hasil penelitian menggunakan metode triangulasi, baik triangulasi sumber, triangulasi metode maupun triangulasi data untuk diambil kesimpulan. Hasil: Temuan pada penelitian ini diketahui bahwa program penanggulangan TB di Kota Bandar Lampung sudah berjalan baik dan sejalan dengan pencapaian target program percepatan eliminasi TB baik pada komponen input, proses dan output, namun upaya promosi kesehatan pencegahan TB masih belum terlaksana secara optimal dan angka cakupan yang menggambarkan perilaku pencegahan TB belum tersedia. Simpulan: Secara umum program penanggulangan TB di Kota Bandar Lampung sudah baik dan sejalan dengan pencapaian target program percepatan eliminasi TB.  Namun, upaya promkes pencegahan TB tidak ada hasil evaluasi terkait sikap dan prilaku pencegahan TB oleh masyarakat yang rentan.
Analisis Determinan Perilaku Merokok pada Remaja SMA Negeri di Kota Bandar Lampung Tahun 2020 Sari, Lidya Yulanda; Irianto, Sugeng Eko; Karbito, Karbito
Jurnal Penelitian Inovatif Vol 4 No 4 (2024): JUPIN November 2024
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jupin.974

Abstract

Latar belakang menurut Riskesdas 2018, prevalensi merokok pada remaja usia 10-18 tahun mengalami peningkatan sebesar 1,9% dari tahun 2013 (7,20%) ke tahun 2018 (9,10%). Data yang diperoleh melalui SDKI 2017, prevalensi merokok pada remaja usia 15-18 tahun meningkat menjadi 48%. Berdasarkan data Riskesdas Lampung (2018), Kota Bandar Lampung menempati urutan kedua dengan pesentase 24,88%. Tujuan penelitian adalah mengetahui determinan perilaku merokok remaja SMA Negeri di Kota Bandar Lampung tahun 2020. Metode penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel secara proportionate stratified random sampling sebanyak 405 orang dari jumlah populasi 4754 orang dan dianalisa menggunakan analisa univariat, bivariat, serta multivariate. Hasil penelitian diperoleh pengetahuan tentang bahaya merokok (p0,000), pengaruh orang tua (p0,000), pengaruh teman sebaya (p0,000), pengaruh harga rokok (p0,007), pengaruh uang saku (p0,031), pengaruh iklan rokok (p0,016) dan sikap (p0,002) berhubungan dengan perilaku merokok pada remaja SMA Negeri di Kota Bandar Lampung. Kesimpulan dan saran adanya hubungan perilaku merokok dengan variabel yang diteliti. Pengaruh teman sebaya menjadi faktor dominan. Diharapkan kepada pemerintah daerah untuk membuat regulasi tentang penjualan rokok, pemasangan iklan rokok, dan rutinitas penyuluhan tentang bahaya merokok.
Analisis Faktor Paparan dan Faktor Lingkungan Tempat Tinggal dengan Kejadian Infeksi Tuberkulosis Laten (Studi pada Keluarga Pasien Tuberkulosis Aktif di Kota Semarang - Jawa Tengah) Karbito, Karbito; Muslim, Azhari; Helmy, Helina
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 23, No 3 (2024): Oktober 2024
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.23.3.311-319

Abstract

Latar belakang : Tuberkolusis merupakan salah satu penyakit infeksi menular yang masih menjadi permasalahan serius di negara-negara berkembang dan terbelakang, termasuk Indonesia. Diperkirakan 25% populasi penduduk dunia telah terinfeksi Mycobacterium tuberculosis (M.tb), sebanyak 10% diantaranya berkembang menjadi penyakit aktif, dan sisanya (90%) akan mempertahankan diri dalam bentuk tuberkulosis laten. Antara 5-10% infeksi tuberkolusis laten akan berkembang menjadi tuberkolusis aktif. Hal ini berarti infeksi tuberkolusis laten menjadi kantung dan sumber utama kejadian dan penularan tuberkulosis aktif dimasa mendatang. Anggota keluarga serumah dengan penderita tuberkulosis aktif berisiko mengalami kejadian infeksi tuberkulosis laten. Studi ini bertujuan menganalisis hubungan faktor paparan dan faktor lingkungan tempat tinggal dengan kejadian infeksi tuberkulosis laten pada anggota keluarga serumah dengan penderita tuberkulosis aktif.Metode : Studi ini merupakan studi analitik kuantitatif menggunakan rancangan cross sectional. Sejumlah 138 subjek studi dari 241 anggota keluarga 112 indeks kasus tuberkulosis aktif berpartisipasi dalam studi ini. Subjek studi dilakukan Tuberculin Skin Test (TST). Subjek studi dinyatakan positif mengalami infeksi tuberkulosis laten jika hasil TST didapatkan indurasi ≥10 mm. Variabel faktor paparan dan faktor lingkungan tempat tinggal dikumpulkan dengan teknik wawancara, pengamatan dan pengukuran menggunakan alat ukur kuesioner, checklist dan alat ukur lainnya. Analisis data penelitian dilakukan secara bivariat menggunakan uji chi-square dan secara multivariat dengan uji regresi logistik ganda. Hasil analisis variabel dinyatakan mempunyai hubungan bermakna jika memperoleh nilai-p<0,05.Hasil : Sebanyak 63,8% anggota keluarga serumah penderita tuberkulosis aktif mengalami kejadian infeksi tuberkulosis laten. Berdasarkan analisis bivariat (uji chi square) ditemukan ada 3 (tiga) variabel yang mempunyai hubungan bermakna dengan kejadian infeksi tuberkulosis laten yaitu variabel jenis paparan (nilai-p=0,027), variabel lama waktu paparan (nilai-p=0,041) dan varianel kepadatan ruang tidur (nilai-p=0,001). Hasil analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda diketahui bahwa variabel yang berhubungan bermakna dengan kejadian TB laten adalah lama waktu paparan (nilai-p=0,023; aOR=3,72; 95%CI=1,19–11,58) dan kepadatan ruang tidur (nilai-p<0,001; aOR=3,89; 95%CI=1,82–8,33).Simpulan : Kejadian infeksi tuberkulosis laten pada anggota keluarga serumah dengan penderita tuberkulosis aktif menunjukkan angka yang relatif tinggi. Secara simultan variabel yang mempunyai hubungan bermakna dengan kejadian infeksi tuberkulosis laten pada anggota keluarga serumah dengan penderita tuberkulosis aktif adalah variabel lama waktu paparan dan variabel kepadatan ruang tidur. Variabel kepadatan ruang tidur merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan kejadian infeksi tuberkulosis laten setelah disesuaikan oleh variabel lama waktu paparan.  ABSTRACT Title: Analysis of Exposure Factors and Residential Environmental Factors with The Incidence of Latent Tuberculosis Infection (Study on families of active tuberculosis patients in Semarang City - Central Java)Background: Tuberculosis is a contagious infectious disease that is still a serious problem in developing and underdeveloped countries, including Indonesia. It is estimated that 25% of the world's population has been infected with Mycobacterium tuberculosis (M.tb), 10% of which develop active disease, and the remainder (90%) will persist in the form of latent tuberculosis. Between 5-10% of latent tuberculosis infections will develop into active tuberculosis. This means that latent tuberculosis infection will become the main source of occurrence and transmission of active tuberculosis in the future. Family members living in a household with active tuberculosis sufferers are at risk of experiencing latent tuberculosis infection. This study aims to analyze the relationship between exposure factors and environmental factors of residence with the incidence of latent tuberculosis infection in family members living in the same house as active tuberculosis sufferers.Methods: This study is a quantitative analytical study using a cross-sectional design. 138 study subjects from 241 family members and 112 index cases of active tuberculosis participated in this study. Study subjects underwent a Tuberculin Skin Test (TST). Study subjects were declared positive for latent tuberculosis infection if the TST results showed an induration of ≥10 mm. Exposure factor variables and residential environmental factors were collected using interview techniques, observation, and measurement using questionnaires, checklists, and other measuring tools. Research data analysis was carried out bivariate using the chi-square test and multivariate using the multiple logistic regression test. The results of the variable analysis are declared to have a significant relationship if they obtain a p-value <0.05.Results: As many as 63.8% of family members living in a household with active tuberculosis experienced latent tuberculosis infection. Based on bivariate analysis (chi-square test), it was found that 3 (three) variables had a significant relationship with the incidence of latent tuberculosis infection, namely the type of exposure variable (p-value = 0.027), the length of exposure variable (p-value = 0.041) and the density variant. bedroom (p-value=0.001). The results of multivariate analysis with multiple logistic regression tests showed that the variables significantly associated with the incidence of latent TB were the length of exposure (p-value=0.023; aOR=3.72; 95%CI=1.19–11.58) and room density. sleep (p-value<0.001; aOR=3.89; 95%CI=1.82–8.33).Conclusion: The incidence of latent tuberculosis infection in family members sharing a household with active tuberculosis sufferers shows a relatively high rate. Simultaneously, the variables that have a significant relationship with the incidence of latent tuberculosis infection in family members living in the same house as active tuberculosis sufferers are the length of exposure variable and the bedroom density variable. The bedroom density variable is the most dominant variable associated with the incidence of latent tuberculosis infection after adjusting for the length of exposure variable.
Peningkatan Kapasitas Kader Posyandu Terintegrasi Dalam Mendukung Transformasi Kesehatan Layanan Primer Muslim, Azhari; Karbito, Karbito; Amperaningsih, Yuliati; Putriana, Yeyen
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 6 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v6i2.12937

Abstract

Salah satu indikator keberhasilan suatu negara dalam meningkatkan kesehatan masyarakat adalah dengan menurunnya angka kematian bayi. Angka kematian bayi merupakan jumlah bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Salah satu penyebab tingginya angka kematian bayi adalah berat badan lahir rendah. Bayi berat badan lahir rendah dapat berdampak serius pada kesehatan bayi. Mengacu pada Survei Status Gizi Indonesia tahun 2022, prevalensi berat badan lahir rendah di Indonesia sebesar 6,0%. Estimasi World Health Organization, prevalensi prematur di Indonesia sekitar 10%. Desa Enggal Rejo merupakan salah satu desa di Kecamatan Adiluwih, dengan jumlah penduduk 1415 orang dengan luas 350,6116 ha. Skor Sustainable Development Goals Desa Enggal Rejo untuk Desa Sehat dan Sejahtera adalah 56,71. Sebuah Desa disebut Desa Peduli Kesehatan jika prosentase total nilai indikator Desa Peduli Kesehatan minimal mencapai 80. Hal ini menunjukkan bahwa Desa Enggal Rejo belum mencapai kriteria minimal Desa Peduli Kesehatan. Kegiatan pengabdian masyarakat untuk peningkatan kapasitas kader posyandu terintegrasi. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat yaitu peningkatan kapasitas kader posyandu terintegrasi sebesar 45,54 %. Kegiatan monitoring dan evaluasi secara teratur serta peningkatan ketrampilan pengetahuan kader posyandu terintegrasi perlu dilaksanakan,
Evaluasi Program Penanggulangan TB Paru Karbito, Karbito; Purwaningsih, Dewi; Aliyanto, Warjidin; Muslim, Azhari; Fikri, Ahmad; Murwanto, Bambang
MIDWIFERY JOURNAL Vol 4, No 2 (2024): Volume 4, Nomor 2 Juni 2024
Publisher : Universitas Malahayati Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mj.v4i2.15606

Abstract

Background : One of the diseases that is still a problem in Indonesia that is Tuberculosis or TB, especially pulmonary TB, because it is the second highest disease in the world. Therefore, the TB control program in Indonesia is directed at accelerating the elimination of TB by 2030, with a strategy to increase the case detection rate to at least 90%, the treatment success rate to at least 90% and the prevention rate to at least 80%. Meanwhile, the TB incidence rate in Indonesia in 2022 will be 354 per 100,000 population. The problem of controlling pulmonary TB in Bandar Lampung City in 2022 has not yet reached the performance target, namely only reaching 54.3% from 74%.Purpose : This research aims are to find out how the Pulmonary TB management program is at the Sukamaju Public Health Center, Bandar Lampung City.Methods : The design of this research is qualitative, with the method used being interviews, namely Focus Group Discussion (FGD) and in-depth interviews, with triangulation of methods, data and sources, such as observation, etc.Result : The results of the research show that the Pulmonary TB management program at the Sukamaju Community Health Center, Bandar Lampung City has been running well with case detection and cure rates reaching 96.0%, while the obstacles experienced are only few and do not hinder the implementation of the program, namely the logistics of the mantoux test materials and cartridge.Conclution : The implementation of the pulmonary TB control programs at the Sukamaju Community Health Center, Bandar Lampung City is going well, where the TB program indicators have reached the target. The success of this program is also supported by TB cadres whose performance is quite successful. Keywords: TB, program, management Latar Belakang : Salah satu penyakit yang amsih menjadi masalah di Indonesia adalah Tublerculosis atau TB khususnya TB Paru, karena menjadi penyakit tertinggi kedua didunia. Oleh sebab itu program penanggulangan TB di Indonesia diarahkan untuk mempercepat eliminasi TB Tahun 2030, dengan strategi peningkatan angka penemuan  kasus mencapai minimal 90%, dan  angka keberhasilan pengobatan (success rate) minimal 90% serta angka pencegahan mencapai minimal 80%. Sementara insiden rate TBC di Indonesia tahun 2022 sebesar 354 per 100.000 penduduk. Permasalahan penanggulangan TB Paru di Kota Bandar Lampung pada tahun 2022 tersebut belum mencapai target kinerja yaitu baru mencapai 54,3% dari 74%.Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengelolaan program TB Paru di Puskesmas Sukamaju, Kota Bandar LampungMetode : Desain penelitian ini bersifat kualitatif, dengan metode yang digunakan wawancara yaitu Diskusi Kelompok Terarah/DKT  (Focus Group Discussion/FGD) dan wawancara mendalam (Indepth Interview), dengan trianggulasi metode, data maupun sumber, seperti observasi, dsb.Hasil : Hasil penelitian bahwa pengelolaan program TB Paru di Puskesmas Sukamaju Kota Bandar Lampung telah berjalan dengan baik dengan angka pencapaian penemuan kasus dan penyembuhan mencapai 96,0%, sedangkan hambatan yang dialami hanya sedikit dan tidak serta tidak menggambat pelaksanaan program, yaitu terhambatnya logistic bahan tes mantuk dan catrige.Kesrmpulan : Simpulan penelitian ini Pelaksanaan program penanggulangan TB paru di Puskesmas Sukamaju, Kota Bandar Lampung berjalan dengan baik, dimana indikator-inkator program TB tersebut telah mencapai target. Keberhasilan program tersebut juga didukung oleh para kader TB yang cukup berhasil kinerjanya.
Analisis Risiko Kesehatan Lingkugan (ARKL) Pajanan Mangan (Mn) Pada Air Sumur Gali Masyarakat Sebagai Sumber Air Minum Izza, Nurul; Karbito, Karbito; Fikri, Ahmad; Masra, Ferizal
MIDWIFERY JOURNAL Vol 5, No 2 (2025): Volume 5 No 2 Juni 2025
Publisher : Universitas Malahayati Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mj.v5i2.21079

Abstract

Latar Belakang: Kendala yang paling sering ditemui dalam menggunakan air tanah adalah masalah kandungan Zat Mangan (Mn) yang terdapat dalam air baku. Mangan dalam air biasanya terlarut dalam bentuk senyawa atau garam bikarbonat, garam sulfat, hidroksida dan juga dalam bentuk koloid atau dalam keadaan bergabung dengan senyawa organik. Adanya kandungan Mangan (Mn) dalam air menyebabkan warna air tersebut berubah menjadi kuning-coklat setelah beberapa saat kontak dengan udara. Disamping kandungan Mangan (Mn) dapat mengganggu kesehatan juga menimbulkan bau yang kurang enak serta menyebabkan warna kuning pada dinding bak serta bercak-bercak kuning pada pakaian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar Mangan (Mn) dan melakukan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan terhadap pajanan Mangan (Mn) pada air sumur gali sebagai air minum masyarakat di Desa Sudimoro, Kecamatan Semaka, KabupatenTanggamus. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif, yaitu melakukan pemeriksaan dan analisis risiko kesehatan lingkungan pada air sumur gali yang mengandung kadar Mangan (Mn) sebagai sumber air minum yang dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari.di Desa Sudimoro, Kecamatan Semaka, Kabupaten Tanggamus. Hasil: Hasil penelitian ini diketahui bahwa kadar Mangan (Mn) pada 5 sampel air sumur gali di Desa Sudimoro Kecamatan Semaka, Kabupaten Tanggamus adalah sumur I (0,2 mg/l), sumur II (0,5 mg/l), sumur III (0,5 mg/l), sumur IV (0,6 mg/l) dan sumur V (0,2 mg/l). Hasil Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan untuk pajanan Mangan (Mn) di air sumur gali yang digunakan masyarakat pada orang dewasa maupun anak–anak dengan konsentrasi tersebut masuk dalam kategori Aman / Berisiko Rendah karena memperoleh hasil RQ < 1. Kesimpulan: Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil Tingkat risiko pajanan Mangan (Mn) di air sumur gali pada masyarakat dewasa maupun anak – anak dengan konsentrasi tersebut, Aman / Berisiko Rendah karena memperoleh hasil RQ < 1. Kata Kunci: Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan, Sumur Gali, Mangan (Mn), Sudimoro    
Pengelolaan Limbah Medis Padat Salsabila, Dinda Dwi; Karbito, Karbito
MIDWIFERY JOURNAL Vol 5, No 2 (2025): Volume 5 No 2 Juni 2025
Publisher : Universitas Malahayati Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mj.v5i2.21096

Abstract

Latar Belakang: Limbah medis padat dari fasilitas pelayanan kesehatan memiliki potensi besar untuk mencemari lingkungan dan menimbulkan risiko kesehatan baik bagi tenaga medis, pasien, pengunjung maupun masyarakat sekitar. Oleh karena itu, pengelolaannya harus dilakukan secara baik dan benar sesuai dengan peraturan berlaku, mulai dari tahap pengurangan, pemilahan, pewadahan, pengangkutan hingga pengolahan akhir. Rumah Sakit Azizah Kota Metro, Provinsi Lampung merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang menghasilkan limbah medis padat yang cukup besar sehingga berpontensi menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan limbah medis padat di Rumah Sakit Azizah Kota Metro, Provinsi Lampung.Metode: Penelitian ini merupakan adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif menggunakan metode observasi dan wawancara. Data atau informasi diperoleh dari observasi langsung di lapangan dan wawancara dengan petugas pengelola limbah medis padat. Informan penelitian ini adalah 1 (satu) petugas sanitarian dan 2 (dua) petugas cleaning service. Data dan informasi dianalisis secara deskriptif kemudian dibandingkan dengan ketentuan dalam peraturan yang berlaku yaitu Permenkes No. 2 Tahun 2023. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan limbah medis padat di Rumah Sakit Azizah Kota Metro, Provinsi Lampung telah dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai dengan Permenkes Nomor 2 Tahun 2023 pada beberapa tahapan, seperti pengurangan dengan menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle), dan pewadahan yang menggunakan wadah khusus dan berlabel sesuai standar. Namun, ditemukan beberapa kekurangan, seperti masih ditemukan limbah medis dan non medis tercampur dalam satu wadah, masih digunakannya jalur umum untuk pengangkutan limbah medis padat, serta tidak semua petugas menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) secara lengkap saat bekerja. Kesimpulan: Pengelolaan limbah medis padat di Rumah Sakit Azizah Metro pada tahap pengurangan, pewadahan, dan pengolahan akhir sudah sesuai dengan Permenkes Nomor 2 Tahun 2023, sedangkan pada tahap pemilahan, pengangkutan dan penyimpanan sementara masih belum sesuai dengan Permenkes Nomor 2 Tahun 2023. Kata Kunci: Pengelolaan Limbah Medis, Rumah Sakit Azizah, Alat Pelindung Diri,