Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Veteriner

Keragaman Massa Abnormal Superfisial pada Mencit (Mus musculus) di Malang Raya Andreas Bandang Hardian; Sang Ayu Putri Aristya Dewi; Maulidi Robingi Mardiyani Wukirani; Essly Hervianingsih Adha
Jurnal Veteriner Vol 22 No 4 (2021)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.116 KB) | DOI: 10.19087/jveteriner.2021.22.4.554

Abstract

Mencit dikenal sebagai salah satu jenis hewan coba yang mudah dikembangbiakan. Beberapa galur mencit telah digunakan secara luas untuk tujuan riset eksperimental maupun komparatif. Akan tetapi, kontrol genetik dan beberapa aspek pemeliharaan lainnya seringkali kurang diperhatikan terutama pada peternakan mencit tradisional. Hal ini dapat memicu kemunculan beberapa jenis penyakit yang menyebabkan kerugian ekonomi peternak. Salah satu penyakit akibat rendahnya kualitas manajemen pemeliharaan mencit adalah kemunculan massa abnormal superfisial. Studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi variasi dan karakter morfologis dari temuan massa abnormal superfisial dari mencit-mencit di Malang Raya. Sebanyak 54 ekor mencit dengan massa abnormal superfisial dikoleksi dari tujuh peternakan mencit dan dieutanasi berdasar aturan berlaku. Pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik dilakukan dengan prosedur standar. Pemeriksaan sitologi dilakukan dengan prosedur Fine Needle Aspiration dengan pewarnaan Giemsa. Dua jenis morfologi utama yang dapat dikenali dikategorikan sebagai massa non-neoplastik dan nonneoplastik. Pemeriksaan sitologi pada massa neoplastik menunjukkan selularitas yang tinggi didominasi sel-sel epitelial sedangkan pada massa nonneoplastik didominasi oleh leukosit dan eritrosit. Arsitektur histopatologi dari 36 massa neoplastik menunjukkan karakter adenokarsinoma mammae sedangkan pada massa noneoplastik lebih bervariasi antara lain abses subkutan (13), hematoma (1), krusta (2), dan nodul granulasi (2). Simpulannya adalah massa abnormal superfisial yang muncul pada mencit-mencit yang dibudidayakan di Malang Raya dapat berupa adenokarsinoma, abses subkutan, dan hematoma. Kejadian adenokarsinoma mendominasi jenis massa yang ditemukan disusul oleh abses subkutan dan hematoma.
Tyrosine Kinase Gene Polymorphisms in Limousin (Bos taurus) Bull Correlation with Fresh Semen Qualities Ageng Ilham Ramadhani; Yudit Oktanella; Wawid Purwatiningsih; Andreas Bandang Hardian; Tatik Hernawati
Jurnal Veteriner Vol 23 No 4 (2022)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/jveteriner.2022.23.4.480

Abstract

Tyrosine kinase (TEK) is the subgroup of protein kinases class. Tyrosine kinase (TEK) is a protein in spermatozoa plasm that functions as a mediator during spermatozoa penetration to pellucide zone 3 (PZ3) of the ovum. The purpose of this study was to analyse the variation of receptor tyrosine kinase genes related to the fresh semen qualities of limousin bulls, using Polymerase Chain Reaction Restriction Fragment Length Polymorphism (PCR-RFLP) method with HindIII restriction enzyme in A/AGCTT restriction site. This study used 20 blood samples of limousin bull from BBIB Singosari Malang. DNA amplification carried out by PCR method using forward primer (TEK_F) 5'-TAGATTGTCGCTTGCCTGGG-3’ and reverse primer (TEK_R) 5'-CCTGTGCCGACAGGTTTACT-3’. The data analysis were obtained by counting the total of RFLP DNA fragments as the genetic variation. The correlation between the total of RFLP DNA fragments and the fresh semen qualities were analysed by Spearman correlation test with RStudio software. The polymorphic DNA fragments were on 136 bp, 88 bp, 72 bp, and 12 bp range. Monomorphic DNA fragment was on 39 bp range. Correlation coefficient between the RFLP DNA fragments total with semen pH was -0,158 (negative correlation) with the p-value 0,912; semen volume was -0.105 (negative correlation) with the p-value 0,659, sperm motility was -0,050 (positive correlation) with the p-value 0,831; and sperm concentration was 0,044 (positive correlation) with the p-value 0,852. The RFLP DNA fragment total with some fresh semen evaluation parameters had very low correlation with no significancy because of the p-value >0,05.