Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Hubungan Komposisi Tubuh dengan Kepadatan Tulang Wanita Usia Subur di Kota Bandung Eka Widyanti, Laras Ristati; Kusumastuty, Inggita; Arfiani, Eva Putri
Indonesian Journal of Human Nutrition Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.67 KB) | DOI: 10.21776/ub.ijhn.2017.004.01.3

Abstract

AbstrakOsteoporosis merupakan salah satu masalah kesehatan karena dapat mengakibatkan berkurangnya kualitas hidup dan kematian. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepadatan tulang diantaranya yaitu komposisi tubuh. Komposisi tubuh seseorang terbagi menjadi total lemak tubuh dan lean mass. Beberapa penelitian menyatakan bahwa komposisi tubuh berhubungan dengan kepadatan tulang, namun masih memiliki kesimpulan berbeda antar peneliti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara komposisi tubuh dan kepadatan tulang wanita usia subur di Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan jumlah responden 70 orang yang dipilih menggunakan metode purposive sampling. Pada penelitian ini didapatkan rata-rata usia responden adalah 37 tahun dengan status gizi yang normal namun memiliki lemak tubuh dalam kategori obesitas. Mayoritas kepadatan tulang responden termasuk dalam kategori osteopenia. Berdasarkan uji korelasi Pearson dan regresi menyatakan bahwa ada hubungan positif antara total lemak tubuh dengan kepadatan tulang (p-value 0,006) dengan keeratan (0,327) serta ada hubungan negatif antara lean mass dan kepadatan tulang (0,006) dengan keeratan (-0,328). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah semakin tinggi lemak tubuh seseorang maka memiliki resiko lebih rendah terkena osteoporosis, akan tetapi menjaga lemak tubuh dengan kategori normal akan menghindarkan dari penyakit yang berhubungan dengan kelebihan berat badan seperti jantung, diabetes melitus sehingga disarankan kepada responden untuk tetap menjaga total lemak tubuh dan berat badan dalam katagori normal.Kata kunci: kepadatan tulang, komposisi tubuh, total lemak tubuh, lean mass AbstractOsteoporosis is one of health problems that can lead to reduced life quality and death. Body composition is one of factors that affect bone density. Body composition is divided into total body fat and lean mass. Some studies suggest that body composition is associated to bone density, but some researchers have different conclusions. This study aims to determine the relationship between body composition and bone density of women of reproductive age in Bandung. This study used cross sectional approach with a total sample of 70 respondents selected using purposive sampling method. In this study, the average age of respondents obtained was 37 years with normal nutritional status but had body fat in obesity category. The majority of bone density of respondents was under osteopenia category. Based on Pearson correlation test and regression test, there was a positive relationship between total body fat with bone density (p-value 0.006) with low closeness of variable (0.327), but there is a negative relationship between lean mass and bone density (0.006) with low closeness of variable (-0.328). This study concludes that the higher the body fat of a person, the lower the risk of osteoporosis. However, maintaining normal body fat will prevent diseases associated with overweight such as heart disease and diabetes mellitus, so the respondents are suggested to keep the total body fat and body weight in normal category.Keywords: bone density, body composition, total body fat, lean mass
Sisa Makanan Pasien Rawat Inap: Analisis Kualitatif Tanuwijaya, Laksmi Karunia; Sembiring, Lydia Gresari; Dini, Cleonara Yanuar; Arfiani, Eva Putri; Wani, Yudi Arimba
Indonesian Journal of Human Nutrition Vol 5, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.379 KB) | DOI: 10.21776/ub.ijhn.2018.005.01.6

Abstract

Penyelenggaran makanan di rumah sakit merupakan sistem pendukung dalam mempercepat kesembuhan pasien dari penyakit.  Sisa makanan pasien mencerminkan  rendahnya daya terima pasien terhadap makanan yang dapat meningkatkan risiko malnutrisi. Penting untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap adanya sisa makanan pada piring pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menggali dan menganalisis secara kualitatif mengenai faktor yang memengaruhi pasien rawat inap menyisakan makanan di rumah sakit Universitas Muhammadiyah Malang. Desain penelitian adalah studi kualitatif  menggunakan wawancara mendalam kepada pasien, yang memiliki sisa makanan > 25% melalui observasi langsung sisa makanan dengan pendekatan Comstock pada 6 pasien yang berusia 18-35 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata sisa makanan pasien dalam 3 kali waktu makan adalah 57%. Faktor yang dominan mempengaruhi pasien menyisakan makanan  meliputi faktor internal (kondisi klinis, kebiasaan makan, jenis kelamin), faktor eksternal  (rasa makanan, suhu makanan, tekstur, warna makanan, porsi dan variasi bahan makanan), faktor lingkungan (makanan luar rumah sakit). Faktor internal, faktor eksternal, dan faktor lingkungan secara langsung mempengaruhi persepsi pasien terhadap makanan rumah sakit sehingga mendorong pasien untuk menyisakan makanan rumah sakit.  Kata kunci: sisa makanan; kualitatif; rumah sakitAbstract Food service management in a hospital is a support system in accelerating the patient’s recovery from illness. Plate waste of the patient reflects low acceptance of a patient to food that may increase malnutrition risk. It is important to identify the factors that affect the occurrence of plate waste on patient food. This study aimed to explore and to analyze qualitatively about the factors that affect inpatients’ plate waste in Universitas Muhammadiyah Malang hospital. This study was a qualitative study using in-depth interviews to patients who had >25% plate waste through food waste direct observation using Comstock approach in 6 patients aged 18-35 years. The results show that the average patient's plate waste in 3 meal times was 57%. The dominant factors affecting the patient plate waste include internal factors (clinical conditions, eating habits, gender), external factors (food taste, food temperature, texture, food color, portion, and variety of foodstuffs), and environmental factors (food from outside). Internal factors, external factors, and environmental factors directly influence the patient's perception of hospital food, stimulating patients to plate waste.Keywords: plate waste; qualitative; hospital
PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG BUAH KESEMEK (Diospyros kaki var. Junggo) SECARA ORAL TERHADAP PEMBENTUKAN FOAM CELLS DI LAPISAN INTIMA AORTA TIKUS PUTIH (Rattus novergicus strain wistar) YANG DIBERI DIET ATEROGENIK Arfiani, Eva Putri; Julia, Arliek Rio; Kusumastuty, Inggita
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 9, No 01 (2017): NUTRIRE DIAITA
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v9i01.1721

Abstract

Coronary Heart Disease (CVD) is the manifestation of atherosclerosis which is formed of foam cells formation. Beside of medicine, the alternative way to prevent CVD is by high soluble fiber food consumption such as persimmon fruit (Diospyros kaki var. Junggo). The aim of this experiment was to understand the effect of persimmon fruit toward the foam cells formation in the intima aorta layer of rat (Rattus novergicus strain wistar) with atherogenic diet. The experiment was conducted by using experimental laboratoric in vivo with True Experimental Design (Post Test-Only Control Group Design) about 12 weeks, using 5 male rats/group + 1 male rat for spare in each group, the age about 56120 days, and the weight about 100-200 g. The experimental rats were divided into 5 groups, i.e P0 (30.6 g normal diet), P1 (22.9 g atherogenic diet), P2 (22.4 g atherogenic diet + 1.2 g persimmon flour), P3 (21,9 g atherogenic diet + 2.4 g persimmon flour), and P4 (21.4 g atherogenic diet + 3,6 g persimmon flour). Calculation of foam cells was carried out using light microscop with 400x magnification in the area of intima aorta layer of rat. The experiment proved that persimmon flour intervention orally could reduce foam cells formation in the intima aorta layer of white rat with atherogenic diet.  Keywords: atherogenic diet, persimmon, soluble fiber, foam cells
Kepuasan Pasien Terhadap Variasi Bahan Makanan di Rumah Sakit Laksmi Karunia Tanuwijaya; Tiara Dian Novitasari; Eva Putri Arfiani; Yudi Arimba Wani; Dina Elok Wulandari
Jurnal Gizi Vol 8, No 1 (2019): Jurnal Gizi UNIMUS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (589.451 KB) | DOI: 10.26714/jg.8.1.2019.%p

Abstract

Food service at the hospital is being widely reported, especially with regard to patient satisfaction. There are several nutrition service factors that can affect patient satisfaction, one of them is a variation of food ingredients. The purpose of this study was to know the relationship between variations in the types of food ingredients with patient satisfaction. Type of researchwas a quantitative research using cross sectional design with population of adult patients at class 2 and 3 who received a regular or soft diet. The sampling method was convenience sampling. Total sample were 97 patients and using the questionnaire as data collection instrument. The results of data analysis using Spearman Correlation test showed that therewere a relation (p <0,05) between animal protein food ingredients variation (<0,001), vegetable protein food ingredients variation (<0,001), vegetable food ingredients (0,006), and overall food material variation (<0,001) against patients satisfaction. Based on the results of data analysis can be concluded that variety of food ingredients affect patients satisfaction. Keywords : hospital, variation of food ingredients, patients satisfaction
Kepuasan Pasien Terhadap Variasi Bahan Makanan di Rumah Sakit Laksmi Karunia Tanuwijaya; Tiara Dian Novitasari; Eva Putri Arfiani; Yudi Arimba Wani; Dina Elok Wulandari
Jurnal Gizi Vol 8, No 1 (2019): Jurnal Gizi UNIMUS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jg.8.1.2019.%p

Abstract

Pelayanan makanan di rumah sakit menjadi sorotan banyak pihak, khususnya yang berkaitan dengan kepuasan pasien. Ada beberapa faktor pelayanan gizi yang dapat mempengaruhi kepuasan pasien, salah satunya adalah variasi bahan makanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara variasi jenis bahan makanan dengan kepuasan di rumah sakit. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan Cross Sectional dengan populasi pasien rawat inap dewasa kelas 2 dan kelas 3 yang mendapat diet dalam bentuk makanan biasa atau lunak. Metode pengambilan sampel adalah Convenience Sampling. Sampel yang diambil sebanyak 97 pasien. Instrumen pengambilan data menggunakan kuesioner. Hasil analisa data dengan menggunakan uji statistik korelasi Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan (p<0,05) antara variasi bahan makanan lauk hewani (<0,001), variasi bahan makanan lauk nabati (<0,001), variasi bahan makanan sayuran (0,006), dan variasi bahan makanan keseluruhan (<0,001) dengan kepuasan pasien. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variasi bahan makanan mempengaruhi kepuasan pasien terhadap makanan dan layanan yang diberikan.
Analisis Kesesuaian Kandungan Energi dan Zat Gizi Makro Rencana Menu dengan Standar Diet untuk Pasien Diabetes Mellitus Afifah Yasyfa Dhiyanti; Laksmi Karunia Tanuwijaya; Eva Putri Arfiani
Amerta Nutrition Vol. 4 No. 1 (2020): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (494.166 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v4i1.2020.1-7

Abstract

Background: Diabetes Mellitus diet regulation aims to achieve and maintain controlled blood glucose levels. The strict monitoring of patient's intake is intended to prevent complications due to hypoglycemia and hyperglycemia. Objectives: To determine the conformity of energy and macronutrients between ABC menu planned and 1700 kcal diet standard. Methods: This study was a cross sectional study with descriptive approach. Research variables were energy and macronutrients of diet manuals and menu planned for Diabetes Mellitus inpatients. The conformity was known by identifying energy and macronutrients in the ABC menu cycle and standard recipes using Nutrisurvey Software and guidelines for estimates oil absorption, then compared with the energy and macronutrients on the 1700 kcal diet standard. Results: Standard 1700 kcal diet consisted of 1700 kcal energy, 63.8 grams protein, 47.2 grams fat, and 255 grams carbohydrate. The average menu A provided 1743.5±147 kcal of energy, menu B 1710.4±137.8 kcal, and menu C 1744.6±143.5 kcal. The average menu A provided 68.2±4 grams of protein, menu B 69.3±4.2 grams, and menu C 70±4.6 grams. The average menu A contained 71.2±10.5 grams of fat, menu B 68.4±10.3 grams, and menu C 67.7±11.1 grams. The average menu A consisted 212.3±14 grams carbohydrate, menu B 210.5±14 grams, and menu C 214.6±13.8 grams. Conclusions: Compared to 1700 kcal standard diet, the discrepancies of energy are at 0.6-22%, protein 0.2-27%, fat 20-104%, and carbohydrates 7-25%. ABSTRAK Latar Belakang: Pengaturan diet pada pasien rawat inap dengan Diabetes Mellitus bertujuan untuk mencapai dan mempertahankan kadar glukosa darah normal. Ketatnya pemantauan asupan makan pasien ditujukan untuk mencegah komplikasi akibat kondisi hipoglikemia dan hiperglikemia.Tujuan: Mengetahui kesesuaian kandungan energi dan zat gizi makro rencana menu ABC dengan standar diet 1700 kkal.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan pendekatan deskriptif. Variabel penelitian adalah kandungan energi dan zat gizi makro standar diet dan rencana menu untuk pasien Diabetes Mellitus. Ada tidaknya kesesuaian diketahui dengan cara mengidentifikasi kandungan energi dan zat gizi makro pada siklus menu ABC dan standar resep menggunakan Nutrisurvey, DKBM, dan pedoman perkiraan penyerapan minyak, kemudian dibandingkan dengan kandungan energi dan zat gizi makro pada standar diet 1700 kkal.Hasil: Standar diet 1700 kkal meliputi 1700 kkal energi, 63,8 gram protein, 47,2 gram lemak, dan 255 gram karbohidrat. Rerata energi menu A 1743,5 ± 147 kkal, menu B 1710,4 ± 137,8 kkal, dan menu C 1744,6 ± 143,5 kkal. Rerata protein menu A 68,2 ± 4 gram, menu B 69,3 ± 4,2 gram, dan menu C 70 ± 4,6 gram. Rerata lemak menu A 71,2 ± 10,5 gram, menu B 68,4 ±10,3 gram, dan menu C 67,7 ± 11,1 gram. Rerata karbohidrat menu A 212,3 ± 14 gram, menu B 210,5 ± 14 gram, dan menu C 214,6 ± 13,8 gram.Kesimpulan: Terdapat ketidaksesuaian kandungan energi 0,6-22%, protein 0,2-27%, lemak 20-104%, dan karbohidrat 7-25% pada rencana menu ABC dengan standar diet 1700 kkal.
Analisa Kesesuaian Antara Preskripsi Diet Dengan Kebutuhan Gizi Secara Individu pada Pasien Diabetes Mellitus di Rumah Sakit X Anisa Handayani; Laksmi Karunia Tanuwijaya; Eva Putri Arfiani
Amerta Nutrition Vol. 3 No. 4 (2019): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.918 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v3i4.2019.276-283

Abstract

Background: Medical nutrition management in DM patients must be done individually because it must consider eating habits, metabolism, physical activity and comorbidities. Calculation of nutritients adequacy can use the PERKENI formula by calculating basal energy then added or reduced by several factors, namely age, weight, physical activity, gender, metabolic stress.Objective: The aim of the study was to analysis the conformity of diet prescription and nutrients adequacy of DM patients. Method: This study used observational methods related to assessment data such as weight, hight, biochemical, and physic-clinic data and diet prescription. The number of samples in this study were 27 DM patients at X Hospital. Results: Results showed that there was discrepancies of diet prescription and nutrients adequacy of DM patients. Category of nutrient adequacy devided by 8 category, 1100 kkal, 1200 kkal, 1300 kkal, 1400 kkal, 1500 kkal, 1600 kkal, 1700 kkal, 1800 kkal. Diet prescription of DM patients was 1700 kkal. Conclusion: Comparison between diet prescription and nutrients adequacy 48% were mostly fall in appropriate category, and 52% were in inappropriate category. This was due to several factors such as the use of formulas in calculating nutrition adequacy of DM patients and the limited type of diet mannuals provided by hospitals to be prescribed for DM patients' diets.ABSTRAKLatar Belakang: Penatalaksanaan gizi medis pada pasien DM harus dilakukan secara individual karena harus mempertimbangkan kebiasaan makan, metabolisme, aktivitas fisik dan adanya komorbid. Perhitungan kebutuhan pasien secara individu dapat menggunakan rumus PERKENI dengan memperhitungkan energi basal kemudian ditambahkan atau dikurangi dengan beberapa faktor yaitu umur, berat badan, aktivitas fisik, jenis kelamin, stress metabolik.Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kesesuaian antara preskripsi diet dengan kebutuhan gizi secara individu pada pasien DM.Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasi terkait data asesmen pasien yang meliputi data BB, TB, data biokimia, dan data fisik klinis, dan preskripsi diet. Data tersebut didapatkan berdasarkan informasi dari ahli gizi. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 27 pasien DM di RS X.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat ketidaksesuaian preskripsi diet dengan kebutuhan gizi secara individu pada pasien DM di RS X. Kategori kebutuhan energi secara individu terbagi menjadi 8 kategori, yaitu 1100 kkal (n=1), 1200 kkal (n=1), 1300 kkal (n=4), 1400 kkal (n=4), 1500 kkal (n=6), 1600 kkal (n=5), 1700 kkal (n=2), 1800 kkal (n=4). Preskripsi diet pasien DM adalah 1700 kkal.Kesimpulan: Perbandingan preskripsi diet dengan kebutuhan gizi secara individu adalah sebanyak 13 orang (48%) berada pada kategori cukup atau sesuai, dan sebanyak 14 orang (52%) berada pada kategori lebih atau tidak sesuai. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor seperti penggunaan rumus dalam menghitung kebutuhan gizi pasien DM dan terbatasnya jenis standar diet yang disediakan rumah sakit untuk dituliskan menjadi preskripsi diet pasien DM.
HEALTH EDUCATION FOR STUDENT CADRES IN MIDDLE SCHOOL HEALTH CENTER TO IMPROVE THEIR KNOWLEDGE OF ADDITIONAL AND BALANCE NUTRITION Bachtiar Rifai Pratita Ihsan; Valentina Yurina; Eva Putri Arfiani; Diah Royani Meisani; Luthfi Ahmad Muchlashi; Anita Puspa Widiyana
Caring : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 1, No 2 (2021): CARING Jurnal Pengabdian Masyarakat (Agustus 2021)
Publisher : Caring : Jurnal Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (732.288 KB) | DOI: 10.21776/ub.caringjpm.2021.001.02.3

Abstract

Food additives are materials added to food to affect the nature or shape of the food. These condiments can cause adverse effects on health if being consumed every day more than the amount in mg/Kg body weight. In addition, there are food additives that are prohibited, such as boric acid, formalin, salicylic acid, and others. The lack of understanding of junior high school (SMP) students regarding food additives that are allowed and prohibited cause students to be more likely exposed to foods that contain harmful substances that will accumulate or cause negative effects in the long term. This Community Service Activity aims to improve the understanding of School Health Unit (UKS) cadre students regarding food additives and balanced nutrition. This activity was attended by students from SMPN 1 Singosari, SMP 4 Muhammadiyah Singosari, and SMP Islam Bani Hasyim Singosari. Before and after the counseling material regarding food additives and balanced nutrition, the level of understanding was measured using pre and post-tests. The test results were then analyzed using independent T-test statistics with a confidence level of 95.  The results of this activity indicate that there is an increase in participants' knowledge (40%) about food additives and balanced nutrition. Counseling is one of the ways to increase students' understanding of food additives as food safety and balanced nutrition is important to support growth and development.
PERBEDAAN JUMLAH SISA MAKANAN HIDANGAN LAUK NABATI TERHADAP MODIFIKASI RESEP PADA PASIEN POST SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT DAERAH BALUNG JEMBER Neneng Fina Mafazah; Yudi Arimba Wani; Eva Putri Arfiani
Pontianak Nutrition Journal (PNJ) Vol 5, No 2 (2022): September 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/pnj.v5i2.1087

Abstract

Sisa makanan yang tinggi dapat memengaruhi penyembuhan pasien khususnya pada pasien post sectio caesarea. Pasien post sectio caesarea membutuhkan zat gizi yang adekuat untuk penyembuhan luka operasi dan pemulihan kondisi serta mencegah terjadinya infeksi pada masa nifas. Oleh karena itu, diperlukan adanya modifikasi resep untuk mengurangi sisa makanan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan jumlah sisa makanan hidangan lauk nabati terhadap modifikasi resep pada pasien post sectio caesarea di Rumah Sakit Daerah Balung Jember. Rancangan penelitian ini adalah true experimental dengan post-test only control group design dan single-blind method. Subjek pada penelitian ini adalah pasien post sectio caesarea berjumlah 34 orang yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol yang mendapat hidangan tanpa modifikasi resep berupa orem-orem tahu dan kelompok perlakuan yang mendapat hidangan dengan modifikasi resep berupa pepes tahu cetak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan jumlah sisa makanan pada pasien post sectio caesarea antara yang mendapat hidangan lauk nabati tanpa dan dengan modifikasi resep di Rumah Sakit Daerah Balung Jember (p value=0,014) dengan rerata jumlah sisa makanan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan sebesar 21,03 g dan 9,01 g. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pasien lebih dapat menerima hidangan pepes tahu cetak dibandingkan dengan orem-orem tahu.
PERBEDAAN JUMLAH SISA MAKANAN HIDANGAN LAUK NABATI TERHADAP MODIFIKASI RESEP PADA PASIEN POST SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT DAERAH BALUNG JEMBER Neneng Fina Mafazah; Yudi Arimba Wani; Eva Putri Arfiani
Pontianak Nutrition Journal (PNJ) Vol 5, No 2 (2022): September 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.377 KB) | DOI: 10.30602/pnj.v5i2.1087

Abstract

Sisa makanan yang tinggi dapat memengaruhi penyembuhan pasien khususnya pada pasien post sectio caesarea. Pasien post sectio caesarea membutuhkan zat gizi yang adekuat untuk penyembuhan luka operasi dan pemulihan kondisi serta mencegah terjadinya infeksi pada masa nifas. Oleh karena itu, diperlukan adanya modifikasi resep untuk mengurangi sisa makanan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan jumlah sisa makanan hidangan lauk nabati terhadap modifikasi resep pada pasien post sectio caesarea di Rumah Sakit Daerah Balung Jember. Rancangan penelitian ini adalah true experimental dengan post-test only control group design dan single-blind method. Subjek pada penelitian ini adalah pasien post sectio caesarea berjumlah 34 orang yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol yang mendapat hidangan tanpa modifikasi resep berupa orem-orem tahu dan kelompok perlakuan yang mendapat hidangan dengan modifikasi resep berupa pepes tahu cetak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan jumlah sisa makanan pada pasien post sectio caesarea antara yang mendapat hidangan lauk nabati tanpa dan dengan modifikasi resep di Rumah Sakit Daerah Balung Jember (p value=0,014) dengan rerata jumlah sisa makanan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan sebesar 21,03 g dan 9,01 g. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pasien lebih dapat menerima hidangan pepes tahu cetak dibandingkan dengan orem-orem tahu.