Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

KEANEKARAGAMAN DAN KELESTARIAN TERUMBU KARANG SEBAGAI POTENSI WISATA KELESTARIAN LINGKUNGAN DI PULAU RUBIAH SABANG Lili Kasmini
Jurnal Visipena Vol 2 No 1 (2011)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian (LP2M) STKIP Bina Bangsa Getsempena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.542 KB) | DOI: 10.46244/visipena.v2i1.37

Abstract

Ekosistem terumbu karang memiliki arti yang sangat penting bagi kehidupan manusia, baik dari segi ekonomi maupun sebagai penunjang kegiatan rekreasi karena keindahannya. Terumbu karang tersebar di seluruh dunia dan mencakup lebih dari 100 negara, termasuk Indonesia, dengan luas diperkirakan mencapai 600.000 km2. Mulai dekade 1990-an, para ahli mulai mengangkat isu tentang semakin memburuknya kondisi terumbu karang dunia, antara lain Indonesia. Saat ini diperkirakan 10% dari terumbu karang dunia dalam kondisi sangat rusak dan bahkan kemungkinan tidak dapat dipulihkan kembali. Dalam kurun waktu 20 tahun mendatang, apabila tidak ada upaya pelestarian yang intensif, maka diperkirakan 30% dari terumbu karang yang ada akan mengalami nasib yang sama.
IDENTIFIKASI POPULASI MAKROZOOBENTOS DI KAWASAN EKOSISTEM MANGROVE DESA LADONG ACEH BESAR Lili Kasmini
Jurnal Visipena Vol 5 No 1 (2014)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian (LP2M) STKIP Bina Bangsa Getsempena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.485 KB) | DOI: 10.46244/visipena.v5i1.223

Abstract

Desa Ladong memiliki keanekaragaman mangrove yang masih tinggi yang berpotensi untuk tetap dilestarikan, mengingat fungsi mangrove sangat penting bagi kehidupan biota yang berasosiasi di kawasan mangrove serta sebagai pendukung dalam kegiatan tambak masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peranan dari keanekaragaman jenis Mangrove terhadap kelangsungan hidup Makrozoobentos ekosistem tersebut dengan melihat kondisi lingkungan serta hubungan antara Mangrove dan makrozoobentos. Pengambilan data dilakukan pada September 2013 dengan metode transect line plots (English at al., 1994). Sampel diambil menggunakan pipa paralon berdiameter 11 cm kemudian di identifikasikan di Laboratorium Terpadu Fakultas Kelautan Perikanan. Dari hasil penelitian, ditemukan tiga kelas makrozoobentos yaitu : Malacostraca dan Gastropoda, yang terdiri dari 6 spesies Makrozoobentos. Kelas Gastropoda memiliki persentasi tertinggi, mencapai 72,28%. Untuk jenis Mangrove, ditemukan 7 spesies yaitu Lumnitzera littorea, Aegiceras floridum, Bruguiera cylindrica, Rhizopora apiculata, Avicenia alba, Soneratia alba dan Lumnitzera racemosa.
PENINGKATAN KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI BERDASARKAN STANDAR ACRL MELALUI PEMANFAATAN MULTIMEDIA BAGI GURU SEKOLAH DASAR Dyoty Auliya Vilda Ghasya,; Gio Mohamad Johan; Lili Kasmini
Jurnal Visipena Vol 9 No 2 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian (LP2M) STKIP Bina Bangsa Getsempena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.284 KB) | DOI: 10.46244/visipena.v9i2.466

Abstract

Information literacy is a skill needed to search, analyze and utilize information. So that information literacy is a very important ability that is owned by a person, especially in the world of education, in this case elementary school teachers because at this time all people are faced with various types of information resources that are developing very rapidly, but not necessarily all the information that is available and created can be trusted and in accordance with the information needs of information seekers. Based on direct observations made by the team proposing the Community Partnership Program (PKM) in partner primary schools found data and information that the information literacy skills of elementary school teachers are still below the standards of the Association of College and Research Libraries (ACRL). This information literacy standard lists a number of abilities used in determining a person's ability to understandinformation. Seeing the problem of information literacy ability of partner elementary school teachers is still below the ACRL standard, the proposer team will utilize multimedia as one solution to improve information literacy skills of partner primary school teachers. The advantage of using multimedia the most prominent is interactivity which means that this media inherently forces users to interact with the material. This interaction varies from the simplest to the complex. This program will be implemented for elementary school teachers in Aceh Besar District. The objectives of this program are (1) through this mentoring activity it is believed that it can increase the repertoire of knowledge of primary school teachers regarding information literacy capacity building programs, (2) Through mentoring activities will improve elementary school teacher information literacy skills based on the standards of the Association of College and Research Libraries (ACRL) through multimedia utilization. (3) Develop the skills of elementary school teachers in designing simple information literacy media that are easy to make and applicable to the learning presented. Abstrak Literasi informasi merupakan suatu keterampilan yang diperlukan untuk mencari, menganalisis dan memanfaatkan informasi. Sehingga literasi informasi merupakan kemampuan yang sangat penting dimiliki seseorang terutama pada dunia pendidikan, dalam hal ini guru sekolah dasar karena pada saat ini semua orang dihadapkan dengan berbagai jenis sumber informasi yang berkembang sangat pesat, namun belum tentu semua informasi yang ada dan diciptakan tersebut dapat dipercaya dan sesuai dengan kebutuhan informasi para pencari informasi. Berdasarkan observasi secara langsung yang dilakukan oleh tim pengusul Program Kemitraan Masyarakat (PKM) pada sekolah dasar mitra ditemukan data dan informasi bahwa kemampuan literasi informasi guru sekolah dasar masih dibawah standar Association Of College and Research Libraries (ACRL). Standar literasi informasi ini berisi daftar sejumlah kemampuan yang digunakan dalam menentukan kemampuan seseorang dalam memahami informasi. Melihat permasalahan kemampuan literasi informasi guru sekolah dasar mitra masih dibawah standar ACRL tersebut, maka tim pengusul akan memanfaatkan multimedia sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan kemampuan literasi informasi guru sekolah dasar mitra. Keunggulan dari pemanfaatan multimedia yang paling menonjol adalah interaktivitas yang artinya media ini secara inheren memaksa pengguna untuk berinteraksi dengan materi. Interaksi ini bervariasi dari yang paling sederhana hingga yang kompleks. Program ini akan dilaksanakan pada guru sekolah dasar di Kabupaten Aceh Besar. Adapun tujuan dari program ini adalah (1) Melalui kegiatan pendampingan ini diyakni dapat menambah khasanah pengetahuan guru sekolah dasar mengenai program peningkatan kemampuan literasi informasi, (2) Melalui kegiatan pendampingan akan meningkatkan kemampuan literasi informasi guru sekolah dasar berdasarkan standar Association of College and Research Libraries (ACRL) melalui pemanfaatan multimedia. (3) Mengembangkan keterampilan guru sekolah dasar dalam mendesain media literasi infromasi sederhana yang mudah dibuat dan aplikatif dengan pembelajaran yang disajikan. Kata Kunci: Literasi Informasi, Standar ACRL, Multimedia
Biology and ecological functional of Genus Crassostrea (Bivalvia: Ostreidae): a review Lili Kasmini; Agung Setia Batubara
Depik Vol 11, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (818.262 KB) | DOI: 10.13170/depik.11.1.23444

Abstract

The genus Crassostrea has an important role for community life in coastal and mangrove ecosystems. In this article, we try to review in detail the ecology, biology, and ecological functions of Crassostrea spp. Furthermore, we also review about 25 species of Crasostrea that exist in the world and also have a high level of adaptation. Based on ecological functional, Crassostrea acts as an efficient engineer of ecosystems, where in forming ecosystems, in nutrient cycling, in reducing anthropogenic eutrophication, shelter area, breeding grounds, and as a link between benthic-pelagic. In addition, high Crassostrea communities can form reefs and serve as ecologically important for diverse species.Keywords:Marine BivalvesCommunity Anthropogenic EcosystemsFunctional
Hubungan panjang berat dan faktor kondisi tiram (Crassostrea gigas) di Kawasan Estuari Tibang dan Ulee Lheue, Kota Banda Aceh Lili Kasmini; Termala A. Barus; Muhammad A. Sarong; Miswar B. Mulya
Depik Vol 7, No 1 (2018): April 2018
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1348.436 KB) | DOI: 10.13170/depik.7.1.9594

Abstract

Study on the length-weight relationships and condition factors of oyster (Crassostrea gigas) has been done in Tibang and Ulee Lheue estuary areas, Banda Aceh for 4 months starting from July to October 2017. The objective of the study was to observe the condition of oysters in Banda Aceh City. The sampling method used line transect, where each sampling location is divided into 3 stations. Length-weight relationship analysis was performed using Linear Allometric Model (LAM). The result of the analysis of Length-weight relationship in Tibang and Ulee Lheue waters of Banda Aceh City shows the average value of 1.92 and 1.97 (negative allometric). The K value shows at Tibang location (5.07) higher than Ulee Lheue (4.98). Based on the mean value Wr indicates that Ulee Lheue (103.92) has a higher value than Tibang (102.60). The conclusion of K and Wr values shows that the environment in the research location is still stable, so it can be concluded that Tibang and Ulee Lheue waters can still support the life of oysters.Penelitian tentang hubungan panjang berat dan faktor kondisi tiram (Crassostrea gigas) telah dilakukan di kawasan estuari Tibang dan Ulee Lheue, Kota Banda Aceh selama 4 bulan dimulai dari Juli hingga Oktober 2017. Tujuan penelitian adalah untuk melihat kondisi tiram di Kota Banda Aceh. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan transek garis, dimana pada setiap lokasi sampling dibagi atas 3 stasiun. Analisis hubungan panjang berat dilakukan menggunakan Linear Allometric Model (LAM). Hasil analisis hubungan panjang berat di perairan Tibang dan Ulee Lheue Kota Banda Aceh menunjukkan nilai b rerata 1,92 dan 1,97 (alometrik negatif). Adapun nilai K menunjukkan rerata pada lokasi Tibang (5,07) lebih tinggi berbanding Ulee Lheue (4,98). Berdasarkan nilai rata-rata Wr menunjukkan bahwa perairan Ulee Lheue (103,92) memiliki nilai lebih tingi bebanding perairan Tibang (102,60). Adapun kesimpulan nilai K dan Wr menunjukkan keadaan lingkungan pada lokasi penelitian masih dalam keadaan stabil, sehingga dapat disimpulkan perairan Tibang dan Ulee Lheue masih dapat mendukung kehidupan tiram.
Hubungan panjang berat dan faktor kondisi tiram (Crassostrea gigas) di Kawasan Estuari Tibang dan Ulee Lheue, Kota Banda Aceh Lili Kasmini; Termala A. Barus; Muhammad A. Sarong; Miswar B. Mulya
Depik Vol 7, No 1 (2018): April 2018
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.7.1.9594

Abstract

Study on the length-weight relationships and condition factors of oyster (Crassostrea gigas) has been done in Tibang and Ulee Lheue estuary areas, Banda Aceh for 4 months starting from July to October 2017. The objective of the study was to observe the condition of oysters in Banda Aceh City. The sampling method used line transect, where each sampling location is divided into 3 stations. Length-weight relationship analysis was performed using Linear Allometric Model (LAM). The result of the analysis of Length-weight relationship in Tibang and Ulee Lheue waters of Banda Aceh City shows the average value of 1.92 and 1.97 (negative allometric). The K value shows at Tibang location (5.07) higher than Ulee Lheue (4.98). Based on the mean value Wr indicates that Ulee Lheue (103.92) has a higher value than Tibang (102.60). The conclusion of K and Wr values shows that the environment in the research location is still stable, so it can be concluded that Tibang and Ulee Lheue waters can still support the life of oysters.Penelitian tentang hubungan panjang berat dan faktor kondisi tiram (Crassostrea gigas) telah dilakukan di kawasan estuari Tibang dan Ulee Lheue, Kota Banda Aceh selama 4 bulan dimulai dari Juli hingga Oktober 2017. Tujuan penelitian adalah untuk melihat kondisi tiram di Kota Banda Aceh. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan transek garis, dimana pada setiap lokasi sampling dibagi atas 3 stasiun. Analisis hubungan panjang berat dilakukan menggunakan Linear Allometric Model (LAM). Hasil analisis hubungan panjang berat di perairan Tibang dan Ulee Lheue Kota Banda Aceh menunjukkan nilai b rerata 1,92 dan 1,97 (alometrik negatif). Adapun nilai K menunjukkan rerata pada lokasi Tibang (5,07) lebih tinggi berbanding Ulee Lheue (4,98). Berdasarkan nilai rata-rata Wr menunjukkan bahwa perairan Ulee Lheue (103,92) memiliki nilai lebih tingi bebanding perairan Tibang (102,60). Adapun kesimpulan nilai K dan Wr menunjukkan keadaan lingkungan pada lokasi penelitian masih dalam keadaan stabil, sehingga dapat disimpulkan perairan Tibang dan Ulee Lheue masih dapat mendukung kehidupan tiram.
Biology and ecological functional of Genus Crassostrea (Bivalvia: Ostreidae): a review Lili Kasmini; Agung Setia Batubara
Depik Vol 11, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.11.1.23444

Abstract

The genus Crassostrea has an important role for community life in coastal and mangrove ecosystems. In this article, we try to review in detail the ecology, biology, and ecological functions of Crassostrea spp. Furthermore, we also review about 25 species of Crasostrea that exist in the world and also have a high level of adaptation. Based on ecological functional, Crassostrea acts as an efficient engineer of ecosystems, where in forming ecosystems, in nutrient cycling, in reducing anthropogenic eutrophication, shelter area, breeding grounds, and as a link between benthic-pelagic. In addition, high Crassostrea communities can form reefs and serve as ecologically important for diverse species.Keywords:Marine BivalvesCommunity Anthropogenic EcosystemsFunctional
ANALISIS KANDUNGAN, PENAMAAN, DAN MAKNA DARI MAKANAN TRADISIONAL ACEH Lili Kasmini; Inge Mulyani
Jurnal Metamorfosa Vol 11 No 2 (2023)
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, STKIP Bina Bangsa Getsempena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46244/metamorfosa.v11i2.2272

Abstract

Makanan tradisional adalah salah satu jenis keanekaragaman budaya. Selain berfungsi untuk memenuhi kebutuhan pangan, makanan tradisional juga menjadi media untuk menyatakan terima kasih, ritual budaya dan mempererat kekerabatan dalam masyarakat. Penamaan makanan diciptakan oleh manusia sebagai pembeda antara satu dengan lainnya. Penamaan makanan di Aceh sangat unik yang erat kaitannya dengan bahasa. Penamaan ini menjadi suatu pelambangan yang dapat membedakan setiap makanan tradisonal Aceh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi dan bentuk penamaan makanan tradisional Aceh. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah transkip hasil wawancara yang diperoleh dari narasumber tokoh-tokoh adat Aceh. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari teknik pengumpulan yang bersumber dari buku, jurnal, literature dan dokumen lainnya. Hasil penelitian pada penelitian ini adalah terdapat tiga puluh tujuh jenis makanan tradisonal Aceh yang terdiri dari makanan berat dan makanan ringan. Makanan berat merupakan makanan yang biasanya dihidangkan yang menjadi menu utama. Adapun beberapa macam makanan berat tradisonal Aceh adalah kuah beulanggong , sie reuboh, kuah pliek U, kuah masam keu’eung, gulai jruek drien, keumamah, gulai kambing, gulai leubu eungkot masen, kanji rumba, dan gulai ikan sembilang. Makanan ringan merupakan jenis makanan tradisional yang disajikan diluar makanan utama. Adapun beberapa macam makanan ringan tradisional Aceh adalah kue timphan, kue bhoi, kue keukarah, kue bunggong kayee, meuseukat, dan kue apam Aceh, rujak Aceh, seuneucah oen, pisang sale, tapee, dan kembang Loyang. Menurut hasil yang telah dianalisis penamaan makanan tradisonal Aceh berdasarkan bahan yang digunakan, tempat asal pembuatan, serta berdasarkan bentuk pada makanan tradisional tersebut.AbstractTraditional dishes is one type of cultural diversity. Apart from its main function as main food, traditional dishes are also a medium for expressing gratitude, performing traditional rituals, and strengthening kinship in society. The naming of food was created by humans to differentiate between one food and another. The naming of food in Aceh is very unique, which is closely related to language. This naming becomes a symbol that can distinguish each of Acehnese traditional dishes. The purpose of this study was to determine the composition and the naming of the Acehnese traditional food. The research design used in this study is descriptive qualitative research. The data were obtained from primary data and secondary data. The primary data was the interview results obtained from different Acehnese traditional figures. The secondary data was obtained from various sources, namely books, journals, literature and other documents. The results of the research showed that there were thirty-seven types of traditional food in Aceh consisting of main food and snacks. Main food is food that’s usually served as the main dishes. There are several kinds of traditional food, namely kuah beulanggong (curry), sie reuboh (curry), kuah pliek U, kuah masam keu’eung, gulai jruek drien, keumamah, gulai kambing, gulai leubu eungkot masen, kanji rumba, and gulai ikan sembilang. Snack is a type of traditional food that was served outside the main dish. There are several types of traditional snacks in Aceh, namely timphan, bhoi, keukarah, bunggong kayee, meuseukat, and apam (Acehnese traditional pancake), rujak, seuneucah oen, pisang sale, tapee, and kembang Loyang. According to the results, the naming of traditional food in Aceh was based on the ingredients, the place of origin, and the shape of the traditional food.
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN NATURALIS DENGAN PENGGUNAAN MEDIA BAHAN ALAM PADA ANAK KELOMPOK B DI TK SATU ATAP SD LAMBIRAH ACEH BESAR Lili Kasmini; Khairun Nisak; Riza Oktariana
Jurnal Buah Hati Vol. 10 No. 2 (2023)
Publisher : Department of Early Childhood Education, Universitas Bina Bangsa Getsempena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46244/buahhati.v10i2.2316

Abstract

Kecerdasan naturalis adalah keahlian mengenali dan mengatagorikan spesies yaitu flora dan fauna di lingkungan sekitar, mengenali keberadaan spesies, memetakan hubungan antar spesies. Kecerdasan ini juga meliputi kepekaan pada fenomena alam lainnya(misalnya:formasi awan dan gunung-gunung), dan bagi mereka yang dibesarkan di lingkungan perkotaan, kemampuan membedakan benda tak hidup, seperti mobil, sepatu karet, dan sampul kaset.Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah upaya menigkatkan kemampuan naturalis anak melalui media bahan alam di TK Satu Atap SD Lambirah Aceh Besar. Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimanakah upaya menigkatkan kemampuan naturalis anak melalui media bahan alam di TK Satu Atap SD Lambirah Aceh Besar. Metode yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Istrumen yang digunakan adalah lembar observasi. Lembar observasi adalah kegiatan mengamati aktivitas anak untuk memperoleh data tentang kegiatan mencocok gambar. Jumlah sampel adalah 10 anak dan data peneliti dianalisis dengan menggunakan rumus persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada gambaran observasi aktivitas anak pada siklus I jumlah perolehan dengan kategori belum berkembang 40% (4 anak), kategori mulai berkembang 20% (2 anak) kategori berkembang sesuai harapan 20% (2 anak) dan kategori berkembang sangat baik 20% (2 anak). Sedangkan siklus II tidak ada kategori belum berkembang 10% (1 anak), mulai berkembang 10% (1 anak), kategori berkembang sesuai harapan adalah 10% (1 anak) kategori berkembang sangat baik adalah 70% (7 anak). Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan media bahan alam dapat meningkatkan kemampuan naturalis anak kelompok B di TK Satu Atap SD Lambiran Aceh Besar.AbstractNaturalist intelligence is the skill of recognizing and categorizing species, namely flora and fauna in the surrounding environment, recognizing the existence of species, mapping the relationship between species. This intelligence also includes sensitivity to other natural phenomena (eg: cloud formations and mountains), and for those who grew up in an urban environment, the ability to distinguish non-living objects, such as cars, rubber shoes, and cassette covers. namely how to improve children's naturalist abilities through the media of natural materials in One Roof Kindergarten SD Lambirah Aceh Besar. The aim is to find out how to improve children's naturalist abilities through the media of natural materials in the One Roof Kindergarten of SD Lambirah Aceh Besar. The method used is Classroom Action Research (CAR). The instrument used is an observation sheet. Observation sheet is an activity to observe children's activities to obtain data about matching pictures. The number of samples was 10 children and the researcher's data were analyzed using the percentage formula. The results showed that in the description of the observation of children's activities in the first cycle the number of acquisitions was in the undeveloped category of 40% (4 children), the category began to develop 20% (2 children) the category developed as expected 20% (2 children) and the category developed very well 20 % (Two children). While the second cycle there is no category not yet developed 10% (1 child), starting to develop 10% (1 child), developing category as expected is 10% (1 child) very well developing category is 70% (7 children). Based on these data, it can be concluded that using natural materials media can improve the naturalist abilities of group B children in One Roof Kindergarten, Lambiran Elementary School, Aceh Besar.
PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR DALAM PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF DI SD NEGERI 6 KOTA BANDA ACEH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GURU DALAM MENJELASKAN DAN MENGADAKAN VARIASI MENGAJAR Mudasir Mudasir; Musdiani Musdiani; Lili Kasmini
NUSRA : Jurnal Penelitian dan Ilmu Pendidikan Vol. 4 No. 4 (2023): NUSRA: Jurnal Penelitian dan Ilmu Pendidikan, November 2023
Publisher : LPPM Institut Pendidikan Nusantara Global

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/nusra.v4i4.1762

Abstract

This research aims to find out whether the implementation of clinical supervision using a collaborative approach can improve teachers' skills in explaining and varying teacher teaching at SDN 6 Banda Aceh City. The type of research used was school action research (PTS) which was carried out at SD Negeri 6 Banda Aceh City. The subjects in this research were three teachers each teaching in classes III, IV, and V. Data was obtained by observation and documentation. Indicators are used as a measure of the success of the actions carried out in each cycle in this research. This research is said to be successful if the teacher's score for explanation skills and skills for providing variations in teaching has reached a score of 76 (Good) or greater than 90 (Very good). The research results showed that: (1) There was an increase in explaining skills with an average increase in explaining skills from cycle I of 67.21 (fair category), in cycle II of 81.11 (good category). (2) There was an increase in skills in carrying out teaching variations with an average increase in skills in carrying out teaching variations from cycle I of 67.14 (fair category), in cycle II amounting to 81.90 (good category). With an average increase per cycle, I and II for NK teachers of 13.81%, SF teachers of 14.64% and RN teachers of 14.53%. Implementing clinical supervision with a collaborative approach can improve teachers' explaining skills and providing variations in teaching at SD Negeri 6 Banda Aceh City