Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Effectiveness of Thermos to Maintain the Temperature of Ringer Lactate and Normal Saline 0.9% at AC Temperature 18ËšC Rifda Nur Achriyana Arif; Abdurrahman Wahid; Ifa Hafifah; Gia Eka Negara
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 9 No. 2 (2021)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.349 KB) | DOI: 10.21776/ub.jik.2021.009.02.8

Abstract

Hemorrhagic shock patients require fluid resuscitation, but extra efforts should be made to provide 39 C fluids to avoid hypothermia. One of the media to maintain temperature is a thermos.   The purpose of this research is to identify whether the flasks can keep 39-degree crystalloid fluids at 18 degrees Celsius. This study used a pre-experimental method, with One-Shot Case Study type, 12 bottles of crystalloid liquid was warmed to 39°C, then put into 2 rice flasks, and temperature changes were measured for 6 hours at AC temperature 18˚C. The study was conducted on 30 November 2019.  The findings show that temperatures in 6 bottles of RL liquid decreased by 6.8 -7.4 C and in 6 bottles of NS 0.9% liquid decreased by 5.3 - 6.4 C. Statistical results using the Mann-Whitney p-value is 0,000. It was concluded that there was a significant difference between changes in temperature of lactate Ringer's fluid and normal saline 0,9%. A thermos can maintain a temperature of 39˚C for about 1 hour and can prevent hypothermia from reaching 36˚C for about 3 hours.
Efektifitas Probiotik Yogurt terhadap Kejadian Diare pada Anak Usia Pra-Sekolah Rifda Nur Achriyana Arif; Ai Mardhiyah; Henny Suzana Mediani
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/obsesi.v7i2.4221

Abstract

Diare merupakan penyakit kedua terbanyak pada anak. Sebagian besar pengobatan diare hanya berfokus pada mengatasi dehidrasi, namun untuk mengurangi frekuensi diare belum jelas. Maka salah satu terapi komplementer adalah dengan menggunakan probiotik yoghurt. Tujuan review ini mengevaluasi efektivitas yoghurt probiotik pada anak dengan diare akut. Penelitian ini menggunakan metode systematic review, menggunakan 4 database: PubMed, CINAHL, EBSCO dan ScienceDirect. Sampel penelitian adalah pasien anak usia di bawah 12 tahun mengalami diare akut, intervensi yang diberikan berupa Pemberian strain bakteri probiotik dan pemberian yogurt serta artikel ditulis dalam Bahasa Inggris dan full text. Hasil pencarian literatur ditentukan 10 artikel. Ditemukan 8 artikel yang menyatakan bahwa pemberian bakteri probiotik dan yoghurt yang mengandung probiotik dan yoghurt plain (non-probiotik) mampu menurunkan frekuensi, durasi dan pencegahan diare pada anak. Kesimpulan penelitian ini menemukan penggunaan probiotik dengan jenis kombinasi multi strain probiotik, maupun single probiotik dengan dosis tertentu terutama bakteri Saccharomyces boulardii dan Lactobaclus rhamnosus dapat membantu mengurangi frekuensi dan durasi diare.
Asuhan Keperawatan Pada Tn. W dengan Faktor Risiko Kegawatdaruratan Kardiovaskuler di Desa Keliling Benteng Tengah Kec. Martapura Barat Rifda Nur Achriyana Arif; Abdurrahman Wahid
Nerspedia Vol. 4 No. 2 (2022): Nerspedia
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine and Health Science, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

WHO (2015) melaporkan penyakit kardiovaskuler menyebabkan 17,5 juta kematian dan penyebab penyakit koroner akut (SKA) sebesar 7,4 juta. Respon terhadap gejala SKA merupakan penanganan aspek prehospital yang berkontribusi penting dalam dampak dampak prehospital. Untuk itu perlu adanya edukasi berupa konseling kepada Tn.W dalam mendeteksi tanda &gejala dari SKA. Tujuan dari studi kasus ini menerapkan asuhan keperawatan yang komprehensif pada Tn.W dengan risiko tinggi SKA. Metode yang dilakukan dengan pengkajian faktor risiko SKA menggunakan Framingham Risk Score dan pengkajian tingkat pengetahuan menggunakan respons indeks ACS .
Utilisasi Mapping Penyakit Tidak Menular dalam Aksi Pendekar Mabar tentang Hipertensi di Health Corner Agianto; Herry Setiawan; Novi Mustahdiati Nasri; Rifda Nur Achriyana Arif; Muhammad Sajidannor; Rezka Aulyan Noor; Adinda Chofifah Mazaya; Muhammad Karunia
Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024): Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat
Publisher : Progran Studi Farmasi STIKES Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpm.v5i1.339

Abstract

Desa Sungai Rangas Ulu merupakan desa binaan yang terletak lebih kurang 27 kilometer dari Kota Banjarbaru. Tahun 2022, hipertensi merupakan kejadian paling tinggi dengan jumlah 763 kasus. Hasil Survei Mawas Diri didapatkan data bahwa penderita hipertensi yang berobat teratur 50,42 %, keluarga yang berobat rutin 480 KK, keluarga yang belum berobat rutin 952 KK. Pada tahun 2021 telah dibuat Health Corner sebagai karya inovasi dan kemudian pada tahun 2021 dikembangkan mapping PTM oleh tim Prodi Keperawatan Universitas Lambung Mangkurat untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat. Berdasarkan analisis situasi dan permasalahan yang dihadapi mitra, maka solusi yang dilaksanakan guna menyelesaikan permasalahan yang dihadapi yaitu mengaktifkan kegiatan pada Health Corner dan penggunaan mapping PTM sebagai salah satu upaya dalam membuat desa sehat yang saat ini berfokus pada penyakit tertinggi di UPT Puskesmas Martapura Barat. Pelaksanaan program dilakukan dengan menambahkan kegiatan berupa aksi “Pendekar Mabar” yaitu Pendidikan Kesehatan Masyarakat Martapura Barat. Hasil evaluasi terhadap responden masyarakat terkait program “Pendekar Mabar” didapatkan data kinerja kader kategori baik sebesar 97,78% responden dan kurang baik sebesar 2,22% responden. Kepuasan masyarakat kategori puasa sebesar 98,89% responden dan kurang puas sebesar 1,11% responden.
Konsep Diri Mahasiswa Keperawatan Untuk Menjadi Perawat Profesional Febriana, Annisa; Achriyana Arif, Rifda Nur; Heryyanoor, Heryyanoor
Jurnal Ilmiah Manusia Dan Kesehatan Vol. 8 No. 1 (2025): Jurnal Ilmiah MANUSIA DAN KESEHATAN
Publisher : FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31850/makes.v8i1.3468

Abstract

Konsep diri merupakan aspek penting dalam perkembangan profesional mahasiswa keperawatan, yang mempengaruhi bagaimana mereka memandang diri mereka sebagai calon perawat profesional. Pengembangan konsep diri perlu dimulai sejak awal pendidikan keperawatan karena berdampak pada interaksi sosial, pengelolaan stres, dan kesiapan menghadapi tantangan dalam dunia kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan konsep diri mahasiswa keperawatan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini melibatkan 96 mahasiswa keperawatan semester 1, yang dipilih dengan metode accidental sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner online yang terdiri dari 30 item terkait lima komponen konsep diri: body image, self-esteem, emotional control, social relationships, dan autonomy and decision making. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa keperawatan memiliki konsep diri yang positif di setiap aspek yang diuji. Sebanyak 85 mahasiswa (88,5%) memiliki citra tubuh yang positif, mencerminkan kepercayaan diri yang tinggi terhadap penampilan fisik. Sebanyak 90 mahasiswa (93,8%) melaporkan memiliki harga diri yang positif, yang mendukung kepercayaan diri dalam menghadapi tantangan akademik dan klinis. Aspek emotional control menunjukkan hasil baik, dengan 85 mahasiswa (88,5%) mampu mengelola emosi mereka dalam situasi penuh tekanan. Aspek social relationships menjadi yang paling dominan, dengan 95 mahasiswa (99%) merasa memiliki hubungan sosial yang sehat dan mendukung. Terakhir, 94 mahasiswa (97,9%) merasa memiliki otonomi yang cukup dalam pengambilan keputusan klinis, yang memperkuat kompetensi mereka sebagai calon perawat profesional. Pendidikan keperawatan perlu lebih fokus pada pengembangan konsep diri mahasiswa melalui pengalaman klinis dan dukungan sosial.
PERAN KOLABORASI KELUARGA DAN TENAGA KESEHATAN DALAM PERAWATAN PALIATIF: LITERATURE REVIEW Arif, Rifda Nur Achriyana; Kamil, Muhammad Rayhan; Arsi, Siti Julaicha; Oktavia, Herlianti; Khoirunnisa, Khoirunnisa; Aini, Karin Nur; Kirin, Rosalina; Rahmasari, Nur Alya; Wati, Rizkia; Anwar, Laily Rizky; Permana, Muhammad Rizki; Pashar, Imran
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2025): JUNI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i2.45350

Abstract

Kajian literatur ini dilatarbelakangi oleh pentingnya pendekatan holistik dalam perawatan paliatif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan penyakit serius dan mengancam jiwa. Perawatan paliatif tidak hanya berfokus pada aspek fisik, tetapi juga mencakup dimensi psikologis, sosial, dan spiritual. Dalam konteks ini, kolaborasi antara tenaga kesehatan dan keluarga pasien menjadi sangat krusial untuk mencapai perawatan yang optimal dan berpusat pada pasien. Studi ini bertujuan untuk meninjau literatur terkait peran kolaboratif antara keluarga dan tenaga kesehatan dalam perawatan paliatif. Metode yang digunakan adalah literature review terhadap delapan artikel yang dipublikasikan pada tahun 2019 hingga 2024 dan diperoleh melalui pencarian di database Google Scholar, PubMed, dan ScienceDirect. Hasil kajian menunjukkan bahwa intervensi seperti Advance Care Planning (ACP) dan Family Talk Intervention (FTI) efektif dalam meningkatkan akurasi pengambilan keputusan medis, mengurangi tingkat kecemasan pada pasien dan keluarga, serta memperkuat hubungan emosional antar anggota keluarga. Selain itu, pelatihan komunikasi bagi tenaga kesehatan berperan penting dalam meningkatkan kualitas interaksi dengan pasien dan keluarga. Namun demikian, ditemukan pula beberapa hambatan yang menghalangi kolaborasi efektif, antara lain keterbatasan keterampilan komunikasi, kurangnya dukungan struktural di institusi pelayanan kesehatan, dan perbedaan latar belakang sosial budaya. Dari hasil kajian ini, dapat disimpulkan bahwa kolaborasi yang terstruktur dan berkelanjutan antara keluarga dan tenaga kesehatan merupakan kunci dalam penyediaan perawatan paliatif yang berkualitas, manusiawi, dan berfokus pada kebutuhan unik setiap pasien.
Culturally-Based Education: FAST Animation Video in the Banjar Language to Increase Family Awareness in Stroke Detection Wibawa, Nurhalisa; Aridamayanti, Bernadetta Germia; Arif, Rifda Nur Achriyana; Herawati
Dunia Keperawatan: Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Vol 13 No 1 (2025): Dunia Keperawatan: Jurnal Keperawatan dan Kesehatan
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine and Health Science, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jdk.v13i1.890

Abstract

Stroke is a leading cause of death and disability worldwide, including in Indonesia. Low public awareness in recognizing stroke symptoms is a major factor contributing to delayed treatment. This study aims to analyze the effectiveness of culture-based education using a Banjar-language FAST animation video in improving family knowledge and attitudes toward early stroke detection. The research design used a quasi-experimental method with a pre-test and post-test as well as a control group. The sample consisted of 100 respondents divided into intervention and control groups. The results showed a significant increase in knowledge and attitude scores in the intervention group (p < 0.05). This indicates that culture-based education is more effective than conventional education. In conclusion, this approach can serve as a more inclusive health education model for communities with language limitations.
Team Games Tournament: Diarrhea Prevention Education for School Children through Team Play and Video Media Yulanda, Fitria; Arif, Rifda Nur Achriyana; Aridamayanti, Bernadetta Germia; Herawati
Dunia Keperawatan: Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Vol 13 No 1 (2025): Dunia Keperawatan: Jurnal Keperawatan dan Kesehatan
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine and Health Science, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jdk.v13i1.891

Abstract

Diarrhea is one of the leading causes of morbidity and mortality among children in Indonesia. Health education in schools serves as a key strategy in reducing the incidence of diarrhea in children. This study aims to analyze the effectiveness of the Team Games Tournament (TGT) method combined with video media in improving elementary school students’ knowledge of diarrhea prevention. A quasi-experimental method with a pre-test–posttest design and a Non-Equivalent Control Group Design was employed, involving 70 respondents divided into intervention and control groups. The results showed a significant increase in diarrhea prevention knowledge scores in the intervention group compared to the control group (p<0.05). This indicates that game-based learning is more effective than conventional educational methods. Based on these findings, the TGT method can be considered an innovative and interactive educational strategy within school health programs and is recommended for broader implementation alongside evaluations of behavioral changes in diarrhea prevention.
COMBINATION OF FOOT EXERCISE AND DIABETES EXERCISE ON ANKLE BRACHIAL INDEX IN DIABETIC PATIENTS Muthmainnah; olsi Rahmi, Yuza; Nur Achriyana Arif, Rifda; Astilia; Islamiyah, Tsuwaibatul
Jurnal Penelitian Keperawatan Kontemporer Vol 5 No 3 (2025): Juni 2025
Publisher : Program Studi S1 Ilmu Keperawatan dan Ners IKBIS Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59894/jpkk.v5i3.983

Abstract

Abstrack Background: Diabetes mellitus has a negative impact on both the psychological and physical well-being of patients. Most amputations experienced by DM patients can be prevented by performing foot care and engaging in physical exercises such as diabetic gymnastics and foot exercises. Aim: to identify the influence of diabetic exercise and foot exercise on ABI in type 2 DM patients. Method: This quasi-experimental study with a one group pre-test-post-test design involved 36 respondents divided into two groups. The research sample was recruited through consecutive sampling at the Endocrinology Clinic of RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. The intervention group was given diabetic exercises and foot exercises 3 times a week for 45 minutes over 4 weeks. ABI measurements were taken using a sphygmomanometer and Doppler. Results: Data were analyzed using the Mann-Whitney test. The research results show a significant difference in blood glucose levels between the intervention group (p<0.05). Conclusion: This study recommends that type 2 DM patients are expected to utilize diabetic foot exercises as a natural exercise for the prevention of complications in type 2 DM patients, particularly in the foot area.
THE EFFECT OF SMALL GROUP DISCUSSION EDUCATION METHOD ON KNOWLEDGE OF SEXUAL VIOLENCE PREVENTION AMONG ADOLESCENT Arif, Rifda Nur Achriyana; Islamiyah, Tsuwaibatul; Saadah Ayu Lestari, Hayatus; Olsi Rahmi, Yuza; Muthmainnah
Jurnal Penelitian Keperawatan Kontemporer Vol 5 No 3 (2025): Juni 2025
Publisher : Program Studi S1 Ilmu Keperawatan dan Ners IKBIS Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59894/jpkk.v5i3.984

Abstract

Background: Sexual violence against teenage girls, especially those living in orphanages, has become a serious issue that impacts physical, psychological, and social aspects. The lack of education and supervision makes this group vulnerable to sexual violence. Aim: This study aims to analyze the impact of audiovisual lecture education methods combined with Small Group Discussion (SGD) on the improvement of knowledge among adolescent girls about the prevention of sexual violence. Method: The research used a quasi-experimental design with one group pre-test and post-test involving a total of 32 female adolescent respondents at the Muhammadiyah Orphanage in Banjar Regency. The intervention was conducted over two days through the delivery of educational material using audiovisual lectures and group discussions. Data analysis used the Wilcoxon Signed-Rank test. Results: The results showed a significant increase in knowledge scores after the intervention, with a p-value of 0.000 (p < 0.05). Conclusion: The educational method combining audiovisual lectures and small group discussions has proven effective in increasing the knowledge of adolescent girls in preventing sexual violence. This study recommends the implementation of this method as a preventive educational program in orphanage environments.