ABSTRACT The role of women in the peace building process is very crucial both at the conflict prevention stage, during the conflict, and after the conflict. This article focuses on analyzing the role and empowerment of women in overcoming post-conflict especially the issue of gender-based violence in Poso. The women’s movement is Mosintuwu Institute. The author will use a gender-responsive peacebuilding approach with guidelines prepared by the United Nations Development Program (UNDP) to analyze it. The author uses qualitative research methods by collecting data from various secondary sources, like journal articles, news and related official websites. From the case study analysis of the Mosintuwu women's movement in Poso based on the concept of gender-responsive peacebuilding, it was found that: First, this movement has a main agenda of protecting and assisting gender-based violence (GBV) victims. Second, this movement massively and innovatively uses various media for education and aspirations related to the GBV issue in Poso. Third, women in Poso who come from various backgrounds have a central role in this movement, especially building peace in stopping the GBV in Poso.Keywords: Mosintuwu Women’s Movement, Post-Poso Conflict, Peacebuilding, and Gender-Responsive Peacebuilding ABSTRAK Peran perempuan dan pemberdayaan perempuan dalam proses pembangunan perdamaian adalah hal yang sangat krusial baik pada tahap pencegahan konflik, saat terjadinya konflik, hingga pasca konflik. Tulisan ini memfokuskan untuk menganalisis peran dan pemberdayaan perempuan dalam mengatasi kekerasan berbasis gender pasca konflik dengan mengangkat sebuah gerakan di Poso, yakni gerakan Mosintuwu. Penulis akan menggunakan pendekatan gender-responsive peacebuilding dengan panduan yang disusun oleh United Nations Development Programme (UNDP) untuk menganalisisnya. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber sekunder yakni artikel jurnal, berita, dan website-website resmi terkait. Dari analisis studi kasus gerakan perempuan Mosintuwu di Poso berdasarkan konsep gender-responsive peacebuilding ditemukan bahwa: Pertama, gerakan ini memiliki agenda utama dalam perlindungan dan pendampingan korban KBG. Kedua, gerakan ini secara masif dan inovatif menggunakan berbagai media untuk jalur edukasi dan aspirasi terkait isu KBG di Poso. Ketiga, Perempuan-perempuan di Poso yang berasal dari berbagai latar belakang memiliki peran yang sentral dalam pergerakan ini, khususnya membangun perdamaian dalam menghentikan KBG di Poso. Kata Kunci: Gerakan Perempuan Mosintuwu, Pasca Konflik Poso, Pembangunan Perdamaian, dan Gender-Responsive Peacebuilding