p-Index From 2020 - 2025
1.456
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Fakumi Medical Journal
Marzelina Karim
Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Uji Sensitivitas Daun Mangrove Terhadap Bakteri Eschericia Coli dengan Metode Kirby Bauer Disc Amirullah; Hermiaty Nasruddin; Marzelina Karim; Nurhikmawati; Yusriani Mangarengi; Syarifuddin Wahid
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 2 No. 5 (2022): Mei
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v2i5.2

Abstract

Eschericia Coli adalah flora normal usus dan berperan penting dalam sintesis vitamin K, konversi pigmen-pigmen empedu, asam empedu dan penyerapan zat makanan. Eschericia Coli berasosiasi dengan enteropatogenik menghasilkan enterotoksin pada sel epitel. 30-40% diare pada anak di dunia diakibatkan oleh bakteri ini, jumlah infeksi dari bakteri ini meningkat selama bulan-bulan hangat di Negara dengan iklim sedang dan meningkat pada musim penghujan pada Negara dengan iklim tropis. Mengetahui dampak pemberian ekstrak daun mangrove terhadap bakteri Eschericia Coli. Penelitian ini adalah experimental post test menggunakan metode kirby bauer disc untuk melihat efektivitas Ekstrak Daun Mangrove sebagai antimikroba terhadap Eschericia Coli secara in vitro. Hasil uji sensitivitas ekstrak daun mangrove konsentrasi 100% memperlihatkan tidak adanya zona hambat yang terbentuk yang menunjukkan zona hambat bersifat resisten, konsentrasi 150% memperlihatkan tidak adanya zona hambat yang terbentuk yang menunjukkan zona hambat bersifat resisten, konsentrasi 200% memperlihatkan zona hambat yang terbentuk 17mm yang menunjukkan zona hambat bersifat intermediet. Sementara pengamatan pertumbuhan bakteri Eschericia coli yang di uji menggunakan antibiotik Ciprofloxacin 500 mg sebagai kontrol positif di dapatkan zona hambat sebesar 40mm dengan interpretasi sensitif. Dari masing-masing konsentrasi 100%, 150% dan 200% hanya pada konsentrasi 200% yang menunjukkan adanya zona hambat yang terbentuk yaitu 17mm yang berarti bersifat intermediet sedangkan pada konsentrasi 100% dan 150% tidak menunjukkan adanya zona hambat yang terbentuk. Sedangkan pada pembandingan zona hambat antara kelompok perlakuan dan kontrol positif menunjukan perbendaan yang sangat jauh berbeda yaitu lebih dari 2 kali lipat dimana zona hambat yang terbentuk pada kelompok kontrol positif yaitu 40mm.
Efektivitas Antibiotik Azitromisin Dalam Tatalaksana Coronavirus Disease (Covid) – 19 Ari Savira Alda; Dwi Anggita; Marzelina Karim; Arina Farhiyyah Arifin; Irmayanti Haidir Bima; Ham Fransiskus Susanto; R. Joko Maharto
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 2 No. 2 (2022): Februari
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v2i2.42

Abstract

Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) yang disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2) dan dapat ditularkan dari manusia satu ke manusia yang lain. Pada tanggal 12 Maret, WHO menyatakan bahwa COVID-19 menjadi pandemik. Kasus pertama COVID-19 ditemukan di China dan saat ini telah menyebar hingga 221 negara dan teritori lainnya. Dibandingkan dengan dua jenis coronavirus lainnya, SARS-CoV-2 memiliki kemampuan menyebar jauh lebih cepat dan memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi. Meskipun COVID-19 dilaporkan memiliki tingkat mortalitas yang relatif rendah, penyakit ini sangat mematikan khususnya pada kelompok pasien risiko tinggi. Penelitian pada beberapa obat telah dan sedang dilakukan untuk mencari pengobatan yang efektif dalam menyembuhkan dan menurunkan tingkat mortalitas COVID-19, salah satunya adalah azitromisin. Azitromisin telah terbukti sebagai imunomodulator dan dapat mengurangi eksaserbasi pada penyakit saluran napas kronis. Azitromisin biasanya digunakan untuk infeksi saluran pernapasan akibat bakteri dan berpotensi mengobati atau mencegah koinfeksi SARS-CoV-2. Azitromisin juga telah terbukti sebagai imunomodulator dan dapat mengurangi eksaserbasi pada penyakit saluran napas kronis. Tidak hanya efikasi saja yang unggul, Azitromisin juga tersedia secara luas dan memiliki profil keamanan yang sangat baik, sehingga apabila terbukti efektif dalam pengobatan COVID-19 Azitromisin dapat diajukan sebagai pengobatan lini pertama untuk pasien dengan COVID-19. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas azitromisin dalam penatalaksanaan COVID-19. Metode yang digunakan penelitian ini merupakan Literature Review dengan desain Narrative Review. Berdasarkan hasil analisis dari 5 Literatur menunjukkan bahwa azitromisin memiliki potensi dalam menatalaksana SARS-CoV-2 dan memiliki mekanisme antivirus dan imunomodulator yang dapat berperan dalam menatalaksana COVID-19.
Karakteristik Penderita Ambliopia Di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar Putri Yunan Chaerunnisya; Sri Irmandha Kusumardhani; Marzelina Karim; Marliyanti N.R Akib; Nurhikmawati; Munjia Assagaf; Moch. Iwan Kurniawan; Sitti Suleha Umar
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 2 No. 2 (2022): Februari
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v2i2.43

Abstract

Ambliopia merupakan gangguan akibat penurunan visus meskipun dengan koreksi terbaik ketajaman visual. Ambliopia tidak dapat sembuh dengan sendirinya dan ambliopia yang tidak diterapi dapat menyebabkkan gangguan penglihatan permanen. Kelainan ambliopia masih mempunyai prioritas yang lebih rendah dibandingkan dengan penyakit menular. Prevalensi ambliopia meningkat pada anak-anak dengan riwayat keluarga ambliopia, anak yang lahir prematur, dan orang-orang dengan gangguan perkembangan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi karakteristik penderita ambliopia di Balai Kesehatan Mata Masyarakat kota Makassar yaitu Usia, Jenis Kelamin dan Riwayat Keluarga. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain cross-sectional berdasarkan data sekunder yang tercatat dalam rekam medik. Penelitian ini dilakukan dengan jumlah subjek sebanyak 53 orang pada bulan Mei – Juni 2019. Sebagai kesimpulan, penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik penderita ambliopia di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Kota Makassar menunjukkan bahwa distribusi berdasarkan usia lebih banyak ditemukan pada usia 5-9 tahun yaitu sebanyak 28 kasus (52,8%), distribusi berdasarkan jenis kelamin lebih banyak ditemukan pada jenis kelamin perempuan sebanyak 27 kasus (50,95%) dan distribusi terbanyak berdasarkan riwayat keluarga yang menggunakan kacamata sebanyak 36 kasus (67,9%).
Hubungan Usia Pasien Dengan Tingkat Stadium Kanker Payudara Di RS Ibnu Sina Makassar 2018 Abd. Mirsyad; Azis Beru Gani; Marzelina Karim; Raeny Purnamasari; Nevi Sulvita Karsa; Andi Husni Tanra; Julia
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 2 No. 2 (2022): Februari
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v2i2.48

Abstract

Prevalensi penyakit kanker pada penduduk Indonesia tahun 2013 sebesar 1,4% atau diperkirakan sekitar 347.792 orang. Insiden kanker payudara pada perempuan Indonesia sebesar 40 per 100.000 dengan angka kematian 16,6 kematian per 100.000 penduduk. Faktor yang sangat berperan dalam terjadinya kanker payudara adalah usia. Usia tua lebih berisiko terkena kanker payudara dibandingkan dengan usia muda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia pasien dengan tingkat stadium klinis kanker payudara di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian adalah penderita kanker payudara yang tercatat pada rekam medik Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar tahun 2018 sebanyak 83 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Pengelolaan data dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel dan SPSS dengan uji chi-square. Berdasarkan penelitian ini didapatkan total sampel sebanyak 83 pasien penderita kanker payudara. Data penderita kanker payudara yang didapatkan pada hasil penelitian ini didapatkan prevalensi tersering pada usia 46-55 tahun sebesar 29 pasien (34,9%) dan 47 pasien dengan stadium III (56,6%). Hasil uji statistik chi-square didapatkan p value > 0,05 (p = 0,576). Berdasarkan hasil uji chi-square tidak terdapat hubungan bermakna antara usia pasien dengan tingkat stadium klinis kanker payudara di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar tahun 2018 (p> 0,05).
Profil Penderita Adenokarsinoma Paru di RS. Ibnu Sina Makassar Periode Januari 2016-Mei 2019 Ainun; Edward Pandu Wiriansya; Marzelina Karim; Erlin Syahril; Indah Lestari Daeng Kanang; Andi Irwansyah Ahmad
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 1 No. 3 (2021): Desember
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v1i3.65

Abstract

Angka mortalitas yang tinggi pada karsinoma paru merupakan masalah yang sedang dihadapi di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Sesuai laporan WHO (2018), terdapat sebanyak 2,09 miliar penduduk di dunia terkena kanker paru dan 1,76 miliar penduduk meninggal akibat kanker paru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran profil penderita adenokarsinoma Paru di Rumah sakit Ibnu Sina Makassar periode Januari 2016- Mei 2019 berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Stadium, Gejala Klinis, Riwayat Merokok dan Riwayat Keluarga. Penelitian ini adalah penelitian deskriftif dengan desain cross sectional dengan menggunakan data sekunder yaitu rekam medik pasien adenokarsinoma paru. Hasil penelitian didapatkan 33 kasus adenokarsinoma paru yang memenuhi kriteria inklusi pada data rekam medik pasien. Sebagai kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik penderita adenokarsinoma paru di rumah sakit Ibnu Sina Makassar periode Januari 2016- Mei 2019 dengan umur terbanyak yang ditemukan > 40 tahun yaitu sebanyak 31 kasus (93,9%), pasien laki-laki lebih sering terkena adenokarsinoma paru yaitu sebanyak 22 kasus ( 66,7%), pasien yang terdiagnosis adenokarsinoma paru berdasarkan pemeriksaan histopatologi didapatkan stadium yang tertinggi yaitu stadium IIIB sebanyak 14 kasus (42,4%), pasien yang memiliki gejala klinis terbanyak dengan nilai positif yaitu batuk darah sebanyak 31 orang (93,9%), pasien dengan riwayat merokok > 15 tahun merupakan nilai tertinggi yaitu 14 orang (42,4 %), pasien yang tidak memiliki riwayat keluarga yang menderita adenokarsinoma paru sebanyak 27 kasus (81,8%). (Rekomendasi Persetujuan Etik Nomor 089/A.1/Kepk-Umi/Iv/2019)
Perbedaan Uji Efektivitas Ekstrak Buah Pepaya dan Mentimun terhadap Bakteri Salmonella Thypi Hermiaty; Marzelina Karim; Shofiyah Latief; Prema Hapsari Hidayati; Suci Ramadhani; Hasliyawati Hasan; Sarinah Mandella Rumlawan; Abbas Zavey Nurdin
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 1 No. 1 (2021): Oktober
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v1i1.74

Abstract

Salmonella typhi adalah bakteri penyebab demam tifoid. Penyakit ini menyerang hampir di semua negara, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Penyakit demam tifoid ini dapat tertular lewat makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh feses atau urin dari orang yang terinfeksi. Di Indonesia kloramfenikol masih merupakan obat pilihan utama untuk mengobati demam tifoid. Namun banyak dilaporkan adanya resistensi S. typhi terhadap antibiotik kloramfenikol. Oleh karena itu, mulai dikembangkan penelitian untuk meminimalisir efek samping dari penggunaan antibiotik. Salah satunya adalah dengan pengembangan antimikroba yang berasal dari bahan alam. Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional adalah tanaman pepaya (Carica papaya L memiliki nilai medis yang tinggi dan efek antibakteri. Adapun tanaman lain yang dapat di jadikan obat adalah mentimun (Cucumis sativus) dimana memiliki senyawa aktif yang berperan sebagai antifungi dan antibakteri. Mengetahui perbedaan daya antibakteri antara Carica papaya L dan Cucumis sativus L terhadap bakteri Salmonella thypi. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental labatorium dengan metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode disc diffution. Zona hambat yang dihasilkan oleh ekstrak buah pepaya pada dua replikasi yaitu rata-rata diameter sebesar 0 mm dan 7 mm dan zona hambat yang dihasilkan oleh ekstrak buah mentimun untuk dua replikasi yaitu rata-rata diameter sebesar 0 mm dan 16,7 mm. Ekstrak buah mentimun dengan konsentrasi 100% lebih efektif karena memiliki daerah hambat yang lebih besar jika dibandingkan dengan ekstrak buah pepaya dengan konsentrasi 100%.
Uji Efektivitas Ekstrak Daun Binahong terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aures Pratiwi; Hermiaty Nasruddin; Marzelina Karim; Nurfachanti Fattah; Yusriani Mangarengi; Muhammad Dali Amiruddin; Fanny Iskandar
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 2 No. 7 (2022): Juli
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v2i7.91

Abstract

Penyakit infeksi merupakan penyebab paling utama tingginya angka kesakitan dan angka kematian terutama pada negara-negara berkembang seperti halnya Indonesia dan yang paling sering dijumpai adalah Staphylococcus aureus. Tanaman binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) adalah tanaman obat potensial yang dapat mengatasi berbagai jenis penyakit dan memiliki daya hambat terhadap bakteri Gram-positif dan Gram-negatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun binahong terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan mengukur zona hambat yang terbentuk. Bahan yang digunakan yaitu ekstrak daun binahong dan bakteri Staphylococcus aureus. Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksperimental dengan menggunakan metode disc-diffusion dengan kadar 75% dan 100% yang kemudian diteteskan pada medium agar pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus lalu diukur diameter zona hambat yang terbentuk dan membandingkannya dengan kontrol positif ciprofloxacin. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa rata-rata zona hambat ekstrak daun binahong pada konsentrasi 75% sebesar 9,75 mm dengan interpretasi sedang dan konsentrasi 100% sebesar 10,75 mm dengan interpretasi sangat kuat. Hasil uji statistik kruskall wallis didapatkan nilai p yaitu 0,003 dimana < 0,05 yang berarti terdapat pengaruh pemberian ekstrak daun binahong terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun binahong memiliki efek antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
Hubungan Jenis Retinopati Diabetik dengan Lama Menderita Diabetes Melitus dan Kadar HbA1C Aisyah Primaputri; Sri Irmandha; Marzelina Karim; Prema Hapsari; Zulfiyah Surdam; Rismayanti; Paulus; Ade Rahmy Sujuthi
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 2 No. 8 (2022): Agustus
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v2i8.111

Abstract

Diabetes merupakan penyakit gangguan metabolik kronik yang ditandai dengan hiperglikemia akibat gangguan sensitivitas insulin dan insufisiensi produksi insulin oleh pankreas. Pada tahun 2015, sekitar 415 juta orang dewasa di dunia atau sekitar 8,5% penduduk dunia menderita diabetes. Diabetes menjadi masalah serius ketika telah terjadi berbagai komplikas. Retinopati diabetik adalah komplikasi mikrovaskular pernderita diabetes yang menyerang pembuluh darah kecil di retina mata, menyebabkan terjadinya penurunan penglihatan permanen hingga kebutaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan jenis retinopati diabetik dengan lamanya menderita diabetes melitus dan kadar HbA1C. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif obervasional analitik dengan desain cross sectional. Kuantitatif berarti variabel-variabel penelitian ini menggunakan variabel yang dapat diukur secara objektif. Hasil penelitian ini didominasi oleh pasien berusia 50-54 tahun (26,5%). Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kadar HbA1C didominasi > 9,0% (43%) dengan durasi lama <5 tahun (51%). Jenis retinopati yang mendominasi adalah PDR (68%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kadar HbA1c dengan jenis retinopati diabetik (p=0,007). Hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara lama menderita diabetes mellitus dengan jenis retinopati diabetik (p=0,016).
Perbandingan Pemeberian Eksrak Kulit Manggis dengan Glibenklamid terhadap Penurunan Kadar Glukosa darah pada Mencit Nurlan; Moch. Erwin Rachman; Marzelina Karim; Imran Safei; Rachmat Faisal Syamsu
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 3 No. 2 (2023): Februari
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v3i2.187

Abstract

Hiperglikemia merupakan salah satu penyakit degeneratif sistem metabolisme yang dapat berakibat berbagai komplikasi. Hiperglikemia disebabkan terjadinya resistensi insulin dan gangguan pada sekresi β pankreas, sehingga menyebabkan stress oksidatif yang meningkat. Manggis (Garcinia Mangostana L) adalah tanaman tropis yang ditemukan di asia tenggara dan disebut sebagai ratu buah dikarena bermanfaat bagi kesehatan. Turunan utama dari xanton adalah α-mangostin, ini Senyawa memiliki berbagai keunggulan farmakologis, seperti antidiabetik dan antioksidan. Glibenklamid adalah obat anti hiperglikemi oral yang digunakan dalam pengobatan diabetes melitus. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbandingan pemberian ekstrak kulit buah manggis dengan glibenklamid terhadap penurunan kadar glukosa darah pada mencit. Penelitian ini merupakan Literature Review dengan desain Narrative Review. Data yang digunakan berupa studi post experimental yang dikumpulkan dari beberapa literature. Hasil analisis 5 literature menunjukkan ekstrak kulit buah manggis (Garcinia Mangostana L) dapat menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yang hiperglikemia