p-Index From 2020 - 2025
1.873
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Fakumi Medical Journal
Indah Lestari Daeng Kanang
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Profil Penderita Adenokarsinoma Paru di RS. Ibnu Sina Makassar Periode Januari 2016-Mei 2019 Ainun; Edward Pandu Wiriansya; Marzelina Karim; Erlin Syahril; Indah Lestari Daeng Kanang; Andi Irwansyah Ahmad
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 1 No. 3 (2021): Desember
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v1i3.65

Abstract

Angka mortalitas yang tinggi pada karsinoma paru merupakan masalah yang sedang dihadapi di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Sesuai laporan WHO (2018), terdapat sebanyak 2,09 miliar penduduk di dunia terkena kanker paru dan 1,76 miliar penduduk meninggal akibat kanker paru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran profil penderita adenokarsinoma Paru di Rumah sakit Ibnu Sina Makassar periode Januari 2016- Mei 2019 berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Stadium, Gejala Klinis, Riwayat Merokok dan Riwayat Keluarga. Penelitian ini adalah penelitian deskriftif dengan desain cross sectional dengan menggunakan data sekunder yaitu rekam medik pasien adenokarsinoma paru. Hasil penelitian didapatkan 33 kasus adenokarsinoma paru yang memenuhi kriteria inklusi pada data rekam medik pasien. Sebagai kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik penderita adenokarsinoma paru di rumah sakit Ibnu Sina Makassar periode Januari 2016- Mei 2019 dengan umur terbanyak yang ditemukan > 40 tahun yaitu sebanyak 31 kasus (93,9%), pasien laki-laki lebih sering terkena adenokarsinoma paru yaitu sebanyak 22 kasus ( 66,7%), pasien yang terdiagnosis adenokarsinoma paru berdasarkan pemeriksaan histopatologi didapatkan stadium yang tertinggi yaitu stadium IIIB sebanyak 14 kasus (42,4%), pasien yang memiliki gejala klinis terbanyak dengan nilai positif yaitu batuk darah sebanyak 31 orang (93,9%), pasien dengan riwayat merokok > 15 tahun merupakan nilai tertinggi yaitu 14 orang (42,4 %), pasien yang tidak memiliki riwayat keluarga yang menderita adenokarsinoma paru sebanyak 27 kasus (81,8%). (Rekomendasi Persetujuan Etik Nomor 089/A.1/Kepk-Umi/Iv/2019)
Hubungan antara Luas Lesi pada Foto Thorax Pasien Tuberkolosis Paru Dewasa Sebelum dan Sesudah Pengobatan dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) Muhammad Afief Batara Putra; Shofiyah Latief; Zulfahmidah; Indah Lestari Daeng Kanang; Asrini Safitri
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 1 No. 3 (2021): Desember
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v1i3.69

Abstract

Tuberkulosis termasuk dalam 10 kasus penyebab kematian di dunia. Berdasarkan Global Tuberkulosis Report 2018, angka kematian tuberkulosis mencapai 1,3 juta kematian. Adapun proporsi pasien TB Paru di Sulawesi Selatan yang terkonfirmasi secara bakterilogis di antara semua pasien TB paru yang tercatat atau diobati mencapai 1,234 (20.97%) namun belum mencapai target yang diharapkan. Diagnosis TB paru pada orang dewasa ditegakkan berdasarkan pemeriksaan foto thorax, untuk menemukan lesi tuberkulosis klasifikasi luas lesi yaitu minimal, moderate advanced, dan far advanced lesion. Indeks massa tubuh yang rendah atau disebut juga underweight, merupakan faktor risiko timbulnya tuberkulosis. Untuk mengetahui hubungan antara luas lesi pada foto thorax penderita TB paru dewasa sebelum dan sesudah pengobatan dengan indeks massa tubuh. Jenis penelitian ini menggunakan Literature Review dengan desain Narrative Review kemudian didapatkan 44 jurnal sebagai bahan literature kemudian diambil 7 jurnal yang ditelaah. Berdasarkan telaah jurnal-jurnal yang ada didapatkan hasil bahwa prevalensi pria lebih banyak menderita TB paru, pasien dengan usia produktif 15-60 tahun, underweight, indeks massa tubuh < 18,5 dengan pemeriksaan sputum tingkat kepositifannya tinggi, dan terjadi perbaikan status gizi atau IMT setelah pengobatan. Terjadi perubahan gambaran luas lesi foto thorax sesudah pengobatan, status gizi (IMT) pasien tuberkulosis paru dewasa mengalami peningkatan Indeks massa tubuh setelah dilakukan pengobatan dan terdapat hubungan antara gambaran luas lesi berdasarkan hasil pemeriksaan pada foto thorax penderita TB paru dewasa sebelum dan sesudah pengobatan dengan indeks massa tubuh.
Pengaruh Pemberian Kurma Ajwa Sebagai Antibakterial dan Imunomodulator terhadap Bakteri Salmonella Typhi Ulfa Namirah; Andi Sitti Fahirah Arsal; Rasfayanah; Indah Lestari Daeng Kanang; Hermiaty Nasruddin
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 2 No. 7 (2022): Juli
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v2i7.86

Abstract

Salmonella typhi merupakan bakteri penyebab infeksi tifoid. Bakteri tersebut menghasilkan endotoksin. Efek dari endotoksin yaitu mengaktivasi makrofag. Kurma adalah salah satu imunomodulator yang dapat mempengaruhi sel limfosit melalui produksi sitokin yang dapat mengaktivasi makrofag. Kurma ajwa adalah salah satu varietas kurma yang mempunyai kandungan seperti vitamin A, zinc, dan polifenol yang dapat menstimulasi sistem imun. Kurma mempunyai efek antimikroba terhadap bakteri gram positif maupun negatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kurma ajwa sebagai antibakterial dan imunomodulator terhadap bakteri Salmonella thypi. Jenis penelitian ini menggunakan literature review dengan desain narrative review. Jenis data penelitian dari jurnal internasional dan jurnal nasional yang diperoleh dari Google Scholar, Elseiver, PubMed. Potensi antibakteri dari kurma varietas ajwa terhadap Salmonella typhi pada zona hambat menggunakan ekstrak metanol lebih tinggi dibanding ekstrak air, kematangan kurma yang berbeda menghasilkan zona hambat yang berbeda pula. Salah satu kandungan kurma yaitu flavonoid dan fenolik tertinggi berada pada kurma ajwa dibandingkan jenis kurma lainnya, yang merupakan sumber antibakterial dan imunomodulator. Kurma ajwa memperlihatkan efek antibakterial dan imunomodulator terhadap bakteri Salmonella typhi. Sehingga kurma ajwa bisa dijadikan alternative herbal untuk penyakit yang disebabkan oleh Salmonella typhi.
Perbandingan Kadar Glukosa Darah antara Konsumsi Kurma Ajwa (Phoenix Dactylifera L.) dengan Teh Manis pada Orang Dewasa Muda yang Berpuasa Muhammad Tsaqib Ammarie; Moch. Erwin Rachman; Eny Arlini Wello; Ida Royani; Indah Lestari Daeng Kanang
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 2 No. 7 (2022): Juli
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v2i7.98

Abstract

Buah kurma Ajwa atau dikenal dengan nama ilmiah Phoenix dactylifera L, memiliki kandungan zat besi dan protein yang tinggi. Pada penelitian sebelumnya yang telah di lakukan diketahui bahwa kurma sangat baik di konsumsi saat berbuka puasa karena mengandung banyak karbohidrat sederhana dan antioksidan yang tinggi. Tujuan untuk Melihat perbandingan kadar glukosa darah antara konsumsi kurma Ajwa (Phoenix Dactylifera L.) dengan teh manis pada orang dewasa muda, 30 menit setelah berbuka puasa. Metode Penelitian menggunakan desain Eksperimental dengan metode Quasi Experimental Pre and Post-Test with Control Grup Sampel adalah Mahasiswa Fakultas Kedokteran UMI angkatan 2018 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Alat ukur yang digunakan adalah Glucometer. Hasil penelitian pada 34 sampel Mahasiswa Fakultas Kedokteran UM, Setelah Mengkonsumsi Kurma Ajwa selisih peningkatan kadar gula darah rata-rata sebesar 18,5 mg/dl, Dan yang mengkonsumsi Teh Manis selisih peningkatan kadar glukosa darah rata-rata sebesar 29.4 mg/dl, Hasil Uji T-Test independent Sampel dengan Nilai Sig. (2-tailed) = 0,061 (Sig.< 0.05 ) Kesimpulan Dari penelitian di dapatkan rata-rata selisih peningkatan kadar glukosa darah berbuka puasa dengan kurma relatif lebih rendah dibandingkan dengan berbuka puasa dengan teh manis, Walaupun tidak signifikan secara statistik
Hubungan Kadar C-Reactive Protein dengan Derajat Penyakit Pasien COVID-19 di Rumah Sakit Umum Daerah Inche Abdul Moeis Samarinda Tahun 2021 Andi Muhammad Aqil Anwar; Sultan Buraena; Rachmat Faisal Syamsu; Indah Lestari Daeng Kanang; Achmad Harun Muchsin
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 2 No. 9 (2022): September
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v2i9.120

Abstract

Coronavirus disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh virus severe acute respiratory syndrome-coronavirus-2 (SARS-CoV-2) yang dinyatakan sebagai pandemi World Health Organization (WHO) pada 11 Maret 2020. Derajat penyakit dari kasus COVID-19 sulit diprediksi sehingga diperlukan parameter yang dapat menjadi prediktor derajat penyakit COVID-19. Pemeriksaan C-Reactive Protein diyakini (CRP) dapat digunakan sebagai prediktor derajat penyakit COVID-19. Tujuan: Mengetahui hubungan antara kadar CRP dengan derajat penyakit pasien COVID-19. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik deskriptif dengan pendekatan cross-sectional menggunakan data rekam medik Rumah Sakit Umum Daerah Inche Abdul Moeis Kota Samarinda menggunakan metode total sampling. Analisis deskriptif dilakukan untuk menggambarkan karakteristik sampel dan mengukur rerata kadar CRP. Uji chi-square dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kadar CRP dan derajat penyakit COVID-19. Hasil dinyatakan signifikan apabila nilai p value <0,005. Hasil: Sebagian besar pasien berada dalam rentang usia 41-60 tahun (50,9%), jenis kelamin laki-laki (55,6%), dan memiliki riwayat penyakit penyerta diabetes mellitus (25,9%). Sebagian besar kasus COVID-19 tergolong sedang (69,4%). Nilai rerata kadar CRP adalah 63,4. Kadar CRP mempengaruhi derajat penyakit pasien COVID-19 dengan nilai p value = 0,000 (p<0,005). Semakin besar kadar CRP yang ditemukan menandakan semakin berat derajat penyakit pasien COVID-19. Kadar CRP tidak dipengaruhi oleh riwayat penyakit penyerta pasien COVID-19 dengan p value = 0,057 (p>0,005). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara kadar CRP dan derajat penyakit COVID-19.
Pengaruh Pemberian Madu dari Lebah (Apis Mellifera) dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Escherichia Coli Ainun Jariah Fahay; Syamsu Rijal; Andi Sitti Fahirah Arsal; Indah Lestari Daeng Kanang; Fendy Dwimartyono
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 2 No. 10 (2022): Oktober
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v2i10.124

Abstract

Penyakit infeksi merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen salah satunya bakteri Escherichia coli. Madu merupakan senyawa alami yang dihasilkan dan disimpan dalam sarang madu oleh lebah, Madu memiliki efek antibakteri, efek antiinflamasi, efek antioksidan dan meningkatkan sistem imun. Madu memiliki tempat istimewa dalam pengobatan tradisional selama berabad-abad. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh madu sebagai anti mikroba terhadap pertumbuhan bakteri escherichia coli dan gram negatif lainnya. Jenis penelitian ini menggunakan literature review dengan desain narrative review yaitu mencari artikel yang berhubungan dengan madu, baketeri Escherichia coli dan bakteri gram negatif lainnya yang telah dipublikasikan pada jurnal 2014-2020. Berdasarkan telaah dari 9 jurnal yang ada didapatkan bahwa madu mampu menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia dan bakteri gram negatif lainnya.
Efektivitas Kandungan Ekstrak Kulit Batang Sawo Manila dalam Menekan Pertumbuhan Bakteri Salmonella Typhi Muh. Agung Gunadi; Yani Sodiqah; Inna Mutmainnah Musa; Indah Lestari Daeng Kanang; Erlin Syahril
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 2 No. 3 (2022): Maret
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v2i3.157

Abstract

Demam tifoid adalah infeksi sistemik akibat Salmonella enterica serotype typhi (S. typhi). Di dunia sebanyak 80% kasus tifoid berasal dari daerah kumuh negara Indonesia termasuk. Prevalensi nasional Tifoid (berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan keluhan responden) adalah 1,60%. Sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi Tifoid di atas termasuk Sulawesi Selatan. Tanaman obat yang digunakan oleh masyarakat mempunyai kelebihan yaitu memiliki efek samping yang kecil dibandingkan dengan pengobatan kimiawi. Salah satunya adalah sawo manila (Achras zapota L.) yang dijadikan sebagai alternatif obat-obatan herbal. Untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kulit batang sawo manila (Achras zapota L.) dalam menekan pertumbuhan Salmonella typhi. Penelitian ini adalah penelitian true experimental post test design dengan menggunakan metode disc diffusion untuk mengetahui efektivitas kandungan ekstrak kulit batang sawo manila (Achras zapota L.) dalam menekan pertumbuhan bakteri salmonella typhi. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit batang sawo manila (Achras zapota L.) dengan konsentrasi 50% ialah 14 mm atau intermediat terhadap zona hambat, konsentrasi 100% ialah 16 mm atau intermediat terhadap zona hambat, dan konsentrasi 200% ialah 17 mm atau intermediat terhadap zona hambat. Kontrol positif dengan ciprfloxacin didapatkan zona hambat 35 mm, sehingga memiliki respon penghambatan yang sensitif. Sedangkan kontrol negative yaitu aquadest tidak terbentuk zona hambat untuk pertumbuhan bakteri Salmonella typhi. Ekstrak kulit batang sawo manila (Achras zapota L.) pada konsentrasi 50%, 100%, 200% menunjukkan hasil dengan interpretasi intermediat menghambat pertumbuhan Salmonella typhi dengan efektivitas lemah.
Pengaruh Pemberian Ekstrak Buah Pare (Momordica Charantia) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada Mencit (Mus Musculus) Andi Retno Afifah; Sri Wahyu; Sri Wahyuni Gayatri; Indah Lestari Daeng Kanang; Rezky Putri Indarwati Abdullah; Andi Farid Abdullah; Nur Fatimah Sirajuddin
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 2 No. 3 (2022): Maret
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v2i3.158

Abstract

Diabetes melitus (DM) mengacu pada sindrom hiperglikemia akibat berbagai penyebab. Dewasa ini, banyak masyarakat yang mengkonsumi buah pare sebagai obat diabetes. Karena menurut pemikiran mereka, rasa pahitnya dapat menetralisir kadar gula dalam darah. Momordica charantia (Buah Pare) adalah tanaman yang digunakan sebagai sayuran dan obat tradisional dengan aktivitas buah hipoglikemik. Momordica charantia (Buah Pare) mengandung senyawa seperti insulin yang disebut charantin yang memiliki sifat anti diabetes dan membantu mengurangi kadar gula darah. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian ekstrak buah pare (Momordica charantia) terhadap penurunan kadar glukosa darah pada mencit (Mus musculus). Jenis penelitian ini menggunakan Literature Review dengan desain Narrative Review. Ekstrak buah pare (Momordica charantia) dapat menurunkan kadar glukosa darah pada mencit (Mus musculus) diabetes dengan konsentrasi 100 mg/kgBB, 250 mg/kgBB dan 400 mg/kgBB. Ekstrak buah pare (Momordica charantia) dengan konsentrasi 400 mg/KgBB dapat menurunkan glukosa darah yang hampir setara dengan pemberian metformin pada mencit (Mus musculus) yang diabetes. Ekstrak buah pare (Momordica charantia) dapat menurunkan kadar glukosa darah pada mencit (Mus musculus) diabetes. Namun lebih efektif pada dosis 400 mg/KgBB
Uji Efektivitas Ekstrak Cacing Tanah (Lumbricus Rubellus) terhadap Bakteri Salmonella Typhi Penyebab Demam Tifoid Ahmad Nabani; Indah Lestari Daeng Kanang; Sri Wahyuni Gayatri; Yusriani Mangarengi; Zulfitriani Murfat
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 2 No. 12 (2022): Desember
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v2i12.160

Abstract

Salmonella typhi (S.typhi) merupakan kuman patogen penyebab demam tifoid. Menurut data WHO (World Health Organisation) memperkirakan angka insidensi di seluruh dunia sekitar 17 juta jiwa per tahun. Di Indonesia sendiri, penyakit tifoid bersifat endemik, menurut WHO angka penderita demam tifoid di Indonesia mencapai 81% per 100.000. penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui sensitivitas ekstrak cacing tanah (Lumbricus Rubellus) terhadap bakteri Salmonella typhi sebagai penyebab demam tifoid dengan metode Disc diffusion. Penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimental dengan menggunakan metode Disc Difussion untuk melihat Bagaimana Efektivitas dari ekstrak Cacing Tanah (Lumbricus Rubellus) pada pertumbuhan Salmonella typhi. Hasil penelitian ini didapatkan daya hambat ekstrak cacing tanah (Lumbricus rubellus) pada pertumbuhan bakteri Salmonella typhi dengan konsentrasi 100%, 150%, 200 % tidak terbentuk zona hambat dari tiga kali percobaan atau tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi. Pada ekstrak cacing tanah (Lumbricus rubellus) belum dapat menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi, sudah dilakukan prosedur sesuai dengan standard yang optimal tetapi hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat mempengaruhi hasil zona hambat dari penelitian ini, faktor ini dapat berasal dari medium, bakteri uji, serta pada saat proses perlakuan
Karakteristik Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 pada Pasien Rawat Inap RS Ibnu Sina Makassar Tahun 2021 Muhammad Syahrir; Faisal Sommeng; Indah Lestari Daeng Kanang; Sultan Buraena; Zulfiyah Surdam
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 3 No. 3 (2023): Maret
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v3i3.239

Abstract

Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis serius yang terjadi karena pankreas tidak menghasilkan cukup insulin. DM diklasifikasikan atas DM tipe 1, DM tipe 2, DM tipe lain, dan DM pada kehamilan. Diabetes melitus tipe 2 merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia, terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Menurut International Diabetes Federation terdapat 463 juta (9,3%) orang di usia 20-79 tahun yang menderita DM pada tahun 2019 di seluruh dunia. Penelitian deskriptif dengan menggunakan data sekunder dari catatan rekam medik pasien rawat inap Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar tahun 2021. Hasil penelitian dari 56 sampel, didapatkan sampel dengan usia 50-59 tahun sebanyak 21 orang, laki-laki dan perempuan masing-masing sebanyak 28 orang, status gizi baik (18,5-25 Kg/m2) sebanyak 35 orang, kadar glukosa darah puasa tidak terkontrol ≥ 130 mg/dL sebanyak 45 orang, HbA1c tidak terkontrol ≥ 7% sebanyak 52 orang, tekanan darah hipertensi ≥ 140/90 mmHg sebanyak 30 orang, serta sampel dengan komplikasi penyakit ginjal diabetes sebanyak 6 orang. Berdasarkan hasil penelitian karakteristik penderita diabetes melitus tipe 2 pada pasien rawat inap RS Ibnu Sina Makassar dapat diambil kesimpulan usia 50-59 tahun memiliki status gizi baik, kadar glukosa darah puasa dan HbA1c tidak terkontrol dan banyak mengalami tekanan darah hipertensi, serta komplikasi paling sering adalah penyakit ginjal diabetes dengan proporsi laki-laki masing-masing sama dengan perempuan.