Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Perspektif Masyarakat Pengguna BPJS Kesehatan mengenai Kebijakan Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) Pramana Pramana; Chairunnisa Widya Priastuty
Jurnal Jaminan Kesehatan Nasional Vol. 3 No. 1 (2023): Jurnal Jaminan Kesehatan Nasional
Publisher : BPJS Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53756/jjkn.v3i1.98

Abstract

The Republic of Indonesia's Government established BPJS Kesehatan as a public legal organization to organize the national health insurance program. The shift in the clustering policy of inpatient classes to Standard Inpatient Classes (KRIS) is one important adjustment implemented by the Government of Indonesia as part of a series of changes and improvements in regulations of the National Health Insurance (JKN). This change in KRIS raises the question of whether the existence of KRIS is adequate to meet the demands of the community after being acclimated to class-based inpatient facilities. To collect relevant information from the general public, this study uses a qualitative approach using a case study methodology. This study takes place in Klaten Regency and Yogyakarta Special Region Province based on a number of factors and considerations. Purposive sampling approach and in-depth interviews were used in this study to acquire data from four informants who represented various preset criteria. This study concluded that the acceptance of the community of active users of BPJS Kesehatan from each class at the research site related to the KRIS policy plan was relatively high. Furthermore, the study indicated that a thorough campaign is required as part of efforts to adopt KRIS based on the characteristics of the community and taking geographical and demographic variances into account
Hoaks tentang Vaksin Covid-19 di Tengah Media Sosial Chairunnisa Widya Priastuty; - Pawito; Andre N. Rahmanto
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 3 (2020): Optimalisasi Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Menuju Kemandirian di Tengah P
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Segala protokol, himbauan, hingga pemberitaan mengenai perkembangan Covid-19 yang pertama kali muncul diCina pada awal tahun ini terus berkembang. Baik melalui media konvensional hingga media sosial, segala informasitentangnya terus membanjir dimanapun. Berita bohong atau hoaks dengan tujuan masing-masing juga makin marakturut meramaikan lalu lalang informasi yang terus mengalir setiap harinya. Utamanya di media sosial Facebook,hoaks banyak tersebar dan sangat mudah diakses oleh siapapun mengingat pengguna Facebook juga tak sedikit.Terlebih masyarakat dewasa ini hampir semuanya memiliki gawai dan sangat mudah dalam mengakses dan terterpainformasi. Dari membanjirnya informasi yang dipelintir, salah satu informasi yang saat ini mulai kerap dipelintiryaitu informasi yang berkaitan dengan vaksin Covid-19. Latar belakang pendidikan yang berbeda-beda, lingkunganyang bervariasi, dan penerimaan pesan yang beraneka ragam tentu menjadi peluang dalam penyebaran hoaks terkaitvaksin Covid-19. Maka dari masalah ini, muncul pertanyaan apa saja jenis hoaks yang muncul dalam pemberitaanvaksin Covid-19 dan bagaimana intensitas pemberitaan hoaks vaksin Covid-19 seiring semakin gencarnya vaksinCovid-19 dikenalkan oleh Pemerintah melalui berbagai media. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualititaif. Fokus dari artikel ini yaitu analisis mengenai beritaberitahoaks yang tersebar di Facebook terkait vaksin Covid-19 di mana data dikumpulkan dari kanal Hoax Busteryang ada pada website www.covid19.go.id milik Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional(KPCPEN). Temuan ini memperlihatkan bahwa ada kecenderungan pemberitaan mengenai vaksin Covid-19 padajenis hoaks tertentu dan intensitas pemberitaan yang ada. Kata Kunci : Covid-19, Facebook, Hoaks, Media Sosial, Vaksin.
BERADAPTASI DENGAN PERUBAHAN TEKNOLOGI: KECERDASAN BUATAN DAN EVOLUSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL Pramana Pramana; Chairunnisa Widya Priastuty; Prahastiwi Utari; Rifqi Abdul Aziz; Eli Purwati
Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial Vol 7 No 2 (2023)
Publisher : Universitas Pendidikan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38043/jids.v7i2.4909

Abstract

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat telah mempengaruhi tatanan sosial masyarakat. Fenomena berkembangnya kecerdasan buatan atau yang dikenal dengan istilah Artificial Intellegence (AI) telah mengubah banyak aspek dalam kehidupan manusia. Produksi konten menggunakan AI telah mengubah cara berkomunikasi manusia. Hal tersebut semakin tampak pada level komunikasi interpersonal sebagai dasar interaksi sesama manusia sebagai makhluk sosial. Sejalan dengan perkembangan AI yang semakin pesat, hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi kajian komunikasi dalam melihat pergeseran yang timbul. Oleh karenanya, artikel ini bermaksud menggali bagaimana AI sebagai sebuah kemajuan teknologi mampu memengaruhi komunikasi interpersonal dengan menganalisa peran AI sebagai fasilitator komunikasi melalui platform digital pesan instan, media sosial hingga asisten virtual. Melalui telaah literatur dengan basis data elsevier dan google scolar, buku cetak maupun elektronik serta sumber penunjang lainnya, Makalah ini mendeskripsikan evolusi komunikasi interpersonal sebagai bagian dari adaptasi terhadap perubahan teknologi komunikasi. Berbeda dengan teknologi pendahulunya yang hanya berperan sebagai saluran komunikasi, AI merupakan teknologi yang mampu menggeser peran komunikator dalam komunikasi interpersonal.
BENTURAN ETIKA KOMUNIKASI DI TENGAH PUSARAN ERA DIGITAL Chairunnisa Widya Priastuty; Haris Annisari Indah Nur Rochimah; Pramana Pramana
Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial Vol 7 No 2 (2023)
Publisher : Universitas Pendidikan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38043/jids.v7i2.4917

Abstract

Sejak era digital berkembang semakin pesat seperti saat ini, tentu banyak hal yang berbenturan salah satunya yaitu etika. Etika terutama etika komunikasi yang semula berlaku dan disepakati di lingkungan tertentu kini tak lagi sama ketika memasuki ruang dan dimensi yang begitu dinamis di pusaran digitalisasi era. Hal yang semula tabu, kini tak lagi demikian, atau bahkan sebaliknya. Konsep etika komunikasi menjadi menarik untuk dikaji lebih mendalam melalui analisis yang dilakukan dengan studi literature review. Review utama yang dilakukan yaitu dari karya Charles Ess pada buku Ethical Dimensions of New Technology/Media dalam The Handbook of Communication Ethics. Konsep yang ditawarkan relevan dengan realita yang kini banyak terjadi. Hadirnya media baru tentu menambah ramainya kancah persoalan etika komunikasi di mana berbagai elemen bahkan level dari komunikasi sendiri agaknya mulai tumpang tindih karena semua memiliki porsi sama dan hierarki yang setara. Hasilnya menunjukkan bahwasannya, di era digital seperti saat ini etika komunikasi tidak lagi soal baik dan buruk, benar dan salah melainkan bagaimana sikap dan tindakan dapat diambil berdasarkan perspektif, pengalaman, dan kesepakatan dalam ruang dan waktu yang berbeda akan menghasilkan bentuk komunikasi yang beragam. Dengan memahami etika komunikasi dengan baik artinya mampu memahami setiap lawan bicara maka permasalahan yang mungkin muncul di ranah media baru dapat ditekan karena ada toleransi yang dikedepankan dengan menaruh empati disetiap etika dalam berkomunikasi.
ANALISIS PARTISIPASI LAKI -LAKI DALAM PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI INDONESIA: SEBUAH PENDEKATAN THEORY OF PLANNED BEHAVIOUR Haris Annisari Indah Nur Rochimah; Chairunnisa Widya Priastuty; Jefri Wicaksono
Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial Vol 7 No 2 (2023)
Publisher : Universitas Pendidikan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38043/jids.v7i2.4919

Abstract

Program Keluarga Berencana (KB) adalah inisiatif pemerintah Indonesia untuk mengatur pertumbuhan penduduk dan membentuk keluarga yang berkualitas. Meskipun diakui secara internasional sebagai program yang berhasil menurunkan angka kelahiran, KB seringkali dianggap sebagai tanggung jawab perempuan, sehingga partisipasi laki-laki rendah. Studi ini memfokuskan pada data subjek penelitian sebelumnya yakni laki- laki  remaja dewasa, yang mayoritas belum menikah. Penelitian ini ingin melihat partisipasi laki-laki terutama remaja dewasa dari sudut pandang Theory of Planned Behavior yang melihat sikap, norma subjektif dan kontrol perilaku mereka terhadap partisipasi mereka pada program KB di Indonesia. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menganalisis studi pustaka dan literatur terkait penelitian tentang KB, remaja laki-laki dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku mereka.Temuan dari penelitian ini adalah pengaruh keluarga, tenaga kesehatan, teman, media, dan lingkungan tinggal berperan dalam membentuk sikap positif terhadap program KB. Faktor psikologis, seperti kekhawatiran akan impotensi, dan stigma sosial juga mempengaruhi sikap dan partisipasi laki-laki. Dukungan tokoh agama juga memainkan peran penting dalam membentuk norma subjektif. Peningkatan pengetahuan, informasi, edukasi, serta kampanye media massa dapat mengubah sikap dan meningkatkan partisipasi laki-laki dalam KB. Hasil penelitian ini dapat membantu merumuskan strategi dan program yang lebih efektif untuk meningkatkan peran laki-laki dalam program KB di Indonesia. 
HOW BRAND EMPATHY CREATED: STUDY ON ORGANIC VIRAL CONTENT Jasmine Alya Pramesthi; Chairunnisa Widya Priastuty
Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial Vol 8 No 1 (2024)
Publisher : Universitas Pendidikan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38043/jids.v8i1.5039

Abstract

This research explores and develops the concept of Brand Empathy which includes cognitive empathy, emotive empathy, and empathic action, in the context of viral content between Indomie and Mie Gaga on the TikTok platform, generated through AI storytelling. This research describes the empathy formed by significant discussions on social media, especially TikTok, regarding the story of Djajadi Djaja, the founder of Mie Gaga, and the journey of establishing the instant noodle brand. The research method uses qualitative content analysis with snowball sampling through social media content and comments on TikTok, Instagram, and Twitter. Positive and negative opinions play an important role in shaping Brand Empathy. With AI storytelling technology, viral content triggers intense reactions and leads consumers to Brand Empathy. The development of Brand Empathy involves cognitive empathy in understanding and identifying controversies, emotive empathy in emotional responses, and empathic action in tangible actions. The emotional attachment between the audience and the brand creates a parasocial relationship, which demonstrates consumer loyalty and brand reputation. This research provides deep insight into the complexity of e-WOM and introduces a new approach to understanding audience-brand interactions in the digital age through Brand Empathy. This research also highlights the role of cognitive empathy in Brand Empathy related to information dissemination, especially in the context of viral content about Mie Gaga and Indomie. Audiences actively understood and identified feelings, thoughts and perspectives related to the controversy. 
Peran Komunikasi Pada Orang Tua Tipe Keluarga Pluralistik dalam Pendidikan Seksual Mahasiswa Rantau Telkom University Putri, Shafira Angelita Setiya; Ramadhana, Maulana Rezi; Priastuty, Chairunnisa Widya
Jurnal JTIK (Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi) Vol 8 No 4 (2024): OCTOBER-DECEMBER 2024
Publisher : Lembaga Otonom Lembaga Informasi dan Riset Indonesia (KITA INFO dan RISET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35870/jtik.v8i4.2472

Abstract

The movement of overseas students to their university's city often leads to cultural clashes and adaptation challenges. Open communication within families, akin to the pluralistic family model, is crucial amid these challenges. Cultural clashes, exemplified by sexual issues on Telkom University's campus, underscore the parental role in providing positive sexual education to enhance students' awareness. This study aims to explore how parental communication, particularly in pluralistic families, influences overseas students' sexual education and awareness. Using qualitative methods, including in-depth interviews and observations, the research reveals the significant impact of parental communication on sexual education at Telkom University. Pluralistic families employ open communication, acting as friends to facilitate effective advice reception. Parental messages greatly influence students' attitudes toward sexual education.
Media Sebagai Wadah Pelestarian Budaya Jawa Pramana, Pramana; Priastuty, Chairunnisa Widya
Samvada : Jurnal Riset Komunikasi, Media, dan Public Relation Vol 2 No 2 (2023): Samvada November 2023
Publisher : IAHN Gde Pudja Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53977/jsv.v2i2.1310

Abstract

Indonesia is a culturally diverse country. Java is a tribe with a plethora of cultural endowments. Cuisine; music; dance; rituals/ceremonies; craft; calendar (calendar); language; to architecture or buildings that exist in Javanese cultural traditions are examples of Javanese cultural assets. Javanese culture is an essential element in Indonesia's variety that other countries do not own. As a result, it is critical to maintain Javanese culture as one of Indonesia's original resources. However, in the contemporary period, the people began to believe that Javanese culture, as the original traditional culture of Indonesia, was antiquated and out of date. The advancement of information and communication technology in the modern period can be viewed from two perspectives: positive and harmful. This paper is the end outcome of qualitative study. The documentation study method, one of the qualitative data collecting methods used in this writing, is used to collect data in this writing by reading and analyzing associated documents. Denis McQuail's media theory as part of mass communication is used as the analysis knife in this work. As a result, with correct management, the media can be used to preserve Javanese culture. Not only can the media educate, but it may also serve as a marketing vehicle for Javanese culture, resulting in economic rewards.
STUDENTS AND NATIONAL POLITICS; PERCEPTION OF BANDUNG AND JAKARTA CITY STUDENTS OF NATIONAL INSIGHTS, RELIGIOUS MODERATION AND RELIGIOUS RADICALISM Malau, Ruth Mei Ulina; Wulandari, Astri; Priastuty, Chairunnisa Widya
JWP (Jurnal Wacana Politik) Vol 9, No 1 (2024): JWP (Jurnal Wacana Politik) January
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jwp.v8i1.50953

Abstract

Indonesia is a multicultural nation with a variety of ethnic groups, religions, and faiths. This diversity can be an advantage and at the same time can cause horizontal conflict in society. Ideology and national politics owned by the Indonesian people are important as guidelines in the life of the nation and state within the framework of the Unitary State of the Republic of Indonesia. Students as one of the important elements in the journey of the Indonesian nation need to get attention related to the discourse of national politics. This research seeks to see students' perceptions related to national politics, religious moderation, and religious radicalism. The research was conducted using a quantitative approach and survey method. Respondents were university students in Jakarta and Bandung (200 people). This study aims to map the perceptions of students in Jakarta and Bandung towards national politics, religious moderation, and religious radicalism and to see whether there is an influence of understanding of national politics and religious moderation on religious radicalism among students in Jakarta and Bandung. The results showed that in students' perceptions of the understanding of national politics, religious moderation, and religious radicalism, the majority are in the moderate category or not good enough (average 55%). In addition, the influence of understanding nationalism and religious moderation on religious radicalism was also found to be 3.1%. This means that there is still a need to increase students' understanding in Jakarta and Bandung of national politics, religious moderation, and religious radicalism.
Kestabilan Identitas Komunikasi Pekerja Seks Komersial (PSK) Waria Jakarta Fadilha, Art Zahra Tzendra Semesta; Ramadhana, Maulana Rezi; Priastuty, Chairunnisa Widya
Jurnal Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 8, No 2 (2024): Jurnal Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi
Publisher : UMSU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/interaksi.v8i2.20488

Abstract

Waria atau wanita-pria adalah istilah yang digunakan di Indonesia untuk merujuk kepada transgender atau transpuan. Indonesia memiliki populasi waria yang cukup signifikan, dengan salah satu konsentrasi tertinggi di Kawasan Duri Selatan, Jakarta Barat, terutama di Kampung Duri. Penelitian ini menginvestigasi bagaimana Pekerja Seks Komersial (PSK) waria menggunakan identitas dalam kehidupan sosial dan pribadinya, melibatkan proses negosiasi identitas yang mempengaruhi cara mereka berkomunikasi dan membentuk identitas sosial mereka. Studi ini mengadopsi teori Negotiation Identity oleh Stella Ting Toomey. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk memahami bagaimana PSK waria di Jakarta mengelola identitas mereka sebagai suatu proses negosiasi. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, melibatkan wawancara mendalam dan observasi terhadap 4 informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PSK di Kampung Duri melakukan berbagai strategi negosiasi identitas seperti perubahan nama, pakaian, dan penampilan untuk mencerminkan identitas mereka yang sesungguhnya. PSK waria sering menghadapi diskriminasi dan kekerasan verbal serta non-verbal yang membatasi interaksi informan dengan masyarakat. Terkadang, eksistensi informan bahkan dapat menyebabkan pengusiran paksa dari komunitas. Para informan juga mengalami kesulitan akses terhadap layanan masyarakat dan medis serta sering mengalami stigma dalam upaya mencari bantuan.