Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Alfihris: Jurnal Inspirasi Pendidikan

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menanggulangi Pelanggaran Kedisiplinan Sekolah Nella Agustina; Alimir Alimir; Jasmienti Jasmienti; Arifmiboy Arifmiboy
ALFIHRIS : Jurnal Inspirasi Pendidikan Vol. 1 No. 2 (2023): April : Jurnal Inspirasi Pendidikan
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nurul Qarnain Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59246/alfihris.v1i2.216

Abstract

Pendidikan adalah usaha sadar untuk memanusiakan manusia. Guru pendidikan agama Islam khususnya adalah orang yang bertanggung jawab langsung terhadap pembinaan akhlak dan menanamkan norma-norma hukum tentang baik dan buruk atas segala perbuatan yang dilakukan baik di dunia maupun di dunia. Permasalahan yang diangkat adalah, ada siswa yang sering membolos sekolah, ada siswa yang merokok di kantin sekolah, ada siswa yang tawuran, ada siswa yang suka mencoret-coret meja dan dinding serta ada siswa yang membawa handphone ke sekolah. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan menggambarkan kejadian yang terjadi di lapangan. Lokasi penelitian ini adalah SMPN 2 Ujung Batu, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau. Dengan informan kunci 3 Guru PAI, dan informan pendukung adalah wakil kepala sekolah, 1 guru BK, dan 4 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan dokumentasi. Setelah data terkumpul, dilakukan pengolahan dan analisis data. Selanjutnya dilakukan pengujian keabsahan data dengan cara triangulasi data. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, bahwa secara umum terdapat beberapa pelanggaran tata tertib sekolah yang sering terjadi di SMPN 2 Ujung Batu seperti membolos, mencorat-coret dinding sekolah, membawa handphone ke sekolah, merokok dan tawuran antar sesama siswa. Strategi guru pendidikan agama Islam dalam menanggulangi pelanggaran tata tertib sekolah adalah: Strategi preventif (pencegahan), strategi represif yaitu upaya yang dilakukan setelah terjadinya pelanggaran, dan strategi kuratif yaitu pemberian sanksi.
Persepsi Guru Pendidikan Agama Islam Terhadap Kurikulum Merdeka di SMA Negeri 1 Palupuh Gusnandy Gusnandy; Deswalantri Deswalantri; Januar Januar; Alimir Alimir
ALFIHRIS : Jurnal Inspirasi Pendidikan Vol. 1 No. 2 (2023): April : Jurnal Inspirasi Pendidikan
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nurul Qarnain Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59246/alfihris.v1i2.219

Abstract

Tulisan ini dilatarbelakangi oleh pengamatan yang mengungkapkan bahwa masih banyak guru yang memiliki pertanyaan tentang bagaimana mengimplementasikan kurikulum mandiri. Pengenalan kurikulum mandiri memicu berbagai tanggapan dari berbagai kalangan, khususnya para pendidik. Masih banyak guru yang belum banyak mengetahui tentang kurikulum mandiri ini, terutama kebijakan yang dikandungnya. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana pandangan guru PAI di SMAN 1 Palupuh terhadap kurikulum mandiri. Metode deskriptif kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Penulis mengumpulkan informasi untuk bagian ini melalui wawancara, penelitian dan dokumentasi. Data artikel ini berasal dari informan kunci yang merupakan guru Pendidikan Agama Islam, serta kepala sekolah dan Wakil Kepala Kurikulum. Penulis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan sebagai teknik analisis data. Setelah itu digunakan Triagulasi Sumber dalam metode validitas data. Kondisi siswa, peraturan pendidikan, pengalaman mengajar guru, padatnya kurikulum mandiri, kreatifitas siswa, sumber belajar, kurangnya kemandirian siswa, pemahaman guru PAI terhadap kurikulum mandiri, dan fasilitas penunjang pembelajaran PAI dalam kurikulum mandiri merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi Persepsi guru PAI terhadap kurikulum. Ide mendasar di balik penyederhanaan RPP untuk kurikulum mandiri adalah untuk mengurangi jumlah komponen dalam RPP dari 16 menjadi tiga komponen inti: tujuan, kegiatan pelaksanaan, dan penilaian. Selain itu, guru mata pelajaran bertanggung jawab untuk mengembangkan RPP yang didasarkan pada minat dan kebutuhan siswanya. Menjadikannya sebagai modul terbuka adalah salah satu cara penyederhanaan kurikulum mandiri. Modul pengajaran ini dirancang agar lebih adaptif dan berkonsentrasi pada dasar-dasar dan pertumbuhan karakter. Kurikulum merupakan pondasi dari kurikulum berbasis kompetensi, kurikulum mandiri melayani kebutuhan akan isi yang komprehensif, dan Kurikulum Mandiri memungkinkan Kontekstualisasi Pembelajaran Satuan Pendidikan.