Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat

HUBUNGAN STEROID DENGAN KEJADIAN KATARAK : LITERATURE REVIEW Nursandi, Kurnia; Amir, Suliati P.; Maharani, Ratih Natasha; Akib, Marlyanti N.; Namirah, Hanna Aulia
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 3 (2025): DESEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i3.50351

Abstract

Katarak merupakan suatu kondisi kelainan pada lensa mata, yaitu terjadi kekeruhan yang dapat memengaruhi kualitas penglihatan pada penderitanya. Selain faktor usia dan penyakit metabolik seperti diabetes melitus, penggunaan steroid baik sistemik maupun lokal telah diidentifikasi sebagai faktor risiko penting terjadinya katarak, khususnya katarak subkapsular posterior (PSC). Steroid merupakan agen terapeutik yang umumnya digunakan untuk mengobati gangguan alergi dan inflamasi, juga untuk menekan sistem imun tubuh yang tidak diinginkan atau tidak tepat. Steroid diduga memengaruhi ekspresi gen epitel lensa, menurunkan kemampuan sel mempertahankan homeostasis, dan menyebabkan akumulasi protein abnormal yang mengganggu kejernihan lensa. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara penggunaan steroid dengan kejadian katarak melalui tinjauan literatur. Metode yang digunakan adalah literature review dengan pencarian artikel ilmiah pada basis data Google Scholar, PubMed, ScienceDirect, dan jurnal nasional maupun internasional terbitan tahun 2017–2025, menggunakan kata kunci “steroid”, “katarak”, “katarak subcapsular posterior”. Artikel yang dipilih berbahasa Indonesia atau Inggris dan relevan dengan topik penelitian. Diperoleh 11 artikel memenuhi kriteria inklusi dan dianalisis lebih lanjut. Hasil kajian menunjukkan bahwa penggunaan steroid jangka panjang, baik oral, topikal, maupun inhalasi berhubungan dengan peningkatan risiko katarak yang tergantung dari dosis dan durasi pemberian. Secara umum, semakin lama penggunaan steroid, semakin besar pula risiko terjadinya katarak subcapsular posterior. Pada steroid sistemik, tingkat keparahan lebih jelas terlihat dibandingkan steroid topikal. Kesimpulannya, penggunaan steroid harus disertai pemantauan rutin tekanan intraokular dan kondisi lensa untuk mencegah komplikasi visual jangka panjang.
KARAKTERISTIK PASIEN RETINOPATI DIABETIK DI KLINIK JEC-ORBITA Aftha, Aghnia Ulya; Amir, Suliati P.; Rumlawan, Sarinah M.; Novriansyah, Zulfikri Khalil; Purnama, Rahmiaty
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 1 (2024): APRIL 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i1.23820

Abstract

Retinopati Diabetik merupakan penyakit vaskular pada retina akibat dari komplikasi Diabetes Mellitus. Kelainan vaskular pada retina dapat berupa mikroaneurisma maupun perdarahan intraretinal, yang di tandai oleh kerusakan kerusakan dan sumbatan pembuluh-pembuluh darah halus retina yang paling sering menyebabkan kebutaan dan penurunan kualitas hidup pada penderitanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien Retionpati Diabetik di Klinik JEC-Orbita berdasarkan usia, jenis kelamin, kadar GDS, gambaran visus, TIO, dan jenis Rtinopati Diabetik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian purposive sampling. Data penelitian diambil pada tahun 2021 – 2022 di Klinik JEC – Orbita Makassar. Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh data berdasarkan usia 77,4% kasus terjadi pada usia 45-64 tahun. Berdasarkan jenis kelamin 57 % kasus terjadi pada perempuan, 43% kasus terjadi pada pasien dengan kadar GDS ? 200 mg/dl. ± 35,5 % kasus terjadi pada pasien memiliki nilai visus <20/200. Serta ± 90,3 % kasus terjadi pada pasien memiliki nilai TIO 10-21 mmHg. Dan 50,5% kasus retinopati diabetik terjadi pada pasien dengan tipe High Risk Proliverative Diabetic Retinopathy. Angka Retinopati diabetik cukup tinggi pada pasien diabetes Mellitus dan terbanyak pada tipe High Risk Proliverative Diabetic Retinopathy. Pasien sudah lama menderita dengan GDS yang tidak terkontrol. Terbanyak pada Perempuan, usia pertengahan dan nilai visus <20/200.