Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Studi Kestabilan Terowongan Menggunakan Metode Numerik Berdasarkan Data Pemantauan Di Lokasi Tambang Emas Bawah Tanah Kololu, Micky; Rikumahu, Marcia V; Limehuwey, Resti
Jurnal Sosial dan Teknologi Terapan AMATA Vol. 2 No. 1 (2023): Maret 2023
Publisher : Politeknik Amamapare

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55334/sostek.v2i1.59

Abstract

Pemantauan perpindahan yang terjadi pada kegiatan penggalian dilakukan secara berkala atau periodik waktu tertentu agar memperoleh data dengan riwayat yang baik, dan dapat memberikan informasi yang dapat digunakan untuk memvalidasi keberlanjutan kegiatan penggalian. Pemantauan perpindahan dilakukan untuk mengetahui informasi tentang besar, arah dan kecepatan perpindahan sehingga dapat memprediksi suatu lubang bukaan berada dalam kondisi aman atau tidak aman. Nilai-nilai besar dan arah perpindahan serta kecepatan perpindahan dari hasil monitoring nantinya dapat dijadikan referensi untuk pembukaan stope selanjutnya. Monitoring yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan alat total station reflektorless pada stope yang aktif. Pengukuran deformasi menggunakan total station reflektorless merupakan salah satu metode yang sedang dikembangkan untuk memudahkan kegiatan monitoring terowongan tambang bawah tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati besar, arah dan kecepatan perpindahan pada area sill drift aktif. Hasil perpindahan yang diperoleh dari pengukuran kemudian di bandingkan dengan hasil yang diperoleh dari Permodelan numerik menggunakan metode elemen hingga. Rasio tegangan In Situ (K) yang digunakan dalam model adalah K = 1,2. Hasil analisis kecepatan perpindahan yang terjadi pada setiap titik pengamatan memiliki nilai kecepatan perpindahan < 1 mm/hari. Berdasarkan kriteria yang diberikan oleh Zhenxiang dan PTFI, nilai kecepatan perpindahan yang terjadi dikategorikan berada dalam kondisi stabil dan relatif stabil.
Introduction to Drinking Water Quality Standards for Communities in Poka Village, Teluk Ambon District Rumpakwakra, Ervina; Hattu, Nikmans; Jaya, Gede Wiratma; Nggolaon, Delpina; Rikumahu, Marcia Violetha; Thohirah, Afifah; Silahooy, Stevi; Latupeirissa, Jolantje; Telussa, Ivonne; Pada, Samuel Simra; Kololu, Micky
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 7 No 1 (2024): Januari - Maret
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v7i1.6564

Abstract

The quality of clean water used has been a top priority to maintain health and fulfill daily needs. There are many sources of clean water, including well water, bottled water, gallon water and PDAM water. The use of clean water in Poka Village still uses well water and gallon water, so there is concern among the community regarding the cleanliness and quality of the water. Therefore, this service is carried out to help answer public anxiety by introducing Drinking Water Quality Standards that have been determined in the Republic of Indonesia Minister of Health Regulation No. 492/MENKES/PER/IV/2010. Apart from that, we also show findings of polluted well water and also provide solutions on how to care for wells. During material delivery activities, we use an educational and participatory approach with the main focus being the community. The result of this service activity is that the community in Poka Village has good knowledge regarding drinking water quality standards so that it is hoped that the community can apply them in their daily lives.
Analisis Kestabilan Lereng Sekitar Pura Siwa Stana Giri Ambon Dengan Metode Rock Mass Rating Zulfiah, Zulfiah; Bahri, Samsul; Jaya, Gede Wiratma; Ramadhan, Aditya; Kololu, Micky
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 7 No 1 (2024): Januari - Maret
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v7i1.6878

Abstract

Tanah longsor merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi pada lereng perbukitan maupun pengunungan. Kota Ambon didominasi wilayah perbukitan sekitar 73%, sehingga termasuk wilayah yang rawan bencana longsor. Wilayah perbukitan yang menjadi perhatian pada kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat adalah bukit yang berada di sekitaran Pura Siwa Stana Giri Ambon. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui klasifikasi massa batuan di sekitar Pura. Hal ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi terhadap potensi tanah longsor yang dapat terjadi sewaktu-waktu sebagai akibat tingginya intensitas curah hujan. Kestabilan lereng merupakan suatu kondisi dimana lereng tersebut dalam keadaan yang mantap atau stabil terhadap suatu bentuk dan dimensi lereng. Kegiatan ini terdiri atas dua tahap, yaitu tahap pengamatan dan pengukuran bidang-bidang diskontinuitas di lereng bukit sekita Pura dan pengolahan data di laboratorium. Pengambilan data lapangan menggunakan metode scanline. Metode pengolahan data yang digunakan dalam Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini menggunakan pendekatan geologi dengan metode rock mass rating (RMR). Kegiatan ini memberikan informasi mengenai kondisi lereng perbukitan sekitar Pura. Berdasarkan hasil analisis, lereng tersebut termasuk dalam kelas III yang tergolong dalam klasifikasi massa batuan dengan tingkat sedang. Adapun nilai RMR adlah 52.
Peningkatan Literasi Digital dengan Libre Office di SMA Negeri 3 Ambon Limehuwey, Resti; Kotarumalos, Sitti Hafsa; Patty, Philipus Josepus; Multi, Warni; Uzda, Rabiyatul; Kololu, Micky; Hutagalung, Robert
SMART: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 2 (2025): Oktober
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35580/smart.v5i2.76458

Abstract

Perkembangan teknologi digital menuntut peserta didik dan tenaga pendidik di jenjang menengah untuk memiliki literasi digital yang baik. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Ambon dengan tujuan meningkatkan literasi digital melalui pengenalan penggunaan LibreOffice, sebuah perangkat lunak open source yang gratis dan legal. Metode pelaksanaan menggunakan pendekatan partisipatif dan edukatif, yang terdiri dari tahap persiapan, pelaksanaan, serta evaluasi dan tindak lanjut. Kegiatan ini mendapat respons positif, terlihat dari antusiasme peserta selama sesi pemaparan dan diskusi. Sebagai bentuk evaluasi, peserta mengisi kuesioner untuk mengukur tingkat pemahaman. Hasil menunjukkan bahwa pemahaman peserta terhadap materi mencapai 65,7%, tergolong dalam kategori cukup baik. Pernyataan nomor 3 memperoleh skor rata-rata tertinggi (3,34), sedangkan pernyataan nomor 4 dan 6 memiliki skor terendah (2,51), yang menunjukkan bahwa aspek waktu dan minat terhadap penggunaan LibreOffice masih perlu ditingkatkan.
Hydrogeology and Groundwater Potential in The Sirimau District, Ambon City, Maluku Province Matrutty, Michelle Theodora; Kololu, Micky; Limehuwey, Resti; Purwoarminta, Ananta; Ulfa, Yuniarti; Jati, Stevandrus Nalendra; Puradimaja, Deny Juanda
EKSPLORIUM Vol. 45 No. 2 (2024): NOVEMBER 2024
Publisher : BRIN Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55981/eksplorium.2024.7050

Abstract

The demand for clean water in Sirimau District is the highest among all districts in Ambon City, with a total of 14.6 million liters per day for 146,453 people. Moreover, the demand for clean water is increasing with population growth. Therefore, research on hydrogeology and groundwater potential is necessary. The study aims to analyze the discharge and quality of groundwater. The methods used include field surveys, geoelectric measurements, and the analysis of physical and chemical water parameters. The geology of Sirimau district can be divided into five units: Kanikeh Formation, Ultramafic Rock, Ambon Volcanic Rock, Coral Limestone, and Alluvium. Unconfined aquifers are identified in three geological units: the Ambon Volcanic Rock, Alluvium and Coral Limestone, while confined aquifers are in the Ultramafic Rock and the Kanikeh Formation. The water facies are calcium magnesium bicarbonate and sodium-potassium chloride sulfate facies. The groundwater flow in Sirimau District has a northwest flow direction with an average hydraulic gradient of 0.0104. The groundwater discharge in the unconfined aquifer of the Ambon Volcanic Rock is 30 l/s, which is classified as a large discharge. The water quality from physical parameters does not exceed the maximum limit except for three sampling points. In contrast, the chemical content mostly does not exceed the maximum limit except at one drilled well location. Three springs develop due to fractures, while another occurs due to contact.
Geology and Land Suitability Analysis for Final Processing Waste Site in Ambon Island Mailoa, Winardcova Vania Cerwyn; Kololu, Micky; Ulfa, Yuniarti; Puradimadja, Deni Juanda
EKSPLORIUM Vol. 45 No. 1 (2024): MAY 2024
Publisher : BRIN Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55981/eksplorium.2024.7042

Abstract

The production of waste in Ambon City increased from 200 tons per day to 297 tons per day between 2017 and 2021, yet the state of the Toisapu landfill in Ambon did not keep up with this growth. The Toisapu landfill has been in operation since 2007, however, due to its proximity to residential areas and slope of more than 20 percent, it is currently in an overload state and requires a re-evaluation. The goal of this study is to identify a different landfill to replace the Toisapu landfill that fulfills the Indonesian National Standards and functions as a Waste Processing and Final Processing Site (TPPAS). This study combines an evaluation of the geological and non-geological parameters using an environmental geological technique called Spatial Multi-Criteria Evaluation (SMCE). In order to determine the most possible land, the study findings for each parameter are superimposed, assigned a value, and then added together. According to the research's findings, Wakal, which has 126,668 hectares of land is the best option. Since the groundwater in this area is quite deep (>80 meters) and has low permeability, there is minimal possibility of leachate seepage contaminating the groundwater. Wakal, unlike the Toisapu landfill, is located far from inhabited areas and protected forests, with a slope of less than 20%.
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK PERMUKIMAN DAN PARIWISATA BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN DENGAN METODE SPATIAL MULTI-CRITERIA EVALUATION (SMCE) DI DAERAH KECAMATAN NUSANIWE, KOTA AMBON Kololu, Micky; Ferdinandus, Giovanny; Limehuwey, Resti; Puradimaja, Deny Juanda; Ulfa, Yuniarti; Purwoarminta, Ananta; Jati, Stevanus Nalendra
Journal of Science, Technology, and Visual Culture Vol. 5 No. 2 (2025): Oktober 2025
Publisher : Jurusan Teknologi Produksi dan Industri, Institut Teknologi Sumatera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lahan adalah sumber daya yang terbatas dan harus dimanfaatkan sesuai dengan daya dukung lingkungannya. Kecamatan Nusaniwe memiliki potensi sumber daya geologi dan rawan akan bencana geologi, sehingga diperlukan analisis kesesuaian lahan terutama untuk permukiman dan pariwisata. Beberapa hal yang menjadi alasan penelitian ini dilakukan antara lain; pembangunan permukiman pada Kecamatan ini belum merata, terdapat banyak lokasi pariwisata dan morfologinya di dominasi oleh lereng yang curam dan pesisir pantai. Penelitian ini menggunakan metode Spatial Multi-Criteria Evaluation (SMCE) untuk menganalisis kesesuaian lahan permukiman dan pariwisata. Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa lahan yang sesuai untuk dijadikan lokasi pembangunan permukiman, antara lain; 0.7 km² di Desa Amahusu, 1.25 km² di Negeri Nusaniwe, 1.5 km² di Desa Latuhalat, 0.07 km² di Kelurahan Waihaong, 2.04 km² di Negeri Urimessing, 0.2 km² di Kelurahan Mangga Dua, 0.1 km² di Kelurahan Urimessing, 0.45 km² di Kelurahan Kudamati, 0.41 km² di Negeri Seilale, 0.6 km² di Kelurahan Benteng, dan 0.32 km² di Kelurahan Nusaniwe. Sedangkan untuk pariwisata terdapat empat lokasi yang cukup sesuai dan memiliki nilai keragaman geologi (geodiversity) yaitu Bukit Paralayang, Pantai Pintu Kota, Pantai Tanjung Nusaniwe dan Pantai Batu Lubang. Keempat lokasi ini berpotensi untuk dilakukan pengembangan geopark pada kawasan wisata tersebut.