Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) Pada Sektor Budidaya Laut Dengan Sistem Keramba Jaring Apung (KJA) Di perairan Teluk Ekas Lombok Timur Nusa Tenggara Barat Aonullah, Asep Akmal; BR Ritonga, Lusiana; Nisa, Andina Chairun; Fahruddin, Faisal; Nazran
JURNAL LEMURU Vol 6 No 1 (2024): JURNAL LEMURU: Jurnal Ilmu Perikanan dan Kelautan Indonesia
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Perikanan|Fakultas Pertanian|Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/jl.v6i1.3503

Abstract

Pengembangan sektor perikanan budidaya laut di perairan Nusa Tenggara Barat (NTB) salah satunya terletak diperairan Teluk Ekas, Lombok Timur, dimana umumnya kegiatan budidaya yang dilakukan merupakan budidaya ikan dengan sistem keramba jaring apung. Perairan Teluk Ekas sangat berpotensi bagi pengembangan budidaya laut, karena memiliki sumberdaya ikan yang cukup beragam serta karakteristik perairannya yang terlindung dan relatif tenang. Kawasan Teluk Ekas merupakan salah satu sentral terbesar budidaya laut di kabupaten Lombok Timur. Namun, patut disadari bahwa salah satu kunci keberhasilan budidaya adalah dengan penentuan lokasi yang sesuai dan memperhatikan aspek daya dukung lingkungannya. Kegiatan budidaya juga menghasilkan limbah organik yang berasal dari sisa pakan dan hasil metabolisme kultivan budidaya. Karena itu perlu dilakukan tinjauan terhadap daya dukung lingkungan perairan Teluk Ekas dari pra produksi-produksi dan pasca produksi. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis daya dukung lingkungan budidaya keramba jarring apung. Metodologi yang digunakan adalah dengan telaah pustaka dari beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan dampak kegiatan budidaya laut. Dari kajian diamati tahap produksi lebih menimbulkan banyak dampak negatif bila dibandingkan dengan tahap pra produksi dan pasca produksi. Dampak yang dihasilkan pada tahap produksi, lebih banyak ditimbulkan saat kegiatan pemeliharaan. Hal tersebut menimbulkan perubahan pada lingkungan sekitar seperti adanya perubahan bentuk lahan, penurunan kualitas air laut, dan terganggunya biota disekitar kawasan perairan.
Pendampingan Teknis Teknologi Tepat Guna Budidaya Udang Vaname Skala Kecil di Desa Pengambengan, Jembrana, Bali Insani, Liga; Wahyu; Ilham; Abrori, Mohsan; Sudiarsa, I Nyoman; Kusmiatun, Anik; Nisa, Andina Chairun; Aras, Annisa Khairani; Jatayu, Diklawati; Kiswanto, Arie; Utami, Diah Ayu Satyari
Agrokreatif: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 10 No. 3 (2024): Agrokreatif Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrokreatif.10.3.363-371

Abstract

Pacific white shrimp (Penaeus vannamei) is one of Indonesia's fishery commodities with high economic value in the domestic and foreign markets. They are applying appropriate technology through small-scale shrimp farming aimed to transfer technology in partner villages from traditional to intensive systems. This program was an effort to improve the welfare of the fishery community in Desa Pengambengan, Jembrana, Bali. This program was carried out in May‒July 2022, and it involved the Mina Jaya Fish Cultivator Group as the target community. The activity program was carried out through several stages, including audience activity, counseling, technical assistance, and monitoring and evaluation. The activity succeeded in increasing the knowledge and skills of the target community regarding vaname shrimp cultivation in detail. Technical assistance for cultivation activities has increased community understanding of small-scale intensive shrimp cultivation, minimizing errors and increasing program success. Monitoring and evaluation are carried out to determine the sustainability of activities in the target community. This community service activity has succeeded in increasing the productivity of Pacific white shrimp cultivation and technology transfer from the traditional system to a small-scale intensive system.