Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Penyuluhan Prinsip Hygiene Sanitasi Makanan dan Pengolahan Makanan yang Sehat dan Tepat di Desa Handil Bakti Kecamatan Palaran Kota Samarinda Elvira, Vivi Filia; Badrah, Sitti; Kaat, Jessica Melfin; Rejamulia, Silaban, Vandy; Kharimah, Ismy Yusti; Sombolinggi, Gavrila Meil; Sabila, Aura Balqis; Baharuddin, Shinta Maulidya; Putri, Ella Hayyu Nurul 'Aini; Sabdah, Deva Anggraeni; Az-Zachra, Tiara Aleyda
ABDIKESMAS MULAWARMAN : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol.2 No.2 Oktober (2022) : ABDIKESMAS MULAWARMAN
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/abdikesmasmulawarman.v2i2.99

Abstract

Makanan merupakan bagian penting yang mempengaruhi kesehatan manusia. Mengkonsumsi makanan sehat yang diolah dengan baik akan memberikan efek positif bagi tubuh, seperti terhindar dari berbagai gangguan kesehatan dalam tubuh. Menurut hasil analisis pertanyaan kesehatan wawancara dan kuesioner warga yang tinggal di Desa Handil Bakti (RT 02 dan RT 04) di Kecamatan Palaran Kota Samarinda, 62% makanan diolah dengan cara yang tidak tepat, seperti mencuci sayuran Setelah direbus, dipotong menjadi kubus dan tambahkan garam. Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan pemahaman warga RT 02 dan RT 04 tentang enam prinsip higiene sanitasi makanan, pengolahan sayur yang sehat dan benar, serta cara menambahkan garam saat memasak, terutama ibu rumah tangga dengan metode penyuluhan yang tersusun dengan berbagai macam rangkaian kegiatan. Kegiatan ini dimulai dari penyampaian materi penyampaian materi mengenai enam prinsip sanitasi makanan, pengolahan sayur yang sehat, dan pemberian garam saat memasak. Setelah itu dilanjutkan dengan diskusi bersama peserta. Dari kegiatan tersebut, hasil yang didapat adalah meningkatnya pengetahuan para peserta melalui tanya jawab dan diskusi bersama. Terlihat dari pantauan sesi tanya jawab, ibu-ibu sangat antusias mengikuti acara tersebut. Kegiatan ini memungkinkan ibu rumah tangga untuk memahami cara menangani makanan dan sayuran dengan benar.
Analisis Kualitas Bakteriologi dan Jamur di Ruang Rawat Inap RSUD Otanaha : Analysis of Bacteriology and Fungal Quality in the Inpatient Room of Otanaha Regional Hospital Maksum, Tri Septian; Rofia Nurfadillah, Ayu; Elvira, Vivi Filia
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 7 No. 10: Oktober 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v7i10.6183

Abstract

Kualitas udara dalam ruangan sangat mempengaruhi kesehatan manusia, terutama di ruang rawat inap rumah sakit, yang merupakan area dengan interaksi tinggi antara pasien, petugas kesehatan, dan pengunjung. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kondisi suhu, kelembaban, pencahayaan, serta kualitas mikrobiologi udara di ruang rawat inap RSUD Otanaha. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif dengan pengukuran langsung dan pengujian laboratorium pada ruang perawatan 1, 2, 3, dan 4 di rumah sakit tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 75% dari total 12 ruangan rawat inap tidak memenuhi standar kelembaban, sementara 91,6% ruangan tidak memenuhi standar suhu yang ditetapkan. Sebanyak 58,33% ruangan juga tidak memenuhi standar intensitas pencahayaan. Pengujian laboratorium udara mengungkapkan bahwa kualitas mikrobiologi udara tidak memenuhi standar, dengan angka kuman tertinggi pada ruang R4 (1288 CFU/m³) dan terendah pada ruang R5 (201 CFU/m³). Bakteri udara yang dominan meliputi Diplobacillus sp., Diplococcus sp., Micrococcus sp., Monobasil sp., Staphylococcus sp., Streptobasil sp., dan Streptococcus sp. Sedangkan, jamur yang mendominasi adalah Aspergillus sp., Fusarium sp., Penicillium sp., dan Scopulariopsis sp. Kesimpulannya, kualitas lingkungan fisik dan mikrobiologi di ruang rawat inap RSUD Otanaha sebagian besar tidak memenuhi standar yang ditetapkan, yang dapat meningkatkan risiko kesehatan bagi pasien dan pengunjung. Hasil ini menggarisbawahi perlunya perbaikan dalam pengelolaan kondisi lingkungan ruangan untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan di rumah sakit.
GAMBARAN INSPEKSI SANITASI PEMUKIMAN DI KAWASAN KUMUH KELURAHAN SUNGAI PINANG LUAR, SAMARINDA Azzahra, Gasella Aurelia; Zalzabila Maharani, Siti Malikha; Rugayyah, Syarifah; Anastasya, Melisa; Utami, Reza Evelin; Rachmawati, Ayudhia; Elvira, Vivi Filia; Syamsir, Syamsir; Sedionoto, Blego
Ruwa Jurai: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 18 No. 2 (2024)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/rj.v18i2.4279

Abstract

Latar belakang: Permukiman kumuh yang belum memenuhi persyaratan kesehatan rumah tinggal dapat berpotensi meningkatkan risiko terjadinya penularan penyakit. Peranan sanitasi lingkungan dapat berpengaruh besar terhadap derajat kesehatan masyarakat yang tinggal atau bermukim di wilayah tersebut. Studi kasus penelitian ini di laksanakan pada Kelurahan Sungai Pinang Luar yang mana termasuk ke dalam permukiman berkategori kumuh. Adapun tujuan penelitian untuk mengetahui penilaian rumah sehat dalam rangka peningkaan kondisi permukiman kumuh yang memenuhi syarat di Kelurahan Sungai Pinang Luar berdasarkan pada persyaratan yang berlaku. Metode: Penelitian ini menggunakan deskriptif obervasional secara langsung dan inspeksi terhadap komponen rumah, sarana sanitasi, serta perilaku penghuni. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan November 2023. Penelitian ini berlokasi sekitaran bantaran Sungai Karang Mumus, Kelurahan Sungai Pinang Luar, Kecamatan Samarinda Kota, tepatnya pada RT 4-9. Populasi yang diambil sebagai sampel sebanyak 30 rumah dari proses pemilihan sampel yang representatif dari seluruh rumah yang ada pada permukiman kumuh tersebut. Hasil: Terdapat 29 rumah yang belum memenuhi syarat rumah sehat. Untuk rumah yang mendapatkan skor ≥ 1068, hanya ada 1 rumah yang memenuhi syarat rumah sehat, yaitu dengan nilai 1087. Dalam evaluasi perilaku terhadap 30 rumah, perilaku membuka jendela di kamar tamu dan ruang keluarga mendapat penilaian paling rendah. Simpulan: Sebanyak 90% rumah tidak memenuhi syarat sebagai kategori rumah sehat. Hal ini didominasi oleh faktor yang terkait dengan sarana sanitasi dan perilaku penghuni. Perlunya pemenuhan sarana dan edukasi sebagi rencana tindak lanjut perbaikan.
HUBUNGAN MUTU PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK AISYIYAH SAMARINDA TAHUN 2024 Wardani, Citra Rizki; Adrianto, Ratno; Sumarni, Sumarni; AR, Chaerunnisa; Elvira, Vivi Filia
Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia Vol 13, No 1 (2025): April 2025
Publisher : Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmki.13.1.2025.110-22

Abstract

Data on outpatient visits at Aisyiyah Samarinda Mother and Child Hospital in 2022-2024 where the data for 2022 is 9,839 visitors, in 2023 there has been an increase where the number of patient visits amounted to 18,689 visitors, and in 2024 until October there was a decrease where the number of patient visits amounted to 15,783 visitors. This study aims to determine the relationship between service quality and outpatient satisfaction at Aisyiyah Samarinda Maternal and Child Hospital in 2024. This type of research is quantitative research using cross sectional studies. The number of samples was 132 respondents using the purposive sampling technique. Data analysis uses univariate and bivariate analysis with chi squared test. The results showed that there was a relationship between technical competence (ρ = 0.025), access to services (ρ = 0.001), and comfort (0.008) with outpatient satisfaction at RSIA Aisyiyah Samarinda. Meanwhile, there was no relationship between human relationships (ρ = 0.916) and outpatient satisfaction at RSIA Aisyiyah Samarinda. So it can be concluded that there is a relationship between technical competence, access to services, and comfort with patient satisfaction. However, there was no relationship between human relationships and outpatient satisfaction at RSIA Aisyiyah Samarinda.
ECOBRICK SEBAGAI SOLUSI DALAM MINIMASI LIMBAH PADAT DI KAWASAN WISATA PESISIR KABUPATEN BERAU Fitrah, Muhammad Aidil; Elvira, Vivi Filia; Syamsir, Syamsir; Rachmawati, Ayudhia; Ningsih, Riyan; Sedionoto, Blego; Badrah, Sitti
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 9, No 2 (2025): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v9i2.29578

Abstract

Abstrak: Produksi limbah padat di kawasan wisata pesisir terus meningkat akibat perilaku dan praktik pengelolaan sampah yang tidak memadai sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan pesisir. Salah satu solusi inovasi untuk minimasi limbah padat khususnya plastik secara sederhana melalui pembuatan ecobrick. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam pengelolaan limbah padat di kawasan wisata pesisir Kab. Berau. Metode yang diterapkan dalam kegiatan pengabdian Masyarakat meliputi tahap persiapan, sosialisasi, simulasi praktik, serta monitoring dan evaluasi menggunakan instrumen pre-test dan post-test dengan jumlah sampel 13 Orang (n-13). Hasil evaluasi menunjukkan rata-rata pengetahuan masyarakat dari 76,92% pada pre-test menjadi 92,3% pada post-test, dengan peningkatan sebesar 15,38%. Berdasarkan hasil tersebut maka disimpulkan terdapat peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan limbah plastik menjadi ecobrick. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan dan bernilai ekonomis di kawasan wisata pesisir.Abstract: Solid waste production in coastal tourism areas continues to increase due to inadequate waste management behavior and practices, causing pollution of the coastal environment. One of the innovative solutions for solid waste minimization, especially plastic, is simply through ecobricking. This community service activity aims to increase community knowledge and skills in solid waste management in the coastal tourism area of Teluk Sulaiman Village, Biduk-biduk District, Berau Regency. The methods applied in community service activities include the preparation stage, socialization, practical simulation, and monitoring and evaluation using pre-test and post-test instruments with a sample size of 13 people (n-13). The evaluation results show the average community knowledge from 76.92% in the pre-test to 92.3% in the post-test, with an increase of 15.38%. Based on these results, it is concluded that there is an increase in community knowledge about managing plastic waste into eco-bricks. This activity is expected to significantly contribute to sustainable environmental management and economic value in coastal tourism areas.
Pelatihan Guru UKS se-Kota Samarinda untuk mewujudkan sekolah sehat mencetak generasi hebat Ningsih, Riyan; Rachmawati, Ayudhia; Syamsir, Syamsir; Elvira, Vivi Filia; Thohira, Morrin Choirunnisa
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 5 (2025): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i5.34042

Abstract

AbstrakSekolah menjadi institusi pendidikan yang bertanggung jawab dalam menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan siswa, baik secara fisik, mental, dan sosial. Namun, di Kota Samarinda, banyak sekolah dasar yang menghadapi berbagai tantangan, seperti fasilitas sanitasi yang tidak memadai, pengelolaan limbah yang buruk, dan kurangnya pendidikan kesehatan. Data menunjukkan bahwa dari 227 SD yang ada, hanya 8,37% yang meraih penghargaan adiwiyata, yang mana menunjukkan masih rendahnya optimalisasi program sekolah sehat berbasis lingkungan. Guru UKS memiliki peran strategis dalam membina perilaku hidup bersih dan sehat. Oleh karena itu, kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan meningkatkan kapasitas guru UKS melalui pelatihan terpadu yang mencakup peningkatan pengetahuan, keterampilan, serta rencana penyusunan rencana sekolah sehat yang aplikatif dan berkelanjutan. Mitra dalam kegiatan adalah Dinas Pendidikan Kota Samarinda dengan peserta 72 guru UKS dari SD Negeri dan Swasta, yang mengalami tantangan dalam aspek perencanaan program dan keterbatasan SDM yang terlatih. Pelaksanaan kegiatan melalui tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan pelatihan (penyajian materi, pembagian booklet, dan diskusi), serta evaluasi menggunakan pre-test dan post-test. Materi yang diberikan meliputi konsep sekolah sehat, gizi seimbang, PHBS, kesehatan mental, dan mekanisme pelaporan kegiatan UKS. Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan peserta sebesar 27,55% setelah pelatihan (p-value 0,000, uji Wilcoxon). Kegiatan ini juga menghasilkan modul pelatihan, panduan pelaporan UKS, serta penandatanganan kerja sama (MOA dan IA) antara Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Mulawarman dan Dinas Pendidikan Kota Samarinda. Secara keseluruhan, kegiatan ini efektif meningkatkan kompetensi guru UKS dan memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam menciptakan sekolah yang sehat, aman, dan berkelanjutan, guna meningkatkan kuantitas sekolah dengan predikat adiwiyata. Kata kunci: sekolah sehat; Guru UKS; pelatihan; perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS); sekolah dasar Abstract Schools play a crucial role in fostering students’ physical, mental, and social health by providing supportive learning environments. In Samarinda, many elementary schools still face significant obstacles such as inadequate sanitation, poor waste management, and limited health education. Data show that only 8.37% of the 227 elementary schools have received the Adiwiyata award, reflecting the low optimization of environment-based healthy school programs. UKS (school health unit) teachers hold a strategic role in promoting clean and healthy behavior among students. To address these issues, a community engagement program was initiated to improve the capacity of UKS teachers through integrated training that enhances knowledge, skills, and the ability to develop sustainable school health action plans. Conducted in partnership with the Samarinda City Education Office, the program engaged 72 UKS teachers from public and private elementary schools, many of whom face challenges in planning and lack access to trained human resources. The program was carried out in three phases: preparation, training (including material presentation, booklet distribution, and discussion), and evaluation using pre- and post-tests. The training covered topics such as healthy school concepts, balanced nutrition, clean and healthy living behaviors (PHBS), mental health, and UKS reporting mechanisms. Evaluation results revealed a 27.55% increase in participant knowledge (p-value = 0.000, Wilcoxon test). The initiative also produced a training module, a UKS reporting guide, and a formal collaboration agreement (MOA and IA) between the Faculty of Public Health, Mulawarman University, and the Samarinda City Education Office. Overall, the program successfully enhanced teacher competence and promoted cross-sector collaboration to support the development of healthier, safer, and more sustainable schools, with the long-term goal of increasing Adiwiyata recognition. Keywords: healthy school; school health unit (UKS); teacher training; clean and healthy living behavior (PHBS); elementary school
Sanitasi Makanan Pada Rumah Makan Azzahrah, Annisa Nur; Elvira, Vivi Filia
Buletin Keslingmas Vol. 43 No. 1 (2024): BULETIN KESLINGMAS VOL. 43 NO. 1 TAHUN 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/keslingmas.v43i1.10826

Abstract

Sanitasi makanan di rumah makan sangat penting untuk diperhatikan agar makanan dan minuman yang dihasilkan tetap bersih dan sehat serta terhindar dari kontaminasi bakteri yang ada disekitarnya. Rumah makan merupakan suatu tempat pengolahan makanan yang perlu memperhatikan tahapan 6 prinsip sanitasi makanan mulai dari pemilihan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan, penyimpanan makanan jadi, pengangkutan makanan dan penyajian makanan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1096 Tahun 2011, hygiene sanitasi pangan adalah upaya menjaga, mempertahankan dan mengendalikan faktor pangan, penjamah, tempat dan peralatan yang akan digunakan pada saat pengolahan pangan yang dapat menimbulkan penyakit yang ditularkan melalui makanan seperti penyakit diare, kolera dan hepatitis A. Oleh karena itu maka perlu dilaksanakan kegiatan Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) rumah makan yang dilaksanakan oleh UPTD Puskesmas Baru Tengah. Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode total sampling. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode langsung atau turun langsung ke lapangan dan metode tidak langsung atau menggunakan data sekunder mengenai hygiene sanitasi makanan rumah makan yang ada di Puskesmas Baru Tengah. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini ialah kuesioner. Hasil penelitian yang telah dilakukan ialah seluruh rumah makan yang ada di wilayah Puskesmas Baru Tengah telah memenuhi syarat dalam prinsip hygiene sanitasi makanan, namun terdapat beberapa aspek yang belum terpenuhi seperti penggunaan APD oleh penjamah makanan, penggunaan tempat pencucian peralatan dan penggunaan tempat sampah yang tidak tertutup. Kegiatan Pemeriksaan Kesehatan Lingkungan pada rumah makan bertujuan untuk mengetahui gambaran sanitasi makanan pada rumah makan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Baru Tengah.
Analisis Faktor Risiko Dalam Penggunaan Pestisida Terhadap Keluhan Hipertensi Pada Petani Holtikurtura Di Desa Jembayan Kecamatan Loa Kulu Setiawan, Anggi Bagus; Ningsih, Riyan; Elvira, Vivi Filia
Buletin Keslingmas Vol. 44 No. 1 (2025): BULETIN KESLINGMAS: VOL. 44 NO. 1 TAHUN 2025
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/keslingmas.v44i1.12812

Abstract

Peningkatan permintaan hasil hortikultura mendorong petani menggunakan pestisida kimia untuk mengendalikan hama. Namun, penggunaan yang tidak tepat, berlebihan, tanpa mengikuti aturan, dan tanpa APD menimbulkan risiko kesehatan, seperti hipertensi, serta mencemari lingkungan. Di Desa Jembayan, mayoritas penduduk bekerja sebagai petani, dengan lonjakan penggunaan pestisida akibat ledakan hama dalam beberapa tahun terakhir.  Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional untuk menganalisis faktor risiko penggunaan pestisida terhadap hipertensi pada 50 petani hortikultura. Variabel yang diteliti meliputi jenis pestisida, frekuensi dan durasi penyemprotan, penggunaan APD, masa kerja, serta metode penyemprotan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 74% petani tidak menggunakan APD sesuai standar. Faktor risiko signifikan terhadap hipertensi meliputi durasi penyemprotan lebih dari tiga jam (P = 0,00), masa kerja >10 tahun (P = 0,015), arah angin (P = 0,00), dan kebiasaan merokok (P = 0,00), sedangkan penggunaan APD yang memadai (P = 0,021) mengurangi risiko.  Mayoritas responden adalah laki-laki produktif dengan pendidikan atas, namun tingkat kepatuhan terhadap penggunaan APD masih rendah karena alasan ketidaknyamanan. Meskipun frekuensi penyemprotan rendah, durasi lama serta paparan pestisida akibat arah angin dan kebiasaan merokok meningkatkan risiko. Pestisida yang paling sering digunakan adalah fungisida dan insektisida, dengan sebagian besar petani memiliki masa kerja lebih dari 10 tahun dan lahan kurang dari satu hektar. Oleh karena itu, diperlukan edukasi, penyediaan APD yang ergonomis, serta praktik pertanian aman untuk mengurangi dampak pestisida.
Analysis Environmental Factors of Diarrhea in East Kalimantan Province Based on a Large-Scale Survey Fitrah, Muhammad Aidil; Rachmawati, Ayudhia; Elvira, Vivi Filia; Thohira, Morrin Choirunnisa; Syamsir, Syamsir
Mulawarman International Conference on Tropical Public Health Vol. 2 No. 2 (2025): The 4th MICTOPH
Publisher : Faculty of Public Health Mulawarman University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background : Diarrhea remains a global public health problem with high morbidity and mortality rates. Environmental conditions such as poor sanitation infrastructure and hygiene practices have the potential to increase the risk of diarrhea. Objective : This study aims to analyze the relationship between environmental factors and the incidence of diarrhea in East Kalimantan Province based on big data from the 2023 Indonesian Health Survey (SKI). Research Methods/ Implementation Methods : This study employed a cross-sectional design using secondary data from 15,854 SKI respondents. Variables included gender, education, drinking water sources, water quality and treatment, storage containers, wastewater disposal, waste management, sanitation access, and hygiene practices. Data were analyzed using Chi-square and logistic regression to determine independent environmental factors influencing diarrhea incidence. Results : The prevalence of diarrhea was 2.1%. Bivariate analysis showed a significant association between the incidence of diarrhea and education (p=0.001), drinking water source (p=0.003), physical quality of drinking water (p=0.000), raw water source (p=0.012), waste management (p=0.002), and sanitation hygiene (p=0.000). In the models of multivariable logistic regression analysis, it was found that physical quality of drinking water (AOR=2.058; p<0.001), level of education (AOR=2.008; p<0.001), and waste management (AOR=1.276; p=0.032) were the main determinants of diarrhea incidence. Conclusion/Lesson Learned : Poor drinking water quality, low levels of education, and inadequate waste management increase the risk of diarrhea in East Kalimantan. Efforts to improve water quality, environmental health education, and household-based waste management need to be strengthened to reduce the incidence of diarrhea.
Descriptive Study of Waste Management, Sanitation, and Environmental Factors Affecting Mosquito Breeding in Karang Tunggal Village Pangastiti, Aura Nurani; Putri, Salwa Az Zahra; Abigael, Marchya; Firda Mar Atus; Juniandra, Muhamad Rifandi; Sari, Puspita Wulan; Elvira, Vivi Filia
Mulawarman International Conference on Tropical Public Health Vol. 2 No. 2 (2025): The 4th MICTOPH
Publisher : Faculty of Public Health Mulawarman University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background : Environmental health in Rejo Sari Hamlet, Karang Tunggal Village, Tenggarong Seberang District, particularly in RT 05, 06, 07, and 17, remains suboptimal due to the accumulation of inorganic waste, the habit of burning garbage, and limited sanitation facilities such as proper latrines and drainage systems. This condition is exacerbated by the low utilization of mosquito- repellent plants, poor household ventilation, and high humidity that supports the breeding of Aedes aegyptimosquitoes, the vector of dengue fever. Objective : To identify and analyze the environmental health conditions in Karang Tunggal Village, Tenggarong Seberang District, focusing on waste management, sanitation, and environmental factors contributing to the risk of mosquito-borne diseases. Research Methods/ Implementation Methods : This study employed a descriptive survey method with both quantitative and qualitative approaches. Data were collected through direct environmental observations, interviews with residents and community leaders, and questionnaires related to waste management, sanitation facilities, and community hygiene behavior. The data were analyzed descriptively to obtain a comprehensive overview of the environmental health conditions. Results : The findings revealed the accumulation of inorganic waste due to the lack of waste collection facilities and inadequate household waste management. Sanitation conditions were also substandard, with poor ventilation and high humidity supporting mosquito breeding. Interviews showed that 81.7% of respondents still burned household waste, while 78.9% used window screens as a preventive measure against vector-borne diseases. Prior to the educational intervention, most residents were unfamiliar with the 5R concept; however, after the activity, knowledge and understanding of waste segregation and recycling practices improved significantly. Conclusion/Lesson Learned : Environmental health conditions in Karang Tunggal Village remain a significant concern, particularly in waste management and mosquito control. Focused interventions on improving sanitation facilities, enhancing community education on waste management, increasing household ventilation, and promoting the use of mosquito-repellent plants are essential to improve environmental quality and prevent disease transmission.