Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

PENGARUH PEMBUBUHAN TAWAS DALAM MENURUNKAN TSS PADA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT Ningsih, Riyan
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 6, No 2 (2011)
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Untuk mengendapkan padatan tersuspensi dalam air limbah diperlukan bahan kimia koagulan dengan dosis yang sesuai. Tujuan penelitian ini untuk menge-tahui dosis optimum yang dapat menurunkan kadar TSS air limbah dan untuk mengetahui perbedaan penurunan TSS sebelum dan sesudah pembubuhan tawas dengan dosis optimum. Desain penelitian menggunakan rancangan eksperimen semu. Variabel penelitian terdiri atas kadar TSS (variabel terikat), dosis optimum (variabel bebas), pH, suhu dan tingkat kekeruhan (variabel peng-ganggu), waktu pengadukan, kecepatan pengadukan, dan tempat pengambilan sampel (variabel kendali). Analisis data menggunakan uji t-test paired. Hasil percobaan pendahuluan diperoleh dosis optimum 70 mg/l. Hasil parameter TSS tanpa pembubuhan tawas antara 618 mg/l sampai 170 mg/l, setelah  pembubuhan tawas dengan dosis optimum TSS turun menjadi antara 60 mg/l sampai 40 mg/l. Hasil uji statistik diperoleh p =0,019 (ada perbedaan bermakna  kadar TSS sebelum dan sesudah  pembubuhan tawas dengan dosis optimum). AbstractTo precipitate suspended solids in wastewater, it is necessary to take a chemical coagulant with optimum dose. The purpose in this study was to determine the optimum dose required to reduce level of TSS in the wastewater, and to obtain whether there were significant differences on the reduction of TSS before and after affixing the optimum dose of alum. The design of this study was quasi-experimental design. The variables of this study include TSS levels (dependent variable), the optimum dose (independent variables), pH, temperature, and turbidity level (confounding variable), stirring time, and stirring speed. The sampling place is fixed as control variable. Data analyzed by using paired t-test. The results of preliminary experiments fix the optimum dose of 70 mg / l. TSS parameter without alum obtained between 618 mg / l to 170 mg / l, and after affixing the optimum dose of alum, TSS dropped to between 60 - 40 mg / l. The result of statistical test obtained is p = 0,019 (there were significant differences in TSS levels before and after the affixing of optimum alum dose).Keywords: Optimum Dose; Alum; TSS levels
PENYULUHAN HYGIENE SANITASI MAKANAN DAN MINUMAN, SERTA KUALITAS MAKANAN YANG DIJAJAKAN PEDAGANG DI LINGKUNGAN SDN KOTA SAMARINDA Ningsih, Riyan
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 10, No 1 (2014)
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Makanan merupakan kebutuhan mendasar bagi hidup manusia. Kasus keracunan makanan dan penyakit infeksi karena makanan cenderung meningkat. Anak-anak sering menjadi korban penyakit tersebut. Salah satu penyebabnya adalah karena tidak memperhatikan kebersihan perorangan dan lingkungannya dalam proses pengelolaan makanan. Tujuan Penelitian ini menganalisis tingkat pengetahuan, praktik hygiene sanitasi makanan dan minuman sebelum dan sesudah diberi penyuluhan dan mengetahui kualitas makanan secara mikrobiologis. Jenis penelitian pre eksperimen the one group pre tes - post test design. Populasinya adalah seluruh pedagang makanan yang menjajakan makanannya sebanyak 24 orang. Teknik samplingnya total sampling. Pengambilan data dengan wawancara dan observasi menggunakan kuesioner serta pemeriksaan makanan secara mikrobiologis. Analisis data yang digunakan dengan univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki 58,3% dengan tingkat pendidikan SMA 33,3%. Fasilitas sanitasi di sekitar tempat berdagang sebagian besar memenuhi syarat. Ada perbedaan pengetahuan, praktik hygiene sanitasi makanan dan minuman sebelum dan sesudah penyuluhan (p<α), Tidak ada hubungan antara pengetahuan, praktik hygiene dengan kualitas makanan secara mikrobiologis sebelum dan sesudah penyuluhan. Hasil pemeriksaan laboratorium ada bakteri E. coli sebanyak 4,17%. Food is a basic necessity for human life . Cases of food poisoning and infectious diseases because the food is likely to increase . Children often become victims of the disease . One reason is because they do not pay attention to personal hygiene and the environment in the process of food management . This study analyzes the level of objective knowledge , sanitary hygiene practices of food and drinks before and after are educated and know the quality of the food is microbiologically. The pre- experimental type of research one group pre test - post test design . Its population is around the food vendors peddling food as many as 24 people . Total sampling techniques sampling . Intake interview and observation data by using questionnaires and microbiological examination of foods . Analysis of the data used by univariate and bivariate . The results showed the majority of respondents male sex 58.3 % to 33.3 % high school education level . Sanitation facilities in nearby trade most qualified . There are differences in knowledge , food sanitation and hygiene practices drinks before and after counseling ( P < α ) , There is no corellation between knowledge , hygiene practices with the microbiological quality of food before and after counseling. laboratory test results bacteria E. coli as much as 4.17 % .
The Correlation Factors of Washing Technique Equipment With Health Cutlery in Delicatessens In The Work Area Port Health Office Samarinda Ningsih, Riyan; Widyasari, Octy; K, Iriyani
Kes Mas: Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Vol 9, No 2 (2015): Kes Mas: Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.367 KB) | DOI: 10.12928/kesmas.v9i2.2153

Abstract

Hygiene of food and beverages is influenced by cutlery. Behavioral factor related to the food management is an important factor in food hygiene. The purpose of this study is to determine the relationship of knowledge and washing techniques practice with the hygiene tableware at food stalls.The design of this study was Cross-sectional. The study was conducted in food stall at the Port Health Office Samarinda using observation method completed by cutlery hygiene inspection. The research samples were 4 to 5 tableware and 30 samples of food handlers. Mann Whitney test was used as the data analysis.The findings showed that there was no relationship between knowledge and hygiene of utensils (ρ value = 0370), while there was a relationship between the practice of cleanliness of cutlery (ρ value = 0.002) in food stall at The Port health Office area in Samarinda.Suggestions for food handlers are to soak the cutlery in advance so that the rest of the food stuck or the hardened part can be easily off and cleaned. Do the rinsing with the running water or frequently replace the rinse water. Re-clean the cutlery using a clean cloth or frequently replaced and keep cutlery in proper place, avoid the dust and dirt. To the related institutions are expected to do the regular inspection of the cutlery, do the monitoring and evaluation to coaching and training and the need of local regulations governing cleanliness of food stalls in the port authority. Keywords: the Health of Cutlery, Knowledge, Behavior, Practice
PENYULUHAN HYGIENE SANITASI MAKANAN DAN MINUMAN, SERTA KUALITAS MAKANAN YANG DIJAJAKAN PEDAGANG DI LINGKUNGAN SDN KOTA SAMARINDA Ningsih, Riyan
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 10, No 1 (2014)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v10i1.3071

Abstract

Makanan merupakan kebutuhan mendasar bagi hidup manusia. Kasus keracunan makanan dan penyakit infeksi karena makanan cenderung meningkat. Anak-anak sering menjadi korban penyakit tersebut. Salah satu penyebabnya adalah karena tidak memperhatikan kebersihan perorangan dan lingkungannya dalam proses pengelolaan makanan. Tujuan Penelitian ini menganalisis tingkat pengetahuan, praktik hygiene sanitasi makanan dan minuman sebelum dan sesudah diberi penyuluhan dan mengetahui kualitas makanan secara mikrobiologis. Jenis penelitian pre eksperimen the one group pre tes - post test design. Populasinya adalah seluruh pedagang makanan yang menjajakan makanannya sebanyak 24 orang. Teknik samplingnya total sampling. Pengambilan data dengan wawancara dan observasi menggunakan kuesioner serta pemeriksaan makanan secara mikrobiologis. Analisis data yang digunakan dengan univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki 58,3% dengan tingkat pendidikan SMA 33,3%. Fasilitas sanitasi di sekitar tempat berdagang sebagian besar memenuhi syarat. Ada perbedaan pengetahuan, praktik hygiene sanitasi makanan dan minuman sebelum dan sesudah penyuluhan (p<α), Tidak ada hubungan antara pengetahuan, praktik hygiene dengan kualitas makanan secara mikrobiologis sebelum dan sesudah penyuluhan. Hasil pemeriksaan laboratorium ada bakteri E. coli sebanyak 4,17%. Food is a basic necessity for human life . Cases of food poisoning and infectious diseases because the food is likely to increase . Children often become victims of the disease . One reason is because they do not pay attention to personal hygiene and the environment in the process of food management . This study analyzes the level of objective knowledge , sanitary hygiene practices of food and drinks before and after are educated and know the quality of the food is microbiologically. The pre- experimental type of research one group pre test - post test design . Its population is around the food vendors peddling food as many as 24 people . Total sampling techniques sampling . Intake interview and observation data by using questionnaires and microbiological examination of foods . Analysis of the data used by univariate and bivariate . The results showed the majority of respondents male sex 58.3 % to 33.3 % high school education level . Sanitation facilities in nearby trade most qualified . There are differences in knowledge , food sanitation and hygiene practices drinks before and after counseling ( P < α ) , There is no corellation between knowledge , hygiene practices with the microbiological quality of food before and after counseling. laboratory test results bacteria E. coli as much as 4.17 % .
PENGARUH PEMBUBUHAN TAWAS DALAM MENURUNKAN TSS PADA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT Ningsih, Riyan
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 6, No 2 (2011)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v6i2.1756

Abstract

Untuk mengendapkan padatan tersuspensi dalam air limbah diperlukan bahan kimia koagulan dengan dosis yang sesuai. Tujuan penelitian ini untuk menge-tahui dosis optimum yang dapat menurunkan kadar TSS air limbah dan untuk mengetahui perbedaan penurunan TSS sebelum dan sesudah pembubuhan tawas dengan dosis optimum. Desain penelitian menggunakan rancangan eksperimen semu. Variabel penelitian terdiri atas kadar TSS (variabel terikat), dosis optimum (variabel bebas), pH, suhu dan tingkat kekeruhan (variabel peng-ganggu), waktu pengadukan, kecepatan pengadukan, dan tempat pengambilan sampel (variabel kendali). Analisis data menggunakan uji t-test paired. Hasil percobaan pendahuluan diperoleh dosis optimum 70 mg/l. Hasil parameter TSS tanpa pembubuhan tawas antara 618 mg/l sampai 170 mg/l, setelah  pembubuhan tawas dengan dosis optimum TSS turun menjadi antara 60 mg/l sampai 40 mg/l. Hasil uji statistik diperoleh p =0,019 (ada perbedaan bermakna  kadar TSS sebelum dan sesudah  pembubuhan tawas dengan dosis optimum). AbstractTo precipitate suspended solids in wastewater, it is necessary to take a chemical coagulant with optimum dose. The purpose in this study was to determine the optimum dose required to reduce level of TSS in the wastewater, and to obtain whether there were significant differences on the reduction of TSS before and after affixing the optimum dose of alum. The design of this study was quasi-experimental design. The variables of this study include TSS levels (dependent variable), the optimum dose (independent variables), pH, temperature, and turbidity level (confounding variable), stirring time, and stirring speed. The sampling place is fixed as control variable. Data analyzed by using paired t-test. The results of preliminary experiments fix the optimum dose of 70 mg / l. TSS parameter without alum obtained between 618 mg / l to 170 mg / l, and after affixing the optimum dose of alum, TSS dropped to between 60 - 40 mg / l. The result of statistical test obtained is p = 0,019 (there were significant differences in TSS levels before and after the affixing of optimum alum dose).Keywords: Optimum Dose; Alum; TSS levels
THE CORRELATION FACTORS OF WASHING TECHNIQUE EQUIPMENT WITH HEALTH CUTLERY IN DELICATESSENS IN THE WORK AREA PORT HEALTH OFFICE SAMARINDA Ningsih, Riyan; Widyasari, Octy; K, Iriyani
Kes Mas: Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Vol 9, No 2 (2015): Kes Mas: Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.367 KB) | DOI: 10.12928/kesmas.v9i2.2153

Abstract

Hygiene of food and beverages is influenced by cutlery. Behavioral factor related to the food management is an important factor in food hygiene. The purpose of this study is to determine the relationship of knowledge and washing techniques practice with the hygiene tableware at food stalls.The design of this study was Cross-sectional. The study was conducted in food stall at the Port Health Office Samarinda using observation method completed by cutlery hygiene inspection. The research samples were 4 to 5 tableware and 30 samples of food handlers. Mann Whitney test was used as the data analysis.The findings showed that there was no relationship between knowledge and hygiene of utensils (? value = 0370), while there was a relationship between the practice of cleanliness of cutlery (? value = 0.002) in food stall at The Port health Office area in Samarinda.Suggestions for food handlers are to soak the cutlery in advance so that the rest of the food stuck or the hardened part can be easily off and cleaned. Do the rinsing with the running water or frequently replace the rinse water. Re-clean the cutlery using a clean cloth or frequently replaced and keep cutlery in proper place, avoid the dust and dirt. To the related institutions are expected to do the regular inspection of the cutlery, do the monitoring and evaluation to coaching and training and the need of local regulations governing cleanliness of food stalls in the port authority. Keywords: the Health of Cutlery, Knowledge, Behavior, Practice
HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK Tiara Ulfa, Saskia; Hasibuan, Uli Makmun; Muslikha, Indis; Ningsih, Riyan
Komprehensif Vol 2 No 1 (2024)
Publisher : CV Edu Tech Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan memiliki peranan penting di dalam kehidupan manusia untuk mencerdaskan bangsa, mengembangkan kemampuan, membentuk pribadi seseorang, dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia sesuai perkembangan zaman. Pendidikan juga akan menciptakan generasi baru yang dapat bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, nusa, bangsa, dan agama. Untuk mendukung agar pendidikan berjalan dengan baik, seorang guru harus mampu mengidentifikasi dan memahami gaya belajar siswa yang paling cocok untuk siswanya jika mereka ingin belajarnya berjalan dengan baik. Gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi. Ada beberapa tipe gaya belajar diantaranya yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditorial dan gaya belajar kinestetik. Setiap siswa memiliki pendekatan pembelajaran yang berbeda, dan setiap siswa cenderung menggunakan pendekatan pembelajaran tertentu selama proses pembelajaran. Bimbingan dan konseling adalah istilah yang mengacu pada proses bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh seorang pembimbing (konselor) kepada seseorang (konseli) melalui hubungan timbal balik atau pertemuan tatap muka. Tujuan dari bantuan ini adalah agar konseli dapat memahami dan menemukan masalahnya sendiri.
Efektifitas Pelaksanaan Konseling Dengan Memahami Perbedaan Budaya Nurvita Sembiring, Zeani Chi; Yolanda, Yuke; Ningsih, Riyan
Khidmat Vol 2 No 1 (2024)
Publisher : CV Edu Tech Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penerapan konseling yang efektif membutuhkan pemahaman mendalam tentang perbedaan budaya yang mungkin memengaruhi dinamika interaksi antara konselor dan klien. Dalam konteks ini, penelitian ini mengeksplorasi efektivitas pelaksanaan konseling dengan memperhatikan aspek perbedaan budaya. Melalui pendekatan kualitatif, data dikumpulkan dari literatur ilmiah dan studi kasus untuk mengevaluasi bagaimana pemahaman yang mendalam tentang perbedaan budaya dapat meningkatkan efektivitas konseling. Temuan menunjukkan bahwa kesadaran terhadap perbedaan budaya, seperti nilai, norma, dan bahasa, dapat memfasilitasi hubungan yang lebih baik antara konselor dan klien, meningkatkan pemahaman klien tentang diri mereka sendiri, dan meningkatkan hasil konseling secara keseluruhan. Namun, tantangan seperti stereotip dan prasangka budaya, serta kesulitan dalam menavigasi perbedaan budaya yang kompleks, juga perlu diatasi untuk memastikan pelaksanaan konseling yang efektif. Dengan demikian, pemahaman yang mendalam tentang perbedaan budaya menjadi kunci dalam meningkatkan efektivitas konseling, memperkuat hubungan konselor-klien, dan mencapai hasil yang positif dalam konteks lintas budaya
Bimbingan, Pembukuan Sederhana Bimbingan Pembukuan Sederhana Pelaku UMKM di Pasar Kelurahan Harapan Baru Ananda Najla Syakira Putri; Ningsih, Riyan
Inovasi Teknologi Masyarakat (INTEKMAS) Vol. 2 No. 1 (2024): June 2024
Publisher : Wadah Inovasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53622/intekmas.v2i1.209

Abstract

Bimbingan pembukuan sederhana bagi para pelaku UMKM di daerah Kelurahan Harapan Baru bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pelaku UMKM dalam mengelola keuangan usaha mereka. Metode yang digunakan untuk kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah berupa bimbingan pembuatan pembukuan dan juga memberikan materi yang terkait dengan pedoman akuntansi keuangan UMKM. Kegiatan dilaksanakan selama 1 hari dengan mengadakan 1 kali pertemuan pada setiap pelaku usaha, dengan jumlah peserta sebanyak 3 pelaku usaha. Hasil dari kegiatan ini adalah mayoritas pelaku usaha menerapkan pembukuan sederhana untuk usaha mereka. Sebagai hasil dari bimbingan, pelaku UMKM mampu membuat pembukuan sederhana yang memungkinkan mereka untuk mengukur kinerja usaha mereka serta mampu membuat keputusan untuk usahanya agar lebih baik di masa depan. Bimbingan ini diharapkan dapat membantu para pelaku UMKM di Pasar Kelurahan Harapan Baru lebih mahir dalam mengelola keuangan usahanya dengan pembukuan yang penulis berikan. Selain itu, dengan bimbingan ini juga dapat memberikan dukungan bagi pertumbuhan ekonomi lokal melalui peningkatan kualitas pengelolaan keuangan pelaku UMKM di Kelurahan Harapan Baru.
Socialization of Making Silage for Animal Feed to the Community in Empas Village, Melak District, West Kutai Regency Veronika; Ningsih, Riyan
ANDIL Mulawarman Journal of Community Engagement Vol. 2 No. 2 (2025): ANDIL Mulawarman J Comm Engag
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M), Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/andil.v2i2.1637

Abstract

Empas Village is located in Selaka District, West Kutai Regency and has many village people who choose to raise their livestock as their side jobs. However, people who raise livestock in Empas Village face a problem, namely there is no availability of feed caused by the green rainy season will be abundant but if they have entered the dry season, it will decrease other than that it is also caused by uncertain climate conditions. Therefore, activities of community service are carried out by conducting socialization to provide education about fermented green education using EM4 (silasses) as livestock feed. This activity was carried out to help the Empas village people who have livestock such as cows and are carried out by devotion methods, training to farmers. Based on the results from making livestock feed carried out using EM4 proved to give good organoleptic results