Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

Faktor Yang Mempengaruhi Self Care Pada Remaja Yang Mengalami Dismenore di Long Ikis Kalimantan Timur Fatmawati, Atikah; Wahyu Ariyanti, Fitria; Putri Kurniasari, Harni
Jurnal Ilmiah Ners Indonesia Vol 2 No 2 (2021): November 2021
Publisher : Program Studi Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.017 KB) | DOI: 10.22437/jini.v2i2.15548

Abstract

Dysmenorrhea is still one of the most common conditions experienced by adolescents of reproductive age. Self-care when experiencing dysmenorrhea is important to pay attention to maintain reproductive health. The purpose of this study was to identify factors that influence self-care in adolescents with dysmenorrhea. An online survey-based cross-sectional study was conducted to identify factors that influence self-care when experiencing dysmenorrhea. The sampling technique used proportionate stratified random sampling with a sample size of 60 people. The Adolescent Dysmenorrheic Self-Care Scale (ADSCS) used the instrument, consisting of 40 statement items with four answer choices on a Likert scale. The statistical test was used to identify the relationship between variables, namely Pearson Correlation and Spearman Rho. The results showed that the average value of the ADSCS was 108.62 (SD 14.480), with the average of each indicator, namely seeking knowledge 12.6 (SD 2.026), emotional expression 16.6 (SD 3.385), seeking help 10.6 (SD 2.352), control over external factors 19 (SD 3.135), resource utilization 34.7 (SD 6851), and self-control 15 (SD 2.393). There is a relationship between age (p value 0.000; r 0.439), age at menarche (p value 0.000; r 0.439), information exposure (p value 0.011; r 0.324), source of information (p value 0.007; r 0.347), menstrual status (p value 0.000; r 0.463), and complaints during menstruation (p value 0.007; r 0.347) with self-care performed when experiencing dysmenorrhea. Understanding adolescent self-care behaviors and related factors can help identify potentially harmful or ineffective adolescent behaviors, so that appropriate management and education plans can be developed. Active participation of adolescents, health workers, schools, and parents is needed to maintain and maintain positive self-care behaviors when experiencing dysmenorrhea. Abstrak Dismenore masih menjadi salah satu kondisi yang banyak dialami oleh remaja pada usia reproduktif. Perawatan diri saat mengalami dismenore menjadi penting untuk diperhatikan guna menjaga kesehatan reproduksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi factor yang mempengaruhi self-care pada remaja yang mengalami dismenore. Studi cross sectional berbasis survey online dilakukan untuk mengidentifikasi factor yang mempengaruhi self-care saat mengalami dismenore. Teknik sampling menggunakan proportionate stratified random sampling dengan jumlah sampel 60 orang. Instrument yang digunakan adalah Adolescent Dysmenorrheic Self-Care Scale (ADSCS), terdiri dari 40 item pernyataan dengan 4 pilihan jawaban berskala Likert. Uji statistic yang digunakan untuk mengindentifikasi hubungan antar variable yaitu Pearson Correlation dan Spearman Rho. Hasil penelitian didapatkan rata-rata nilai dari ADSCS adalah 108.62 (SD=14.480), dengan rata-rata masing-masing indicator, yaitu mencari pengetahuan 12.6 (SD=2.026), ekspresi emosi 16.6 (SD=3.385), mencari bantuan 10.6 (SD=2.352), control atas factor eksternal 19 (SD=3.135), pemanfaatan sumber daya 34.7 (SD=6.851), dan pengendalian diri 15 (SD=2.393). Terdapat hubungan antara usia (p value 0.000; r=0.439), usia menarche (p value 0.000; r=0.439), keterpaparan informasi (p value 0.011; r=0.324), sumber informasi (p value 0.007; r=0.347), status menstruasi (p value 0.000; r=0.463), dan keluhan saat menstruasi (p value 0.007; r=0.347) dengan self-care yang dilakukan saat mengalami dismenore. Memahami perilaku perawatan diri remaja dan faktor yang terkait dapat membantu mengidentifikasi perilaku remaja yang berpotensi berbahaya atau tidak efektif, sehingga dapat disusun rencana manajemen dan pendidikan yang tepat. Peran serta aktif remaja, tenaga kesehatan, sekolah, dan orang tua dibutuhkan untuk dapat menjaga dan mempertahankan perilaku positif perawatan diri yang dilakukan saat mengalami dismenore. Kata kunci: dismemore; self-care; remaja
Gambaran Ketercapaian Terapi Pada Anak Dengan Autisme di Poli Sub Spesialis RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang Fatmawati, Atikah; Mujiadi, Mujiadi; Prastya, Anndy; Sudiyanto, Henry; Primayu Abadi, Yemima
Jurnal Ilmiah Ners Indonesia Vol 3 No 1 (2022): May 2022
Publisher : Program Studi Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.419 KB) | DOI: 10.22437/jini.v3i1.18319

Abstract

Children with special needs can experience limitations in terms of communication, social interaction, and behavior. One of them is on autism. Particular therapy is needed to optimize the period of growth and development in children with autism. This study aimed to describe the therapeutic achievement of children with autism at the Sub Specialist Polyclinic of RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang. A descriptive study using secondary data from report cards or contact books was recorded based on the assessment of therapeutic aspects, which was carried out for three months. The sampling technique used purposive sampling with a total sample of 38 people. Data analysis was carried out descriptively to describe the achievement of therapy. The results showed that most of the therapeutic achievements in children with autism were achieved (73.3%). The therapy is given according to the indications or difficulties experienced by children with autism. The results also showed that most of the children who received therapy achieved the criteria for therapy and improvement in therapy outcomes within one month. Autism is a disorder that cannot be cured but can be treated. Understanding the condition of children with autism and providing appropriate therapy needs to be considered by health workers and parents. Abstrak Anak berkebutuhan khusus dapat mengalami keterbatasan dari segi komunikasi, interaksi sosial dan perilaku. Salah satunya adalah pada autisme. Dibutuhkan terapi khusus untuk dapat mengoptimalkan periode tumbuh kembang pada anak dengan autisme. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan ketercapaian terapi pada anak dengan autisme di Poli Sub Spesialis RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang. Penelitian ini merupakan studi deskriptif menggunakan data sekunder dari buku rapor atau buku penghubung yang tercatat berdasarkan penilaian aspek terapi yang dilakukan selama 3 bulan. Teknik sampling menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 38 orang. analisis data dilakukan secara deskriptif untuk menggambarkan ketercapaian terapi. Hasil penelitian menunjukkan ketercapaian terapi pada anak dengan autisme sebagian besar (73.7%) berada pada kategori tercapai. Terapi yang diberikan sesuai dengan indikasi atau kesulitan yang dialami oleh anak dengan autisme. Hasil penelitian juga menunjukkan sebagian besar anak yang mendapat terapi, mampu mencapai kriteria terapi dan perbaikan dalam hasil terapi dalam waktu satu bulan. Autisme adalah gangguan yang tidak bisa disembuhkan, namun bisa diterapi. Pemahaman terhadap kondisi anak dengan autisme dan pemberian terapi yang sesuai perlu untuk diperhatikan tidak hanya oleh tenaga kesehatan tetapi juga oleh orang tua. Kata kunci : Anak, Autisme, Ketercapaian, Terapi
Health Literacy tentang Pola Menyusui pada Ibu Nifas di Rumah Sakit Lavalette Malang: Studi Deskriptif Fatmawati, Atikah; Suhartanti, Ika; Eka Rahmawati, Diana
Jurnal Ilmiah Ners Indonesia Vol 3 No 2 (2022): November 2022
Publisher : Program Studi Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jini.v3i2.20129

Abstract

Health literacy can affect the treatment process. The impact is that patients can use health information to access and understand the context of health services. So that it can increase access and capacity effectively through cognitive and social roles in the health sector. No exception for postpartum mothers. A lot of information must be owned and applied to care for yourself and your baby, especially regarding breastfeeding patterns. The purpose of this study was to describe the health literacy about breastfeeding patterns of postpartum mothers at Lavalette Hospital Malang. The descriptive study used the Health Literacy Survey-Short Form (HLS-SF) questionnaire. The sampling technique used quota sampling with a total sample of 30 people. Data analysis was carried out descriptively to describe health literacy about breastfeeding patterns in postpartum mothers. The results showed that the health literacy of postpartum mothers was mostly in the good category. Health literacy is influenced by several aspects, including the individual's capacity to access, understand, assess and apply the information provided. The postpartum period is one of the crucial periods in the life cycle of mothers and babies, so an adequate understanding of various information is needed. The hope is to reduce maternal mortality during the puerperium and imporve mother’s skills about good breastfeeding patterns. The ability to access, understand, assess, and apply information must be possessed by postpartum mothers so that they are not mistaken in carrying out care during the postpartum period and breastfeeding patterns can occurred properly. Abstrak Health literacy dapat berpengaruh pada proses perawatan. Dampaknya adalah pasien mempunyai kemampuan dalam menggunakan informasi kesehatan seperti mengakses dan memahami konteks pelayanan kesehatan. Sehingga hal tersebut dapat meningkatkan akses dan kapasitas dengan efektif melalui peran kognitif dan sosial dalam bidang kesehatan. Tidak terkecuali pada ibu nifas. Terdapat banyak informasi yang harus dimiliki dan diaplikasikan dalam upaya perawatan diri sendiri dan bayinya, khususnya terkait pola menyusui. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan health literacy tentang pola menyusui pada ibu nifas di Rumah Sakit Lavalette Malang. Studi deskriptif menggunakan kuesioner Health Literacy Survey-Short Form (HLS-SF). Teknik sampling menggunakan quota samplingdengan jumlah sampel sebanyak 30 orang. Analisis data dilakukan secara deskriptif untuk menggambarkan health literacy tentang pola menyusui pada ibu nifas. Hasil penelitian menunjukkan health literacy pada ibu nifas sebagian besar berada pada kategori baik. Health literacy dipengaruhi oleh beberapa aspek meliputi kapasitas individu untuk mengakses, memahami, menilai dan mengaplikasikan informasi yang diberikan. Masa nifas adalah salah satu masa yang krusial dalam siklus kehidupan ibu dan bayi, sehingga diperlukan pemahaman berbagai macam informasi yang adekuat. Harapannya adalah dapat menurunkan angka kematian ibu pada masa nifas dan meningkatkan keterampilan ibu tentang pola menyusi yang baik. Kemampuan untuk mengakses, memahami, menilai, dan mengaplikasikan informasi harus dimiliki oleh ibu nifas, agar tidak salah dalam melakukan perawatan pada masa nifas dan pola menyusui dapat terjadi secara baik. Kata kunci: health literacy, ibu, menyusui, nifas
Pengayaan Pengetahuan Dan Pembiasaan Perilaku Melalui Pendidikan Kesehatan Pada Remaja Di Mojokerto Rachmah, Siti; Fatmawati, Atikah; Mawaddah, Nurul; Suhartanti, Ika; Ariyanti, Fitria Wahyu; Prastya, Anndy; Sari, Ike Prafita; Mujiadi, Mujiadi; Puspitaningsih, Dwiharini; Kusuma, Yudha Laga Hadi
BERBAKTI : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1 No 2 (2023): BERBAKTI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat | September 2023
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30822/berbakti.v1i2.2609

Abstract

Adolescent health is a complex issue. In dealing with this problem, it is often found that teenagers will seek as much information as possible, especially in a time of speedy technological developments like today. The information sought starts from growth and development, health, relationships, fashion trends, etc. The ability to filter the truth from the information obtained needs to be paid attention to. This community service activity aims to enrich knowledge and familiarize teenagers with healthy behaviour in Mojokerto. The method used was health education conducted in 5 high schools/vocational schools in the Mojokerto area with non-communicable diseases, infectious diseases, risky sexual behaviour, stunting incidents, and bullying/bullying. Participants in this activity are students from class X - XII. The results obtained from this community service activity are the increasing knowledge of adolescents about adolescent health, which includes non-communicable diseases, infectious diseases, risky sexual behaviour, stunting incidents, and bullying/bullying. Before the health counselling, most participants had sufficient category knowledge (68,8%); after the health education, almost all participants had good category knowledge (86,7%). Understanding and educating teenagers about health through multisectoral and multidimensional collaboration is essential.
Skrining Dan Konseling Kesehatan Dalam Upaya Meningkatkan Manajemen Kesehatan Diri Dan Pencegahan Penyakit Degeneratif Pada Pekerja Pabrik Mawaddah, Nurul; Fatmawati, Atikah; Prastya, Anndy; Mujiadi, Mujiadi; Ariyanti, Fitria Wahyu; Suhartanti, Ika; Sari, Ike Prafita; Puspitaningsih, Dwiharini; Rachmah, Siti; Kusuma, Yudha Laga Hadi
BERBAKTI : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 1 (2024): BERBAKTI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat | May 2024
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30822/berbakti.v2i1.3189

Abstract

Penyakit degeneratif merupakan masalah kesehatan yang dapat dialami oleh pekerja pabrik dan dapat menyebabkan penurunan fungsi jaringan organ, sehingga dapat berdampak pada produktifitas kerja. Tujuan kegiatan ini adalah melakukan skrining kesehatan dan memberikan konseling kesehatan sebagai upaya peningkatkan manajemen kesehatan diri dan pencegahan penyakit degeneratif pada pekerja pabrik. Kegiatan ini dilakukan oleh tim dosen dan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit sebagai bentuk kegiatan pengabdian masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan pekerja pabrik dalam pencegahan penyakit degeneratif. Tahapan kegiatan dimulai dari melakukan skrining berupa pengukuran berat badan dan lingkar perut, indeks massa tubuh, tekanan darah, asam urat dan gula darah, dan dilanjutkan memberikan konseling kesehatan sesuai hasil skrining dan assessment lanjutan. Hasil kegiatan ini mendapatkan respon positif dari pekerja serta dapat memberikan informasi kondisi kesehatan pekerja dan pengetahuan dalam pencegahan penyakit degeneratif. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini derajat kesehatan pekerja pabrik dapat meningkat dan tercipta lingkungan kerja yang aman, sehat sejahtera, efektif, dan produktif.
Upaya Peningkatan Pengetahuan Anak Usia Sekolah Tentang Kesehatan Reproduksi di SDN Kembangbelor Pacet Mojokerto Fatmawati, Atikah; Sari, Ike Prafita
BERBAKTI : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 2 (2024): BERBAKTI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat | September 2024
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30822/berbakti.v2i2.3680

Abstract

Pada masa remaja, salah satu fase tumbuh kembang yang cukup signifikan adalah adalah fase pubertas yang ditandai dengan adanya beberapa perubahan pada fisik. Permasalahan yang juga banyak timbul adalah minimnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi karena akses yang terbatas. Tujuan kegiatan ini adalah melakukan pendidikan kesehatan sebagai upaya peningkatan pengetahuan anak usia sekolah tentang kesehatan reproduksi. Kegiatan ini dilakukan oleh tim dosen dan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit sebagai bentuk kegiatan pengabdian masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan anak usia sekolah tentang kesehatan reproduksi. Mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah Sekolah Dasar Negeri Kembangbelor Pacet Mojokerto. Hasil kegiatan ini mendapatkan respons positif dari peserta sasaran. Hasil yang didapat yaitu sebelum diberikan pendidikan kesehatan, pengetahuan peserta berada pada kategori cukup sebanyak 57% dan setelah diberikan pendidikan kesehatan berada pada kategori baik sebanyak 49%.
KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PENANGANAN HANDLING COMPLAINT RUMAH SAKIT: SCOPING REVIEW Fatmawati, Atikah; Setiawati, Eka Bayu
Journal Of Midwifery And Nursing Studies Vol. 6 No. 2 (2024): Edisi November 2024
Publisher : Akademi Kebidanan Tahirah Al Baeti Bulukumba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57170/jmns.v6i2.139

Abstract

Latar belakang: Komunikasi berperan penting dalam pengelolaan keluhan di rumah sakit, terutama dengan meningkatnya harapan pasien terhadap layanan kesehatan berkualitas tinggi. Banyak rumah sakit menghadapi tantangan dalam menangani keluhan pasien secara efektif, karena ketidakefektifan komunikasi antara staf medis dan pasien. Tujuan: Scoping review ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis pendekatan komunikasi yang efektif dalam penanganan keluhan di rumah sakit, serta mengeksplorasi dampak penerapan komunikasi yang efektif terhadap kepuasan pasien dan penyelesaian keluhan. Metode: Desain scoping review ini dilakukan dengan menggunakan kerangka kerja lima tahap dari Arksey dan O’Malley. Metode ini melibatkan identifikasi dan pemetaan literatur yang relevan dari berbagai database seperti PubMed, Scopus, ProQuest, dan Google Scholar, dengan fokus pada studi yang dipublikasikan antara tahun 2020 hingga 2024. Kata kunci pencarian meliputi “effective communication”, “complaint handling”, “hospital”, dan “patient satisfaction”. Hasil: Hasil review menunjukkan bahwa komunikasi yang efektif berperan signifikan dalam meningkatkan responsivitas dan kepuasan pasien. Pelatihan berkelanjutan dan peningkatan kesadaran staf mengenai pentingnya komunikasi efektif terbukti penting untuk mengoptimalkan penanganan keluhan. Simpulan: Simpulan dari review ini adalah bahwa peningkatan komunikasi efektif dapat memberikan kontribusi positif terhadap kualitas pelayanan di rumah sakit dan kepuasan pasien secara keseluruhan.
Aplikasi Pendekatan Teori Virginia Henderson pada Pasien Close Fraktur Epifisis Radius Distal Dextra: Studi Kasus Fatmawati, Atikah; Arimbi, Dicky
Jurnal Ilmiah Ners Indonesia Vol 5 No 2 (2024): November 2024
Publisher : Program Studi Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jini.v5i2.35965

Abstract

One type of trauma with a reasonably high incidence is fracture. The main goals of managing fracture injuries are to reduce pain, obtain and maintain the optimal anatomical position of the bone fragments, allow and assist the bone fusion process, and restore optimal function. Various actions taken to treat fractures can cause different responses in patients. The active role of nurses is needed in providing quality nursing care services by integrating nursing model theory, the ultimate goal of which is to achieve the patient's level of independence. This case study aims to apply the Virginia Henderson Theory approach to a patient with a Close Fracture of the Epiphysis of the Distal Radius of the Dextra. The case study design of nursing care for patients with a Close Fracture of the Epiphysis of the Distal Dextra Radius using the Virginia Henderson Theory approach was carried out by collecting data according to the flow of the nursing process, namely assessment, determining a nursing diagnosis, preparing an intervention plan, carrying out nursing actions, and carrying out evaluations. The number of cases used in this case study is 1 case. Data analysis was carried out from the beginning of the assessment process, and documentation was carried out every day for 4 days to get a picture of the development of the patient's condition. The case study was conducted on 1 – 4 June 2024 at Radjiman Wediodiningrat Lawang Hospital. The case study results show that nursing care using the Virginia Henderson Theory approach is effectively applied to patients with a Close Distal Dextra Radius Epiphysis Fractures. By Henderson's theory, the nurse's caring role as a substitute (doing for the patient), additional role (helping the patient), and complementary role (working with the patient) is expected to help the patient become as independent as possible. Abstrak Salah satu jenis trauma dengan angka kejadian yang cukup tinggi adalah fraktur. Tujuan utama penatalaksanaan cedera pada fraktur yaitu mengurangi rasa nyeri, mendapatkan dan mempertahankan posisi yang optimal dan anatomis dari pecahan tulang, mengijinkan dan membantu proses penyatuan tulang, dan mengembalikan fungsi yang optimal. Berbagai tindakan yang dilakukan untuk penanganan fraktur dapat menimbulkan berbagai respon yang berbeda pada pasien. Peran aktif perawat dibutuhkan dalam memberikan layanan asuhan keperawatan yang berkualitas dengan mengintegrasikan teori model keperawatan, yang tujuan akhirnya adalah mencapai tingkat kemandirian pasien. Tujuan dari studi kasus ini adalah mengaplikasikan pendekatan Teori Virginia Henderson pada pasien Close Fraktur Epifisis Radius Distal Dextra. Desain studi kasus asuhan keperawatan pada pasien Close Fraktur Epifisis Radius Distal Dextra dengan pendekatan Teori Virginia Henderson dilakukan dengan cara mengumpulkan data sesuai alur proses keperawatan, yaitu pengkajian, menentukan diagnosis keperawatan, melakukan penyusunan rencana intervensi, melaksanakan tindakan keperawatan, dan melakukan evaluasi. Jumlah kasus yang digunakan pada studi kasus ini adalah 1 kasus. Analisis data dilakukan sejak awal proses pengkajian dan dilakukan pendokumentasian setiap hari selama 4 hari untuk mengetahui gambaran perkembangan kondisi pasien. Studi kasus dilakukan pada tanggal 1 – 4 Juni 2024 di Rumah Sakit Radjiman Wediodiningrat Lawang.Hasil studi kasus menunjukkan asuhan keperawatan dengan pendekatan Teori Virginia Henderson efektif diterapkan pada pasien Close Fraktur Epifisis Radius Distal Dextra. Sesuai dengan teori Henderson bahwa peran caring perawat sebagai pengganti (melakukan untuk pasien), peran tambahan (membantu pasien), dan peran pelengkap (bekerja dengan pasien), diharapkan dapat membantu pasien menjadi semandiri mungkin. Kata kunci: Aplikasi, Fraktur, Keperawatan, Teori, Virginia Henderson
ANALISIS KESIAPAN PERAWAT DALAM PENERAPAN EVIDENCE BASED PRACTICE Fatmawati, Atikah; Prastya, Anndy; Yudha, Ratna Puspita
Journal Of Midwifery And Nursing Studies Vol. 7 No. 1 (2025): Edisi Mei 2025
Publisher : Akademi Kebidanan Tahirah Al Baeti Bulukumba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57170/jmns.v7i1.155

Abstract

Penerapan Evidence-Based Practice (EBP) di tatanan pelayanan kesehatan, khususnya keperawatan memiliki berbagai dampak positif. Namun, pada praktiknya belum seluruh perawat memiliki kesiapan dalam penerapan EBP. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor yang berpengaruh terhadap kesiapan perawat dalam penerapan EBP. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah probability sampling tipe proportionate random sampling, dengan jumlah 44 responden. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner demografi, pengetahuan, sikap, dan kesiapan penerapan EBP pada perawat. Hasil penelitian menunjukkan faktor usia (p: 0.304) dan jenis kelamin (p: 0.688) tidak signifikan mempengaruhi kesiapan penerapan EBP pada perawat. Sedangkan faktor lama kerja (p: 0.001), pendidikan (p: 0.008), pengetahuan (p: 0.003), dan sikap (p: 0.000) signifikan mempengaruhi kesiapan penerapan EBP pada perawat. Penerapan EBP di tatanan pelayanan keperawatan memiliki berbagai dampak positif, baik bagi institusi pelayanan keperawatan maupun bagi pasien dan keluarga. Dukungan dari institusi diperlukan dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kesiapan perawat dalam penerapan EBP.
The Level of Knowledge, Motivation, and Self Efficacy of Post-Stroke Patients in Lumajang Fatmawati, Atikah; Pradana, Fendik
Journal of Ners and Midwifery Vol 8 No 2 (2021)
Publisher : STIKes Patria Husada Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26699/jnk.v8i2.ART.p201-205

Abstract

Post-stroke conditions can be stressful and unpredictable. Knowledge, motivation, and self-efficacy are essential to the long-term care of post-stroke patients. This study aimed to analyze the correlation between the level of knowledge, motivation, and self-efficacy of post-stroke patients in Lumajang. This study used a cross-sectional design. The population of this study was post-stroke patients in Lumajang. The sampling technique used consecutive sampling with the number of samples obtained, namely 55 samples. The variables of this study were the level of knowledge, motivation, and self-efficacy. The data collection was carried out by using a questionnaire. The data analysis was performed by using the Spearman Rank test. The results showed a correlation between knowledge and motivation with self-efficacy in post-stroke patients, with p-values of 0.004 (r: 0.383) and 0.000 (r: 0.581). A person who had high knowledge and motivation would show positive results in managing his disease; for example, in the stroke concept, the patient will actively participate in the rehabilitation program, treatment program, and schedule visits to health care facilities.