Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Pemberdayaan Masyarakat Pesisir di Desa Gisikcemandi Sidoarjo untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Sehat Yuni Kurniawaty; Ni Luh Agustini Purnama
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 2 (2023): Volume 6 No 2 Februari 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i2.8405

Abstract

ABSTRAK Desa Gisikcemandi merupakan  daerah  di  kawasan pesisir  Kota  Sidoarjo  tidak  jauh  dari  pinggiran  air  laut. Mayoritas ibu bekerja sebagai pengupas kerang. Terdapat keluhan bau amis yang dialami saat mengupas kerang dan bisa bertahan sampai beberapa waktu. Kondisi tempat pengupas kerang yang becek, berbau dan kotor. Beberapa ibu yang memiliki anak balita mengungkapkan anaknya susah makan lebih suka makan makanan ringan atau makanan kemasan seperti nungget, sosis. Adapun masalah yang ditemukan pada mitra belum adanya role model perilaku hidup sehat bagi masyarakat di Desa Gisikcemandi sehingga nampak lingkungan tempat tinggal kotor, adanya perilaku pemberian makan ibu yang belum efektif. Tujuan pelaksanaan PkM ini adalah membantu memberikan solusi permasalahan kesehatan masyarakat Desa Gisikcemandi. Metode yang digukan adalah metode partisipatoris Participatory Rural Apraissal (PRA) sehingga tim PkM dapat bertindak sebagai fasilitator dalam mengenal dan memanfaatkan metode partisipatoris untuk menyusun CAP (Community Action Plan). Tahap pelaksanaan meliputi 1) Sosialisasi tentang kegiatan pengabdian pada masyarakat yang akan dilakukan kepada mitra; 2) Pelatihan yang akan diberikan kepada mitra adalah a) Perilaku hidup bersih dan sehat, b) Perilaku pemberian makan pada anak yang baik pada balita; 3) Pendampingan dilakukan setelah adanya pelatihan untuk meningkatkan pemahaman mitra tentang pelatihan yang diberikan. Kegiatan yang PkM ini dilakukan selama kurang lebih 1 bulan. Hasil didapatkan peningkatan pengetahuan para kader posyandu tentang PHBS setelah diberikan Pendidikan Kesehatan tentang PHBS dengan 96,3% pengetahuan para kader posyandu pada tingkat baik dan 3,7% pengetahuan para kader posyandu pada tingkat cukup. Hasil tingkat pengetahuan setelah dilakukan pendidikan kesehatan Perilaku Pemberian Makan terdapat 92,59% memiliki pengetahuan baik dan 7,41% memiliki pengetahuan cukup namun tidak ada yang memiliki pengetahuan kurang. Meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat di Desa Gisikcemandi ditandai dengan semakin bersihnya lingkungan dari kulit keran. Dari 20 ibu yang memiliki balita menunjukkan 85% sudah melakukan pemberian makan yang efektif. Kata Kunci: PHBS, Perilaku Pemberian Makan, Pemberdayaan Kader Posyandu    ABSTRACT Gisikcemandi Village is an area in the coastal area of Sidoarjo City not far from the edge of the sea. The majority of mothers work as shellfish peelers. There are complaints of a fishy smell that is experienced when peeling clams and can last for some time. The condition of the clam peeler was muddy, smelly and dirty. Some mothers who have children under five say that their children have difficulty eating preferring to eat snacks or packaged foods such as nuggets, sausages. As for the problems found in partners, there is no role model for healthy living behavior for the people in Gisikcemandi Village so that the living environment appears dirty, there is a mother's feeding behavior that has not been effective. The purpose of implementing this PkM is to help provide solutions to the health problems of the Gisikcemandi Village community. The method used is the Participatory Rural Appraisal (PRA) method so that the PkM team can act as a facilitator in identifying and utilizing participatory methods to develop a CAP (Community Action Plan). The implementation phase includes 1) Dissemination of community service activities to partners; 2) The training that will be given to partners is a) Clean and healthy living behavior, b) Good feeding behavior for toddlers; 3) Assistance is carried out after the training is held to increase partners' understanding of the training provided. This PkM activity was carried out for approximately 1 month. The results showed an increase in knowledge of posyandu cadres about PHBS after being given Health Education about PHBS with 96.3% knowledge of posyandu cadres at a good level and 3.7% knowledge of posyandu cadres at a sufficient level. The results of the level of knowledge after conducting health education on Feeding Behavior were 92.59% had good knowledge and 7.41% had sufficient knowledge but no one had less knowledge. The increase in clean and healthy living behavior in Gisikcemandi Village is marked by the increasingly clean environment of tap shells. Of the 20 mothers who had toddlers, 85% showed that they had done effective feeding. Keywords: PHBS, Feeding Behavior, Empowerment of Posyandu Cadres
Gambaran Faktor Resiko Stunting Balita di Desa Siwalanpanji Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur Ni Luh Agustini Purnama
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 3 (2023): Volume 5 Nomor 3 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i3.8088

Abstract

ABSTRACT Stunting is influenced by various factors that cause children's nutritional intake. The purpose of the study was to identify the risk factors for stunting in children under five in Siwalanpanji Village, Sidoarjo Regency, East Java. This research was a descriptive observational study. The population is all children under five who experience stunting at the Orchid Posyandu, Siwalanpanji Village, Sidoarjo Regency, East Java. The sampling technique used is a total sampling with a total of 30 respondents. Collecting data using a questionnaire. The results showed that 60% of stunting children got exclusive breastfeeding. All families (100%) who have stunted children with socio-economic income below the UMK (Regency Minimum Wage) Sidoarjo, which is Rp. 4,300,000. As many as 60% of stunting children tend to eat a food approach or eating behavior with the highest tendency to eat behavior indicators, namely in the category of desire to drink or the child's desire to always drink. As many as 67% of mothers who have stunted children with feeding behavior are in the poor category with the lowest aspect being providing a pleasant environment during eating  Keywords: Risk Factors, Stunting, Children  ABSTRAK Stunting dipengaruhi oleh berbagai faktor yang menyebabkan asupan gizi anak tidak seimbang. Tujuan penelitian mengidentifikasi gambaran faktor risiko kejadian stunting pada Balita di di Desa Siwalanpanji, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Penelitiani ini adalah penelitian deskriptif observasi. Populasi semua anak usia balita yang mengalami stunting di Posyandu Anggrek, Desa Siwalanpanji, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Tehnik sampling yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah 30 responden. Pengumpulan data mengunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan 60% anak stunting mendapatkan ASI ekslusif. Semua keluarga (100%) yang memiliki anak stunting dengan sosial ekonomi berpenghasilan dibawah UMK (Upah Minimun Kabupaten) Sidoarjo, yaitu sebesar Rp. 4.300.000. Sebanyak 60 % anak stunting memiliki kecenderungan perilaku makan food approach atau perilaku suka makan dengan kecenderungan indikator perilaku makan tertinggi yaitu pada kategori desire to drink atau keinginan anak untuk selalu minum. Sebanyak 67% ibu yang memiliki anak stunting dengan perilaku pemberian makan dalam kategori kurang baik dengan aspek terendah pada memberikan lingkungan yang menyenangkan selama makan. Kata Kunci: Faktor resiko, Stunting, Anak
Strategi Koping Berhubungan dengan Stres Remaja SMA di Surabaya Yuni Kurniawaty; Ni Luh Agustini Purnama
Jurnal Keperawatan Vol 15 No 3 (2023): Jurnal Keperawatan: September 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/keperawatan.v15i3.552

Abstract

Fenomenologi stress remaja memiliki faktor salah satunya kepuasan kebutuhan psikologis dasar. Strategi koping meningkatkan kemampuan seseorang mengatasi stres. Tujuan penelitian ini menganalisis hubungan strategi koping dan stres remaja SMA di Surabaya. Jenis penelitian adalah corelasi desain cross sectional. Populasi penelitian adalah remaja SMA Katolik Frateran di Surabaya. Menggunakan purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 51 orang. Instrumen strategi koping menggunakan BriefCOPE, uji reabilitas 0,811-0,828, uji validitas sebesar 0,85. Instrumen stres menggunakan Perceived stress scale (PSS-10), uji reabilitas 0,80, uji validitas 0,43. Hasil penelitian sebagian besar stress sedang 78,43% responden, terdiri dari 52,5% responden laki-laki. Stres berat dari 9,8% responden dan sebagian besar responden stres berat merupakan laki-laki. Strategi koping tipe emotional focused coping lebih dari 50% (56,9%) merupakan koping adaptif. Hasil uji statitsitk dengan uji Rank Spearman p = 0,039 dengan nilai correlation coefficient - 0,290. Terdapat hubungan yang signifikan antara strategi koping dan tingkat stres remaja SMA dengan kekuatan hubungan lemah dan arah hubungan negatif. Semakin adaptif strategi koping seseorang maka akan semakin rendah tingkat stres seseorang.
PELATIHAN MEMANDIKAN BAYI BAGI IBU-IBU DI RT 18 KELURAHAN GADEL SURABAYA Ni Luh Agustini Purnama
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat ITK (PIKAT) Vol. 2 No. 2 (2021): PIKAT : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Institut Teknologi Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (648.245 KB) | DOI: 10.35718/pikat.v2i2.400

Abstract

Ibu yang memiki bayi harus mampu melakukan perawatan bayi dengan baik salah satunya adalah memandikan bayi. Permasalahan yang dialami di RT 18 Gadel Surabaya, bahwa beberapa ibu belum berani memandikan bayinya karena takut dan tidak tau cara memandikan dan merawat tali pusat yang benar sehingga memandikan bayi dilakukan oleh nenek bayi tersebut. Para ibu belum pernah mendapatkan penyuluhan dari tenaga kesehatan tentang cara memandikan bayi benar. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah membantu para ibu untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sehingga mampu memandikan bayi mereka dengan baik dan benar. Pengabdian masyarakat dilakukan dengan memberikan pendidikan kesehatan untuk menambah pengetahuan para ibu tentang cara memandikan bayi dan memberikan pelatihan dan pemdampingan untuk meningkatkan ketrampilan cara memandikan bayi yang banar. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat terlaksana dengan baik. Para Ibu sangat antusias mengikuti kegiatan karena mengangggap kegiatan ini bermanfaat untuk perawatan bayinya.  Berdasarkan hasi evaluasi pretest dan posttest ada peningkatan pengetahuan tentang cara memandikan bayi. Semua ibu yang mempunyai bayi di di RT 18 Gadel Surabaya sudah mampu memandikan bayinya secara mandiri.
GANGGUAN TIDUR DAN PRESTASI BELAJAR REMAJA Difna Melody Kireinata; Ni Luh Agustini Purnama; Veronica Silalahi
JPK : Jurnal Penelitian Kesehatan Vol. 8 No. 2 (2018): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54040/jpk.v8i2.85

Abstract

Tidur merupakan bagian penting dalam pertumbuhan fisik dan perkembangan intelektual anak. Masa remaja rentang mengalami gangguan tidur. Gangguan tidur yang berkaitan dengan durasi tidur berdampak pada gangguan kognitif yang buruk, masalah perilaku, dan fungsi akademis yang terganggu. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi adanya hubungan gangguan tidur dengan prestasi belajar remaja di SMA Katolik Karitas 3. Desain dalam penelitian ini adalah correlation study dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa/siswi kelas X dan XI sejumlah 80 responden yang diambil menggunakan teknik Propotionate stratified random sampling. Gangguan tidur dinilai dengan menggunakan kuesioner Sleep Disturbances Scale for Children (SDSC)dan prestasi belajar dilihat dari nilai UTS. Hasil penelitian menunjukkan 100% responden mengalami gangguan tidur dengan jenis kategori terbanyak yaitu gangguan memulai dan mempertahankan tidur (84%). Sebanyak 75% responden memiliki prestasi belajar pada kategori cukup. Hasil korelasi spearman menunjukkan tidak ada hubungan antara gangguan tidur dengan prestasi belajar (p= 0,601). Walaupun mengalami gangguan tidur, remaja tidak selalu mendapatkan prestasi belajar yang kurang baik karena ada faktor lain yang mempengaruhinya yaitu faktor intelegensi, lingkungan keluarga, dan sekolah.
PERILAKU MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK USIA 2-5 TAHUN Ni Luh Agustini Purnama
JPK : Jurnal Penelitian Kesehatan Vol. 8 No. 1 (2018): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54040/jpk.v8i1.87

Abstract

Nutrisi yang adekuat sangat diperlukan oleh anak untuk pertumbuhan dan perkembangan, menjaga kesehatan serta pemulihan dari sakit. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi asupan nutrisi pada anak adalah perilaku makan anak. Penelitian ini betujuan mengidentifikasi hubungan perilaku makan dengan status gizi anak usia 2-5 tahun. Desain penelitian observasi dengan rancangan cross sectional. Subjek penelitian 100 orang tua dengan anak usia 2-5 tahuan yang sesuai dengan criteria inklusi dan ekslusi di RW 06 Kelurahan Darmo Kecamatan Wonokromo Surabaya. Perilaku makan anak dinilai menggunakan Children’s Eating Behavior Questionnaire (CEBQ) yang terdiri dari 2 dimensi pola makan. Status gizi anak dinilai berdasarkan indikator berat badan menurut umur (BB/U) yang dibandingkan dengan standar skor-Z WHO 2006. Perilaku makan anak dimensi food approach signifikan berhubungan positif status gizi anak usia 2-5 tahun (?=0,24 p=0,018). Perilaku makan anak dalam dimensi food avoidance berhubungan negative dengan status gizi anak usia 2-5 tahun (?=-0,55 p=0,001). Perilaku makan anak berhubungan dengan dengan status gizi anak usia 2-5 tahun.
OBESITAS DAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA DEWASA Ni Made Anggari Utami; Ni Luh Agustini Purnama
JPK : Jurnal Penelitian Kesehatan Vol. 7 No. 1 (2017): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54040/jpk.v7i1.108

Abstract

Asupan kalori yang berlebihan menyebabkan obesitas, dan merupakan faktorrisiko penyebab peningkatan kadar gula darah. Tingkat risiko meningkat seiringdengan peningkatan IMT pada penderita obesitas dewasa. Di Desa Bangah, Sidoarjoterdapat masyarakat obesitas, beberapa diantaranya menderita diabetes mellitus dansebagian besar warga mengungkapkan tidak rutin cek gula darah. Tujuan penelitian iniuntuk mengidentifikasi hubungan obesitas dengan kadar gula darah puasa padadewasa. Desain penelitian ini adalah korelasi dengan rancangan cross sectional, yaitumelakukan observasi terhadap IMT pada obesitas dan pengukuran kadar gula darah,kemudian mengalanilis adanya hubungan. Populasi penelitian ini adalah wargaobesitas yang dipilih menggunakan simple random sampling didapatkan jumlahsampel sebanyak 37 responden. Hasil penelitian didapatkan 54,1% mengalamiobesitas kelas satu, dan sebanyak 75,7% mengalami hiperglikemi. Hasil uji rankspearman didapatkan p = 0.000, berarti hubungan obesitas berbanding lurus dengankadar gula darah puasa pada dewasa. Kadar asam lemak bebas dalam darah yangtinggi mengakibatkan sensitivitas insulin terganggu, dan berdampak buruk padakinerja sel-sel ? dalam mensekresi insulin sehingga terjadi resistensi insulin, yangmengakibatkan peningkatan kadar gula darah.
PERILAKU ORANG TUA DALAM PEMBERIAN MAKAN PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN Ni Luh Agustini Purnama
JPK : Jurnal Penelitian Kesehatan Vol. 5 No. 1 (2015): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54040/jpk.v5i1.143

Abstract

Perilaku orang tua dalam pemberian makan pada anak merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi asupan nutrisi anak. Perilaku pemberian makan orang tua yang tidak tepat bukan hanya menyebabkan masalah kurang gizi pada anak tetapi juga berat badan berlebihan. Tujuan penelitian mengidentifikasi gambaran perilaku orang tua dalam pemberian makan anak usia 2-5 tahun. Desain penelitian observasional. Subjek penelitian 30 orang tua dengan anak usia 2-5 tahun yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi di PAUD Tunas Bangsa RT 02 RW 07 Pulosari Surabaya. Perilaku orang tua dalam pemberian makan dinilai menggunakan Comprehensive Feeding Practices Questionnaire (CFPQ). Hasil penelitian penunjukkan perilaku pemberian makan dengan nilai rata tertinggi adalah mendorong asupan makanan seimbang dan bervariasi (3,76±0,85) yaitu pada rentang kadang-kadang sampai sering. Skor rata-rata yang terendah dari perilaku orang tua dalam pemberian makan adalah pembatasan asupan makanan untuk mengontrol berat badan (2,35±0,98) artinya pada rentang jarang sampai kadang-kadang. Perawat dan tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan bimbingan antisipasi kepada orang tua melalui kegiatan penyuluhan atau konseling di posyandu dengan menyediakan informasi tentang perilaku pemberian makan yang efektif.
PERILAKU MAKAN DAN STATUS GIZI REMAJA Ni Luh Agustini Purnama
JPK : Jurnal Penelitian Kesehatan Vol. 9 No. 2 (2019): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54040/jpk.v9i2.172

Abstract

Perilaku makan remaja dimasa pertengahan remaja mempunyai karakteristik gizi yang penting untuk pertumbuhan. Makanan yang dikonsumsi remaja harus terdapat berbagai unsur zat gizi, tetapi pada remaja masih terlihat sering makan asal kenyang anpa memperhatikan unsur gizi didalamnya dapat mengarah ke perilaku makan yang tidak sehat yang akan berdampak pada status gizi. Fenomena yang ditemukan di SMK Katolik Mater Amabilis Surabaya beberapa remaja memiliki perilaku makan tidak sehat. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan perilaku makan dengan status gizi remaja Desain penelitian ini adalah cross sectional. Sampel penelitian ini sebnyak 58 remaja di SMK Katolik Mater Amabilis Surabaya yang memenuhi kriteria inklusi yang dipilih dengan teknik simple random sampling. Perilaku makan remaja dinilai dengan Eating Behavior Patterns Questionnaire.Penetuan status gizi berdasarkan hasil perhitunagn indeks massa tubuh Ujian statistic yang digunakan untuk menilai hubungan kedua variabel adalah korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan anatara perialku makan dan status gizi remaja (p=0,56). Perilaku makan bukan satu-satunya yang mempengaruhi status gizi remaja, ada banyak faktor yang mempengaruhi status gizi remaja selaian dari fator perlikau makannya
PENGARUH MEKANISME COPING TERHADAP STRES REMAJA Purnama, Ni Luh Agustini; Widayanti, Marcellina Rasemi; Yuliati, Ignata; Kurniawaty, Yuni
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 16 No 1 (2024): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v16i1.2448

Abstract

Teenagers are vulnerable to experiencing stress due to various factors. The study aimed to identify the influence of coping mechanisms on stress among high school teenagers. This research was conducted at Frateran Catholic High School in Surabaya in October to January 2023. This research was a prospective study where the measurement of coping mechanisms and stress was carried out twice. The research sample was 46 teenagers in high schools in Surabaya using a simple random sampling technique. Data collection on coping mechanisms used the BriefCOPE instrument, and stress measurement used the perceived stress scale (PSS10). Data were analyzed using Spearman correlation statistical analysis and linear regression tests. There is a relationship between coping mechanisms and adolescent stress in measurement 1(p= 0.000; correlation coefficient ρ= -0.37), The correlation between coping mechanisms and stress scores in measurement 2 (p=0.02; Correlation coefficient (ρ)=-0 .34) with the degree of strength of the relationship being weak and the direction of the relationship being negative, meaning that the better the coping mechanisms, the lower the adolescent stress score. The regression test between coping mechanisms at measurement 1 and stress scores at time 2 shows R square value of 0.017, meaning 1.7% of adolescent stress is determined by coping mechanisms, other factors determine the rest. In conclusion, there was a relationship between coping mechanisms and adolescent stress in measuring the degree of strength of weak relationships and the direction of negative relationships. Recommendation for further research is to explore the role of social support on adolescent stress.