Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

Simulasi Penetapan Kewenangan Klinik Efektif Sebagai Alat Sosialisasi Sistem Kredensial Profesi Keperawatan Yuhanti Yuhanti; Yulistiana Rudianti; Prisca Yohana Endiarti; Sisilia Indriasari W; Astrid Pratidina Susilo; Herkutanto Herkutanto
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 16 No 3 (2013): November
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v16i3.330

Abstract

AbstrakSistem kredensial dengan pembatasan kewenangan klinik berbasis profesionalisme bertujuan menjamin akuntabilitas tenaga profesional keperawatan dan memastikan bahwa pasien mendapatkan layanan yang aman. Sistem ini disosialisasikan melalui “Lokakarya Penetapan Kewenangan Klinik ” yang menggunakan metode pembelajaran inovatif dalam bentuk simulasi. Simulasi merupakan bentuk yang belum umum digunakan untuk sosialisasi walaupun sangat bermanfaat sebagai metode pemelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas Lokakarya Penetapan kewenangan klinik dengan metode simulasi sebagai bentuk sosialisasi sistem kredensial bidang keperawatan dalam meningkatkan pengetahuan peserta. Metode yang digunakan adalah pre test and post test without control. Sebelum dan sesudah lokakarya, pengetahuan partisipan diukur dengan test tentang sistem kredensial. Hasil pre test dan post test dianalisis dengan uji t berpasangan.Penelitian ini menemukan adanya perbedaan bermakna antara pengetahuan pre test dan post test, artinya lokakarya penetapan kewenangan klinik dengan metode simulasi efektif menyosialisasikan sistem kredensial. Metode simulasi dapat digunakan untuk melengkapi metode yang sebelumnya dilakukan dalam rangka sosialisasi sistem kredensial.Kata kunci:  lokakarya penetapan kewenangan klinik, simulasi, sistem kredensial, sosialisasi AbsractSimulation of Determination Clinical Authority Effective as  Dissemination Tool the System Credentials Nursing Profession. The credentialing system with the delineation of clinical privilege is based on the principles of professionalism. It aims to ensure the accountability of nurses and patient safety. This system is introduced in “Clinical Privilege Workshop” which used simulation as learning approach. Because simulation is seldom used as a tool to disseminate an innovation, this study aimed to test the effectiveness of simulation method to disseminate credential system in nursing. This study used  pre test and post test without control. Before and after workshop, participants’ knowledge was measured using a knowledge test related to credentialing system. Paired t-test was used for the analysis. This study revealed there is a significant difference between the pre and post test, it means Clinical Privilege Workshop with simulation effectively disseminates the credentialing system. Simulation methods can be applied to complete methods existing used in order to support the dissemination of the nursing credential system. Keywords: “clinical privilege” workshop, credential system, simulation,
GAMBARAN ASUPAN KALORI PADA KLIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RW 05 KELURAHAN SAWUNGGALING KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA Sisilia Indriasari W; Christina Laurensia Manuel
Bahasa Indonesia Vol 5 No 2 (2016): Jurnal Keperawatan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/kep.v5i2.172

Abstract

Klien diabetes mellitus tipe 2 harus menjaga berat badan dengan memperhatikan jumlah kalori yang dikonsumsi tiap harinya, dan penurunan berat badan sudah terbukti dapat meningkatkan kontrol diabetes. Peneliti mengamati fenomena di RW 05 Kelurahan Sawunggaling Kecamatan Wonokromo Surabaya, klien diabetes mellitus mengatakan setiap hari tidak membatasi jumlah makanan yang dimakan. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi gambaran asupan kalori pada klien diabetes mellitus tipe 2 di RW 05 Kelurahan Sawunggaling Kecamatan Wonokromo Surabaya. Desain penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan variabelnya asupan kalori pada klien diabetes mellitus tipe 2 di RW 05 Kelurahan Sawunggaling Kecamatan Wonokromo Surabaya. Populasi dalam penelitian ini, semua klien diabetes mellitus tipe 2 di RW 05 Kelurahan Sawunggling Kecamatan Wonokromo Surabaya dengan kriteria inklusi bersedia menjadi responden dan mengikuti posyandu lansia. Teknik sampling menggunakan simple random sampling dan diperoleh besar sampel sebanyak 44 responden. Instrumen pengumpulan data berupa formulir food recall 24 jam kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus analisa statistik deskriptif proporsi prosentase. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 80% pasien diabetes mellitus asupan kalorinya tidak sesuai dengan IMT dan aktivitas sehari-hari. Peneliti memberi saran agar kader kesehatan RW 05 Kelurahan Sawunggling Kecamatan Wonokromo Surabaya bekerja sama dengan ahli gizi bagian perbaikan gizi masyarakat Puskesmas Jagir untuk memberikan penyuluhan perindividu klien diabetes yang ada di RW 05 Kelurahan Sawunggaling Kecamatan Wonokromo tentang perhitungan kalori yang tepat, dan bagi klien diabetes mellitus untuk membuat catatan khusus pada buku harian untuk pemenuhan jumlah kalori yang tepat tiap harinya.
PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN KADER MENGENAI PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN STIMULASI BATITA Sisilia Indriasari Widianingtyas
Bahasa Indonesia Vol 5 No 1 (2016): Jurnal Keperawatan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/kep.v5i1.176

Abstract

Para kader mempunyai peranan penting dalam pemantauan awal pada status pertumbuhan dan perkembangan anak, seperti yang dialami para kader di posyandu melati RW 8 dan 9 Desa Bluru Kidul masih ada yang belum memahami tentang bagaimana pengukuran antropometri yang benar dan tidak mengetahui bagaimana stimulasi pada anak terutama usia 1-3 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan (Tahu) ibu kader mengenai pemantauan pertumbuhan dan pemberian stimulasi batita sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan. Penelitian ini menggunakan desain pra eksperiment One Group PraTest Posstest Design. Besar sampel dalam penelitian : 36 responden. Pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner. Sebelum diberikan penyuluhan dari 36 responden 19 (53%) responden berpengetahuan kurang dan 17 (47%) responden memiliki berpengetahuan cukup. Sesudah dilakukan penyuluhan, 14 (39%) responden berpengetahuan baik dan 22 (61%) responden berpengetahuan cukup. Hasil uji statistik dengan Uji Wilcoxon dengan nilai signifikan a = 0,05 dan didapatkan harga p = 0,000. Oleh karena p < a maka Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan (Tahu) ibu mengenai pemantauan pertumbuhan dan pemberian stimulasi batita sebelum dan sesudah penyuluhan. Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.
Pengaruh Yoga Terhadap Kualitas Tidur Lansia (Elderly) Sisilia Indriasari W; Ramadhan Andhika Putra
Jurnal Keterapian Fisik Vol 4 No 2 (2019): JURNAL KETERAPIAN FISIK
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.007 KB) | DOI: 10.37341/jkf.v4i2.190

Abstract

Background: The aging process is followed by physiological changes that may affect the sleep quality of elderly. The phenomenon found in Posyandu Lansia (Elderly Health Center) of RW 03 Jagir sidomukti revealed the decrease of sleep quality in elderly such as insomnia, short period of sleep (5 hours per day), and difficulty in falling asleep after waking up. Methods: The purpose of this research was to analyze the influence of yoga on the sleep quality of elderly in Posyandu Lansia RW 03 Kelurahan Jagir Surabaya. This research applied pre-experimental one group pre-post test design. The sample of this research is elderly Posyandu Lansia RW 03 Jagir Surabaya that was taken using simple random sampling, with a total sample of 36 respondents. The independent variable of this research is yoga and the dependent variable is the sleep quality of elderly. The instrument applied in this research is PSQI for sleep quality. Results: Showed that 66.6% of the elderly had poor sleep quality before yoga and 77.7% had good sleep quality after yoga. The Wilcoxon rank test results obtained p = 0,000, with the value α = 0.05 where p <α H0 rejected. This indicates that yoga has an influence on the sleep quality of elderly. Based on the research result, it is suggested for the headman of RW 03 Kelurahan Jagir Surabaya and Puskesmas Jagir (Jagir Health Center) to hold yoga exercises regularly. Conclusion: It is also suggested for the health center to train their own yoga instructors so that they may instruct yoga for elderlies who cannot reach the health center in order to improve their sleep quality.
Hubungan Pengetahuan, SIkap Ibu dengan Praktek Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi 0-6 Bulan Sisilia Indriasari; Aisah Aisah
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Vol 6, No 2 (2021): JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jkm.v6i2.8220

Abstract

Objective : to analyze the relationship between the level of knowledge, the attitude of the mother and the practice of exclusive breastfeeding for bayiMethods :  The study used a cross sectional design. The sampling technique used was simple random sampling with a sample size of 40 respondents. The research instrument used to assess the knowledge, attitudes and actions of exclusive breastfeeding was a questionnaire. Data processing and analysis using statistical data processing computer programs.Results : Spearman Rank Test statistic results show there is relations between  maternal knowledge, attitude with exclusive breastfeeding practices for baby(p = 0.000; p= 0.001)Conclusion : knowledge and mother's attitude are important to supported the practice of exclusive breastfeeding for baby
Upaya Peningkatan Pengetahuan Melalui Pendidikan Pra Nikah Katolik Tentang Komunikasi dan Relasi, Cinta dan Kesehatan Reproduksi serta Cara Mengatasi Konflik Sisilia Indriasari Widianingtyas; Niluh Agustini Purnama
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 6 (2022): Volume 5 No 6 Juni 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i6.5965

Abstract

ABSTRAK Salah satu penyebab perceraian yang paling dominan adalah perselisihan hubungan suami istri gara-gara tuntutan biaya hidup. Masalah juga merembet pada komunikasi yang akhirnya persoalan berkembang menjadi tidak harmonisnya rumah tangga. Sedangkan penyebab terbanyak ketiga lainnya adalah adanya gangguan pihak ketiga. Maka dalam upaya membekali calon pasangan suami istri, gereja Katolik berupaya untuk memberikan bekal ilmu untuk menjaga agar rumah tangga yang nantinya dibina bisa berjalan dengan baik dan sesuai dengan iman katolik. Pendidikan pra nikah yang dilakukan secara online menggunakan aplikasi zoom dengan metode pembelajaran ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok. Dilakukan selama 6 kali tatap muka, sedangkan evaluasi dilakukan sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan. Media yang yang digunakan selama kegiatan penyuluhan adalah aplikasi zoom, ppt, video. Calon pasutri sangat antusias dalam mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan dan diskusi dibuktikan dengan adanya beberapa pertanyaan yang diajukan. Hasil pemahaman mengenai komunikasi dan relasi, cinta dan kesehatan reproduksi serta cara mengatasi konflik sangat penting untuk calon pasutri sebagai bekal membina keluarga baru. Peningkatan pemahaman dan pengetahuan ini di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu usia, pendidikan dan motivasi untuk belajar. Maka pembinaan untuk calon pasutri ini diharapkan terus dilakukan sebagai memperolah kesiapan baik secara mental dan spiritual dalam kehidupan rumah tangga yang akan dihadapinya kelak. Kata Kunci: Pendidikan Pranikah, Calon Pasutri, Pengetahuan  ABSTRACT Preparation for couples who will receive the sacrament of marriage is very important, especially to equip the prospective bride and groom, both male and female, to prepare themselves to foster a married life. One of the information the prospective bride and groom need to know is about reproductive health and family planning, as well as how to resolve conflicts and how to communicate well. Catholic pre-marriage guidance for prospective couples is very important, with this guidance it is hoped that it can increase the knowledge and understanding of prospective couples. Pre-marital training is carried out by means of lectures, questions and answers, and group discussions. Coaching is carried out for 6 face-to-face times, while evaluation is carried out before and after health education. The media used during outreach activities were zoom, ppt, and video applications. Candidates for the couple are very enthusiastic about participating in health education activities and discussions as evidenced by the number of questions asked. The results of understanding about communication and relationships, love and reproductive health as well as how to resolve conflicts are very important for prospective couples as a provision to build a new family. This increase in understanding and knowledge is influenced by several factors, namely age, education and motivation to learn. So, it is hoped that the coaching for prospective couples will continue to be carried out as a means of obtaining readiness both mentally and spiritually in the household life that they will face in the future. Keywords: Counseling; Prospective Couples; Knowledge 
HUBUNGAN STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 1-3 TAHUN Sisilia Indriasari Widianingtyas
Adi Husada Nursing Journal Vol 2 No 1 (2016): Adi Husada Nursing Journal
Publisher : STIKes Adi Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.003 KB)

Abstract

ABSTRAKPertumbuhan berhubungan dengan fisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan proses kematangan fungsi organ. Masa prenatal dan postnatal adalah dua hal besar dalam tumbuh kembang anak.Dua unsur penting yaitu genetik dan faktor lingkungan, yang mana lingkungan mempunyai peran paling penting karena dapat dikendalikan. Stimulasi atau rangsangan sangat diperlukan terutama pada masa balita karena pada masa ini pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan stimulasi dengan perkembangan anak usia 1-3 tahun. Desain penelitian adalah korelasional dengan pendekatan secara cross sectional.Variabel dalam penelitian ini adalah stimulasi dan perkembangan anak usia 1-3 tahun. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling dan jumlah sampel sebanyak 73 responden. Instrumen yang digunakan adalah kuisioner perkembangan anak dengan formulir KPSP, dan kuisioner untuk menilai stimulasi yang diberikan oleh orang tua.Uji statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah correlations rank spearman, pengolahan data menggunakan SPSS 16, dengan tingkat signifikansi α <0.05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: ada hubungan positif sedang antara stimulasi dengan perkembangan pada anak usia 1-3 tahun. Keluarga merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari anak, maka perlunya orang tua melakukan rangsangan atau stimulasi yang diberikan kepada anak secaraterarah, rutin dan berkesinambungan dengan tetap memperhatikan kebutuhan anak dan stimulasi diberikan menyesuaikan dengan usia dan tugas perkembangan anak.Kata kunci: stimulasi, perkembangan anak ABSTRACTGrowth related to the physical, while the developments related to the maturity of organ function. Prenatal and postnatal care are two things in the development of the child. Two important elements that genetic and environmental factors, which the environment has the most important role because it can be controlled. Stimulation is needed, especially in childhood because at this time the basic growth will influence and determine the development. The purpose of this study was to identify the correlation stimulation to the development of children aged 1-3 years. The design of this study was correlational research design with cross sectional approach. The variable in this research is the stimulation and development of children aged 1-3 years. The sampling technique used in this study is simple random sampling and the total sample of 73 respondents. The instrument used wasquestionnaire (KPSP) and a questionnaire to assess the stimulation provided by the parents. The statistical test used in this study is the Spearman rank correlations, used SPSS 16 with a significance level α < 0.05. The results showed that: there was a positive correlation between stimulation to the development of children aged 1-3 years. The family is a part that can not be separated from the child, then the need for parents perform stimulation given to children regular and sustained, to adjust the child development. Keywords: stimulation, development DOWNLOAD FULL TEXT PDF >>
KESIAPAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA 18-24 BULAN Sisilia Indriasari
Adi Husada Nursing Journal Vol 4 No 2 (2018): Adi Husada Nursing Journal
Publisher : STIKes Adi Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.574 KB)

Abstract

ABSTRAK Toilet training dapat berlangsung pada usia 18-24 bulan. Berdasarkan perkembangan psikoseksual, usia 18-24 bulan, anak berada pada fase anal. Toilet training bisa dimulai apabila anak menunjukkan tanda-tanda kesiapan. Toilet training yang dipaksakan sebelum anak menunjukkan tanda- tanda kesiapan, tidak akan memberikan hasil yang baik. Fenomena yang ditemukan peneliti di Posyandu Melati 2 ditemukan bahwa anak belum menunjukkan tanda-tanda kesiapan melakukan toilet training, sehingga orangtua belum mengajarkan toilet training. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi kesiapan toilet training pada anak usia 18-24 bulan di Poyandu Melati 2 RW 03 Kelurahan Babatan Kecamatan Wiyung Surabaya. Desain penelitian yang digunakan ialah deskriptif. Variabel dalam penelitian ini adalah kesiapan toilet training. Sampel yang digunakan berjumlah 32 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan ialah simple random sampling. Rerata kesiapan toilet training, berdasarkan 4 indikator kesiapan masih belum siap. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti menyarankan kepada kader Posyandu Melati 2 bekerjasama dengan petugas kesehatan Puskesmas Wiyung untuk memberikan informasi kepada ibu tentang toilet training melalui penyuluhan atau sosialisasi agar ibu dapat mendukung serta mendampingi saat proses toilet training sehingga anak mampu melewati proses toilet training sesuai dengan fase-fase yang sedang anak alami dan proses toilet training berhasil dilakukan dengan baik dan benar. Kata Kunci : Anak, Kesiapan, Toilet training ABSTRACT Toilet training may take place at the age of 18-24 months. This is based on the psychosexual development where the anal stage of children takes place on 1-3 years of age. Toilet training can be started when the child shows signs of readiness. Toilet training that is imposed before the child shows signs of readiness will not end up with good results. The researchers at Posyandu Melati 2 found that children have not shown signs of readiness for toilet training, therefore, the children are not trained by their parents yet. The purpose of this study is to identify the readiness for toilet training in children aged 18-24 months old in Posyandu Melati 2 RW 03 Kelurahan Babatan, Kecamatan Wiyung, Surabaya. The research applied descriptive design. The variable in this research is the readiness for toilet training. The samples used were 32 respondents. The sampling technique applied is simple random sampling. The result average of readiness for toilet training, based on the 4 indicators of readiness, not quite ready for toilet training. Based on these results, the researcher suggested that the health workers of Posyandu Melati 2 cooperate with health officers of Wiyung Health Center (Puskesmas Wiyung) to give mothers information on toilet training through health counseling or socialization. It is expected that after the counseling, mothers are able to assist their children in passing the toilet training according to the phases that are experienced by the children so that the training process can be successfully and correctly done. Keywords : Children, Readiness, Toilet training
EFEKTIFITAS PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI Sisilia Indriasari W; Maria Margareta
Jurnal Keperawatan Vol 5 No 2 (2016): Jurnal Keperawatan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.016 KB)

Abstract

Anemia defisiensi besi merupakan keadaan dimana kadar hemoglobin, hematokrit, dan sel darah merah lebih rendah dari normal. Kurangnya besi yang diserap berhubungan dengan asupan makanan, dan dapat dipengaruhi oleh persediaan makanan dan tingkat pengetahuan gizi. Dampak yang dapat timbul akibat kurangnya zat besi antara lain menurunnya sistem kekebalan tubuh, gangguan sistem pencernaan, keterlambatan perkembangan dan sebagainya. Terdapat beberapa ibu di Dusun Kalen tidak mengetahui tentang penyebab anemia defisiensi besi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan ibu tentang anemia defisiensi besi. Desain penelitian ini pra-eksperimental dengan rancangan one group pre-post test design. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penyuluhan kesehatan. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan. Jumlah sample sebanyak 41 responden, tehnik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif proporsi prosentase dengan hasil sebelum diberikan penyuluhan 37% ibu memiliki tingkat pengetahuan baik, 34% ibu memiliki tingkat pengetahuan cukup, dan 29% ibu memiliki tingkat pengetahuan kurang. Sesudah diberikan penyuluhan sebagian besar (68%) ibu memiliki tingkat pengetahuan baik. Hasil uji wilcoxon signed rank tests menunjukkan hasil nilai p = 0,000 lebih kecil dari α = 0,05, maka H0 ditolak yang berarti ada pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan (tahu) ibu tentang anemia defisiensi besi. Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti memberikan saran kepada Bidan desa serta kader posyandu Dusun Kalen Desa Kalen Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto diharapkan dapat berkerja sama dengan petugas gizi Puskesmas Dlanggu untuk memberikan penyuluhan kesehatan tentang anemia di seluruh dusun yang ada di Desa Kalen saat diadakan posyandu balita.
Pengaruh Teman Sebaya dengan Perilaku Jajan pada Anak Usia Sekolah Sisilia Indriasari Widianingtyas; Yohana Dinda
Adi Husada Nursing Journal Vol 8 No 1 (2022): Adi Husada Nursing Journal
Publisher : STIKES Adi Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37036/ahnj.v8i1.211

Abstract

Perilaku jajan sudah menjadi suatu rutinitas anak-anak terutama saat di sekolah, dan terkadang dapat menjadi kebiasaan yang menyimpang. Teman sebaya (peer group) merupakan kelompok dengan kesamaan ciri pada tingkat usia yang sama, yang sering memberikan pengaruh dalam pemilihan makanan. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan teman sebaya dengan perilaku jajan pada anak usia sekolah di SDN 003 Kecamatan Tanjung Palas Kalimantan Utara. Penelitian ini menggunakan desain korelasi dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling dengan besar sampel 36 responden. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Uji statistik dalam penelitian ini adalah uji chi square, dengan hasil p = 0,148 > α = 0,05 dapat dinyatakan bahwa H0 diterima artinya tidak ada hubungan teman sebaya dengan perilaku jajan pada anak usia sekolah. Hal ini bisa disebabkan bahwa selain teman sebaya masih ada faktor lain yang mempengaruhi perilaku jajan seperti : sikap terhadap makanan jajanan, pengetahuan, kebiasaan anak membawa makanan dari rumah dan kebiasaan makan pagi. Upaya untuk meningkatkan pengetahuan mengenai perilaku jajan yang baik dapat melalui kegiatan penyuluhan gizi, meningkatkan peran serta orang tua untuk membiasakan anak makan pagi, membawa makan dan minum sendiri, serta tidak sering membiasakan anak untuk jajan diluar rumah. Kata kunci : Teman sebaya, perilaku jajan