Claim Missing Document
Check
Articles

Estimasi Stok Karbon Padaekosistem Lamun Di Perairan Utara Papua (Studi Kasus : Pulau Liki, Pulau Befondi Dan Pulau Meossu) Aditya Hikmat Nugraha; Ilham Antariksa Tasabaramo; Udhi E Hernawan; Susi Rahmawati; Risandi Dwirama Putra; Fadhliyah Idris
Jurnal Kelautan Tropis Vol 23, No 3 (2020): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v23i3.7939

Abstract

One of the ecological functions of the seagrass ecosystem is the ability to absorb carbon coming from the atmosphere. The ability of seagrass to absorb carbon is carried out through photosynthesis. The absorbed carbon will then be stored in the form of seagrass biomass in the seagrass body. This study aims to estimate the carbon stock content stored in seagrass ecosystems in the Northern waters of Papua including on Liki Island, Befondi Island, and Meossu Island. The calculation of carbon stock is done by converting seagrass biomass using constants derived from representative values of seagrass carbon content in Indonesian waters. In general, based on the results obtained indicate that the biomass at the bellow ground of the seagrass is greater than the biomass at above ground the seagrass. The value of organic carbon content in seagrasses is influenced by seagrass biomass. The carbon stock content in the seagrass ecosystem in the study area is in the range of 18,04 – 419,46 g C / m2. Stations on Liki Island have generally higher carbon stocks compared to stations on other islands.Salah satu fungsi ekologi dari ekosistem lamun yaitu memiliki kemampuan dalam menyerap karbon yang berasal dari atmosfer. Kemampuan lamun dalam menyerap karbon dilakukan melalui proses fotosintesis. Karbon yang terserap selanjutnya akan disimpan dalam bentuk biomassa lamun  pada tubuh lamun. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi kandungan stok karbon yang tersimpan pada ekosistem lamun di Perairan Utara Papua tepatnya di Pulau Liki, Pulau Befondi dan Pulau Meossu. Perhitungan stok karbon dilakukan dengan melakukan konversi biomassa lamun menggunakan konstanta yang berasal dari nilai representatif konsentrasi kandungan karbon pada lamun yang berada di Perairan Indonesia. Secara umum berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa biomassa pada bagian bawah lamun lebih besar dibandingkan dengan biomassa pada bagian atas lamun. Nilai kandungan karbon organik pada lamun dipengaruhi oleh biomassa lamun. Kandungan stok karbon pada ekosistem lamun di wilayah penelitian  berada pada kisaran 18,04 – 419,46 gC/m2. Stasiun yang berada di Pulau Liki memiliki stok karbon yang umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan stasiun yang berada di pulau lainnya. 
Kandungan Logam (Pb) pada Strombus canarium Linnaeus,1758 (Mollusca :Gastropoda) di Perairan Malang Rapat dan Tanjung Siambang Provinsi Kepulauan Riau Andi Bakia Askara; Fadhliyah Idris; Risandi Dwirama Putra; Aditya Hikmat Nugraha
Jurnal Kelautan Tropis Vol 23, No 3 (2020): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v23i3.7229

Abstract

Human activities in coastal areas have the potential to cause heavy metal pollution. The impact of heavy metal pollution causes the accumulation of heavy metals in the body of marine biota, including the Gonggong Snail (S. Canarium). This study aims to analyze the concentration of heavy metals Pb in Gonggong snails in two different characteristics of aquatic ecosystems. Purposive sampling used as a sampling method of Gonggong Snail. The Analysis of heavy metal concentrations from Pb using the ICP (Inductively coupled plasma). The results showed the heavy metal concentration of Pb was 0.427 mg/kg for Malang Rapat Village and 0.71 mg/kg for Tanjung Siambang village. The difference between the two locations possibly due to differences in the aquatic characteristics at the study site. Aktivitas manusia di kawasan pesisir berpotensi menyebabkan terjadinya pencemaran logam berat. Dampak dari pencemaran logam berat dapat menyebabkan terakumulasinya logam berat pada tubuh biota laut, salah satunya yaitu Siput Gonggong (S.Canarium). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsentrasi logam berat Pb pada Siput Gonggong yang terdapat pada dua ekosistem perairan yang memiliki karakteristik perairan berbeda. Pengambilan sampel siput gonggong dilakukan dengan cara purposive sampling. Analisis konsentrasi logam berat menggunakan bantuan alat ICP (Inductively coupled plasma). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi logam berat Pb sebesar 0,427 mg/kg untuk Desa Malang Rapat dan 0,71 mg/kg untuk desa Tanjung Siambang. Terjadi perbedaan antara kedua lokasi kemungkinan dikarnakan adanya perbedaan karakteristik perairan pada lokasi penelitian.
Pemetaan Luasan Hutan Mangrove Dengan Menggunakan Citra Satelit Di Pulau Mapur, Provinsi Kepulauan Riau Risandi Dwirama Putra; Herlanto Sihar Napitupulu; Aditya Hikmat Nugraha; Mario Putra Suhana; Abdul Rahman Ritonga; Tengku Ersti Yulika Sari
Jurnal Kelautan Tropis Vol 25, No 1 (2022): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v25i1.12294

Abstract

Mapping can be used as an alternative solution to find out the distribution map of the mangrove ecosystem by utilizing remote sensing technology and can provide value to the mangrove ecosystem. The purpose of this study was to map the distribution of mangrove ecosystems on Mapur Island. Sentinel-2b image is one of the satellite imageries had performance used to analyze the distribution of mangrove ecosystems. The mapping of the distribution of mangroves on Mapur Island shows that the mangrove ecosystem is distributed from the east to the northwest of Mapur Island. The northern part of Mapur Island has a sandy substrate classification that does not allow the growth of mangroves in the area. The distribution of mangrove classification results using Sentinel Citra-2b has a high pixel value classified of 88%, the comparison the accuracy of in situ data classification of 80%. The largest mangrove density is on Mapur Island, with a value of density of 156,729 ha. Pemetaan dapat dijadikan salah satu solusi alternatif untuk mengetahui peta sebaran luasan ekosistem mangrove dengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh dan dapat memberikan nilai luasan ekosistem mangrove. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan pemetaan sebaran luasan ekosistem mangrove di Pulau Mapur. Citra Sentinel-2b merupakan salah satu citra yang dapat digunakan untuk menganalisis sebaran luasan ekosistem mangrove. Hasil dari pemetaan sebaran mangrove di Pulau Mapur dapat dilihat bahwa ekosistem mangrove tersebar di bagian timur hingga barat laut Pulau Mapur. Bagian utara Pulau Mapur mempunyai tipe substrat yang berpasir sehingga tidak memungkinkan tumbuhan mangrove dapat tumbuh di daerah tersebut. Sebaran mangrove hasil klasifikasi dengan menggunakan Citra Sentinel-2b memiliki nilai piksel terklasifikasi hamper sempurna adalah 88%, sedangkan akurasi klasifikasi terhadap lapangan 80%. Kerapatan mangrove di Pulau Mapur yang paling luas dengan tingkat kerapatan padat dengan luas 156.729 ha. 
Fix Desalination System Technology as Development of Creative and Innovative Capabilities of Youth Community Eko Prayetno; Risandi Dwirama Putra; Dedy Kurniawan; Edwin Ghutowo; Soedrajad Haryo Adji; Ricky Try Noer Hidayah; Adih Adih
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (Indonesian Journal of Community Engagement) Vol 5, No 1 (2019): April
Publisher : Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (17.362 KB) | DOI: 10.22146/jpkm.40040

Abstract

Community service activity is conducted in the region of KKN-PPM Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) in the Malang Rapat Village, Bintan Regency.  Malang Rapat Village was chosen because of the location on the coastal area and have a concern about the management of hydrology, clean water resources and the management of limited water resources.  The lack of information and transfer of knowledge to the community in the coastal areas will produce some difficulties to solve the problems, especially in solving the problems regarding the adequacy and need for clean water. Then the general condition of the youth village in the coastal areas is not goal oriented. Based on those exercising their Community Services activities are carried out using the learning development by including the principle of 4C (Creative, Collaborative, Communicative and Competitive). It is expected that with the development of scientific principles that incorporate the principle of the transfer of the value of creativity, collaborative, communicative and competitive will give a very good impact to the target object for the long term. In this case, appropriate technology was designed for a public event in the Region KKN-PPM Malang Rapat Village in helping to resolve the problem of clean water needs for consumption is making Fix Desalination System. Fix Desalination System designed structure mica glass/acrylic which has a volume of 1 m3 to produce 15.95 ml distilled fresh water in the tank within 6 hours.
OTEC Potential Studies For Energy Sustainability In Riau Islands Ibnu Kahfi Bachtiar; Risandi Dwirama Putra
Proceeding of the Electrical Engineering Computer Science and Informatics Vol 6: EECSI 2019
Publisher : IAES Indonesia Section

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/eecsi.v6.1957

Abstract

Interest in the use of alternative renewable energy resources has been developed recently due to increased energy consumption and depletion of fossil fuel reserves. A major concern the world to reduce is dependence impact from fossil fuel consumption with renewable energy. Renewableenergy sources have enormous economic, environmental benefits and provide energy security. The most potential renewable energy sources of ocean energy include Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC). OTEC is a technology to generate electricity using a heat source thermal energy stored in the sea and is becoming increasingly attractive option to supply additional energy for many tropical countries and islands such as Riau Islands. Two monitoring stations were collected in Bintan Island using CTD. CTD profiler allows to the determination of derived and relevant quantities in situ measurement ocean temperature per depth. The relationship between ocean temperature and ocean depth represented with Regression Model Fit Analysis (RMFA). RMFA models to estimates ocean temperature profiles from CTD measurements. To predict ocean depths up to 2000 meters using Equation of State Model (EoSM) of ocean water. The OTEC efficiency value can be calculated using the equation of Carnot efficiency (η). Carnot efficiency maximum in Riau Island is η <0.7.
Characteristic of Sea Waves Southern Batam City waters-Northen Lingga District waters Soedrajad Haryo Adji; Risandi Dwirama Putra; Mario Putra Suhana; Try Febrianto; Chandra Joei Koenawan
Journal of Applied Geospatial Information Vol 4 No 2 (2020): Journal of Applied Geospatial Information (JAGI)
Publisher : Politeknik Negeri Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5.275 KB) | DOI: 10.30871/jagi.v4i2.1458

Abstract

The southern Batam City sea and northern of Lingga District sea are often used by fishing locations and shipping traffic from Batam City to Lingga District. Southern of Batam City sea-northen Lingga District sea have uncertain sea wave conditions that can affect the stability of ship traffic. The purpose of this study is to determine characteristic of sea waves along with wind speed and directions. Characteristic analysis of ocean waves using the SPM (Shore Protection Manual) method from wind direction and speed data in 2018. The height of ocean waves in the northen Batam City sea-southern Lingga District during 2018 is 2.59 meters with periods of 8.47 s up to 0.005 m with a period of 0.39 s. The average wave height in 2018 is 0.69 m with sea wave characteristic patterns still following seasonal wind conditions. The highest sea wave height conditions are in the northern season due to the geographical location of the southern Batam City sea-southern Lingga District sea in the Northern Hemisphere.
TRANSPLANTASI KARANG SEBAGAI UPAYA KONSERVASI TERUMBU KARANG DI KAMPUNG BARU, LAGOI, BINTAN Dedy Kurniawan; Risandi Dwirama Putra; Susiana Susiana; Jumsurizal Jumsurizal; Try Febrianto; Dwi Septiani Putri; Hasnarika Hasnarika; M Ramlan
Jurnal Pemberdayaan Maritim Vol 3 No 2 (2021): Journal of Maritime Empowerment
Publisher : Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/jme.v3i2.3500

Abstract

Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem yang rentan terhadap kerusakan. Berbagai aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan dan perubahan iklim global telah menyebabkan kondisi ekosistem terumbu karang mengalami kerusakan, sehingga kondisi tutupan karang hidup yang baik semakin menurun, sementara yang mengalami kerusakan semakin meningkat. Untuk menjaga kondisi dan kelestarian ekosistem terumbu karang di Perairan Desa Sebong Lagoi agar tidak menurun, maka diperlukan suatu upaya konservasi terumbu karang. Salah satu upaya konservasi yang dapat dilakukan yaitu kegiatan transplantasi karang. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) ini adalah diharapkan kelompok masyarakat Kampung Baru, Desa Sebong Lagoi mampu melakukan kegiatan transplantasi karang, mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, hingga perawatan. Kegiatan yang dilakukan yaitu memberikan pengenalan dan pelatihan kegiatan tranplantasi karang kepada kelompok masyarakat Kampung Baru, Desa Sebong Lagoi mulai dari kegiatan persiapan dalam memilih lokasi dan peralatan yang dibutuhkan, pelaksanaan kegiatan transplantasi yaitu pemilihan induk dan metode transplantasi karang, serta pendampingan sehingga mampu mengaplikasikan kegiatan transplantasi dan perawatan transplantasi karang. Kegiatan ini mendapat respon positif dan antusias dari Kelompok Masyarakat Sadar Wisata (Pokdarwis) dan masyarakat Kampung Baru Desa Sebong Lagoi terkait kegiatan pengabdian tersebut, serta kegiatan pengabdian dapat dilakukan dalam bentuk pelatihan secara tatap muka dengan masyarakat, namun dengan memperhatikan protokol Covid-19.
Optimasi Penggunaan Waktu Pembersihan untuk Suksesi Transplantasi Karang Acropora Millepora di Perairan Malang Rapat, Bintan Bukhari Bukhari; Risandi Dwirama Putra; Dedy Kurniawan
Jurnal Kelautan Nasional Vol 16, No 2 (2021): AGUSTUS
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (673.313 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v16i2.8689

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pertumbuhan, tingkat kelangsungan hidup dan mengetahui pengaruh frekuensi waktu pembersihan terhadap keberhasilan transplantasi karang keras (Acropora millepora) di Perairan Malang Rapat, Bintan. Penelitian ini dilakukan dengan metode transplantasi menggunakan modul terbuat dari semen berbentuk balok. Transplantasi karang dilakukan dengan empat perlakuan, perlakuan A (fragmen dibersihkan setiap 1 minggu), perlakuan B (fragmen dibersihkan setiap 2 minggu), perlakuan C (fragmen dibersihkan setiap 3 minggu) dan perlakuan D (tidak ada pembersihan fragmen) dengan 5 kali pengulangan setiap perlakuan. Pengamatan dilakukan setiap minggu selama 12 minggu penelitian. Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan mutlak pada perlakuan A sebesar 14,94 ± 4,98 mm, perlakuan B sebesar 18,16 ± 5,93 mm, perlakuan C sebesar 12,30 ± 3,78 mm dan perlakuan D sebesar 12,22 ± 4,34 mm. Laju pertumbuhan fragmen karang pada perlakuan A sebesar 1,24 ± 0,41 mm/minggu, perlakuan B sebesar 1,51 ± 0,49 mm/minggu, perlakuan C sebesar 1,02 ± 0,31 mm/minggu, dan laju perlakuan D sebesar 1,01 ± 0,36 mm/minggu. Tingkat kelangsungan hidup fragmen karang Acropora millepora pada perlakuan A dan B sebesar 100% (tidak mengalami kematian), sedangkan perlakuan C dan D sebesar 83,08% (mengalami kematian). Hasil uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata antara pertumbuhan karang Acropora millepora berdasarkan perbedaan waktu pembersihan. Perlakuan B (pembersihan fragmen setiap 2 minggu sekali) merupakan perlakuan dengan pertumbuhan optimum.
Biodiversity of Reef Fishes in Three Small Outer Islands of West Papua, Indonesia Risandi Dwirama Putra; Petrus Christianus Makatipu; I Wayan Eka Dharmawan; Frensly Damianus Hukom; Muhammad Abrar; Rikoh Manogar Siringoringo; Ni Wayan Purnamsari; Aditya Hikmat Nugraha; Pradipta Agustina; Khairunnisa Khairunnisa; Asep Mulyono; MD Jayedul Islam
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 27, No 4 (2022): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ik.ijms.27.4.285-296

Abstract

Coral fish groups have a very strong dependence on coral reef ecosystems. Nusa Manggala Expedition was carried out for twenty days to explore basic data on the diversity of species of coral reef fish in the Liki, Bepondi, and Miossu Islands. Assessment of coral fish assemblages using Underwater Visual Census (UVC). Four hundred and thirty-two species of fifty families of reef fishes found during the 2nd session the Nusa Manggala expedition in Liki, Bepondi, and Miossu islands, northern Papua. Four species (Mobula tarapacana, M. alfredi, Oxymonacanthus longirostris, Bolbometopon muricatum, and Plectropomus areolatus) and one species (Cheilinus undulatus) categorized of IUCN as Vulnerable (VU) and Endangered (EN), respectively, were recorded in this study. There is unique pattern of reef fishes’ composition in small outer islands location in pristine location that shows Pomacentridae and Labridae were almost in the same number as Gobiidae, Apogonidae, Serranidae, Chaetodontidae, and Acanthuridae. In addition, the results showed that the Liki and Miossu islands and Bepondi Island included at the Coral Fish Diversity Index (CFDI) as an extraordinary and excellent category of marine fish, respectively. The results of the expedition showed that the Liki Islands and Miossu Island had an extraordinary category of marine fish, and Bepondi Island had an excellent category of sea fish. The culture of local people in Papua called "Sasi" prove to provide full protection to the ecosystem and have a positive impact on high diversity of reef fishes.
Perbandingan Penerapan Hasil Metode Admiralty dan Least Square untuk Peramalan Pasang Surut di Selat Bintan, Kepulauan Riau Sinta Junia Wulandari; Try Febrianto; Mario Putra Suhana; Risandi Dwirama Putra; Dony Apdillah
Jurnal Kelautan Vol 15, No 3: Desember (2022)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v15i3.11406

Abstract

ABSTRACTThe Bintan Strait is an area where some of the community's activities are influenced by tidal phenomena, such as; sea transportation for shipping, crossing, and traditional fishing. This study aims to analyze the characteristics of the tide include; sea level elevation, harmonic constant value, tidal type and tidal forecast for the next year. The calculation of the harmonic constants is carried out using the Admiralty and Least Square methods. This research has been carried out from March to July 2021. Primary data collection of high water level is carried out with the Tide Master instrument for 7 days. In addition to primary data, secondary data used for 22 days of high water levels from BIG (Geospatial Information Agency). The Admitralty and Least Square methods are operated using Microsoft Excel software, while for tidal forecasting analysis using MIKE21 and World Tides software. The results show that the Formzahl Admiralty and Least Square numbers are 0.35 and 0.97, respectively, with the types of tides being mixed tide prevailing semidiurnal. The MSL values for each method of Admiralty and Least Square obtained values of 154.11 cm and 118.37 cm, MHWL = 233.47 and 268.31, LLWL = 43.11 and 254.56, MHWS = 230.22 and 215, 52, MLWS= 78.01 and 21.22, MLWL= 74.75 and -31.57. The results of the forecasting test for the next 3, 6 and 12 months using the Admiralty method produced the smallest RMSE of 0.664.Keywords:  Admiralty, Least Square, Tides, Bintan straitABSTRAKSelat Bintan merupakan sebuah daerah dimana sebagian aktivitas masyarakatnya dipengaruhi fenomena pasang surut, seperti; transportasi laut untuk keperluan pelayaran, penyeberangan, maupun penangkapan ikan tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik pasut meliputi; elevasi muka air laut, nilai konstanta harmonic, tipe pasut dan peramalan pasang surut untuk satu tahun kedepan. Perhitungan konstanta harmonik dilakukan dengan metode Admiralty dan Least Square. Penelitian ini telah dilakasanakan pada bulan Maret sampai dengan Juli 2021. Pengumpulan data primer tinggi level muka air dilakukan dengan istrumen Tide Master selama 7 hari. Selain data primer digunakan data sekunder tinggi level air selama 22 hari berasal dari BIG (Badan Informasi Geospasial). Metode Admitralty dan Least Square dioperasionalkan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel, sedangkan untuk analisis peramalan pasut menggunakan perangkat lunak MIKE21 dan World Tides. Hasil penelitian menunjukkan bilangan Formzahl Admiralty dan Least Square masing-masing sebesar 0.35 dan 0.97 dengan tipe pasang surut keduanya adalah campuran condong keharian ganda (mixed tide prevailing semidiurnal). Nilai MSL  untuk masing-masing metode Admiralty dan Least Square diperoleh nilai sebesar 154.11 cm dan 118,37 cm, MHWL= 233,47 dan 268,31, LLWL= 43,11 dan 254,56, MHWS= 230,22 dan 215,52, MLWS= 78,01 dan 21,22, MLWL= 74,75 dan -31,57. Hasil uji peramalan pada waktu 3, 6 dan 12 bulan kedepan pada metode Admiralty menghasilkan RMSE terkecil sebesar 0,664. Kata kunci:  Admiralty, Least Square, Pasang surut, Selat Bintan
Co-Authors Abdul Alimun Karim Abdul Rahman Ritonga Adih Adih Aditya Hikmat Nugraha Adrian, Dino Agung Dhamar Syakti Alde Vio Verandi Andi Bakia Askara Andri Irawan Ani Suryanti Anton Hekso Yunianto Apriansyah, Firman Arief Pratomo, Arief Asep Mulyono Asep Mulyono Bachtiar, Ibnu Kahfi Bukhari Bukhari Chandra Joei Koenawan Deah, A Dedy Kurniawan Desi Nurlianti Devia Hartono Puteri Dony Apdillah Dwi Septiani Putri Edwin Ghutowo Fadhliyah Idris Frensly Damianus Hukom Hasnarika, Hasnarika Herlanto Sihar Napitupulu Hidayah, Ricky Try Noer Hidayah, Ricky Try Noer I Wayan Eka Dharmawan I Wayan Eka Dharmawan I Wayan Nurjaya Ibnu Kahfi Bachtiar Ichsan, Rafiqul M Ichsan, Rafiqul M Ilham Antariksa Tasabaramo Ilva, Habrio Islam Uzri H.A Ita Karlina Jaya, Yales Veva Jaya, Yales Veva Jumsurizal Jumsurizal Juraij Juraij Khairunnisa Khairunnisa Koto, J. Kurniawan Ramadhan Lubis Leica Febby Shafitri M Ramlan M, Mufti F Marga Raharja, Adyk Mario Putra Suhana MD Jayedul Islam MD Jayedul Islam Muhamad Muliadi Muhammad Abrar Muhammad Abrar Muhammad Abrar Muhammad Abrar Muhd Ridho Baihaque Munthe, Masri Ginting Munthe, Masri Ginting Muta Ali Khalifa Ni Wayan Purnama Sari Ni Wayan Purnamasari Ni Wayan Purnamsari Ni Wayan Purnamsari Nyoman M N Natih Oksto Ridho Sianturi Petrus Christianus Makatipu Pradipta Agustina, Pradipta Prayetno, Eko Putri Restu Hertyastuti Rada, Dwi Cahya Reski Putri Handayani Ricky Try Noer Hidayah Rikoh Manogar Siringoringo Rikoh Manogar Siringoringo Rikoh Manogar Siringoringo Rikoh Manogar Siringoringo Rizki Abdullah Rumapea, Meyliana Anastasya Sapta Nugraha Saputra, H Sarmada, Iqbal Faiz Sarmada, Iqbal Faiz Satria Agust SATRIYAS ILYAS Sinta Junia Wulandari Soedrajad Haryo Adji Soedrajad Haryo Adji Susi Rahmawati Susi Rahmawati T. Ersti Yulika Sari Tri Apriadi Tri Nur Cahyo Try Febrianto Udhi E Hernawan Udhi E Hernawan