Claim Missing Document
Check
Articles

TRANSPLANTASI KARANG SEBAGAI UPAYA KONSERVASI TERUMBU KARANG DI KAMPUNG BARU, LAGOI, BINTAN Dedy Kurniawan; Risandi Dwirama Putra; Susiana Susiana; Jumsurizal Jumsurizal; Try Febrianto; Dwi Septiani Putri; Hasnarika Hasnarika; M Ramlan
Jurnal Pemberdayaan Maritim Vol 3 No 2 (2021): Journal of Maritime Empowerment
Publisher : Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/jme.v3i2.3500

Abstract

Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem yang rentan terhadap kerusakan. Berbagai aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan dan perubahan iklim global telah menyebabkan kondisi ekosistem terumbu karang mengalami kerusakan, sehingga kondisi tutupan karang hidup yang baik semakin menurun, sementara yang mengalami kerusakan semakin meningkat. Untuk menjaga kondisi dan kelestarian ekosistem terumbu karang di Perairan Desa Sebong Lagoi agar tidak menurun, maka diperlukan suatu upaya konservasi terumbu karang. Salah satu upaya konservasi yang dapat dilakukan yaitu kegiatan transplantasi karang. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) ini adalah diharapkan kelompok masyarakat Kampung Baru, Desa Sebong Lagoi mampu melakukan kegiatan transplantasi karang, mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, hingga perawatan. Kegiatan yang dilakukan yaitu memberikan pengenalan dan pelatihan kegiatan tranplantasi karang kepada kelompok masyarakat Kampung Baru, Desa Sebong Lagoi mulai dari kegiatan persiapan dalam memilih lokasi dan peralatan yang dibutuhkan, pelaksanaan kegiatan transplantasi yaitu pemilihan induk dan metode transplantasi karang, serta pendampingan sehingga mampu mengaplikasikan kegiatan transplantasi dan perawatan transplantasi karang. Kegiatan ini mendapat respon positif dan antusias dari Kelompok Masyarakat Sadar Wisata (Pokdarwis) dan masyarakat Kampung Baru Desa Sebong Lagoi terkait kegiatan pengabdian tersebut, serta kegiatan pengabdian dapat dilakukan dalam bentuk pelatihan secara tatap muka dengan masyarakat, namun dengan memperhatikan protokol Covid-19.
Studi Kontaminasi Logam Berat (Pb dan Cr) Pasca Pertambangan Bauksit Sebagai Potensi Lokasi Kegiatan Budidaya Perikanan Risandi Dwirama Putra; Tri Apriadi
Intek Akuakultur Vol. 2 No. 1 (2018): Intek Akualultur
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (676.959 KB) | DOI: 10.31629/intek.v2i1.273

Abstract

Bauksit merupakan salah satu kegiatan penambangan yang dapat menimbulakan fenomena Acid Mine Drainage (AMD), dimana kegiatan yang dikembangkan oleh pertambangan bauksit adalah, sejak awal operasi, yang mampu mendegradasi kondisi lingkungan sekitar dan menyebabkan modifikasi terhadap struktur utama lingkungan. Salah satu alternatif untuk mengurangi dampak negatif produksi pertambangan bauksit adalah dengan memanfaatkan kembali lahan bauksit yang telah ditinggalkan yang membentuk genangan air. Puding pada bekas penggalian bauksit diperkirakan memiliki potensi untuk budidaya ikan. Setiap lokasi pengambilan sampel berada pada 5 (lima) lokasi berdasarkan kegiatan pasca penambangan bauksit) yang digunakan untuk menentukan kadar logam berat dari Pb dan Cr. Sampel tanah maupun sedimen juga dikumpulkan untuk dilaksanakan analisis ukuran butir (grain size) Konsentrasi logam berat total diukur menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom Flame (AAS). Hasil perhitungan nilai Faktor Pengayaan (EF) logam berat untuk Pb) menunjukkan telah terjadi pengayaan logam Pb yang sangat ekstrim tingginya di lahan bekas penambangan bauksit untuk stasiun Simpang Dompak, Dompak dan Wacopek (EF > 40). Faktor Pengayaan (EF) Cr pada lokasi lahan pasca-tambang bauksit untuk stasiun, Simpang Dompak dan Sei.Carang nilai EF >5 menunjukkan adanya kontaminasi logam Cr. Dai Nilai Indek Igeo, Logam Pb terkatagori tercemar berat Igeo> 5dan Cr dengan Igeo <5 tercemar sedang. Kualitas air tambang Bauskit menunjukan hasil yang baik. Secara umum, daerah pasca tambang bauskit masih memiliki potensi untuk kegiatan budidaya, walaupun ada kontaminasi Pb yang tinggi pada substrat tetapi kualitas air pada deerah tersebut dapat dimanfaatkan untuk organisme dinamis seperti ikan. Perlu adanya teknik budi daya yang tepat untuk mengelola lahan tersebut agar dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kegiatan budidaya.
Analisis Habitat Gastropoda pada Ekosistem Lamun di Perairan Bintan Kecamatan Gunung Kijang Kurniawan Ramadhan Lubis; Ita Karlina; Risandi Dwirama Putra
JURNAL ENGGANO Vol. 8 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jenggano.8.1.1-11

Abstract

Ekosistem lamun memiliki kaitan yang erat dengan keberadaan gastropoda. Dimana, kondisi lamun sangat berpengaruh terhadap besarnya jumlah gastropoda. Kondisi lingkungan yang berbeda di Perairan Bintan Kecamatan Gunung Kijang di duga dapat berpengaruh terhadap nilai keanekragaman gastropoda pada ekosistem lamun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai keankaragaman gastropoda pada ekosistem lamun dengan karakteristik lingkungan yang berbeda di beberapa daerah pesisir Perairan Bintan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September hingga November 2021 di 3 stasiun yakni perairan Desa Kawal, Desa Teluk Bakau, dan Desa Malang Rapat Bintan Kecamatan Gunung Kijang. Metode yang digunakan adalah metode sampling dengan transek kuadran yang membentang 3 buah transek garis sepanjang 100 m kearah laut. Analisis data yang digunakan meliputi tutupan lamun, kepadatan relatif gastropoda, kepadatan jenis gastropoda, keanekaragaman gastropoda, keseragaman gastropoda, dan dominansi gastropoda. Hasil penelitian di temukan 23 spesies gastropoda pada 7 jenis lamun yang tersebar di 3 lokasi penelitian. Didapatkan nilai keanekaragaman gastropoda berkisar antara 1,51 – 1,82 dengan kategori sedang. Adapun gastropoda yang memiliki nilai kepadatan tertinggi dari ke 3 stasiun pengamatan yaitu Batillaria Zonalis, sedangkan gastropoda dengan jenis yang paling banyak di temui pada lamun yaitu Columbella Versicolor. Tutupan lamun tertinggi berada di perairan Malang Rapat dengan nilai sebesar 74%.
Variasi dan Komposisi Bentuk Pertumbuhan Karang (Life Form) di Perairan Bintan Timur Rizki Abdullah; Ita Karlina; Dedy Kurniawan; Risandi Dwirama Putra; Asep Mulyono
Jurnal Kelautan Vol 16, No 1: April (2023)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v16i1.15212

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini mengkaji tentang keanekaragaman bentuk kehidupan pertumbuhan karang di perairan Bintan bagian timur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk kehidupan bentuk life form karang dan untuk mengetahui persentase jenis tutupan terumbu karang, indeks keanekaragaman, keseragaman. Indeks dan indeks dominasi spesies di Bintan bagian timur. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode under photo transect (UPT) dengan panjang transek garis yang digunakan adalah 50m dengan luas pemotretan (58 x 44) cm2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada stasiun satu di perairan Kawal persentase tutupan karang hidup sebesar 41.80% termasuk dalam kategori sedang. Ada 8 jenis pertumbuhan karang bentuk kehidupan, yaitu CM, CF, ACE, ACT, CS, CE, CB, CMR. Pada stasiun dua di perairan Teluk Bakau persentase tutupan karang hidup sebesar 47,40% dikategorikan sedang. Ada 7 jenis pertumbuhan karang bentuk kehidupan yang ditemukan, yaitu CM, CF, CE, CS, ACT, ACS, ACE. Pada stasiun tiga perairan Malang Rapat persentase tutupan karang hidup sebesar 41,53% termasuk kategori sedang. Ada 9 jenis pertumbuhan karang bentuk kehidupan yang ditemukan, yaitu CM, ACE, CS, CF, CE, CMR, ACS, ACT, CB.Kata kunci: Keanekaragaman, Life form Coral, Under Photo Transect (UPT),Tutupan karang, Perairan Bintan TimurABSTRACTThis research examines the diversity of life form coral growth in the waters of the eastern part of Bintan.The purpose of this research aimed to determine the growth form of life form corals the percentage of coral reef cover types, diversity index, uniformity index and species dominance index in the eastern part of Bintan. This research was conducted using the under photo transect (UPT) method with the length of the line transect used was 50m with a photo area (58 x 44) cm2. The results showed that at station one in Kawal waters, the percentage of life coral cover was 41.80%, categorized as medium. There were 8 types of life form coral growth, namely CM, CF, ACE, ACT, CS, CE, CB, CMR. At station two in the waters of the Teluk Bakau, the percentage of live coral cover was 47,40% categorized as moderate. There were 7 types of life form coral growth found, namely CM, CF, CE, CS, ACT, ACS, ACE. At station three in Malang Rapat waters, the percentage of live coral cover was 41,53% categorized as medium. There were 9 types of life form coral growth found, namely CM, ACE, CS, CF, CE, CMR, ACS, ACT, CB.Keywords: Diversity, Life form coral, Under Photo Transect (UPT), Coral cover, East Bintan waters
Pemetaan Luasan Ekosistem Lamun Menggunakan Citra Sentinel 2A Tahun 2018 Dan Tahun 2020 Di Perairan Desa Pengudang, Pulau Bintan Risandi Dwirama Putra; Reski Putri Handayani; Fadhliyah Idris; Mario Putra Suhana; Aditya Hikmat Nugraha
Buletin Oseanografi Marina Vol 12, No 3 (2023): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v12i3.52800

Abstract

Ekosistem lamun dapat terganggu oleh berbagai faktor seperti perubahan suhu, polusi, kerusakan habitat, destructive fishing, dan pencemaran laut. Pemantauan kondisi lamun sangat penting dilakukan untuk memastikan keseimbangan ekosistem tetap terjaga, terutama pada daerah konservasi seperti di Desa Pengudang yang menjadi wilayah konservasi lamun. Salah satu cara yang dapat digunakan dalam mengamati kondisi ekosistem lamun untuk melihat perubahan yang terjadi adalah menggunakan kombinasi sistem informasi geografis dengan pengindraan jauh. Pada teknologi pengindraan jauh data yang digunakan yaitu Citra Sentinel-2A. Tujuan dari penelitian ini adalah memetakan luasan lamun di perairan Desa Pengudang dengan menggunakan Algoritma Lyzenga. Metode Lyzenga dikenal dengan nama metode depth-invariant index atau metode water column correction (koreksi kolom air). Koreksi kolom air bertujuan untuk mengeliminasi kesalahan identifikasi spektrum habitat karena faktor kedalaman selanjutnya dilanjutkan dengan proses supervised classification pada citra. Luasan lamun di perairan Desa Pengudang didapatkan berdasarkan hasil analisis klasifikasi terbimbing. Citra Sentinel-2A pada tahun 2018 mencapai angka 8.43 dan pada tahun 2020 mengalami penurunan dengan angka 7.30 hektar dengan nilai uji akurasi 80%. Penurunan luas padang lamun di perairan Desa Pengudang disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pencemaran minyak di wilayah Bintan yang terjadi secara teratur setiap tahun dan telah mempengaruhi kondisi ekosistem di wilayah tersebut.    Seagrass ecosystems can be disturbed by various factors such as changes in temperature, pollution, habitat destruction, and human activities, including unsustainable fishing, marine pollution, and chemical use. Therefore, monitoring the condition of seagrass ecosystems is essential to ensure the balance of the ecosystem is maintained, especially in conservation areas. Pengudang Village is one of the villages that has been designated as a seagrass conservation area. One of the ways to observe the condition of seagrass ecosystems and detect changes is to use a combination of geographic information systems and remote sensing. The data used in remote sensing technology is the Sentinel-2A image. The purpose of this research is to map the seagrass area in the waters of Pengudang Village using the Lyzenga Algorithm, also known as the depth-invariant index method or water column correction method. The water column correction method aims to eliminate errors in habitat spectral identification due to depth factors before proceeding with the supervised classification process on the image. The seagrass area in the waters of Pengudang Village was obtained based on the results of the supervised classification analysis. The Sentinel-2A imagery in 2018 covered an area of 8.43 hectares, and in 2020, it decreased to 7.30 hectares with an accuracy test value of 80%. The decrease in the seagrass area in the waters of Pengudang Village is caused by several factors, one of which is oil pollution in the Bintan region, which occurs regularly every year and has affected the condition of the ecosystem in the region.
Model Hidrodinamika 2 Dimensi Gelombang Laut Permukaan di Sekitar Lokasi Reklamasi Kota Tanjungpinang Desi Nurlianti; Mario Putra Suhana; Risandi Dwirama Putra
Jurnal Kelautan Vol 16, No 3: Desember (2023)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v16i3.15543

Abstract

ABSTRAKPesisir dan pantai Kota Tanjungpinang saat ini mengalami reklamasi. Aktivitas reklamasi di pesisir akan memberikan dampak terhadap perubahan kondisi fisik pantai terutama akibat gelombang laut yang merupakan salah satu parameter hidro-oseanografi yang mempengaruhi perubahan wilayah pesisir dan pantai selain parameter arus dan pasang surut (Denestiyanto et al., 2015). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gelombang laut yang terjadi di sekitar lokasi reklamasi Kota Tanjungpinang menggunakan model hidrodinamika. Metode penelitian yang digunakan metode survei. Data yang akan diukur di lapangan adalah batimetri dan angin. Data lain yang digunakan adalah data pasang surut yang diperoleh dari prediksi menggunakan MIKE 21 dan garis pantai. Alat selama penelitian terdiri dari alat survei dan analisis gelombang laut menggunakan software MIKE 21 dengan modul Spectral Wave (SW). Hasil model kondisi gelombang laut dari musim utara hingga musim barat di sekitar lokasi reklamasi Kota Tanjungpinang secara umum arah dan kondisi penjalaran gelombang sangat dipengaruhi oleh kondisi angin muson yang berganti setiap 3 (tiga) bulan sekali. Angin dominan berhembus dari arah utara dengan persentase kejadian angin musim secara umum cukup dominan, terutama pada kisaran 3,60-5,70 m/s. Sementara itu angin yang berpotensi membentuk gelombang laut adalah angin dari arah utara, selatan dan barat dengan rentang ketinggian gelombang setiap musim dominan berada di antara 0,1-1,5 m.Kata Kunci: Model Hydrodynamic, Gelombang, Kota Tanjung Pinang, AnginABSTRACTThe coastal of Tanjungpinang city currently experiencing reclamation. Reclamation activities on the coastal will have impact on changes in coastal physical conditions, especially due to ocean waves is one of the hydro-oceanographic parameters that affect changes to coastal areas in addition to currents and tidal parameters (Denestiyanto et al., 2015). This research aim to obtain information about ocean waves conditions arounds the coastsl reclamation site of Tanjungpinang city using hydrodynamic model. The research method used is the survey. The data used include is batimetri and wind. Other data used is prediction tidal using MIKE 21 and shoarline. The research equipment consists of equitment survey and analysis ocean wave using MIKE 21 software with the modul Spectral Wave (SW). The results of conditions model ocean waves from the north season to the west season around the coastal reclamation site of Tanjungpinang city, in general the direction and conditions of wave propagation are strongly influenced by monsoon wind conditions which change every 3 (three) months. The dominant wind blows from the north with the percentage of seasonal winds in general being quite dominant, especially in the range of 3,60-5,70 m/s. Meanwhile, winds that have the potential to form ocean waves are winds from the north, south and west with a range of wave heights per dominant season between 0,1-1,5 m.Keywords: Hydrodynamic Model, Ocean Wave, Tanjungpinang City, Wind
Marine Biodiversity of Coral Reef Fishes in Pieh Marine Recreational Park After Bleaching and Acanthaster Outbreaks Risandi Dwirama Putra; Muhammad Abrar; Rikoh Manogar Siringoringo; Ni Wayan Purnamsari; Pradipta Agustina; MD Jayedul Islam
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 14 No. 1 (2022): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v14i1.30133

Abstract

Highlight ResearchAfter bleaching disturbance and Acanthaster planci outbreaks, herbivore fishes species were dominated in MRP PiehThis explains the marine recreational activities in utilization zone MRP Pieh have no impact on reducing fish biomassAfter disturbance in MRP Pieh shows the coral reef fishes still endurance on bleaching event, and Acanthaster planci outbreak after disturbance in MRP Pieh shows the coral reef fishes still endurance on bleaching event and Acanthaster planci outbreak. However, the composition of corallivorous has decreased but has been an increase in herbivorous and carnivorous fish populationsAbstractPieh MRP encountered non-anthropogenic phenomena, precisely massive coral bleaching in 2016, 2017, and massive predators from Acanthaster planci outbreaks in 2018. This study aimed to understand the pattern of coral reef diversity in the core zone and utilization in the MRP area and compare it to non-MRPS locations that accept the same non-anthropogenic pressure conditions. Coral fish sampling using a UVC is categorized into three zones: the core zone, the utilization zone, and outside the MRP area. 8 Families of coral reef fishes were counted based on categories of level function in ecologies and economy. Taxonomic distinctiveness estimates were calculated mathematically for each sample, including species richness and taxonomic diversity were compared among zonation area. Pearson's Coefficient Correlation Matrix was used to measure the correlation relationship between zonation areas. There are 91 species of fish and 3002 individuals found. The richest family in the MRP Core Zone and MRP Utility Zone was Acanthuridae with 20 species and non-MRP has a lower species richness and abundance of fish communities. The dominant species in Pieh MRP was Ctenochaetus striatus with average abundant per site (21.3 ± 7.62, n = 3). Acanthuridae represents 55.98% of the total biomass in MRP-Core Zone, 63.13% in MRP-Utility Zone, and 41.55% in Non-MRP Area. This study showed the number of species and populations from corallivores fishes have decreased but has been an increase in herbivorous and carnivore diversity. The diversity indices (H') and ENS also shows no differ significantly between zonation.
Conversion of High Speed Landing Craft Boat for Passenger into High Speed Landing Craft Boat for Ambulance Eko Prayetno; Alde Vio Verandi; Islam Uzri H.A; Risandi Dwirama Putra; Deny Nusyirwan
International Journal of Marine Engineering Innovation and Research Vol 9, No 2 (2024)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25481479.v9i2.20550

Abstract

The Riau Archipelago is one of the provinces that geographically consist of 1700 islands surrounded by sea, both small and large, with a percentage of 98% sea and 2% land. So, to support the minimal health facilities on the Riau Archipelago, an Ambulance Boat is needed to mobilize patients to hospitals with better facilities. In this study, it aims to modify the design of the High Speed Landing Craft Boat Passenger to become an Ambulance Boat with a length of 12 m, a width of 3 m, a height of 1.2 m, and a draft of 0.6 m. Then perform technical calculations including hull shape coefficient analysis, stability, seakeeping, resistance, speed, ship power, and Motion Sickness Incidence (MSI) analysis. From MSI analysis with ISO 2631 parameters, the wave heading is divided into 5 sections: 00 (Following Seas), 450 (Stern Quartering Seas), 900 (Beam Seas), 1350 (Bow Quartering Seas), and 1800 (Head Seas). The value MSI is obtained after carrying out a comprehensive analysis, the results are depicted in the MSI chart for sea state 1 calm (0-0.1 m) and sea state 2 smooth (0.1-0.5 m) conditions with the following wave directions, waves coming from the side (beam seas), and waves coming from the front (head seas).
Pelatihan Permodelan Kapal Menggunakan Maxsurf Modeller di SMK Perkapalan Hang Tuah Tanjung Uban Baihaque, Muhd Ridho; Nusyirwan, Deny; Yunianto, Anton Hekso; Prayetno, Eko; Putra, Risandi Dwirama; Akbar, Fahreza Nur
JAST : Jurnal Aplikasi Sains dan Teknologi Vol 8, No 1 (2024): EDISI JUNI 2024
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/jast.v8i1.5922

Abstract

Globalization, demographic changes, and technological advances are the main driving forces of development in the 21st Century and shape the changes that will occur in the future. Science, Technology, Engineering, and Mathematics (collectively abbreviated as STEM) education has developed as a curriculum aiming to improve students' skills by presenting a cohesive learning platform primarily based on real-world applications. With this background, the shipping engineering study program with schools helps students develop 21st-century skills and competencies through the Engineering Design Process method in virtual ship prototype modeling training using Maxsurf modeler software. The training aims to build a strong foundation of 21st-century competency character with the hope of helping students in the Riau Islands Province to develop inside and outside school by considering parameters regarding interacting with various cultural backgrounds, being open-minded, the ability to innovate, and setting goals. At the end of the assessment, students' ability to work effectively with diverse teams has increased.ABSTRAKGlobalisasi, perubahan demografi, dan kemajuan teknologi adalah kekuatan pendorong utama perkembangan di Abad 21 dan membentuk perubahan-perubahan yang akan terjadi di masa depan. Pendidikan Sains, Teknologi, Rekayasa, dan Matematika (secara kolektif disingkat STEM) di telah berkembang sebagai kurikulum yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa dengan menghadirkan platform pembelajaran kohesif yang sebagian besar didasarkan pada aplikasi dunia nyata. Dengan latar belakang tersebut, maka program studi teknik perkapalan bersama sekolah membantu siswa mengembangkan kompetensi Sofskill Abad 21 melalui metode Engineering Design Process pada pelatihan permodelan prototipe kapal virtual dengan menggunakan perangkat lunak maxsurf modeler. Tujuan pelatihan adalah membangun landasan karakter kompetensi abad 21 yang kuat dengan harapan membantu siswa di Provinsi Kepulauan Riau untuk berkembang di dalam dan di luar sekolah Dengan mempertimbangkan parameter mengenai berinteraksi dengan berbagai latar belakang budaya, berpikiran terbuka, kemampuan berinovasi dan menetapkan tujuan. Pada ahir penilaian menunjukkan peningkatan kemampuan siswa dalam bekerja efektif dengan tim beragam mengalami peningkatan.
Tipe dan Pola Pasang Surut pada Perairan di Sekitar Kawasan Reklamasi Kota Tanjungpinang Rumapea, Meyliana Anastasya; Suhana, Mario Putra; Putra, Risandi Dwirama
Jurnal Kelautan Vol 17, No 2: Agustus (2024)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v17i2.18218

Abstract

ABSTRAKPasang surut sebagai salah satu aspek hidrooseanografi memiliki berbagai peran, baik dalam aspek fisika, kimia, dan biologi perairan maupun untuk pembangunan wilayah pantai. Penelitian pada perairan di sekitar kawasan reklamasi Kota Tanjungpinang bertujuan untuk mengetahui tipe dan pola serta karakteristik pasang surut pada perairan tersebut. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif. Pengambilan data lapangan dilakukan selama 15 hari dengan interval waktu pengamatan setiap 1 jam. Digunakan juga data prediksi dari PUSHIDROSAL kemudian diolah menggunakan admiralty 15 piantan. Uji akurasi dilakukan menggunakan metode RMSE. Berdasarkan penelitian, diperoleh tipe pasang surut campuran condong harian ganda dengan nilai bilangan formzahl berkisar 0.25-1.5. Dari pengamatan di lapangan diperoleh nilai 0.95 sementara dari prediksi PUSHIDROSAL diperoleh nilai 1.33. Pola pasang surut yang diperoleh juga berbeda sesuai fase bulan karena pengamatan dilakukan dalam 2 fase bulan yaitu bulan separuh dan bulan purnama. Selain itu diperoleh juga komponen harmonik pasang surut dimana didominasi oleh komponen M2 dan nilai terendah pada komponen M4 dan MS4. Nilai elevasi muka air laut juga diperoleh yaitu MSL, LAT, HAT, MHHWS, MHHWN, MLLWS, MLLWN, dan TR. Uji akurasi menghasilkan nilai 0.3 sehingga dapat dikatakan bahwa data prediksi dari PUSHIDROSAL dapat digunakan sebagai acuan perencanaan pembangunan pantai di sekitar kawasan reklamasi Kota Tanjungpinang. Kata Kunci: Admiralty, Data Prediksi PUSHIDROSAL, Pasang SurutABSTRACTTides as an aspect of hydro-oceanography have various roles, both in the physical, chemical and biological aspects of waters as well as for the development of coastal areas. Research on the waters around the Tanjungpinang City reclamation area aims to determine the types and patterns and characteristics of the tides in these waters. The method used is a quantitative method. Field data collection was carried out for 15 days with observation intervals every 1 hour. Predictive data from PUSHIDROSAL is also used and then processed using Admiralty 15 Piantan. Accuracy test was carried out using the RMSE method. Based on the research, it was found that the mixed tidal type double daily skewed with formzahl number values ranging from 0.25-1.5. From observations in the field, a value of 0.95 was obtained, while from the PUSHIDROSAL prediction, a value of 1.33 was obtained. The tidal pattern obtained also differs according to the phase of the moon because the observations were made in 2 phases of the moon, namely the half moon and full moon. In addition, tidal harmonic components were also obtained which were dominated by the M2 component and the lowest values were in the M4 and MS4 components. Sea level elevation values were also obtained, namely MSL, LAT, HAT, MHHWS, MHHWN, MLLWS, MLLWN, and TR. The accuracy test yields a value of 0.3 so that it can be said that the predicted data from PUSHIDROSAL can be used as a reference for planning coastal development around the Tanjungpinang City reclamation area.Keywords: Admiralty, PUSHIDROSAL Prediction Data, Tidal
Co-Authors Abdul Alimun Karim Abdul Rahman Ritonga Adih Adih Aditya Hikmat Nugraha Adrian, Dino Agung Dhamar Syakti Alde Vio Verandi Andi Bakia Askara Andri Irawan Ani Suryanti Anton Hekso Yunianto Apriansyah, Firman Arief Pratomo, Arief Asep Mulyono Asep Mulyono Bachtiar, Ibnu Kahfi Bukhari Bukhari Chandra Joei Koenawan Deah, A Dedy Kurniawan Desi Nurlianti Devia Hartono Puteri Dony Apdillah Dwi Septiani Putri Edwin Ghutowo Fadhliyah Idris Frensly Damianus Hukom Hasnarika, Hasnarika Herlanto Sihar Napitupulu Hidayah, Ricky Try Noer Hidayah, Ricky Try Noer I Wayan Eka Dharmawan I Wayan Eka Dharmawan I Wayan Nurjaya Ibnu Kahfi Bachtiar Ichsan, Rafiqul M Ichsan, Rafiqul M Ilham Antariksa Tasabaramo Ilva, Habrio Islam Uzri H.A Ita Karlina Jaya, Yales Veva Jaya, Yales Veva Jumsurizal Jumsurizal Juraij Juraij Khairunnisa Khairunnisa Koto, J. Kurniawan Ramadhan Lubis Leica Febby Shafitri M Ramlan M, Mufti F Marga Raharja, Adyk Mario Putra Suhana MD Jayedul Islam MD Jayedul Islam Muhamad Muliadi Muhammad Abrar Muhammad Abrar Muhammad Abrar Muhammad Abrar Muhd Ridho Baihaque Munthe, Masri Ginting Munthe, Masri Ginting Muta Ali Khalifa Ni Wayan Purnama Sari Ni Wayan Purnamasari Ni Wayan Purnamsari Ni Wayan Purnamsari Nyoman M N Natih Oksto Ridho Sianturi Petrus Christianus Makatipu Pradipta Agustina, Pradipta Prayetno, Eko Putri Restu Hertyastuti Rada, Dwi Cahya Reski Putri Handayani Ricky Try Noer Hidayah Rikoh Manogar Siringoringo Rikoh Manogar Siringoringo Rikoh Manogar Siringoringo Rikoh Manogar Siringoringo Rizki Abdullah Rumapea, Meyliana Anastasya Sapta Nugraha Saputra, H Sarmada, Iqbal Faiz Sarmada, Iqbal Faiz Satria Agust SATRIYAS ILYAS Sinta Junia Wulandari Soedrajad Haryo Adji Soedrajad Haryo Adji Susi Rahmawati Susi Rahmawati T. Ersti Yulika Sari Tri Apriadi Tri Nur Cahyo Try Febrianto Udhi E Hernawan Udhi E Hernawan