Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak penerapan pendidikan inklusif terhadap pemberdayaan siswa berkebutuhan khusus (ABK), khususnya dalam aspek kemandirian dan partisipasi sosial mereka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian pustaka (library research) dengan pendekatan kualitatif. Peneliti mengumpulkan, menganalisis, dan mensintesis data dari berbagai sumber literatur primer dan sekunder, seperti jurnal akademis, buku, laporan penelitian, dan artikel ilmiah terkait pendidikan inklusif, pemberdayaan ABK, kemandirian, dan partisipasi sosial. Hasil analisis menunjukkan bahwa pendidikan inklusif memiliki dampak signifikan dan positif terhadap pemberdayaan ABK. Lingkungan inklusif yang menekankan pada penerimaan, kurikulum yang diferensiasi, dan dukungan yang terindividualisasi terbukti meningkatkan rasa percaya diri, keterampilan hidup sehari-hari, dan kemampuan akademik siswa. Faktor kunci lainnya adalah pelatihan guru dalam strategi pedagogis inklusif dan kolaborasi dengan tenaga profesional seperti terapis. Pencapaian dalam ranah ini secara kumulatif membangun fondasi yang kuat bagi tumbuhnya kemandirian ABK, memampukan mereka untuk membuat keputusan dan mengelola diri mereka dengan lebih baik. Di sisi lain, interaksi yang setara dengan teman sebaya non-disabilitas dalam berbagai aktivitas, baik akademik maupun non-akademik, memfasilitasi pengembangan keterampilan sosial, empati, dan rasa memiliki. Interaksi sosial ini secara langsung memperluas jaringan pertemanan dan membangun kepercayaan diri ABK untuk terlibat secara aktif dalam komunitasnya. Dengan demikian, pendidikan inklusif tidak sekadar menyatukan tempat belajar, tetapi secara sistematis mendorong partisipasi sosial yang lebih bermakna, setara, dan inklusif, yang pada akhirnya merekonstruksi paradigma masyarakat tentang disabilitas. Secara keseluruhan, temuan ini mengonfirmasi bahwa pendidikan inklusif merupakan strategi yang efektif dan transformatif dalam memberdayakan ABK untuk hidup yang mandiri dan terintegrasi secara sosial.