Claim Missing Document
Check
Articles

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KEPATUHAN OLAHRAGA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI KELOMPOK PERSADIA RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Muhammad Nur Kosim; Santi Damayanti; Adi Sucipto
Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan 2017: Suplemen Medika Respati Februari 2017 Volume 12
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.078 KB) | DOI: 10.35842/mr.v0i0.86

Abstract

Latar Belakang: Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Olahraga sangat penting dalam penatalaksanaan diabetes melitus karena efeknya dapat menurunkan kadar glukosa darah dan mengurangi faktor resiko kardiovaskuler. Penatalaksanaan diabetes melitus salah satunya dengan melakukan olahraga secara rutin memerlukan perilaku kepatuhan pada pasien diabetes melitus. Hasil studi pendahuluan pada wawancara dengan8 pasien diabetes melitus didapatkan hasil 5 diataranya jarang melakukan olahraga dan biasanya dalam sebulan hanya 1-2 kali mengikuti olahraga. Alasan tidak patuh melakukan olahraga karena tidak adanya dukungan sosial keluarga yang mengingatkan pasien untuk olahraga dan keluarga tidak mau mengantar anggota keluarga akibat kesibukan.Tujuan: Mengetahui hubungan dukungan sosial keluarga terhadap kepatuhanmelakukan olahraga pada pasien diabetes melitus tipe 2 di kelompok persadia RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Metode: Jenis penelitian merupakan penelitian komparatif, dengan desain cross sectional, sampel penelitian menggunakan total sampling dengan jumlah sampel 40 responden. Analisis hubungan dengan menggunakan uji Chi-Square dengan nilai α 0,05. Hasil: Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan Somer’s didapatkan nilai p-value 0,000 (p<0,05). Kesimpulan:.Ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial keluarga dengan kepatuhan melakukan olahragaKata Kunci: Dukungan sosial keluarga, kepatuhan olahraga pada pasien diabetes melitus tipe 2
PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP ANKLE BRACHIAL INDEX PADA PENGIDAP DIABETES MELLITUS DI KELOMPOK PERSADIA DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Deka Saputra; Mohamad Judha; Santi Damayanti
Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan 2017: Suplemen Medika Respati Februari 2017 Volume 12
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.273 KB) | DOI: 10.35842/mr.v0i0.87

Abstract

Latar Belakang : Diabetes Mellitus dapat menimbulkan berbagai komplikasi yang disebabkan oleh peningkatan kadar glukosa dalam darah. Komplikasi yang paling sering ditemukan adalah perubahan patologis anggota gerak bagian bawah yang disebut diabetic foot, neuropati, vaskulopati dan Pheripheral Artery Disease (PAD). Untuk mengetahui apakah seorang pengidap DM mengalami PAD adalah dengan cara melakukan pemeriksaan Ankle Brachial Index (ABI). Salah satu upaya penatalaksanaan untuk menjaga peredaran darah adalah dengan senam kaki diabetik. Senam kaki diabetik sangat bermanfaat bagi pengidap DM karena dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah di kaki dan mengurangi keluhan neuropathy sensorik. Berdasarkan hasil studi pendahuluan  didapatkan 6 orang mengidap PAD dari 75% pengidap DM di kelompok PERSADIA RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Tujuan : untuk mengetahui pengaruh senam kaki diabetik terhadap Ankle Brachial Index pada pengidap Diabetes Melitus di kelompok PERSADIA RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Metode Penelitian : Desain penelitian yang digunakan adalah quasy experiment pre and post test without control. Populasi dalam penelitian ini adalah pengidap DM di kelompok PERSADIA RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.  Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 24 sampel dengan teknik consecutive sampling. Analisa data penelitian menggunakan uji Wilcoxon dengan α <0.05. Hasil : Nilai ABI sebelum senam kaki diabetik, nilai mean ABI 1.27, nilai minimal 0.72 dan nilai maksimal 1.85. Nilai ABI setelah dilakukan senam kaki diabetic, nilai mean ABI 1.14, nilai minimal 0.91 dan nilai maksimal 1.30. Hasil uji Wilcoxon perbedaan ABI sebelum dan sesudah senam kaki diabetik  diperoleh p value 0.02 (p value <0.05). Kesimpulan : Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh senam kaki diabetik terhadap Ankle Brachial Index pada pengidap Diabetes Melitus di kelompok PERSADIA di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Kata Kunci : Senam Kaki Diabetik, Ankle Brachial Index, Diabetes Mellitus
EFEKTIFITAS SENAM DIABETES MELLITUS DENGAN TEKANAN DARAH SISTOLIK DAN DIASTOLIK PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI KELOMPOK PERSADIA RS JOGJA Santi Damayanti
Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan 2016: Suplemen Medika Respati Vol 11 No 2 April 2016
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.806 KB) | DOI: 10.35842/mr.v0i0.88

Abstract

Latar Belakang : Diabetes Mellitus (DM) merupakan adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah (hyperglikemia) sebagai akibat dari kekurangan sekresi insulin, gangguan aktivitas insulin atau keduanya. Hipertensi atau tekanan darah tinggi seringkali dikaitkan dengan penyakit Diabetes Mellitus. Hipertensi merupakan suatu tanda telah adanya komplikasi makrovaskuler dan mikrovaskuler DM. Frekuensi hipertensi pada orang dengan DM dua kali lebih banyak dibandingkan dengan pasien tanpa DM. Hipertensi dapat mempercepat dan memperberat penyulit akibat DM seperti penyakit jantung koroner, stroke, nefropati dan retinopati diabetik, serta penyakit kardiovaskular lain, yang meningkat dua kali lipat bila disertai hipertensi. Komplikasi diabetes dapat dicegah, ditunda, atau diperlambatdengan mengendalikan kadar gula darah. Pengelolaan non farmakoterapi meliputi pengendalian berat badan, olah raga, dan diet. Senam aerobik adalah latihan fisik yang direkomendasikan sebagai aktivitas utama yang dapat dilakukan oleh penderita diabetes tipe 2 karena efeknya dapat meningkatkan sensitifitas insulin sehingga menghambat perkembangan diabetesnya.Tujuan Penelitian : mengetahui efektifitas senam diabetes terhadap tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik pada pasien DM tipe 2 di perkumpulan PERSADIA RS Jogja.Metode Penelitian: Jenis dalam penelitian ini menggunakan desain survey analitik dengan pendekatan crossectional study Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta senam diabetes yang mengidap DM tipe 2 di kelompok Persadia RS Jogja yaitu sejumlah 30 teknik pengambilan sampling secara Purposive Sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, sphygmomanometer air raksa dan stetoskop, Pada analisis bivariat dilakukan dengan Spearman’s rho dan mann whitney dengan α: 0,05.Hasil : Berdasarkan analisis univariat tekanan darah, rerata responden dengan tekanan darah sistolik 123 mmHg, rerata responden dengan tekanan darah diastolik 77 mmHg. Rerata frekuensi senam DM 2,17, maksimal responden melakukan senam ataupun setiap hari atau 7 x seminggu dan paling sedikit 1 x seminggu. Berdasarkan analisis bivariat terdapat efektifitas senam diabetes dengan tekanan darah sistolik P value 0,020 (p<0,05) dan dengan tekanan darah diastolik 0,026 (p< 0,05).Kesimpulan : Terdapat efektifitas senam diabetes dengan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik pasien DM tipe 2 di perkumpulan PERSADIA RS Jogja.Kata Kunci : Senam DM, tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik
Studi Komparatif Kadar Gula Darah Puasa Pada Lansia Hipertensi Dengan Non Hipertensi Di Balai Pelayanan Sosial Tresna Werdha Yogyakarta Unit Abiyoso. Santi Damayanti
Indonesian Journal of Nursing Scientific Vol 2 No 2 (2022): Indonesian Journal of Nursing Scientific
Publisher : Politeknik Karya Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.299 KB) | DOI: 10.58467/ijons.v2i2.37

Abstract

Hypertension is a disease that usually occurs in adults and the elderly. Hypertension in the long term causes various complications, one of which can make cells insensitive to insulin which interferes with blood sugar levels. Patients with hypertension who take hypertension drugs will also increase the risk of developing diabetes mellitus. The aim of the study was to determine the differences in fasting blood sugar levels in the elderly with hypertension and without hypertension at the Tresna Werdha Social Service Center, Abiyoso Unit, Yogyakarta. This research method is a comparative study with a cross-sectional design. The sample size for the hypertension group is 30 people and the non-hypertensive is 30 people. The sampling technique usethe d purposive sampling method. Data analysis with Independent T-Test test. The average fasting blood sugar in hypertensive elderly is 107.77 mg/dl and 90.57 mg/dl without hypertension. Statistical results using the Independent T-Test test obtained a P value of 0.025 (P count <0.05), with an OR value of 21.36 with a 95% confidence level. There is a Difference in Fasting Blood Sugar Levels in Hypertensive and Non-Hypertensive Elderly at Tresna Werdha Yogyakarta Social Service Center, Abiyoso Unit. Elderly with hypertension need to have regular fasting blood sugar checks to identify diabetes as early as possible.
Identifikasi Faktor Penyebab Nyeri Tulang Belakang Pada Mahasiswa Universitas Respati Yogyakarta Linda Linda; Cornelia Dede Yoshima Nekada; Santi Damayanti
Sehat MasadaJurnal Vol 17 No 1 (2023): Sehat Masada Journal
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38037/jsm.v17i1.406

Abstract

Nyeri tulang belakang merupakan gangguan tulang belakang yang paling sering terjadi. Faktor risiko kejadian nyeri tulang belakang meliputi posisi duduk, lama duduk, rutinitas olahraga, merokok, aktivitas berat dan kelebihan berat badan. Aktivitas mahasiswa saat pembelajaran daring sering dilakukan dalam postur tubuh yang tidak ergonomis secara terus menerus sehinggs berisiko mengalami nyeri tulang belakang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor penyebab nyeri tulang belakang pada mahasiswa Universitas Respati Yogyakarta. Penelitian kuantitatif yang menggunakan studi deskriptif analitik dengan desain Cross-sectional terhadap 96 sampel menggunakan kuesioner secara online. Pengambilan sampel menggunakan Cluster random sampling. Uji statistik menggunakan Chi-square. Sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan (82,3%) dengan rentang usia 18-34 tahun. Posisi duduk yang baik berjumlah 49 orang dan yang mengalami nyeri tulang belakang sebanyak 93,8%. Hasil analisis menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara posisi duduk (p-value 1,000), lama duduk (p-value 0,373), rutinitas olahraga (p-value 0,339), merokok (p-value 0,493), aktivitas berat (p-value 0,384), kelebihan berat badan (p-value 0,866) dengan kejadian nyeri tulang belakang. Tidak ada hubungan antara posisi duduk, lama duduk, rutinitas olahraga, merokok, aktivitas berat, kelebihan berat badan dengan kejadian nyeri tulang belakang pada mahasiswa Universitas Respati Yogyakarta.
Edukasi Siswa Sekolah Dasar untuk Kesiapsiagaan terhadap Erupsi Gunung Merapi Cornelia Dede Yoshima Nekada; Christopher Christopher; Santi Damayanti; Niken Ayuma Elvita Dewi; Nazwar Hamdani Rahil
Jurnal Keperawatan Vol 15 No 2 (2023): Jurnal Keperawatan: Juni 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.542 KB) | DOI: 10.32583/keperawatan.v15i2.853

Abstract

Letusan gunung berapi adalah suatu reaksi vulkanik yang dikenal dengan kata erupsi. Bahaya yang disebabkan oleh letusan gunung berapi adalah berupa awan panas, lontaran material, hujan batu, lava, gas beracun dan banjir lahar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik responden yaitu usia dan jenis kelamin serta adakah pengaruh pendidikan kesehatan tentang erupsi gunung berapi terhadap kesiapsiagaan siswa di SD Sanjaya Tritis Purwobinangun, Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Jenis penelitian ini adalah quasi experiment pre and post test without control dengan teknik sampling yaitu non probability sampling dengan metode total sampling. Responden pada penelitian ini adalah siswa kelas 2, 3, 4 dan 5. Total populasi pada penelitian ini yaitu 45 responden. Analisa menggunakan uji Wilcoxon test. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata kesiapsiagaan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang erupsi gunung berapi yaitu 76,00 dan 84,00. Uji statistik menunjukkan p-value 0,000. Karakteristik usia pada responden yang paling banyak adalah responden yang berusia 10, karakteristik jenis kelamin responden laki-laki lebih banyak daripada responden perempuan dan terdapat pengaruh pendidikan kesehatan tentang erupsi gunung berapi terhadap kesiapsiagaan siswa di Sekolah Dasar Sanjaya Tritis.
Factors Associated with Chronic Kidney Insufficiency Stage: A Cross-Sectional Study Siti Fadlilah; Nazwar Hamdani Rahil; Uswatun Khasanah; Santi Damayanti; Ariyanto Nugroho; Fika Lilik Indrawati
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol. 19 No. 1: MARCH 2023
Publisher : Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30597/mkmi.v19i1.20424

Abstract

Chronic Kidney Insufficiency (CKI) is a kidney disorder that occurs for at least three months and can become a chronic kidney disease. Many risk factors can cause CKI related to individual characteristics and lifestyle. The purpose is to determine the relationship between age, gender, diabetes mellitus, hypertension, smoking, and consumption of energy supplements with CKI stage in a selected hospital in Indonesia. This research was an analytic observational quantitative with a cross-sectional design. The number of samples was 325 patients using the accidental sampling technique. The instrument used creatinine results and Glomerular Filtration Rate calculations based on laboratory tests, questionnaires, and observation sheets. Bivariate analysis with Chi-Square. Most of the respondents in the CKI stage V (38.8%), late elderly (35.4%), male (56.9%) had a history of diabetes mellitus (55.4%), hypertension (67.7%), did not smoke (78.5%), and does not consume energy supplements (62.5%). Bivariate analysis showed a meaningful relationship between age (X2=8.52, p=0.019), history smoking behaviour (X2=7.12, p=0.026), diabetes mellitus (X2=4.39, p=0.037, and hypertension (X2=7.99, p=0.026) with CKI stage. Age, smoking behaviour, history of diabetes mellitus, and hypertension were associated with the CKI stage.
A COMPARATIVE STUDY OF RED DRAGON FRUIT JUICE WITH RED GUAVA JUICE ON HEMOGLOBIN LEVELS IN ADOLESCENTS Santi Damayanti; Endang Lestiawati; Ni Wayan Diah Novi Anggreni
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 8 No 1 (2021): JANUARY 2021
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35842/jkry.v8i1.592

Abstract

Anemia causes learning achievement to decrease. Hematopoiesis requires macronutrients ound in red dragon fruit and red guava. Objective of research to determine differences in the effectiveness of administration of red guava juice and red dragon fruit juice on hemoglobin (Hb) levels in young women. This type of research is quasi-experimental research design with pre-test and post-test without control. The sampling technique uses probability sampling. Data analysis using Paired T-Test and Independent T-Test. The mean Hb level of red guava juice group was pre test 13.18 gr / dL and post test 14.71 gr / dL with P value 0.000. The mean Hb levels of the red dragon fruit juice group were 13.13 gr / dL pre test and 15.41 gr / dL post test with. P Value 0,000. Red guava juice and red dragon fruit juice were equally effective in increasing Hb levels.
STUDY KOMPARATIF KAPASITAS VITAL PARU DAN SATURASI OKSIGEN PADA ATLET FUTSAL DAN NON ATLET DI YOGYAKARTA Santi Damayanti
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 3 No 2 (2016): SEPTEMBER 2016
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35842/jkry.v3i2.27

Abstract

INTISARI  Latar Belakang : Pada saat ini olahraga futsal semakin digemari masyarakat Indonesia, terutama dikalangan remaja  maupun mahasiswa. Futsal merupakan olahraga aerobic. Efek latihan aerobik adalah kebugaran kardiorespiratori, karena latihan tersebut mampu meningkatkan jumlah  ambilan  oksigen,  meningkatkan  kapasitas  darah  untuk  mengangkut oksigen. Seorang atlet futsal  harus  memiliki  kondisi  fisik yang baik agar  tingkat efesiensi fungsi jantung dan  paru-paru dalam menerima  oksigen  tidak mengalami kelelahan yang berlebihan. Untuk meningkatkan nilai saturasi oksigen dalam tubuh para atlet agar dapat menghasilkan ketahanan dan kebugaran fisiknya  untuk  mendongkrak  prestasi  para  atlet  futsal. Seseorang yang menyukai futsal belum tentu dikatakan sebagai atlet. Beberapa mahasiswa yang menyukai futsal hanya melakukan olahraga futsal sebanyak 1-2 kali seminggu, dikarenakan kesibukan sebagai mahasiswa. Dari hasil wawancara dengan pemain futsal tersebut dari 8 pemain, 4 orang menyatakan masih merasa cepat lelah dan nafas cepat atau berat ketika menaiki tangga sampai 5 lantai.   Tujuan Penelitian : mengatahui perbedaan  kapasitas vital paru dan  saturasi oksigen pada atlet dan non atlet futsal di Yogyakarta. Metode Penelitian: Jenis penelitian studi komparatif, Pendekatan penelitian dengan retrospekstif case control. Teknik pengambilan sampel cosencutive sampling. Analisa bivariat dengan menggunakan Mann Whitney dan Sperman Rho dengan 0.05. Hasil : pada kelompok atlet kapasitas vital paru terendah 80% dan tertinggi 122%, dengan rata-rata kapasitas vital paru 95,64%. Pada kelompok non atlet kapasitas vital paru terendah 76% dan tertinggi 117% dengan rata-rata kapasitas vital paru 87,76%. saturasi oksigen kelompok atlet terendah 95% dan tertinggi 99%, dengan rata-rata saturasi oksigen 97,85%. Pada kelompok non atlet saturasi oksigen terendah 96% dan tertinggi 98%, dengan rata-rata saturasi oksigen 96,67%. Berdasarkan uji statistic bivariat perbandingan kapasitas vital paru kelompok atlet dan non atlet didapat P value sebesar 0,001 ( < 0,05). Berdasarkan uji statistic bivariat perbandingan saturasi oksigen kelompok atlet dan non atlet didapat didapat P value sebesar 0,000 ( < 0,05)                                                                             Kesimpulan : ada perbedaan yang signifikan kapasitas vital paru antara kelompok atlet dan non atlet futsal di Yogyakarta. ada perbedaan yang signifikan saturasi oksigen antara kelompok atlet dan non atlet futsal di Yogyakarta.    Kata Kunci : kapasitas vital paru, saturasi oksigen, atlet futsal
EFEKTIVITAS (SELF-EFFICACY ENHANCEMENT INTERVENTION PROGRAM (SEEIP) TERHADAP EFIKASI DIRI MANAJEMEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 Santi Damayanti
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 4 No 2 (2017): MAY 2017
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35842/jkry.v4i2.104

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) perlu penatalaksanaan yang dilakukan sepanjang hidup untuk mengontrol kadar gula darah. Self-efficacy enhancing intervention program (SEEIP) memberikan memotivasi, konseling dan monitoring, sehingga membantu meningkatkan pengetahuan, perubahan perilaku dan efikasi diri  pasien. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas program intervensi peningkatan efikasi diri terhadap manajemen diri pasien diabetes mellitus tipe 2. Jenis penelitian ini adalah Quasi Experiment Design menggunakan rancangan Two Pretest-Posttest With Control Group. Analisa bivariat menggunakan paired t-tes dan independent t-tes. Analisis paired t-tes pada kelompok intervensi The Diabetes Management Self-efficacy  Scale for type 2 DM (DMSES) (P Value : 0,000) dan Perceived Therapeutic Efficacy Scale (PTES).  (P Value : 0,000). Analisis paired t-tes pada kelompok kontrol DMSES (P Value : 0,456) dan PTES  (P Value : 0,168).  Hasil uji independent t-tes DMSES pada kelompok kontrol dan kelompok kasus (p value : 0,00). uji independent t-tes PTES pada kelompok kontrol dan kelompok kaasus (p value : 0,00). Ada perbedaan efikasi diri manajemen DM sebelum dan sesudah diberikan SEEIP. Ada perbedaan terapi efikasi yang dirasakan sebelum dan sesudah diberikan SEEIP. ada perbedaan diri manajemen DM dan terapi efikasi yang dirasakan antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol.